Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI PERSEPSI: PRILAKU KEKERASAN

Disusun oleh

M. ALWAN NUGROHO 18200100043

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan ridhonya lah kami dapat menyelesaikan “PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS
KELOMPOK : PERILAKU KEKERASAN” ini dengan tepat waktu.

Proposal ini kami buat dengan tujuan melatih psikomotorik dan aktivitas pada klien
dengan gangguan kejiwaan dengan masalah keperawatan perilaku kekerasan.

Diharapkan dalam pelaksanaannya perawat dapat kompeten melakukan terapi aktivitas


kelompok dengan klien resiko perilaku kekerasan. Tak ada gading yang tak retak, begitu pula
dalam pembuatan proposal masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan sangat kami harapkan.

Bogor, April 2021

Tim Penyusun
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
MENGENAL PERILAKU KEKERASAN YANG BIASA DILAKUKAN
SESI 1

A. Topik :
Sesi 1 : mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

B. Tujuan :
Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah).
Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan).
Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

C. Landasan Teori
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering
disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu
stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol (Yosep, 2009).
Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau
intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat
diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan
perhatian dan ketergantungan pada orang lain.
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan
melalui pengkajian seperti Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah,
tanda-tanda marah yang diserasakan oleh klien. Dan Observasi : muka merah, pandangan
tajam, otot tegang, nada suara tinggi,  berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan
kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.
Pada pasien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk melakukan
kerusakan atau mencederai diri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan tidak
jauh dari kemarahan. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. Ekspresi marah yang segera karena
suatu sebab adalah wajar dan hal ini kadang menyulitkan karena secara kultural ekspresi
marah yang tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, marah sering diekspresikan secara tidak
langsung (Sumirta, 2013).
Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit diri sendiri
dan mengganggu hubungan interpersonal. Pengungkapan kemarahan dengan langsung
dan tidak konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu
mengetahui tentang respon kemarahan seseorang dan fungsi positif marah (Yosep, 2010).
Atas dasar tersebut, maka dengan terapi aktivitas kelompok (TAK) pasien dengan
perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Tentu saja pasien yang mengikuti terapi ini adalah pasien yang mampu mengontrol
dirinya dari perilaku kekerasan sehingga saat TAK pasien dapat bekerjasama dan tidak
mengganggu anggota kelompok lain.

D. Pasien
1. Karakteristik / kriteria :
a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan
perawat.
b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi pasein yang masuk kriteria.
b. Megidektifikasi pasien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK PK.
Mengikuti: menjelaskan tujuan TAK PK pada pasien, rencana kegiatan kelompok,
dan aturan main dalam kelompok.
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
Hari/Tanggal : Rabu, 14 April 2021
Jam atau waktu : 10.00 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang perpustakaan instalasi rehabilitasi
Jumlah pasien :3

2. Tim terapis

 Leader : Mohammad Alwan Nugroho


Tugas :
 Memimpin jalannya terapis aktifitas kelompok
 Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya terapi.
 Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas
kelompok
 Menjelaskan permainan.
 Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan
memperkenalkan dirinya.
 Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan
tertib
 Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.

 Co-leader : Andry Triono


Tugas :
 Membantu leader dalam mengorganisasi peserta TAK.
 Membantu mengobservasi kemampuan peserta dalam TAK.
 Mengingatkan leader jika kegiatan tidak sesuai.
 Membantu menggerakan peserta untuk aktif dalam TAK.
 Fasilitator : Donna Pratama
Tugas :
 Memfasilitasii peserta TAK untuk berperan aktif
 Memotivasi klien yang kurang aktif
 Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
dan memfasilitasi anggota kelompok
 Memperagakan cara berkenalan dan memperkenalkan teman
 Mempertahankan kehadiran peserta TAK
 Observer : Sholeh
Tugas :
 Mencatat dan mengidentifikasi jumlah peserta TAK dan
seluruh proses jalannya TAK.
 Mengobservasi dan mencatat setiap respon klien dalam
kegiatan TAK.
 Memberi umpan balik kepada kelompok.
 Mengidentifikasi starategi yang digunakan oleh leader.

3. Metode dan media


a. Metode

 Dinamika kelompok
 Diskusi dan Tanya jawab
 Bermain peran/simulasi

b. Media

 Bola pingpong
 Alat pemutar musik
 Jadwal kegiatan klien
F. PROSES PELAKSANAAN

1. Orientasi
a. Salam teraupetik
* Salam dari terapis kepada klien
* Perkenalkan nama panggilan terapis kepada klien (pakai papan nama)
* Menanyakan nama panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi /validasi
* Menanyakan perasaan klien saat ini
* Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontrak
* Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
* Menjelaskan aturan main berikut:
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
- Lama kegiatan 30 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

2. Kerja
a.  Mendiskusikan penyebab marah
* Tanyakan pengalaman tiap klien marah
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab
marah sebelum perilaku kekerasan terjadi
* Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak
lingkungan, menciderai/memukul orang lain, dan memukul diri sendiri)
* Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering
dilakukan untuk diperagakan.
e. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya
(terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang melakukan perilaku kekerasan).
f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.
g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
* Tanyakan akibat perilaku kekerasan
h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
i.   Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.
j.   Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan akibat
perilaku kekerasan.
k.  Menanyakan kesedian klien untuk mempelajari cara baru yang sehat
menghadapi kemarahan.

3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
*  Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
* Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.
b. Tindak lanjut
* Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah,
yaitu tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku
kekerasan.
*Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala perilaku
kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.
c. Kontrak yang akan datang
*Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
*Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
4. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 1, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mengetahui penyebab prilaku, mengenal tanda dan gejala,
perilaku kekerasan yang dilakukan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi
sebagai berikut:

Sesi 1 : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mengenal perilaku kekerasan
Memberi Tanggapan Tentang
Nama
Penyebab PK Tanda & Perilaku Akibat
No. Klien
gejala PK kekerasan PK
1.
2.
3.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku
kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan
akibat perilaku kekerasan, serta mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan nafas dalam. Beri tanda (+) jika mampu dan beri tanda (-) jika tidak mampu.

b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.Contoh: Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi
perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya
(disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan
(”gregeten” dan ”deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja),
akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa), dan cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam. Anjurkan klien
mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai