3. ETIOLOGI
Diabetes militus disebabkan oleh penurunan produksi insulin oleh sel-
sel beta pulau langerhans.
langerhans. Jenis
Jenis Juvenilis
Juvenilis (usia muda disebabkan) oleh
predisposisi herediter terhadap perkembangan anti bodi yang merusak sel-sel
sel -sel
beta atau degenerasi sel-sel beta. Diabetes jenis awitan maturitas
4. PATOFIOLOGIS
Kerusakan pancreas menyebabkan defesiensi insulin sehingga
glukosa tidak dapat menerobos masuk kedalam sel mengakibatkan
peningkatan glukosa diluar sel dan menyebabkan “hiperglikemia”.dalam
“hiperglikemia”.dalam sel.
Hiperglikemia ini menyebabkan kelaparan, sehingga penderita banyak
sehingga pasien menjadi cepat lelah dan mengantuk yang disebabkan oleh
berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurannya
penggunaan karbohidrat untuk energy hiperglikemia yang lama akan
menyebabkan arterosklerosis, penebalan membrane basalis dan perubahan
pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.
Trias gejala dari diabetes mellitus adalah :polidipsi, polyuri, poliphagia. Saat
ini gejala diabetes mellitus ditambah satu lagi yai adanya penurunan berat
badan (Arjatmo, 2002).
5. MANIFESTAS KLINIK
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada pasien diabetes mellitus
yaitu:
a. Poliuria (peningkatan pengeluaran urine)
b. Polidipsi (peningkatan
(peningkatan rasa haus)
haus) akibat volume urine
urine yang sangat besar
dan keluarnya air yang
yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi
intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi
keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang
hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran
d. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien
diabetes lama, katabolisme
katabolisme protein diotot dan
dan ketidakmampuan
ketidakmampuan sebagian
besar sel untuk menggunakan
m enggunakan glukosa sebagi energy.
e. Peningkatan angka infeksi akibat
akibat penurunan protein sebagai
sebagai bahan
pembentukan antibody, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi
6. KOMPLIKASI
Komplikasi diabetes dapat dibagi menjadi 2 kategori mayor yaitu:
yaitu:
a. Komplikasi metabolik akut
Koma hipoglikemia, terjadi karena pemakaina obat-obat diabetic yang
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan gula darah pada penderita diabetes militus adalah:
a. Gula darah puasa (GDO) 70- 110 mg/dl. Kriteria diagnostic untuk
untuk DM>
140 mg/dl paling sedikit dalam dua kali pemeriksaan atau > 140 mg/dl
disertai gejal klasik hiperglikemia atau IGT 115-140 mg.dl.
b. Gula darah 2 jam post prondial< 140
140 mg/dl digunakan
digunakan untuk skrining atau
evaluasi pengobatan bukan didiagnostik
c. Gula darah sewaktu < 140 mg/dl digunakan untuk skrining bukan
didiagnostik.
d. Tes toleransi glukosa oral (TTGO), GD < 115mg/dl ½ jam, 1 jam , 1 ½ jam
< 200mg/dl, 2 jam < 140 mg/dl. TTGOhanya dilakukan pada pasien yang
telah bebas dan diet dan beraktifitas fisik 3 hari sebelum tes tidak
8. PENATALAKSAA
PENATALAKSAAN
N DIABETES MILITUS
Penatalaksaan umum:
Perancanaan makan/diet Misalnya :
waktu latihan.
Pemberian obat hipoglikemi
Obat OAD : oral anti diabetes dan insulin
Pengobatan dan perawatan
Dasar-dasar pengobatan dan perawatan diabetes militus yang dinamakan
pentalogi terapi diabetes militus
Terapi primer, meliputi :
Diet : dalam pelaksanaan
pelaksanaan diet diabetes militus sehari-hari, hendaklah di
ikuti pedoman 3 J (jumlah, jadwal,jenis)
Cangkok pangkreas
(Arjatmo. 2002)
WOC
Kelainan genetik Gaya hidup stress malnutrisi obesitas infeksi
B1 B2 Infeksi hiper B3 B4 B5 B6
glikemi
Sel tidak Sel tidak Glukosa Glukosa menumpuk Sel tidak Sel tidak
memperoleh memperoleh menump dalam darah memperoleh memperoleh
nutrisi nutrisi Media uk nutrisi nutrisi
penumpukan dalam
Gangguan
Kehilangan Persepsi sensori eliminasi urin
kesadaran
Sel tidak
Pola napas memperoleh
tidak efektif Starvoid seluler
nutrisi
Pembongkara asidosis
n glikogen Penumpukan
asam lemak, benda keton
keton untuk Penurunan Risiko cedera
energi kesadaran
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
1. Nama : -
fisik yang sedikit oleh karena itu penyakit ini biasanya banyak dialami
pegawai perkantoran, bos perusahaan dan pejabat pemerintahan.
p emerintahan.
