Anda di halaman 1dari 15

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK

PADA KLIEN DENGAN WAHAM

Disusun Oleh :

1 Ahmad Firman Maulana 21102184 8. Lailatul Faizah 211221


.
2 Anwar Khirtoyo 21102192 9. Magdalena Nurmia A. 21102211
.
3 Aulia Maharani 21102194 10. M. Rafsanjani Khan 21102215
.
4 Dea Cantika Putri Khoer 21102198 11. M. Badrus Soleh 21102219
.
5 Ellen Rizkia Choirilda 21102201 12. Sinta Maharani 21102229
. Dewi
6 Dhanial Balya 2110222 13. Siti Khumairoh 21102230
.
7 Happy Andrean S.L 211226 14. Sofia Intan Annur 21102233
.

Dosen Pengampu :
Ns. Zidni Nuris Yuhbaba, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
JEMBER
2023
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULUS PERSEPSI:
MENGONTROL WAHAM

1. Tujuan
a. Tujuan Umum: klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang diakibatkanoleh paparan stimulasi kepadanya.
b. Tujuan Khusus
- Klien dapat mempersepsikan stimulus yang paparkan.
- Klien dapat menyelesaikan masalah sesuai stimulus yang dipaparkan
2. Landasan Teori
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa pada umumnya dengan keluhan tidak dapat
diatur dirumah, misalnya amuk, diam saja, mendominasi pembicaraan yang tidak
sesuai realita. Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan
keperawatan untuk klien ganggu jiwa. Terapi ini adalah terapi yang
pelaksanaannya merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Oleh
karena itu seorang perawat khususnya perawat jiwa harus mampu melakukan
TAK secara tepat dan benar. TAK adalah suatu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan
meningkatkan hubungan interpersonal antara anggota Terapi yang menggunakan
aktivitas mempersepsikan stimulus yang terkait dengan pengalaman kehidupan
dan menetapkan alternatif penyelesaiannya. Klien yang mempunya indikası klien
dengan semua gangguan perilaku.

3. Tanda dan Gejala


1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakinninya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan
2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3. Curiga
4. Bermusuhan
5. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
6. Takut dan sangat waspada
7. Tidak tepat menilai lingkungan/realitas
8. Ekspresi wajah tegang
9. Mudah tersingung
4. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
a. Faktor Predisposisi
a) Faktor biologis
 Genetis: diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf
yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
 Neurobiologis; Adanya gangguan pada korteks pre frontal dan
korteks limbic
 Neurotransmitter abnormalitas pada dopamine, serotonin dan
glutamat.
 Virus paparan virus influensa pada trimester III
 Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal
neonatus dan kanak-kanak

b) Faktor psikologis
 Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien.
 Penolakan yang dirasakan dari pengasuh, ibu, atau teman yang
bersifat dingin, cemas, tidak sensitif, atau bahkan terlalu melindungi.
 Pola asuh masa kanak-kanak tidak adekuat misalnya, tidak ada kasih
sayang, diwarnai kekerasan, ada kekosongan emosi
 Konflik dan kekerasan dalam keluarga (pertengkaran orang tua,
aniaya dan kekerasan rumah tangga)

c) Faktor Sosial Budaya


 Kemiskinan
 Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan)
 Kehidupan yang terisolasi disertai stres yang menumpuk.
b. Faktor presipitasi
a) Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptif
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur
perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi rangsangan.
b) Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan prilaku.
c) Pemicu gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang
maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku
individu, seperti: gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa
bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, masalah perumahan,
kelainan terhadap penampilan, stress gangguan dalam berhubungan
interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan
dan sebagainya.
5. Klien
a. Karateristik Klien
Berdasarkan kajian yang dilakukan, karakteristik klien yang
dapat dilakukan dalam TAK ini adalah klien dengan perubahan isi pikir:
waham.
b. Proses seleksi
1) Hasil Observasi sehari-hari di ruangan
2) Informasi dari perawat ruangan
3) Hasil diskusi kelompok
4) Kontrak dengan klien yaitu kesadaran klien untuk mengikuti
kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan tempat dan
waktu
6. Metode dan Media
a. Metode
 Diskusi kelompok dan tanya jawab
 Latihan
 Simulasi
b. Alat
 Kertas HVS
 Pensil
 Spidol white
 White board
 Contoh obat-obatan
c. Setting
 Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
 Ruangan nyaman dan tenang
leader

