Oleh :
Wandira
NIM: 891191035
Dosen Pembimbing:
Ns. Ali Akbar, M. Kep
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi baik saat
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau bila tubuh tidak dapat secara
efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon penting
yang diproduksi di kelenjar pankreas, yang mengatur transport gula darah dari
aliran darah ke sel tubuh dengan mengubah glukosa menjadi energi.
Kurangnya insulin atau ketidakmampuan sel untuk merespon insulin
menyebabkan kadar glukosa darah tinggi atau hiperglikemia, yang merupakan
ciri khas diabetes. Hiperglikemia, jika dibiarkan tidak terkendali maka bisa
menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh, yang mengarah pada komplikasi
kesehatan yang mengancam jiwa seperti penyakit kardiovaskular, neuropati,
nefropati, dan penyakit mata (World Health Organization, 2016).
Menurut World Health Organization tahun 2016 berikut adalah faktor risiko
dari DM:
1. Diabetes tipe-1
2. Diabetes tipe-2
Diabetes tipe-2 adalah diabetes yang paling umum ditemukan,
terhitung sekitar 90% dari semua kasus diabetes. Pada diabetes tipe-2,
hiperglikemia adalah hasil dari produksi insulin yang tidak adekuat
dan ketidakmampuan tubuh untuk merespon insulin, yang
didefinisikan sebagai resistensi insulin. Selama keadaan resistensi
insulin, insulin tidak efektif yang awalnya meminta untuk
meningkatkan produksi insulin untuk mengurangi peningkatan
glukosa darah tetapi semakin lama keadaan relative tidak adekuat
pada perkembangan produksi insulin. Diabetes tipe-2 paling sering
terjadi pada orang dewasa, namun remaja dan anak-anak bisa juga
mengalaminya karena meningkatnya tingkat obesitas, ketidakefektifan
aktivitas fisik dan pola makan yang buruk.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (International Diabetes Federation, 2017) manifestasi klinis DM
sebagai berikut:
1. Diabetes tipe-1
Selalu merasa haus dan mulut kering (polidipsia), sering buang air
kecil (poliuria), kekurangan tenaga, kelelahan, selalu merasa lapar
(polifagia), penurunan berat badan, penurunan daya penglihatan.
2. Diabetes tipe-2
E. PATHOFISIOLOGI
Sorbitol
Defisit Pengetahuan
Gangguan aliran
Sensasi nyeri pada kaki me↓ Gangguan motorik Angiopati darah ke kaki
Kerusakan
Cemas &
perubahan
Trauma tidak terasa Atrofi otot kaki Luka sulit sembuh Pe↓ nutrisi dan O2 fungsi sel &
sel & jaringan jaringan
Ulkus Perubahan titik tumpu Infeksi Kematian jaringan
GANGREN
Sel Kelaparan
Resiko Infeksi Kerusakan
Neurovaskuler
Prod. Energi
metabolisme
Gangguan Perfusi
Resiko kerusakan Jaringan
Kelelahan integritas kulit
Keletihan / Fatigue
Sumber Tim Pokja SDKI PPNI, 2017., NANDA NIC-NOC. 2012 Encyclopædia Britannica, 2020
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Doenges, 2012. Untuk memperkuat diagnosis diperlukan
pemeriksaan penunjang, diantaranya :
1. Glukosa darah : meningkat 200-100mg/dL atau lebih
2. Aseton plasma atau keton : positif secara mencolok
3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
4. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330
mOsm/l
5. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari
normal, yang mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan
terakhir (lama hidup SDM) dan karenanya sangat bermanfaat dalam
membedakan DKA dengan control tidak adekuat versus DKA yang
berhubungan dengan insiden
6. Gas darah arteri : biasanya menunjukan pH rendah dan penurunan
pada HCO3 (asidosis metabolic), dengan kompensasi alkalosis
respiratorik
7. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat (dehidrasi) ; leukositosis
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
H. KOMPLIKASI
3. Penyakit jantung
4. Neuropati diabetic
5. Oral Health
I. PENATALAKSANAAN
3. Latihan jasmani
4. Terapi farmakologis
J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Airway: Jalan napas tidak paten, frekuensi nafas tidak teratur
2. Breathing: Pola napas irregular, sesak napas, tidak/ada nafas cuping
hidung.
3. Circulation: Meliputi TTV (TD, N, S, RR), Penurunan kesadaran,
CRT< 2 detik
4. Disability: Kesadaran CM, GCS 15 (E4 M6 V5)
5. Exposure: Klien tampak lemah, turgor kulit sedang, mukosa bibir
kering.
K. Pemeriksaan Fisik
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat
badan dan tanda tanda vital.
1. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
telingakadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran,
lidah sering terasatebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah,
gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda,
diplopia, lensa mata keruh.
2. Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembabandan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,
kemerahan pada kulit sekitarluka, tekstur rambut dan kuku.
3. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM
mudah terjadiinfeksi.
4. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer
lemah atau berkurang,takikardi/bradikardi, hipertensi/ hipotensi,
aritmia, kardiomegalis.
5. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen,
obesitas.
6. Sistem perkemihan
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
7. Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan,
cepat lelah,lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
8. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk,
refleklambat, kacau mental, disorientasi
K. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d hiperglikemia
2. Defisit nutrisi b.d gangguan keseimbangan insulin.
3. Keletihan b.d penurunan produksi energi metabolisme.
L. Intervensi Keperawatan
Tim Pokja SIKI PPNI, 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Defenisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta selatan. Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI PPNI, 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Defenisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta selatan. Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.