Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL EVALUASI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI


PADA PASIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI BANGSAL SADEWA RSJ GRHASIA YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

1. AULIA SANTRI (19160049)


2. NI PUTU SARI PARAMITA (19160006)
3. YOHANA DAMSYIA SEGA SARE (19160075)
4. ANTIKA CAHYATI (19160131)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATIYOGYAKARTA
2019
LAPORAN HASIL EVALUASI
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI PADA PASIEN
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
A. Topik

TAK Stimulasi Persepsi


1. Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan Yang Bisa Dilakukan
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
a. Klien mampu menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya
b. Klien mampu menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan
gejala marah)
c. Klien mampu menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan)
d. Klien mampu menyebutkan akibat perilaku kekerasan

2. Tujuan Khusus
Sesi 1: Mengenali Perilaku Kekerasan Yang Biasa Dilakukan

C. Latar Belakang
Menurut World Health Organizatiaon (WHO), Kesehatan jiwa merupakan
suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan jiwa, dan memiliki
sikap positif untuk menggambarkan tentang kedewasaan serta kepribadiaanya.
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun
orang lain. Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah
berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol
(Yosep,2010).
Terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena
biopolar, 47,5 orang terkena dimensia, serta 21 juta orang terkena skizofrenia.
Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-4 dengan penduduk terbanyak di dunia
dan penderita gangguan jiwa di Iondonesia yaitu sekitar 26 juta penduduk, mulai
dari gangguan jiwa ringan hingga berat.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan DIY pada tahun
2016, dengan total penduduk DIY sekitar 3,594 juta, terdapat 12.322 di antaranya,
yang merupakan ODGJ. Bantul menjadi daerah dengan jumlah ODGJ terbesar,
mencapai 3.875 jiwa. Berturut-turut, daerah dengan jumlah ODGJ terbesar
berikutnya, yakni Gunungkidul (2.730), Kulonprogo (1.995), Kota Yogyakarta
(1.954) dan Sleman (1.768). Para ODGJ tersebut, didominasi oleh penduduk yang
berada di rataan usia antara 55-64 tahun.
Hasil Riskesdas tahun 2011 juga menunjukkan, prevelensi gangguan jiwa
berat atau dalam istilah medis disebut psikosis atau skizofrenia di daerah pedesaan
ternyata lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Di daerah pedesaan, proporsi
rumah tangga dengan minimal salah satu anggota rumah tangga mengalami
gangguan jiwa berat dan pernah dipasung mencapai 18,2 persen. Sementara di
daerah perkotaan, proporsinya hanya mencapai 10,7 persen (Depkes RI, 2011).
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di Bangsal Sadewa Rumah
Sakit Jiwa Grhasia, sebagian besar klien masuk RS Grhasia karena pasien memiliki
riwayat melakukan perilaku kekerasan. Terdapat 6 orang pasien yang memiliki
kriteria perilaku kekerasan dan telah diberikan strategi pelaksanaan 1. Oleh karena
itu, perawat akan melakukan “Terapi Aktivitas Kelompok Perilaku Kekerasan
(TAK PK)” agar Klien tidak menciderai diri sendiri maupun orang lain.

D. Seleksi Pasien
1. Klien yang mempunyai riwayat PK yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi
dalam kelompok kecil.
2. Klien tenang dan kooperatif.
3. Kondisi fisik dalam keadaan baik.
4. Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas.

E. Daftar Pasien
Nama Diagnose keperawatan
Tn. I Resiko perilaku kekerasan
Tn. F Resiko perilaku kekerasan
Tn. S Resiko perilaku kekerasan
Tn. M Resiko perilaku kekerasan
Tn. T Resiko perilaku kekerasan
Tn. N Resiko perilaku kekerasan

F. Jadwal Kegiatan
1. Tempat pelaksanaan TAK:
TAK dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta di
Bangsal Sadewa
2. Lama pelaksanaan TAK:
TAK memerlukan waktu ± 60menit
3. Waktu pelaksanaan TAK:
TAK dilaksanakan tanggal 12 Desember 2019
Pukul: 10.00 wib

G. Metode
Metode yang digunakan antara lain:
1. Dinamika klompok
2. Tanya Jawab
3. Diskusi

H. Media dan Alat


Alat yang digunakan yaitu:
1. Speaker
2. Papan Tulis dan Spidol
3. Papan Nama Pasien
4. Jadwal kegiatan klien

I. Pengorganisasian
1. Leader dalam TAK ini adalah Antika Cahyati, bertugas:
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan.

b. Memimpin jalannya terapi kelompok

c. Memimpin diskusi.
2. Co-Leader dalam TAK ini adalah Yohana Damsyia Sega Sare, Bertugas:
a. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.

b. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.

c. Membantu memimpin jalannya kegiatan.

d. Menggantikan leader jika terhalang tugas.

3. Fasilitator dalam TAK ini adalah Ni Putu Sari Paramita, bertugas:


a. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.

b. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.

c. Membimbing kelompok selama permainan diskusi.

d. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.

e. Bertanggungjawab terhadap program antisispasi masalah.

4. Observer dalam TAK ini adalah Aulia Cahyati, bertugas:


a. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir.

b. Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok.

c. Mengobservasi perilaku pasien

J. Setting Tempat
Keterangan:

: Leader

: Klien

: Fasilitator

: Observer

: Co Lider

K. Program Antisipasi
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil pasien

b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain.
2. Bila pasien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama pasien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila pasien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada pasien yang telah
dipilih
b. Katakan pada pasien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin dapat diikuti oleh
pasien tersebut
4. Bila peserta yang dipilih tidak dapat mengikuti kegiatan yang telah ditentukan,
maka dipilih dua peserta cadangan

L. Langkah Kegiatan.
Sesi 1: Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
1. Persiapan
a. Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi: klien
gangguan sensori persiapan dan klien yang mengalami resiko perilaku
kekerasan yang telah mengikuti TAK Stimulasi Persepsi Perilaku
Kekerasan
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapautik
1) Salam dari terapis
2) Perkenalkan nama dan panggil terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggil semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi /validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah klien yang dirasakan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan
2) Menjelaskan aturan main berikut
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,harus
meminta izin kepada terapis
b) Lama kegiatan kurang lebih 45 menit
c) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah
1) Tanyakan pengalaman tiap klien
2) Tulis dipapan tulis atau flipchart/ whaiteboard
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang diraskan klien saat terpapar
penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi
1) Tanyakan perasaan setiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan
gejala)
2) Tulis dipapan tulis atau flipchart/ whaiteboard
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal,
merusak lingkungan, mencederai atau memukul orang lain, dan memukul
diri sendiri)
1) Tanyakan perilaku saat dilakukan marah
2) Tulis dipapan tulis atau flipchart/ whaiteboard
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering
dilakukan untuk di peragakan
e. Melakukan bermain peran/ simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak
berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang melakukan
perilaku kekerasan)
f. Menanyakan perasaan klien setelah bermain peran atau simulasi
g. Mendiskusikan dampak atau akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan
2) Tulis dipapan tulis atau flipchart/ whaiteboard
h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien
i. Dalam menjalankan a sampai h upayakan klien terlibat
j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan; dan
akibat perilaku kekerasan
k. Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat
untuk menghadapi kemarahan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang
positif
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab
marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta akibat
perilaku kekerasan
2) Menganjurkan klien mengingat penyebab; tanda dan gejala; perilaku
kekerasan dan akibat yang belum di ceritakan
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya

SESI 1: TAK
STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN
Kemampuan persepsi: mengenal perilaku kekerasan
MEMBERIKAN TANGGAPAN TENTANG
NAMA
NO PENYEBAB PK TANDA DAN PERILAKU
KLIEN AKIBAT PK
GEJALA PK KEKERASAN
1
2
3
4
5
6
LAPORAN HASIL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Evaluasi Proses
1. Secara keseluruhan kegiatan TAK berlangsung baik dan lancar serta kondusif.
2. Satu pasien tidak mengikuti kegiatan TAK dikarenakan terjadwal untuk
fisioterapi.
3. Ada 1 pasien yang ingin mengikuti TAK namun bukan termasuk pasien RPK
dan belum diberikan SP 1 RPK.
4. Leader, Co-Leader, Fasilitator dan Observer telah melakukan tugasnya masing
masing dengan baik dan bekerja sama dengan baik selama proses TAK
berlangsung.
5. Klien cukup kooperatif dalam mengikuti TAK dari awal hingga akhir.
B. Evaluasi Hasil
MEMBERIKAN TANGGAPAN TENTANG
NAMA
NO PENYEBAB PK TANDA DAN PERILAKU
KLIEN AKIBAT PK
GEJALA PK KEKERASAN
Perasaan
Belum bisa Menyayat
berdebar, cemas Kerugian fisik
1 Ferry melupakan tangannya
dan tangan dan materi
almarhum ibunya dengan pisau
mengepal
Keluarga
Memukul kaca, marah dan
Pusing, ada
Keinginannya tidak ngamuk ngamuk tidak jadi
2 Suratman bayangan dan
terpenuhi dan memukul menikah dan
tangan mengepal
diri sendiri tangannya
luka.
Dadanya sesak Melempari
Diomongi oleh Tidak bisa
3 Marsudi dan berdebar orang dengan
tetangganya bekerja
debar batu
Tidak diberikan apa Perasaan emosi Membanting Banyak yang
4 Suliyono
yang diinginkannya dan berkata kasar barang menyindir
5 Tri Tidak di percaya Perasaan tidak Marah marah Dicemooh
oleh keluarga dan enak dan bicara pada orang oleh orang
teman temannya kasar pada semua orang orang dan
orang putus
pertemanan
6 Indro - - - -

1. Evaluasi hasil TAK berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi yang
dilakukan pada pasien yaitu menjelaskan penyebab, tanda gejala PK, Perilaku
Kekerasan dan Akibat PK yang dilakukan.
2. TAK diikuti oleh 5 orang peserta karena 1 orang pasien mengikuti fisioterapi dengan
masalah keperawatan Resiko Perilaku Kekerasan di Wisma Sadewa RSJ Grhasia
Yogyakarta.
3. Hasil Observasi pada kegiatan semua pasien bisa menceritakan penyebab PK.
4. Hasil Observasi pada kegiatan semua pasien bisa menceritakan tanda dan gejala yang
dirasakan.
5. Hasil Observasi pada kegiatan semua pasien bisa menceritakan perilaku kekerasan
yang dilakukannya.
6. Hasil Observasi pada kegiatan semua pasien bisa menceritakan akibat dari PK yang
dilakukannya.
7. Kelima pasien mampu menaati aturan TAK yang telah disepakati. Komunikasi antara
peserta dan terapis berlangsung aktif.

C. Evaluasi Struktur
Sebelum melakukan TAK sudah melakukan persiapan sebagai berikut :
1. Mempersiapkan pasien untuk diikut sertakan sebagai peserta TAK, sudah
dilakukan satu hari sebelum dilakukan TAK
2. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan oleh peserta dan terapis pada
saat TAK.
3. Membentuk struktur organisasi untuk TAK.
Sesudah melakukan TAK terapis melakukan evaluasi tugas tugas :
1. Leader
Leader sudah melakukan tugasnya, yaitu mengkoordinasi seluruh kegiatan,
memimpin jalannya terapi kelompok, memimpin diskusi.
2. Co-Leader

Co-Leader sudah melakukan tugasnya, yaitu membantu leader


mengkoordinasi seluruh kegiatan, mengingatkan leader jika ada kegiatan yang
menyimpang, membantu memimpin jalannya kegiatan.

3. Fasilitator

Fasilitator sudah melakukan tugasnya, yaitu memotivasi peserta dalam


aktivitas kelompok, memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah
kegiatan, membimbing kelompok selama permainan diskusi, membantu leader
dalam melaksanakan kegiatan, bertanggungjawab terhadap program
antisispasi masalah.

4. Observer

Observer sudah melakukan tugasnya, yaitu mengobservasi persiapan dan


pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir, mencatat semua aktivitas dalam
terapi aktivitas kelompok, mengobservasi perilaku pasien

DAFTAR PUSTAKA

Cahya, Asriana. (2015). “Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Kontrol


Pasien Gangguan Jiwa di Klinik Jiwa RSJS Magelang”. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Keliat Budi Anna (2016) Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta :
EGC
Depkes Republik Indonesia. (2011). Kesehatan jiwa secara global-Departement
Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Jakarta: Departement Kesehatan
Republik Indonesia.
Stuart G.W. Sundeen S.J. ( 2008). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai