Oleh :
20900033
1
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
PADA PASIEN DENGAN PK (PERILAKUKEKERASAN)
B. Latar Belakang
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
b. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.
c. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial.
d. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual
yang biasa dilakukannya.
e. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan
dengan cara patuh minum obat
2
D. LANDASAN TEORI :
Kelompok adalah sekumpulan individu yang mempunyai hubungan satu
sama lain, saling bergantung, dan mempunyai norma yang sama (Stuart, 2013).
Umumnya, anggota kelompok merupakan individu yang mempunyai latar
belakang berbeda. Walaupun begitu, hal ini akan membuat antar individu dalam
kelompok dapat belajar satu sama lain melalui cerita atau pengalaman yang
diutarakan. Pada pasien dengan gangguan jiwa, kelompok dapat dijadikan sebagai
salah satu bentuk terapi yang dinamakan terapi aktivitas kelompok. Terapi ini
merupakan tanggung jawab penuh seorang perawat (Keliat, B & Akemat, 2009).
Manfaat dari terapi aktivitas kelompok secara umum adalah untuk
mengembangkan motivasi klien, melakukan sosialisasi, dan meningkatkan
kemampuan realitas melalui komunikasi dan umpan balik terhadap orang lain
(Susana & Sri, 2011).
Terapi aktivitas kelompok dilakukan oleh 7-10 orang. Sebelum melakukan
terapi aktivitas kelompok, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain lingkungan yang kondusif, rasa aman dan nyaman klien dengan menjaga
privasinya, serta dilakukan pada waktu yang tepat (Direja, 2011). Selanjutnya,
terdapat 4 macam terapi aktivitas kelompok yaitu TAK stimulasi kognitif atau
persepsi, TAK stimulasi sensori, TAK orientasi realita, dan TAK sosialisasi. Pada
proposal ini akan membahas mengenai TAK stimulasi kognitif atau persepsi.
TAK stimulasi kognitif atau persepsi merupakan terapi yang terfokus
kepada pengalaman klien. Tujuan dari TAK stimulasi kognitif atau persepsi
adalah agar pasien mampu untuk menyelesaikan masalah akibat stimulus yang
diberikan kepadanya (Keliat, 2005). Stimulus tersebut dapat berupa marah, benci,
atau pandangan negatif kepada orang lain. Menurut Keliat & Akemat (2009),
stimulasi kognitif diterapkan pada klien dengan kondisi:
Klien dengan Harga Diri Rendah (HDR) menerapkan TAK stimulasi
persepi dengan 2 sesi yaitu mengidentifikasi hal positif pada diri dan melatih hal
positif pada diri. (2) Klien dengan halusinasi terdapat 5 sesi.
TAK yaitu mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi dengan
menghardik, mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan, mencegah
halusinasi melalui berbincang dengan orang lain, dan mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat. (3) Klien dengan defisit perawatan diri mempunyai 5
sesi yaitu mengetahui manfaat perawatan diri, menjaga kebersihan diri, tata cara
makan dan minum, tata cara eliminasi, dan tata cara berhias, dan (4) pada klien
dengan risiko perilaku kekerasan terdapat 5 sesi TAK yaitu mengenal perilaku
kekerasan yang dilakukan, mencegah perilaku kekerasan fisik, mencegah perilaku
kekerasan fisik, mencegah perilaku kekrasan sosial, mencegah perilaku kekerasan
spiritual, dan mencegah perilaku kekerasan dengan patuh mengonsumi obat.
3
Tujuan dari Terapi Aktivitas pada klien yang mengalami perilaku
kekerasan yaitu: klien diharapkan dapat menyebutkan stimulasi penyebab
kemarahannya, dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan
gejala marah), dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan), dan klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.
E. JADWAL KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan
resiko perilaku kekerasan, yaitu:
a. Hari/Tanggal :Senin,11 Januari 2021
b. Waktu : Pkl. 10.30 – 11.30 WIB
c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Terapi kelompok (35 menit)
Penutup (5 menit)
d. Tempat : Ruang poli jiwa RSUD tgk chik ditiro sigli.
F. Pengorganisasian kelompok
1. Jumlah dan nama klien
Jumlah pasien: 3 orang
Jumlah pasien cadangan: 1 orang
4
4. Fasilitator dan uraian tugas
Fasilitator: Darni, Firda Yanti, Dina Rezki Rahayu, dan Ilda Zahara
Mempertahankan kehadiran peserta
a. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
b. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar
maupun dari dalam kelompok
G. METODE
Diskusi dan Tanya jawab
H. ALAT BANTU
1) Bola kertas
2) Spidol
3) Penghapus
I. SETTING TEMPAT
Keterangan:
Leader
Co Leader
Klien
5
Fasilitator
Observer
J. Langkah-langkah
1. Persiapan:
a. Memilih klien yang memiliki prilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
c. Kontrak
1) Terapi menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal prilaku
kekerasan yang biasa dilakukan.
2) Menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien yang ingin meminta izin pada terapis
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Mendiskusi penyebab marah
1) Tanyakan pengalaman tiap klien
2) Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard
6
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
2) Tulis dipapan tulis/flipchart/whiteboard
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang
positif
7
3) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi
penyebab marah yaitu tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
terjadi, serta akibat perilaku kekerasan
4) Menganjurkan klien mengingat penyebab tanda dan gejala perilaku
kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.
K. ATURAN MAIN
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAK dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
d. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
TAK berlangsung
e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari acara
g. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai
h. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksananakan TAK telah habis,
sedangkan acara belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan
anggota untuk memeperpanjang waktu TAK kepada anggota.
L. PENUTUP
Demikian proposal terapi aktivitas kelompok sesi 1 ini kami susun sebagai
media penuntun dalam pelaksanaan terapi aktifitas kelompok yang akan
dilaksanakan di rumah sakit RSUD tgk chik ditiro sigli pada praktik keperawatan
jiwa Program Profesi Ners Sarjana Keperawatan. Besar harapan kami agar terapi
aktivitas ini berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak terkait, terutama klien perilaku kekerasan/risiko perilaku kekerasan. Atas
kerja sama yang baik dan dukungannya kami mengucapkan terimakasih.
Sesi 1: TAK
Mengenal Perilaku Kekerasan Yang Biasa Dilakukan
8
Memberi Tanggapan Tentang
No Nama Klien Penyebab PK Tanda dan Perilaku Akibat
gejala PK kekarasan PK
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama pasien.
2. Untuk tiap pasien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui mengenai
penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan perilaku
kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda ( √ )
jika klien mampu dan tanda ( - ) jika klien tidak mampu
LAPORAN PENDAHULUAN
9
PERILAKU KEKERASAN
10
3. Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat konflik perilaku
“acting out” untuk menarik perhatian orang lain.
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan
11
3. Pasif adalah suatu keadaan dimana individu tidak mampu untuk
mengungkapkan perasaan yang sedang dialami untuk menghindari, suatu
tuntutan nyata.
4. Agresif adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan
untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol.
5. Amuk atau kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat
disertai kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.
6. Bunuh diri.
1. Tindakan Keperawatan
a. Distraksi
Terima marah klien, diam sebentar, arahkan klien untuk memukul
barang yang tidak mudah rusak seperti bantal, kasur.
b. Relaksasi
Bantu klien latihan relaksasi misalnya latihan fisik maupun olahraga,
Latihan pernafasan 2X/ hari, tiap kali 10 kali tarikan dan hembusan
nafas.
c. Bantu melalui humor.
Jaga humor tidak menyakiti orang, observasi ekspresi muka orang
yang menjadi sasaran dan diskusi cara umum yang sesuai.
2. Terapi Medis
Psikofarmaka adalah terapi menggunakan obat dengan tujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan gejala gangguan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
12
Keliat, Budi Anna. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: EGC. 2005.
Stuar, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC, Edisi 5
Yosep, Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
http://ferimalinda.blogspot.co.id/2011/02/terapi-aktifitas-kelompok-
perilaku.html (diakses tanggal 17 Desember 2017)
https://www.catatanperawat.id/ (diakses tanggal 17 Desember 2017)
13