Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS (TAK)

PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN


DI RUANG DELTA RSJD PROVINSI JAMBI

Dosen Pembimbing:
Reta Renylda, M.Kep

Pembimbing Lahan Praktik:


Ns.Choisar Janta Walupi

Disusun Oleh:

Satrio Raihan Wilfianto PO71201200001


Salsabila Shofiyah PO71201200002
Fesya husna salsabila PO71201200003
Zetti Apriana PO71201200004

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan proposal ‘Terapi Aktivitas Kelompok Risiko Perilaku
Kekerasan’ ini tepat waktu.
Penyusunan proposal ini bertujuan untuk memenuhi nilai salah satu tugas kelompok
mata kuliah Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung, berupa saran, dorongan, dan bimbingan kepada kami dalam menyusun proposal
ini baik dari segi moril dan materil. Ucapan terima kasih ditujukan kepada:
1. Ibu Reta Renylda M.Kep selaku dosen pembimbing kelompok dan dosen Mata
Kuliah Keperawatan Jiwa;
2. Bapak, Ns. Choisar Janta Walupi selaku pembimbing lahan praktik di ruang dekta
RSJD Provinsi Jambi;
3. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari semua pihak untuk
perbaikan proposal ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga proposal ini bermanfaat bagi yang
membaca.

Jambi, Agustus 2022

Kelompok
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
RISIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG DELTA RSJD PROVINSI JAMBI

A. Latar Belakang
Pasien skizoprenia sering dikaitkan dengan perilaku kekerasan (Wehring & Carpenter,
2011) yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain ataupun berisiko juga
dengan lingkungan sekitarnya, baik secara fisik, emosional, seksual, dan verbal (Baradero,
2016; Sutejo,2018).
Resiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah diekspresikan dengan
melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan dapat merusak
lingkangan sekitar. Tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan dapat terjadi perubahan pada
fungsi kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan social. Pada aspek fisik tekanan darah
meningkat denyut nadi dan pernapasan meningkat mudah tersinggung, marah, amuk serta
dapat mencederai diri sendiri maupun orang lain (Keliat, dan Muhith, 2016). Respon ini dapat
menimbulkan kerugian baik kepada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Perilaku
kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku agresi (aggressivebehavior) yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Diperkirakan sekitar 60% penderita
perilaku kekerasan (Wirnata, 2012).
Berdasarkan data nasional Indonesia tahun 2017 dengan resiko perilaku kekerasan sekitar
0,8 % atau dari 10.000 orang. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa angka kejadian resiko
perilaku kekerasan sangatlah tinggi. Dampak yang dapay ditimbulkan oleh pasien yang
mengalami resiko perilaku kekerasan adalah dapat mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Adapun dampak yang ditimbulkan oleh pasien yang mengalami perilaku
kekerasan yaitu kehilangan kontrol akan dirinya, dimana pasien akan dikuasi oleh rasa
amarahnya sehingga pasien dapat melukai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, bila tidak
ditangani dengan baik maka perilaku kekerasan dapat mengakibatkan kehilangan kontrol,
risiko kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain serta lingkungan, sehingga adapun upaya-
upaya penanganan perilaku kekerasan yaitu mengatasi strees termasuk upaya penyelesaian
masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri, bersama
pasien mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan dan terapi medik.
Salah satu penanganan risiko perilaku kekerasan yaitu dengan melakukan Terapi
Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengontrol risiko perilaku
kekerasan yang dialaminya. Dengan adanya beberapa kasus risiko perilaku kekerasan yang
ada di RSJD Jambi Khususnya diruang Sigma, maka perlu diadakan Terapi Aktivitas
Kelompok tentang risiko perilaku kekerasan.
Aktivitas TAK risiko perilaku kekerasan terdiri dari 5 sesi yaitu antara lain sebagai
berikut:
 Sesi I : Mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara menarik nafas dalam
 Sesi II : Mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara pukul bantal atau
kasur
 Sesi III : Mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara patuh obat
 Sesi IV
 Sesi V : Mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara spiritual

B. Landasan Teori
Terapi aktivitas kelompok adalah metode yang efektif dalam menyelesaikan masalah
serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat dukungan, pendidikan dan meningkatkan
kemampuan menyelesaikan masalah.
Pada dasarnya terpi aktivitas kelompok telah dipergunakan dalam praktek kesehatan
jiwa yang juga merupakan bagian terpenting dalam keterampilan teraupetik dalam
keperawatan. Terapi aktivitas kelompok sebagai metode yang efektif dan efisien untuk
menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya yaitu:
1. Mendapat dukungan ( support )
2. Pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yaitu klien dapat lebih menerapkan stategi pelaksanaan Resiko
Perilaku Kekerasan secara fisik dan sosial dalam mengontrol Resiko Perilaku
Kekerasan.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengekspresikan perasaannya lewat cerita
b. Klien dapat mengetahui cara mengendalikan Resiko Perilaku Kekerasan dengan
SP
c. Klien dapat melakukan aktivitas kognitif dengan mendengarkan, bersosialisasi,
menebak warna, mempraktikkan SP Resiko Perilaku Kekerasan
d. Klien dapat melakukan aktivitas motorik dengan bekerja sama dengan melatih
kekompakan dalam kelompok.Klien dapat melatih konsentrasi melalui
permainan.
e. Klien dapat melatih konsentrasi melalui permainan.

D. Sesi Yang Digunakan


Sesi I : Mengendalikan perilaku kekerasan secara dengan cara menarik nafas
dalam
Sesi 2 :Mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara pukul bantal atau kasur

E. Klien
1. Karakteristik Klien
a. Klien dengan gangguan jiwa terkhususnya risiko perilaku kekerasan
b. Klien yang mengikuti terapi aktifitas ini adalah klien yang tidak mengalami
perilaku agresif atau mengamuk dan dalam keadaan tenang
c. Klien dapat diajak bekerjasama (kooperatif)
2. Proses Seleksi
a. Mengumpulkan data klien
Pak yakin, pak saroni, pak tambos, pak berlin, pak budi
b. Menganalisis data klien
c. Observasi di ruangan
d. Menentukan klien

F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dikursi
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, Observer berperan sebagaimana perannya
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
b. Leader mampu memimpin acara
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil Diharapkan 70% dari kelompok mampu menjelaskan apa yang sudah
dilihat.

G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien.
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain.
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien.
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih.
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut.
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
pesan pada kegiatan ini.

H. Pengorganisasian
Tim Terapis :
a. Leader
Satrio reihan wilfianto
1. Pemimpin jalannya therapy aktifitas kelompok
2. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya therapy
3. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAk
4. Memimpin diskusi kelompok

b. Co. Leader
Salsabila shofiyah
Tugas :
1. Membuka acara
2. Mendampingi leader
3. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
4. Menyerahkan kembali posisi kepada leader
5. Menutup acara diskusi

c. Fasilitator
Zetti apriana
Tugas :
1. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2. Memberikan stimulasi dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya therapy

d. Observer
Fesya husna salsabila
Tugas :
1. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)
2. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.

I. Setting Tempat dan Waktu


A. Setting Tempat
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam bentuk persegi
2. Tempat : Ruang Delta
3. Jam : 09.00 WIB
4. Lama Kegiatan : ± 30 menit
5. Denah :
B. Metode dan Media
a. Media
1. kursi
2. Speaker
3. Bantal

b. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran dan stimulasi

J. Proses Pelaksanaan
a. Persiapan
1. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan risiko perilaku
kekerasan
2. Membuat kontrak dengan klien
3. Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi 1
4. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Tahap Orientasi
1. Salam Terapeutik
a. Salam dari terapis kepada klien
b. Perkenalkan nama dan panggilan terapis

2. Evaluasi/Validasi
a. Menanyakan perasaan klien

3. Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu latihan mengontrol risiko
perilaku kekerasan dengan cara latihan nafas dalam dan pukul
bantal/Kasur.

b) Terapis menjelaskan aturan main


1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
pada terapis.
2) Lama kegiatan ±30 menit.
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

c. Tahap Kerja
a. Seluruh klien dibuat berbentuk lingkaran
b. Hidupkan music dan edarkan Bola Kecil berlawanan dengan arah
jarum jam
c. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang tidak mendapatkan
kursi mendapat giliran untuk perkenalan dengan anggota kelompok
yang lainnya
1. Memberi salam
2. Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobby.
3. Setelah memperkenalkan diri klien kemudian diharuskan
memperagakan SP 1 dan Sp 2 yaitu Tarik nafas dalam dan pukul
bantal/Kasur.

d. Tahap Terminasi
a) Leader atau Co.Leader memberikan pujian atas keberhasilan dan
kerjasama kelompok
b) Leader atau Co.Leader menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti kegiatan TAK
c) Leader atau Co.Leader menganjurkan klien untuk sering
bersosialisasi, selalu bekerjasama, dan memasukkan kegiatan
mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan ke dalam kegiatan harian
sebanyak 2x1.

e. Evaluasi
a) Klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan
b) Kerja sama klien dalam kegiatan
c) Klien merasa senang selama mengikuti kegiatan
K. Evaluasi
Formulir yang dievaluasi TAK Risiko Perilaku Kekerasan, Kemampuan Latihan nafas
dalam dan Pukul bantal/Kasur.
No Aspek Yang Dinilai Nama Klien

1. Mampu memahami cara

memperkenalkan diri di depan

orang lain dengan baik

2. Menyebutkan cara yang selama

ini digunakan untuk mengatasi

perilaku kekerasan

3. Mampu menyebutkan cara

mengontrol perilaku kekerasan

dengan cara Tarik nafas dalam

dan memukul bantal/Kasur.

4. Meperagakan cara mengontrol

perilaku kekerasan dengan cara

Tarik Nafas dalam dan

memukul bantal/kasur

Petunjuk :
1. Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
2. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
3. Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda X bila klien tidak mampu
L. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1, TAK cara
mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan cara tarik nafas dalam dan pukul
kasur bantal. . Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dan memutar atau
meng-over botol aqua sesuia irama lagu yang mereka nyanyikan klien mampu
memberikan pendapat tentang kegiatan tak dan berpartisipasi dalam kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai