Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Disusun Oleh:
FIKA NUR INDRIASARI
00/137910/KU/09769
2. Klasifikasi
Klasifikasi Diabetes Mellitus dari National Diabetus Data Group: Classification
and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Other Categories of Glucosa Intolerance:
a. Klasifikasi Klinis
1) Diabetes Mellitus
a) Tipe tergantung insulin (DMTI), Tipe I
b) Tipe tak tergantung insulin (DMTTI), Tipe II
(1) DMTTI yang tidak mengalami obesitas
(2) DMTTI dengan obesitas
2) Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)
3) Diabetes Kehamilan (GDM)
3. Etiologi
a. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
1) Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi
mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah
terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada
individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen)
tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
2) Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai
contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu
dapat memicu proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β
pancreas.
b. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai
pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi
insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi
dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya
kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi
intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus membran sel.
Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin
dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat
reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi
penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan system
transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu
yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya
sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan
euglikemia (Price,1995). Diabetes Mellitus tipe II disebut juga Diabetes
Mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen
bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang
dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,
diantaranya adalah:
1) Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
3. Patofisiologi
DM Tipe I DM Tipe II
Defisiensi insulin
Penurunan BB polipagi
coma
Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan
mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya
sel tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal
dari bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri
dari unsur karbohidrat, lemak dan protein (Suyono,1999).
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20%
sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut
terganggu karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel
macet dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar
glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon
insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi
glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal
tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah
adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa
menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan
sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine
yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang
dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler,
hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus
menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport
glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan
karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk
melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga
menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak lemak yang
dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan
keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu
banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan,
akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan.
Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut
koma diabetik (Price,1995).
4. Gejala Klinis
Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes
Mellitus apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu
a. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat
badan.
b. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
c. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
Sedangkan menurut Waspadji (1996) keluhan yang sering terjadi pada penderita
Diabetes Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun,
Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan.
5. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah
a) Akut
1) Hipoglikemia dan hiperglikemia
2) Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit
jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
3) Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati,
nefropati.
4) Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom
berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner,
1990).
b) Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
1) Neuropati diabetik
2) Retinopati diabetik
3) Nefropati diabetik
4) Proteinuria
5) Kelainan koroner
6) Ulkus/gangren (Soeparman, 1987, hal 377)
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
(a) Grade 0 : tidak ada luka
(b) Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
(c) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
(d) Grade III : terjadi abses
(e) Grade IV : Gangren pada kaki bagian distal
(f) Grade V : Gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
6. Evaluasi Diagnostik
Kriteria yang melandasi penegakan diagnosa DM adalah kadar glukosa darah
yang meningkat secara abnormal. Kadar gula darah plasma pada waktu puasa
yang besarnya di atas 140 mg/dl atau kadar glukosa darah sewaktu diatas 200
mg/dl pada satu kali pemeriksaan atau lebih merupakan criteria diagnostik
penyakit DM.
namun klien tidak mengetahui penyebabnya. Mulai saat itu klien lebih
Differential
MXD : 6,2 % (0-8)
Neut : 87,3 % (40-74)
Lym# : 1,6 103/μl (1-3,7)
MXD# : 1,6 103/μl (0-1,2)
Neut# : 21,9103/μl (1,5-7)
Interpretasi:
- glukosa = 515, 9 mg/dl ; Hiperglikemi
- WBC = 25,1 103/μl ; Leukositosis
- HGB = 10,1 9/dl
- HCT = 31,6 %
diderita klien, karena klien dan keluarga hanya mengetahui kalau klien
tersebut dirawat di rumah sakit hanya karena adanya luka ulkus di tumit
dan lauk. Klien mempunyai pantangan makanan yaitu daging kambing. Saat
pantangan kopi. Saat di rumah sakit ini klien mendapat cairan infus 1000 ml
3. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Sebelum sakit: sekali per dua atau tiga hari. Dan saat sakit di rumah
sakit klien sekali per dua atau tiga hari, dengan konsistensi padat, warna
kuning.
klien terpasang dower cateter mulai tanggal 23 Maret 2005. Dalam satu
4 : tergantung total.
6. Pola Perceptual
Klien mengatakan bahwa tidak ada perubahan pada penglihatan dan klien
10. Ekstremitas
Terdapat ulkus di tumit kaki kiri, luas ulkus dengan diameter ± 5 cm
Pergerakan : B B
B TB
Differential
MXD : 6,2 % (0-8)
Neut : 87,3 % (40-74)
Lym# : 1,6 103/μl (1-3,7)
MXD# : 1,6 103/μl (0-1,2)
Neut# : 21,9103/μl (1,5-7)
24 Maret 2005
GDN : 407,0 mg/dl
2 Jam PP : 476,9 mg/dl
26 Maret 2005
GDN : 261 mg/dl
2 Jam PP : 431,3 mg/dl
28 Maret 2005
GDN : 154 mg/dl
2 Jam PP : 327 mg/dl
ANALISA DATA
b.
