Silahkan berkunjung keblog saya, semoga bermanfaat bagi kita semua dan dapat memajukan
dunia keperawatan.
II. KLASIFIKASI
Klasifikasi Diabetes Mellitus dari National Diabetus Data Group: Classification and Diagnosis of
Diabetes Mellitus and Other Categories of Glucosa Intolerance:
1. Klasifikasi Klinis
a.
Diabetes Mellitus
Tipe tak tergantung insulin (DMTTI), Tipe II (DMTTI yang tidak mengalami obesitas , dan
DMTTI dengan obesitas)
untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh awitan
mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun. Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat
penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat
penurunan jumlah
produksi insulin.
III. ETIOLOGI
1. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
a.
Faktor genetic :
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi
atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini
ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu.
HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses
imun lainnya.
b. Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon
abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c.
Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan
menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat
menimbulkan destuksi sel pancreas.
terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan system transport
glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan
meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi
memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995). Diabetes Mellitus tipe II disebut juga
Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang
lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa
kanak-kanak.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah:
a.
b. Obesitas
c.
Riwayat keluarga
d. Kelompok etni
IV. PATOFISIOLOGI
Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan mengganti
sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya sel tubuh dapat berfungsi
dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari bahan makanan yang kita makan
setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari unsur karbohidrat, lemak dan protein
(Suyono,1999).
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami metabolisme
sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi
lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu karena terdapat defisiensi
insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini
menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi
hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin. Akibat
kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah
meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang
batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak
bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula
yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut glukosuria.
Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang disebut poliuria.
Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga
pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut
polidipsi.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke selsel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi
menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa
lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak lemak
yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan keasaman
darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh
berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan, akibatnya bau urine dan napas penderita
berbau aseton atau bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan
terjadi koma yang disebut koma diabetik (Price,1995).
V. GEJALA KLINIS
Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Mellitus apabila
menderita dua dari tiga gejala yaitu
1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat badan.
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
Sedangkan menurut Waspadji (1996) keluhan yang sering terjadi pada penderita Diabetes
Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun, Lemah, Kesemutan, Gatal,
Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan.
VI. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah
1. Akut
a.
b.
c.
d. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom berpengaruh pada gastro
intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner, 1990).
2. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
a.
Neuropati diabetik
b. Retinopati diabetik
c.
Nefropati diabetik
d. Proteinuria
e.
Kelainan koroner
f.
2) Grade I
3) Grade II
4) Grade III
terjadi abses
5) Grade IV
6) Grade V
VIII. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah
dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik
pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa terjadi
hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas pasien.
: 1100 kalori
2) Diit DM II
: 1300 kalori
3) Diit DM III
: 1500 kalori
4) Diit DM IV
: 1700 kalori
5) Diit DM V
: 1900 kalori
6) Diit DM VI
: 2100 kalori
7) Diit DM VII
: 2300 kalori
Keterangan :
Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja, atau diabetes komplikasi.
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J yaitu:
JI
: jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah
J II
J III
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status gizi penderita,
penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Percentage of relative body weight (BBR=
berat badan normal) dengan rumus:
BB (Kg)
BBR =
TB (cm) 100
X 100 %
Kurus (underweight)
Kurus (underweight)
Normal (ideal)
BBR 90 110 %
BBR < 90 %
Gemuk (overweight)
Obesitas, apabila :
Obesitas ringan :
Obesitas sedang :
Obesitas berat
Morbid
Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk penderita DM yang bekerja
biasa adalah:
kurus
BB X 40 60 kalori sehari
Normal
BB X 30 kalori sehari
Gemuk
BB X 20 kalori sehari
Obesitas :
2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
a.
Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1 jam sesudah
makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan kegemukan atau
menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya.
e.
Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang pembentukan
glikogen baru
f.
Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran asam lemak
menjadi lebih baik.
3. Penyuluhan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan salah satu bentuk
penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media
misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
4. Obat
Insulin
Indikasi penggunaan insulin
1) DM tipe I
2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
3) DM kehamilan
4) DM dan gangguan faal hati yang berat
5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
6) DM dan TBC paru akut
7) DM dan koma lain pada DM
8) DM operasi
9) DM patah tulang
10) DM dan underweight
11) DM dan penyakit Graves
Beberapa cara pemberian insulin
1). Suntikan insulin subkutan
Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah suntikan subcutan, kecepatan
absorpsi di tempat suntikan tergantung pada beberapa factor antara lain:
ntikan
ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yitu dinding perut, lengan, dan paha. Dalam
memindahkan suntikan (lokasi) janganlah dilakukan setiap hari tetapi lakukan rotasi tempat
suntikan setiap 14 hari, agar tidak memberi perubahan kecepatan absorpsi setiap hari.
KAKI DIABETES
I.
Pengertian
Kaki diabetes adalah kelainan pada ekstrimitas bawah yang merupakan komplikasi kronik DM.
manifestasi kelaianan kaki diabetes dapat berupa: dermopati, selulitis, ulkus, osteomilitis dan
gangrene.
Merokok
Hiperlipidemia
Grade I :
Grade II :
Grade III
terjadi abses
Grade IV
Grade V
III.
ukur waktu pengisian pembuluh darah vena dengan cara mengangkat kaki kemudian diturunkan,
waktu lebih dari 20 detik berarti terdapat iskemia atau kaki pucat waktu diangkat.
IV.
