Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

TERAPI AKTIVIS KELOMPOK


Pada Klien dengan : Perilaku Kekerasan
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti tugas praktikum
Mata kuliah : Keperawatan Jiwa II

Oleh :
1. Geofanny Tafaaruli Andrian (201801091)
2. Novia Dwi Rachmawati (201801103)
3. Citra Wati (201801107)
4. M Zainul Arifin (201801131)
5. Vivin Affrilliana Handayani (201801132)
6. Wanda Jillian Asgar (201801133)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN 2020-2021
PROPOSAL TERAPI AKTIVIS KELOMPOK

A. TOPIK
Klien Tn.D umur 27 tahun, berasal dari suku Jawa. Klien tinggal bersama pamannya
di Kabupaten Malang. Klien masuk rumah sakit jiwa dengan keluhan utama
mengamuk, sering marah dan memukul orang. Sebelumnnya klien pernah dirawat
dirumah sakit jiwa yang sama pada tahun 2012 dengan keluhan yang sama karena saat
dirumah klien tidak teratur minum obat. Sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit,
klien sering mara bila keinginannya tidak terpenuhi. Keaadaan ini semakin memburuk
hingga akhirnya sehari sebelum masuk rumah sakit jiwa klien mengamuk dan
memukul tantenya karena keinginannya untuk dibelikan sepeda motor tidak terpenuhi.
Klien mempunyai riwayat menggunakan NAPZA (sabu-sabu) pada tahun 2005-2006.
Klien juga mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan seperti dipukuli
pamannya dan orangtuanya bercerai pada saat klien berusia 9 tahum. Pada saat
dilakukan pengkajian, klien tampak tegang, gelisah, rahang terkatup, tangan
mengepal, dan tatapan mata tajam. Berbicara dengan keras dan cepat, saat interaksi
klien mengatakan suka memukul orang dirumah, mengatakan dirinya seorang jagoan,
klien malas bergaul dengan orang lain. Merasa tidak diperhatikan karena klien kurang
mendapat perhatian oleh keluarga.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM : Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang diakibatkan oleh paparan stimulasi kepadanya.
2. TUJUAN KHUSUS : Klien dapat menyebabkan kegiatan fisik yang biasa
dilakukan klien, klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah
perilaku kekerasan, klien dapat mendemostrasikan dua kegiatan fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan.

C. LANDASAN TEORI

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan


tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap firi sendiri, orang
lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan
kesal atau marah yang tidak konstruktif ( Stuart dan Sydeen, 1998 ). Perilaku
kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain
(Yosep, 2007; 146). Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Dep Kes, RI,
2000 ; 147).

Menurut Yosep (2010) dalam Damaiyanti& Iskandar (2012.95) Perilaku


kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayahkan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk di mana seseorang marah berespon
terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol.

Berdasarkan beberapa pengertian Perilaku Kekerasan di atas dapat


disimpulkan bahwa Perilaku Kekerasan yaitu suatu keadaan emosi yang
merupakan campuran frustasi, benci atau marah yang diekspresikan dengan
melakukan ancaman, mencederai orang lain, dan atau merusak
lingkungan.

D. KLIEN
1. Karakteristik
Klien dengan perilaku kekerasan
2. Proses seleksi
Memilih klien sesuai indikasi yaitu klien dengan perilaku kekerasan.

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
2. Tim terapis :
Tempat dan denah ket :
L = Leader
CL = Co Leader
F = Fasilitator
K = Klien
O = Observer
3. Setting tempat : Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran, ruang nyaman
dan tenang, jumlah anggota adalah 6 orang.
4. Metode dan media : Menggunakan metode diskusi dan permainan dan
menggunakan media alat musik dan bola.

F. PROSES PELAKSANAAN.
STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK
1. Leader
a. Memimpin jalannya terapi aktivis kelompok.
b. Merencanakan, mengatur, mengontrol, dan mengembangkan jalannya terapi
aktivis krelompok.
c. Membuka acara terapi aktivis kelompok.
d. Memimpin diskusi kelompok.
e. Memberikan informasi.
f. Menutup acara.
2. Co Leader
a. Mendampingi leader.
b. Mengambil posisi leader jika pasif.
c. Mengarahkan kembali posisi pemimpin kepada leader.
d. Menjadi motivator.
3. Fasilitator
a. Membantu dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan klien sebagai anggota
kelompok.
b. Membantui mempersiapkan klien dan sarana yang menunjang ketika kegiatan
kelompok berlangsung.
c. Memberikan motivasi kepada klien untuk tetap aktif dalam melaksanakan
terapi aktivis kelompok.
4. Observer
a. Mengobservasi persiapan pelaksanaan terapi aktivis kelompok.
b. M,encatat semua aktivitas terapi aktivis kelompok.
c. Mengevakuasi hasil kegiatan terapi aktivitas kelompok.

LANGKAH KEGIATAN
a) Persiapan (5 menit)
a. Memilih klien sesuai indikasi yaitu klien dengan perilaku kekerasan
b. Membuat kontrak dengan klien tentang terapi aktivitas kelompok
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b) Orientasi (10 menit)


a. Salam teurapetik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan : penyebab, perilaku
kekerasan serta akibatnya
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan
2) Menjelaskan aturan main:
 Membacakan peraturan
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c) Tahap Kerja (20 menit)
a. Semua klien harus memperkenalkan diri, menyebutkan nama, nama panggilan dan
hobi.
b. Semua menyanyikan lagu “konsentrasi, konsentrasi dimulai saya…(menyebutkan
nama) contoh: HERI…(menyebutkan nama klien yang lain). permainan ini
membutuhkan konsentrasi, jika klien telat menyebutkan nama teman klien maka
klien harus mendapatkan hukuman. Dan klien harus mendemonstrasikan salah
satu cara marah yang sehat : tarik napas dalam, memukul bantal, senam, dan
menyanyi.
c. Ulangi langkah a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
d. menanyakan perasaan klien setelah mempraktikan cara penyaluran kemarahan
e. Beri pujian dan ajak klien bertepuk tangan setiap keberhasilan anggota kelompok.
d) Tahap Terminasi (10 menit)
a. Evaluasi
1. terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi
2. terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari jika
stimulus penyebab perilaku kekerasan serta melatih secara teratur cara yang telah
dipelajari

c. Kontrak yang akan datang


1. menyepakati kegiatan terapi aktivitas kelompok yang akan datang
2. menyepakati waktu dan tempat

Anda mungkin juga menyukai