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN/ PERENCANAAN
No. RASIONAL
MASALAH KOLABORASI TUJUAN INTERVENSI
.1 Tanggal : 24 Mei 2007 Tanggal : 24 Mei 2007 Tanggal : 24 Mei 2007
Jam : 10.00 WIB Jam : 10.00 WIB Jam : 10.00 WIB
Kerusakan integritas jaringan b/d Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka : Pengkajian luka akan lebih
factor mekanik : perubahan keperawatan selama 6 hari a) catat karakteristik luka:tentukan ukuran realible dilakukan oleh
sirkulasi, imobilitas dan penurunan integritas jaringan dan kedalaman luka, dan klasifikasi pemberi asuhan yang sama
sensasibilitas (neuropati) membaik: pengaruh ulcers dengan posisi yang sama
Dengan kriteria b) Catat karakteristik cairan secret yang dan tehnik yang sama
Luka mengecil dalam keluar
ukuran dan peningkatan c) Bersihkan dengan cairan anti bakteri
granulasi jaringan. d) Bilas dengan cairan NaCl 0,9%
e) Lakukan nekrotomi
f) Lakukan tampon yang sesuai
Desi g) Dressing dengan kasa steril sesuai
kebutuhan
h) Lakukan pembalutan
i) Pertahankan tehnik dressing steril
ketika melakukan perawatan luka
j) Amati setiap perubahan pada balutan
k) Bandingkan dan catat setiap adanya
perubahan pada luka
l) Berikan posisi terhindar dari tekanan
Desi
Tanggal : 4 Juni 2007 Tanggal : 4 Juni 2007 Tanggal : 4 Juni 2007
Jam 11.00 WIB Jam 11.00 WIB Jam 11.00 WIB
Desi
Pengajaran Prosedur Perawatan Dengan pengajaran
a) Beritahu pasien atau orang lain prosedur perawatan
tentang kapan dan dimana, berapa pemahaman klien dan
lama prosedur perawatan akan keluarga mengenai
berlangsung selama tepat. prosedur perawatan akan
b) Beritahu pasien atau orang lain yang meningkatkan kerja sama
berkepentingan tentang siapa yang yang saling
akan melakukan prosedur perawatan menguntungkan antara
tersebut. perawat dan klien.
c) Pastikan pengalaman masa lalu
pasien dan tingkat pengetahuan
yang berhubungan dengan prosedur
perawatan selama tepat.
d) Terangkan tujuan dari prosedur
e) Terangkan kegiatan sebelum
dilakukan prosedur perawatan.
f) Ajari pasien tentang bagaimana cara
bekerja sama selama prosedur
g) Ajari pasien untuk menggunakan
teknik relaksasi selama prosedur.
h) Berikan waktu bagi pasien untuk
menanyakan pertanyaan dan
membicarakan hal-hal yang
berkaitaan dengan prosedur
perawatan.
Desi
2. Tanggal : 24 Mei 2007 Tanggal : 24 Mei 2007 Tanggal : 24 Mei 2007
Jam : 10.15 WIB Jam : 10.15 WIB Jam : 10.15 WIB
Nyeri Akut berhubungan dengan Setelah dilakukan -Manejemen nyeri :
tindakan keperawatan a) Kaji tingkat nyeri: kualitas, a) Mengetahui subyektifitas
agen injury : fisik; Ulkus DM di
selama 6 hari klien dapat frekuensi, presipitasi, durasi klien terhadap nyeri untuk
punggung. Kontrol nyeri dan dan lokasi. menentukan tindakan
mengidentifikasi Tingkat selanjutnya.
nyeri. b) Berikan posisi yang nyaman b) Menurunkan ketegangan.
Dengan criteria hasil: c) Berikan lingkungan yang c) Menurunkan stimulasi dapat
a) penampilan rileks tenang menurunkan ketegangan.
b) Klien menyatakan d) Monitor respon verbal dan non d) Mengetahui tingkat nyeri
nyeri berkurang verbal nyeri utk menentukan intervensi.
c) skala nyeri 0-2 e) Monitor vital sign e) Nyeri mempengaruhi TTV.
f) Kaji factor penyebab f) Intervensi disesuaikan
dengan penyebab.
Desi g) Berikan support emosi g) Emosi berpengaruh thd
nyeri.
h) Lakukan touch terapi h) Klien merasa diperhatikan.
i) Lakukan teknik distraksi dan i) Mengalihkan perhatian
relaksasi. untuk mengurangi nyeri
-Management pengobatan -Analgetik memblokade
Kolaborasi pemberian analgetik reseptor nyeri.
