Oleh :
1. Geofanny Tafaaruli Andrian (201801091)
2. Novia Dwi Rachmawati (201801103)
3. Citra Wati (201801107)
4. M Zainul Arifin (201801131)
5. Vivin Affrilliana Handayani (201801132)
6. Wanda Jillian Asgar (201801133)
A. TOPIK
Klien Tn.D umur 27 tahun, berasal dari suku Jawa. Klien tinggal bersama pamannya
di Kabupaten Malang. Klien masuk rumah sakit jiwa dengan keluhan utama
mengamuk, sering marah dan memukul orang. Sebelumnnya klien pernah dirawat
dirumah sakit jiwa yang sama pada tahun 2012 dengan keluhan yang sama karena saat
dirumah klien tidak teratur minum obat. Sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit,
klien sering mara bila keinginannya tidak terpenuhi. Keaadaan ini semakin memburuk
hingga akhirnya sehari sebelum masuk rumah sakit jiwa klien mengamuk dan
memukul tantenya karena keinginannya untuk dibelikan sepeda motor tidak terpenuhi.
Klien mempunyai riwayat menggunakan NAPZA (sabu-sabu) pada tahun 2005-2006.
Klien juga mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan seperti dipukuli
pamannya dan orangtuanya bercerai pada saat klien berusia 9 tahum. Pada saat
dilakukan pengkajian, klien tampak tegang, gelisah, rahang terkatup, tangan
mengepal, dan tatapan mata tajam. Berbicara dengan keras dan cepat, saat interaksi
klien mengatakan suka memukul orang dirumah, mengatakan dirinya seorang jagoan,
klien malas bergaul dengan orang lain. Merasa tidak diperhatikan karena klien kurang
mendapat perhatian oleh keluarga.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM : Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang diakibatkan oleh paparan stimulasi kepadanya.
2. TUJUAN KHUSUS : Klien dapat menyebabkan kegiatan fisik yang biasa
dilakukan klien, klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah
perilaku kekerasan, klien dapat mendemostrasikan dua kegiatan fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan.
C. LANDASAN TEORI
D. KLIEN
1. Karakteristik
Klien dengan perilaku kekerasan
2. Proses seleksi
Memilih klien sesuai indikasi yaitu klien dengan perilaku kekerasan.
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
2. Tim terapis :
Tempat dan denah ket :
L = Leader
CL = Co Leader
F = Fasilitator
K = Klien
O = Observer
3. Setting tempat : Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran, ruang nyaman
dan tenang, jumlah anggota adalah 6 orang.
4. Metode dan media : Menggunakan metode diskusi dan permainan dan
menggunakan media alat musik dan bola.
F. PROSES PELAKSANAAN.
STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK
1. Leader
a. Memimpin jalannya terapi aktivis kelompok.
b. Merencanakan, mengatur, mengontrol, dan mengembangkan jalannya terapi
aktivis krelompok.
c. Membuka acara terapi aktivis kelompok.
d. Memimpin diskusi kelompok.
e. Memberikan informasi.
f. Menutup acara.
2. Co Leader
a. Mendampingi leader.
b. Mengambil posisi leader jika pasif.
c. Mengarahkan kembali posisi pemimpin kepada leader.
d. Menjadi motivator.
3. Fasilitator
a. Membantu dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan klien sebagai anggota
kelompok.
b. Membantui mempersiapkan klien dan sarana yang menunjang ketika kegiatan
kelompok berlangsung.
c. Memberikan motivasi kepada klien untuk tetap aktif dalam melaksanakan
terapi aktivis kelompok.
4. Observer
a. Mengobservasi persiapan pelaksanaan terapi aktivis kelompok.
b. M,encatat semua aktivitas terapi aktivis kelompok.
c. Mengevakuasi hasil kegiatan terapi aktivitas kelompok.
LANGKAH KEGIATAN
a) Persiapan (5 menit)
a. Memilih klien sesuai indikasi yaitu klien dengan perilaku kekerasan
b. Membuat kontrak dengan klien tentang terapi aktivitas kelompok
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan