Dosen pengampu :
Ns. Tiveni Elisabhet, M. Kep., Sp. J
Disusun :
Alinda Nurhidayati
(202101009)
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah yang diekspresikan dengan
melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan dapat merusak
lingkungan sekitar Stuart, et al (2016 diambil dari Pardede 2020). Respon terhadap
marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat
berupa perilaku kekerasan, sedangkan secara internal dapat berupa perilaku depresi
dan penyakit fisik
Risiko perilaku kekerasan merupakan gejala dari pasien perilaku kekerasan yang
dapat dikontrol melalui terapi Aktivitas Kelompok.Terapi kelompok merupakan suatu
psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersamasama dengan berdiskusi satu
sama lain yang dipimpin atau arahkan oleh perawat spesialis jiwa atau perawat jiwa
yang telah terlatih. Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok untuk memberikan stimulasi bagi Pasien dengan gangguan interpersonal.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kemampuan
mengontrol perilaku kekerasan setelah dilakukan Terapi Aktivitas kelompok stimulasi
persepsi adalah konsentrasi dan adanya ketertarikan responden terhadap Terapi
Aktivitas Kelompok yang dilaksanakan, sehingga setelah dilaksanannya TAK ini,
kemampuan pasien dalam mengontrol perilaku kekerasan dapat mengalami
peningkatan (Pardede & Laia., 2020).
Terapi modalitas yang tepat untuk mengatasi Risiko prilaku kekerasan yaitu terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan sensori, untuk memusatkan perhatian, kesegaran jasmani dan
mengespresikan perasaan.Terapi ini dilakukan menggunakan aktivitas sebagai
stimulus dan terkait dengan pengalaman dalam kehidupan untuk mendiskusikan
dalam kelompok. Dengan aktifitas kelompok ini, maka akan memberikan dampak
positif dalam upaya pencegahan, meningkatkan pengobatan, dan pemulihan kesehatan
(Pratiwi., 2020).
B. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan ini Pasien dapat lebih menerapkan stategi pelaksanaan
Risiko Perilaku Kekerasan secara fisik dan sosial dalam mengontrol Risiko Perilaku
Kekerasan.
C. TUJUAN KHUSUS
BAB 2
A. PENGERTIAN TAK
C. INDIKASI
1) Karakteristik
a) Pasien yang memiliki perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b) Pasien dalam kondisi stabil
c) Pasien bersedia mengikuti TAK
d) Pasien tidak sedang mengamuk atau agresif
2) Proses seleksi
a) Menyeleksi pasien sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan
b) Mengidentifikasi nama dan masalah keperawatan yang di alami pasien
c) Membuat kontrak waktu dengan pasien
d) Aktivitas dan Indikasi Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
D. PENGORGANISASIAN
1. TIM TERAPIS
a) Leader : Alinda Nurhidayati
Tugas leader :
1) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok
menyiapkan proposal kegiatan TAK .
2) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
3) Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b) Co - leader :
Tugas Co - leader ;
1) Mendampingi Leader
2) Menjelaskan aturan permaian
3) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien
4) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang
telah di buat
5) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam
proses terapi
c) Fasilitator
Tugas fasilitator :
1) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
2) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
3) Motivasi peserta dalam aktivitas kelompok
4) Motivasi anggota dalam ekspresi perasan setelah kegiatan
5) Mengantur posisi kelompok dalam lingkaran untuk melaksanakan
kegiatan
d) Observer
Tugas observer :
1) Mengobservasi respon klien selama proses kegiatan
2) Mencatat perilaku klien selama dinamika kelompok
3) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok
2. Alat/ media
a) Papan tulis/flibchart/whiteboarrd
b) Kapur/spidol
c) Buku catetan dan pulpen
d) Jadwal kegiatan klien
3. Metode
a) Dinamika kelompok
b) Diskusi dan tanya jawab
c) Bermain peran/simulasi
FASILITATOR FASILITATOR
P P
OBSERVER
P P
FASILITATOR FASILITATOR
P P
LEADER CO - LEADER
Validasi : 2 menit
“ apa yang membuat ibu sedih”
2) Tulis di papan
tulis/flipchart/whiteboard
2) Tulis di papan
tulis/flipchart/whiteboard.
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan
yang pernah dilakukan klien (verbal,
merusak lingkungan mencederai/memukul
orang lain, dan memukul diri sendiri).
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan
saat marah
“ bila ibu marah, melakukan apa?
Memukul bantal kah? Melempar barang ?
memukul teman?”
2) tulis di papan
tulis/flipchart/whiteboard
Evaluasi
dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan Sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui
penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan
akibat perilaku keke- rasan. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien Contoh: klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulasi persepsi
perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan pe nyebab perilaku kekerasannya
(disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan
BAB 3
A. KESIMPULAN
Salah satu bentuk penanganan medis untuk pasien dengan risiko perilaku kekerasan
adalah dengan Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Persepsi, dimana TAK (Terapi
Aktifitas Kelompok) merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada kelompok pasien dengan Risiko perilaku kekerasan. Aktivitas digunakan
sebagai terapi,dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok
terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan, dan
menjadilaboratorium tempat pasien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
B. SARAN
Mare, M. N. S., Laia, D., Sikutiro, H., Fadillah, F., Cerahwati, I., & Manurung, R. D. (2021).
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Pada Pasien Risiko Perilaku Kekerasan.
https://osf.io/jrs4x/download.
Untari, S. N. (2021). Asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan resiko perilaku
kekerasan (Doctoral dissertation, Perpustakaan Universitas Kusuma Husada Surakarta).
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/961/
Irvanto, D., Surtiningrum, A., & Nurullita, U. (2013). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Asertif Terhadap Perubahan Perilaku Pada Pasien Perilaku Kekerasan. Karya Ilmiah.
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/view/164
Zega, R., Laia, V. A. S., Wulandari, Y., Mendrofa, B. O., Saleha, S., Siregar, S. L., ... &
Pardede, J. A. (2022). Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Senam Aerobik Low Impact
Pada Pasien Resiko Perilaku Kekerasan.