Desi
5. Kerusakan mobilitas fisik Setelah dilakukan Terapi Exercise : Pergerakan sendi
tindakan keperawatan a) Pastikan keterbatasan gerak sendi ROM exercise membantu
berhubungan dengan tidak
selama 6 hari dapat yang dialami mempertahankan
nyaman nyeri, intoleransi teridentifikasi Mobility b) Kolaborasi dengan fisioterapi mobilitas sendi,
level c) Pastikan motivasi klien untuk meningkatkan sirkulasi,
aktivitas, penurunan kekuatan
Joint movement: aktif. mempertahankan pergerakan sendi mencegah kontraktur,
otot. Self care:ADLs d) Pastikan klien untuk meningkatkan
Dengan criteria hasil: mempertahankan pergerakan sendi kenyamanan.
a) aktivitas fisik e) Pastikan klien bebas dari nyeri
meningkat sebelum diberikan latihan
b) ROM normal f) Anjurkan ROM Exercise aktif:
c) Melaporkan perasaan jadual; keteraturan, Latih ROM
peningkatan kekuatan pasif.
kemampuan dalam Exercise promotion Pengetahuan yang cukup
bergerak a) Bantu identifikasi program latihan akan memotivasi klien
d) klien bisa melakukan yang sesuai untuk melakukan latihan.
aktivitas b) Diskusikan dan instruksikan pada
e) kebersihan diri klien klien mengenai latihan yang tepat
terpenuhi walaupun Exercise terapi ambulasi Meningkatkan dan
dibantu oleh perawat a) Anjurkan dan Bantu klien duduk di membantu berjalan/
atau keluarga tempat tidur sesuai toleransi ambulasi atau
b) Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai memperbaiki otonomi dan
toleransi fungsi tubuh dari injuri
c) Fasilitasi penggunaan alat bantu
Self care assistance: Memfasilitasi pasien
Bathing/hygiene dalam memenuhi
a) Dorong keluarga untuk berpartisipasi kebutuhan perawatan diri
untuk kegiatan mandi dan kebersihan untuk dapat membantu
diri klien klien hingga klien dapat
b) Berikan bantuan sampai klien dapat mandiri melakukannya.
merawat secara mandiri
c) Monitor kebersihan kuku, kulit
d) Monitor kemampuan perawatan diri
klien
e) Dorong klien melakukan aktivitas
normal keseharian sesuai kemampuan
f) Promosi aktivitas sesuai usia
Self care assistance:dressing/groming
a) Berikan baju sesuai ukuran
b) Fasilitasi klien menyisir
c) Pelihara privasi ketika berpakaian
Self care assistance:feeding
a) Identifikasi preskripsi diet
b) Set tray makanan dan meja secara
aktraktif
c) Kreasikan lingkungan menarik
d) Monitor dan catat intake
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA PERENCANAAN
No. KEPERAWATAN/ TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
MASALAH KOLABORASI
4 Tanggal :24 Mei 2007 Tanggal :24 Mei 2007 Tanggal :24 Mei 2007
Jam : 10.45 WIB Jam : 10.45 WIB Jam : 10.45 WIB
Perubahan perfusi jaringan perifer Perfusi jaringan perifer Ajarkan individu untuk :
berhubungan dengan perlemahan klien meningkat dalam jika ekstremitas tergantung
mempertahankan ekstremitas dalam
aliran darah sekunder akibat waktu 3X24 jam dengan maka posisinya lebih rendah
Diabetes Melitus kriteria; keadaan tergantung. dari jantung sehingga
-edema pada ekstremitas vaskularisasi ke perifer
Mempertahankan ekstremitas dalam
berkurang. adekuat.
-nyeri pada daerah ulkus keadaan hangat ( jangan untuk respon vasodilatasi
berkurang. tapi jika menggunakan
menggunakan bantalan pemanas atau
pemanas eksternal juga
botol air panas) dapat kebutuhan metabolis
Desi dari jaringan melewati
Ubah posisi sedikitnya setiap jam dan
kapasitasnya.
hindari menyilangkan kaki Dengan posisi yang berubah
maka vaskularisasi lancar
Rencanakan suatu program berjalan :
pada seluruh eketremitas,
Beri tahu individu alasan dari menyilangkan kaki dapat
menyebabkan penekanan
program.
dan menekan vena sehingga
Ajarkan individu untuk menghindari menghambat aliran darah.
kelelahan
Dengan program berjalan
Ajarkan faktor yang meningkatkan aliran akan melancarkan
vaskularisasi.
darah vena :
Tinggikan ekstremitas diatas jantung.
Dengan klien mengetahui
faktor-faktor yang
Hindari berdiri atau duduk dengan
meningkatkan aliran darah
tungkai bawah bergantung unutk vena maka akan dapat
membantu klien untuk
jangka waktu lama.
menghindari faktor tersebut.
Ubah posisi, gerakkan ekstremitas
atau menggoyangkan jari tangan dan
kaki setiap jam
Desi
1.
Tanggal :24 Mei 2007
Jam : 10.45 WIB
L
IMPLEMENTASI DAN CATATAN
PERKEMBANGAN