5. status :-
6. agama : pada semua agama
7. alamat :-
8. suku bangsa : pada semua suku bangsa
9. pekerjaan : pada orang dengan pendapatan
tinggi cendrung untuk mempunyai pola hidup dan pola makan yang sama
10. pendidikan : pada semua jenjang pendidikan
Apakah ada rasa haus yang berlebihan? , Apakah ada nafsu makan
berlebihan?, Apakah sering buang air kecil ?
trauma persalinan. Diabetes dapat terjadi saat kehamilan, yang terjadi nahnya
saat hamil saja dan biasanya tidak dialami setelah melahirkan namun perlu
diwaspadai akan kemungkinan mengalami diabetes yang sesungguhnya
dikemudian hari. Diabetes sekunder umumnya digambarkan sebagai kondisi
penderita yang pernah mengalami suatu penyakit dan mengkonsumsi obat-
obatan atau zat kimia tertentu. Penyakit yang dapat menjadi pemicu
timbulnya diabetes mellitus dan perlu dilkukan pengkajian diantaranya:
Penyakit pancreas, Gangguan peneriamaan insulin, Pemberian obat-obatan
seperti: (Glukokortikoid (sebagai obat radang), Furosemid (sebagai diuretik),
militus
f. Riwayat alergi
Apakah ada riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan dll Data-data ini
sangat berarti karena dapat mempengaruhi prognosa klien
g. Riwayat pengobatan
Pengobatan terdahulu yang dilakukan.
h. Pemeriksaan fisik
1. Primary survey
Adalah suatu kegiatan untuk menilai kondisi penderita (diagnostik) untuk
menolong nyawa.
a. Airway
Kerusakan otak yang ireversible dapat terjadi 6-8 menit setelah
anoxia otak. Oleh karena itu, prioritas pertama dalam penanganan
trauma yaitu pastikan kelancaran jalan napas, ventilasi yang adekuat
dan oksigenasi. Ini meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan
napas harus dijaga tetap bebas, tidak ada sumbatan sama sekali.
Untuk penderita yang tidak sadar, posisi kepala dan leher diatur agar
lidah tidak jatuh kebelakang menutupi jalan napas, yaitu dengan
melakukan ekstensi kepala, tarik mandibula ke depan dan buka mulut.
b. Breathing
Tindakan kedua setelah airway tertangani adalah ventilasi.
Penurunan oksigen yang tajam (10 lpm) harus dilakukan suatu
tindakan ventilasi. Analisa gas darah dan pulse oximeter dapat
membantu untuk mengetahui kualitas ventilasi dari penderita.
Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Ventilasi yang
baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada dan
jalan napas total, harus segera ditolong dengan lebih aktif, melalui
intubasi endotrakea, krikotirotomi atau trakeotomi.
c. Circulation
Perdarahan merupakan sebab uama kematian pasca bedah yang
mungkin dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat dirumah
sakit. Suatu keadaan hipotensi harus dianggap disebabkan oleh
hipovolemia, sampai terbukti sebaliknya. Kerusakan pada jaringan
lunak dapat mengenai pembuluh darah besar dan menimbulkan
kehilangan darah yang banyak. Menghentikan perdarahan yang
2. Secondary survey
Head to toe
1) B 1
Sesak napas,batuk dengan/tanpa sputum purulen, perubahan
frekuesi pernapasan, lapar udara, Terjadi perubahan pola napas,
baik irama, kedalaman maupun frekuensi yaitu cepat dan dangkal,
irama tidak teratur (chyne stokes, ataxia brething), bunyi napas
ronchi, wheezing atau stridor. Adanya sekret pada tracheo
brokhiolus. Peningkatan suhu tubuh dapat terjadi karena adanya
infeksi atau rangsangan terhadap hipotalamus sebagai pusat
2) B 2
Adanya riwayat hipertensi, infark miokard akut, takikardi,
tekanan darah yang cenderung meningkat, disritmia, nadi yang
menurun, rasa kesemutan dan bebas pada ekstermita merupakan
tanda gejala dari penderita diabetes mellitus.