1. Hiegene kaki:
Cuci kaki setiap hari, keringkan sela-sela jari dengan cara menekan, jangan digosok
Setelah kering diberi lotion untuk mencegah kering, bersisik dan gesekan yang berlebih
Gunakan kaos kaki yang tipis dan hangat serta tidak sempit
Bila terdapat callus, hilangkan callus yang berlebihan dengan cara kaki direndam dalam air
hangat sekitar 10 menit kemudian gosok dengan handuk atau dikikir jangan dikelupas.
2. Antibiotika
3. Pemeriksaan radiologis
4. Perbaikan sirkulasi dan nutrisi
5. Meminimalkan berat badan
RENPRA DM
No
Diagnosa
Tujuan
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan askep
injuri fisik
.
jam
tingkat
kenyamanan dg KH:
Klien mengatakan nyeri
berkurang (skala 2-3)
ekspresi wajah tenang
Intervensi
Manajemen nyeri :
Kaji tingkat nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan.
Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman
nyeri
klien
tidur
PK : Infeksi
sebelumnya.
Kontrol lingkungan yang
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan.
Kurangi presipitasi nyeri.
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri
(farmakologis/non
farmakologis)..
Ajarkan
teknik
non
farmakologis (relaksasi, distraksi
dll) untuk mengetasi nyeri..
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
Kolaborasi dengan dokter bila
ada komplain tentang pemberian
analgetik tidak berhasil.
Monitor penerimaan klien
tentang manajemen nyeri.
Administrasi analgetik :.
Cek program pemberian
analogetik; jenis, dosis, dan
frekuensi.
Cek riwayat alergi..
Tentukan analgetik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal.
Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian analgetik.
Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri muncul.
Evaluasi efektifitas analgetik,
tanda dan gejala efek samping.
Pantau tanda dan gejala infeksi
primer & sekunder
Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain.
Batasi pengunjung bila perlu.
Intruksikan kepada keluarga
untuk mencuci tangan saat
kontak dan sesudahnya.
Gunakan sabun anti miroba
untuk mencuci tangan.
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b/d intake nutrisi in
adekuat
Anjurkan
klien
untuk
meningkatkan asupan nutrisinya.
Yakinkan diet yang dikonsumsi
mengandung cukup serat untuk
mencegah konstipasi.
Monitor Nutrisi
Monitor BB setiap hari jika
memungkinkan.
PK:
Hipo
Hiperglikemi
Kerusakan
integritas jaringan
faktor
mekanik:
perubahan
sirkulasi, imobilitas
dan
penurunan
sensabilitas
(neuropati)
Kerusakan
mobilitas fisik b/d
nyeri, intoleransi
aktifitas, penurunan
kekuatan otot
Pertahankan akses IV
Berikan IV fluids sesuai
kebutuhan
Konsultasi dengan dokter jika
tanda dan gejala Hiperglikemia
menetap atau memburuk
Dampingi/ Bantu ambulasi jika
terjadi hipotensi
Batasi latihan ketika gula darah
>250 mg/dl khususnya adanya
keton pada urine
Pantau jantung dan sirkulasi (
frekuensi & irama, warna kulit,
waktu pengisian kapiler, nadi
perifer dan kalium
Anjurkan banyak minum
Monitor status cairan I/O sesuai
kebutuhan
Setelah dilakukan askep Wound care
.... jam Wound healing Catat karakteristik luka:tentukan
meningkat:
ukuran dan kedalaman luka, dan
Dengan criteria
klasifikasi pengaruh ulcers
Luka mengecil dalam Catat karakteristik cairan secret
ukuran dan peningkatan yang keluar
granulasi jaringan
Bersihkan dengan cairan anti
bakteri
Bilas dengan cairan NaCl 0,9%
Lakukan nekrotomi K/P
Lakukan tampon yang sesuai
Dressing dengan kasa steril
sesuai kebutuhan
Lakukan pembalutan
Self care:ADLs
Melaporkan perasaan
peningkatan
kekuatan
kemampuan
dalam
bergerak
Klien bisa melakukan
aktivitas
Kebersihan diri klien
terpenuhi
walaupun
dibantu oleh perawat
atau keluarga
Kurang
pengetahuan
tentang
penyakit
dan perawatan nya
b/d kurang paparan
terhadap informasi,
terbatasnya
kognitif
pengetahuan klien
meningkat
Dg KH:
(makan,
berpakaian, Bantu klien dalam memenuhi
kebersihan,
toileting, kebutuhannya.
ambulasi)
Anjurkan klien untuk melakukan
Kebersihan diri pasien aktivitas
sehari-hari
sesuai
terpenuhi
kemampuannya
Pertahankan aktivitas perawatan
diri secara rutin
My Profile
Rizki Kurniadi
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
12 (1425)
o Desember (79)
o November (51)
o Oktober (50)
o September (6)
o Juni (23)
o Mei (91)
o April (39)
o Maret (673)
31 Mar (6)
30 Mar (29)
29 Mar (2)
28 Mar (13)
27 Mar (9)
26 Mar (63)
24 Mar (20)
22 Mar (6)
21 Mar (9)
20 Mar (51)
19 Mar (20)
18 Mar (16)
17 Mar (7)
16 Mar (32)
15 Mar (12)
14 Mar (44)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. FM DENGAN
CYTOMEGALOVI...
ASUHAN KEPERAWATAN HISCHPRUNG ( MEGACOLON
AGANGG...
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
HIDROSEFALUS APL...
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI APLIKASI
DOENGES
SOP PERAWATAN LUKA GANGGREN
PRE PLANNING PENYULUHAN DAN DEMONSTRASI CUCI
TANG...
PROSEDUR MENGANGKAT JAHITAN
o
o
11 (62)
Entri Populer