3) B 3
Pusing/pening, kesemutan,kram, gangguan penglihtan, sakit
kepla, kelemahan pada otot, disorientasi, mengantuk, letargi,
stupor, abdomen yang tegang/nyeri, wajah meringis dengan
palpitasi: tampak sangat berhati-hati Iritabilitas
4) B 4
perubahan pola perkemihan, nokturia, adanya rasa
nyeri/terbakar, ISK baru/ berulang, nyeri tekan abdomen, urine
encer, pucat, kuning, poliuria, abdomen keras dan asites
5) B 5
Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet,
peningkatan pemasukan glukosa/karbohidrat, penurunan berat
badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, harus meningkat,
penggunaan diuretic
penurunan BB, turgor jelek, kekakuan, kulit kering bersisik, banyak
minum, muntah, pembesaran tiroid, bau hilotosis/ manis, bau
buah, pada kulit apakah ada strie dan simetris adanya
pembesaran organ (pada penderita dengan penyerta penyakit
2. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume
volume cairan b.d dieresis osmotic.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d disfungsi insulin,
penurunan masukan oral
3. Perencanaan Keperawatan
1. Defisit volume
volume cairan b.d diuresis osmotik
Goal : klien akan mempertahankan volume cairan yang adekuat selama
dalam perawatan
Objectif : klien tidak akan mengalami diuresis osmotik selama dalam
perawatan
informasi
Goal : klien akan meningkatkan pengetahuan
pengetahuan selama dalam perawatan
Objectif :klien akan mendapatkan informasi selama dalam perawatan
Outcomes : dalam waktu 1x24 jam perawatan klien
pasien dapat
dapat mengungkapkan
mengungkapkan masalah
meminta informasi dan selalu bertanya
mengungkapkan
mengungkapkan pemahaman
pemahaman terhadap penyakit.
Intervensi Rasional
Ciptakan suasan saling percaya dengan Menggapi perlu diciptakan sebelum
mendengarkan penuh pehatian dan selalu pasien bersedia mengambil bagian
ada untuk pasien dalam proses belajar
Bekerja sama dengan pasien dalam Partisipati dalam perencanaan
menata tujuan belajar yang diharapkan meningkatkan antusias dan kerja sama
pasien
Demonstrasikan cara pemeriksaan gula Melakukan tes gula darah sendiri,
darah dengan menggunakan finger stik meningkatkan kontrol kadar gula darah
dan biarkan ia ulangi yang secara ketat
Diskusikan tentang rencna diet Kesadaran pentingnya control diet akan
penggunaan makanan tinggi berserat membantu pasien dalam
merencanakan makanan dan mentaati
program diet
Buat jadwal latihan/aktivitas yang teratur Waktu latihan tidak boleh bersamaan
dan identivikasi hubungan dengan dengan waktu kerja puncak insulin
penggunaan insulin.
Instruksikan
Instruks ikan pemeriksaan secara rutin Mencegah atau mengurangi komplikasi
Intervensi Rasional
Bantu pasien mengidentifikasi situasi dan Untuk meningkatkan kesadaran pasien
bahaya yang dapat mengakibatkan tentang kemungkinan bahaya
kecelakaan.
Anjurkan pasien untuk mengada mengadakan
kan Untuk mengurangi kemungkinan cidera
perbaikan kesadaran pasien tentang
kemungkinan bahaya
Rujuk pasien ke sumber-sumber Dengan tindakan ini paisen dan
komunitas yang tepat untuk mendapatkan anggota keluarga dapat mengubah
informasi lebih lanjut tentang usaha lingkungan dalam mencapai tingkat
mengidentifikasi dan menyingkirkan keamanan yang optimal.
bahaya.
6. Gangguan eliminasi
eliminasi urin b.d gangguan sensori
sensori atau neuromuskular
Goal : klien tidak akan meningkatkan eliminasi urin yang adekuat selama
dalam perawatan
Objectif : kilen tidak akan mengalami ganguan sensori selama dalam
perawatan
Outcomes : dalam waktu 3x24 jam perawatan klien
Dapat Bak dengan normal
Intervensi Rasional
Pantau status neuromuscular dan pola Pengukuran asupan dan haluaran
berkemih pasien : dokumentasikan dan yang akurat sangat angat penting untuk
laporkan asupan dan haluaran. pemberian terapi penggantian cairan
yang benar. Format data evaluasi yang
lengkap bermanfaat untuk
mendiagnosis
mendiagnosi s faktor
f aktor kausatif.
Berikan perawatan untuk kondisi
perkemihan pasien dengan tepat dan
sesuai program; pantau kemajuanya.
Laporkan respons terhadat penanganan.
Bantu pasien dan juga penanganan untuk
memangfaatkan semua tindakan yang
mendukung pemulihan.
7. Pola napas
napas tidak efektif b.d sesak napas
napas
Goal : klien tidak akan meningkatkan pola napas yang efektif efektif selama
dalam perawatan
Objectif : klien tidak akan sesak napas selama dalam perawatan
Intervensi Rasional
Kurangi reseptor (termasuk membatasi Seminimal mungkin jika memungkinkan
akses individu pada pada pasien jika untuk menciptakan iklim yang tenang
sesuai) dan terapiotik
Secara seksama, perhatikan kebutuhan Untuk menciptakan kesejahteraan dan
fisik pasien. Berikan makanan bergizi dan meyakinkan pasien bahwa
tingkatkan kualitas tidur disertai dengan kebutuhanny
kebutuhannya a akan terpenuhi
langkah –
– langkah yang memberikan rasa
nyaman
Berikan obat sesuai yang diresepkan untuk membantu pasien rileks selama
peiode ansietas
Dengarkan dengan penuh perhatian. Kaji Untuk mendiskusikan alasan –
– alasan
pengetahuan pasien mengenai situasi munjulnya ansietas, sehingga dapat
yang dialaminya dan beri motifasi kepada membantu pasien mengidentifikasi
pasien perilaku kecemasan dan menyadarkan
penyebabnya.
Berikan penjelasan yang benar kepada Untuk menghindari terlalu banyaknya
pasien tentang semua tindakan informasi
Motifasi pasien untuk mengidentifikasi dan Untuk membangun rasa kontrol
berpartisipasi dalam aktivitas yang ia rasa
menyenagkan
Bila memungkinkan, libatkan pasien dan Untuk membangun keperccayaan diri
anggota keluarga dalam mengambil pasien dan menumbuhkan rasa
keputusan tentang pearawatan percaya
Dukung upaya anggota keluarga untuk Untuk menurunkan ansietas keluarga
mengatasi perilaku kecemasan pasien. dan pasien
Berikan kesempatan keluarga untuk
melakukan kunjungan ekstra, bila
bermanfaat,
Ajarkan kepada pasien teknik relaksasi Untuk memperbaiki keseimbangan fisik
untuk dilakukan sekurang-kurangnya dan psikologis
setiap 4 jam ketika terjaga,
t erjaga,
Berikan kesempatan pada pasien untuk Untuk menghilangkan keraguan dan
mendiskusikan perasaannya dengan meningkatkan dukungan.
orang lain yang memiliki masalah
kesehatan yang sama
Rujuk pasien ke sumber-sumber Untuk memberikan pelayanan
komunitas atau profesi kesehatan mental kesehatan mental secara kelanjutan.
Intervensi Rasional
Inspeksi kulit pasien setiap pergantian Untuk mencegah atau meminimalkan
tugas jaga, kerusakan kulit
Ubah posisi pasien minimal 2 jam dan di Untuk dapat mengurangi tekanan pada
Ikuti jadwal penggunaan posisi jaringan, meningka
meningkatkan
tkan sirkulasi, dan
mencegah sirkulasi kulit.
Pertahankan kulit
kering, hindari pasien tetapsabun
penggunaan bersihyang
dan Untuk menjaga
meningkatkan kulit
kenyamanan, kering,
dan
menimbulkan iritasi mengurangi resiko iritasi dan kerusakan
kulit.
Pantau asupan nutrisi pasien dan Hidrasi membantu mempertahankan
pertahankan hidrasi yang adekuat. inegritas kulit
Anemia (HB 10 mg) dan kadar albumin
serum yang rendah (2 mg)berkaitan
dengan terjadinya ulkus deku bitus
Jelaskan kepada pasien dan keluarga untuk mendorong kepatuhan terhadap
atau pasangan tetang perlunya tindakan program perawatan kulit
perawatan kulit preventif
4. Implementasi
Implementasi dibuat berdasarkan intervensi yang dibuat
5. Evaluasi
Evaluasi dibuat untuk mengetahui apakah kriteria evaluasi tercapai sebagian,
seluruh atau tidak tercapai
PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Komplikasi akut
Uraikan gejala
gejala hipoglikemia
hipoglikemia (gemetar, sakit kepala,
kepala, rasa lapar, lemah, sulit
sulit
konsentrasi, perubahan emosi) bahaya jika tidak di obati
obati
DAFTAR PUSTAKA
Nanda Internasional.2013. Di
Diaag nosa keperawa
keperawattan D efinis
efinisii da
dan
n K las ifik as i 2012-
2014, EGC: Jakarta