observer coleader

pasien 4 pasien 1

fasilitator fasilitator
4 1

pasien 3 pasien 2

fasilitator fasilitator
3 2
operator

7. Pengorganisasian
a. Waktu
 Hari/Tanggal : Jumat/1 Desember 223
 Jam : 8.-8.45 WIB
 Acara : 45 menit
a) Pembukaan : 5 menit
b) Perkenalan pada klien : 2 menit
c) Perkenalan TAK : 5 menit
d) Persiapan : 1 menit
e) Permasalahan : 2 menit
f) Penutup : 3 menit
b. Tim terapis
 Leader
a) Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
b) Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
c) Menetapkan jalannya tata tertib
d) Menjelaskan tujuan diskusi
e) Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi
pada kelompok terapt diskusi tersebut
f) Kontrak waktu Menyimpulkan hasil kegiatan
g) Menutup acara
 Co Leader
a) Mendampingi leader jika terjadi bloking
b) Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
c) Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
 Observer
a) Mengobservasi dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
b) Mencatat semua aktifitas dalam terapi aktifitas kelompok
c) Mengobservasi perilaku pasien
 Fasilitator
a) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus
dilakukan
b) Mendampingi peserta TAK Memotivasi klien untuk aktif dalam
kelompok
c) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
 Operator
8. Proses Pelaksanaan
a. Perkenalan
- Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh
pembimbing untuk memulai menyebut nama, kemudian leader
menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam kelompok
- Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih
dulu menunjukkan tangannnya
- Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin
pada perawat
- Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan
identifikasi terhadap perawat dengan menanyakan nama perawat
yang ditunjuk oleh leader
b. Permainan
- Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas
atau tempat yang telah ditentukan dan duduk membentuk lingkaran
- Leader membuka kegiatan dengan mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri dan anggota terapis lain beserta perannya.
Kemudian leader meminta tiap klien untuk menyebutkan nama dan
bertanya peraan klien saat itu
- Selanjutnya leader membacakan tujuan kegiatan dan aturan main
yang harus dipatuhi oleh klien. Setelah itu leader membuat kontrak
waktu dengan klien
- Kemudian co-leader memutar kaset lagu. Ketika lagu dimulai, bola
segera dioperkan dari leader berjalan ke arah berlawanan jarum
jam. Setelah satu putaran, bola berhenti tepat pada leader dan leader
memberikan contoh kepada klien dengan memperkenalkan diri,
- Kemudian dari leaderan berjalan ke arah berlawanan jarum jam.
Setelah paran, bola berhenti tepat pada leader dan leader
memberikan contoh kepada tarangan memperkenalkan diri,
menceritakan hal-hal apa saja yang selama ini didengar atau di
lihat, dimana dan suara atau bayangan itu muncul serta berapa
sering bayangan itu muncul.
- Setelah selesai, musik kembali dinyalakan dan bola kembali
berputar yang berlawanan dengan arah jarum jam untuk
memperagakan apa yang telah dicontohkan oleh leader. Begitu
seterusnya hingga semua klien mendapatkas giliran untuk
megungkapkan perilaku halusinasi.
- Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya
acara dan membacakan hasil kegiatan di akhir acara.
c. Peer Review (Evaluasi Kelompok
- Klien dapat mengemukakan perasaannya setelah memperkenalkan
dirinya
- Klien mengemukakan perasaannya setelah mengemukakan tentang
perilaku halusinasi
- Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini
d. Terminasi
- Klien dapat menyebutkan kembali tujuan kegiatan
- Leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan manfaat dari
kegiatan kelompok ini
e. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Input
 Tim berjumlah 5 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co-leader,
2fasilitator dan 1 observer.
 Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik.
 Peralatan tape recorder dan kaset berfungsi dengan baik.
 Tersedia papan tulis dan spidol.
 Klien memakai papan nama.
 Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria
dan karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas
kelompok stimulasi persepsi
2. Evaluasi Proses
 Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
 Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien atau
berbaur dengan klien
 Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan
untuk dapa mengawasi jalannnya permainan
 90% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti
kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai
3. Evaluasi Output
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan
yang direncanakan
 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya.
 80% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah
sebagai stimulus persepsi.
 90% dari jumlah klien mampu berespon terhadap klien lain
dengan mendengarkan klien lain yang sedang berbicara.
 90% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang
telah ditentukan.
 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang
therapi aktifitas kelompok yang dilakukan.
SESI III

STIMULASI PERSEPSI : BICARA DALAM KONTEKS REALITA

Tujuan
- Klien berbicara secara realitas
Setting
- tempat TAK diruang tenang dan nyaman
- klien duduk melingkar
Alat
- spidol
- white board
Metode
- diskusi kelompok
- simulasi
Langkah - langkah
Pertemuan ke-3 SP Pasien

1. Proses Keperawatan

a. Kondisi klien:

 DS:
Klien mengatakan hal yang tiidak nyata yaitu klien merasa dirinya adalah nabi,
klien mengatakan seseorang membuatnya takut.

 DO:
Pembicaraan klien berulang-ulang, isi pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan dan klien tampak bingung dan ketakutan.

b.Diagnosa keperawatan:

 Waham

c. Tujuan khusus:

 Membina hubungan saling percaya

 Mengevaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang dilakukan


pasien dan berikan pujian.

 Menjelaskan tentang obat yang diminum (jelaskan 6 benar obat, jenis. guna,
dosis, frekuensi, kontinuitas minum obat).

 Masukkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih
serta obat.

d.Tindakan keperawatan:

 Membina hubungan saling percaya

 Mengevaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang dilakukan


pasien dan berikan pujian.

 Menjelaskan tentang obat yang diminum (jelaskan 6 benar obat, jenis. guna,
dosis, frekuensi, kontinuitas minum obat).

 Masukkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih
serta obat.
2. Strategi Komunikasi

a. Fase Orientasi

1) Salam
"Assalamualaikum ibu, masih ingat dengan saya bu? Iya benar sekali saya
perawat A, masih dengan Ibu F ya?"

2) Evaluasi validasi
"Bagaimana kabar Ibu F hari ini?"
"Apakah ibu masih ingat dengan apa yang kita pelajari kemarin? Sudah dilakukan
ibu? Bagus sekali ibu."
"Apakah kebutuhan ibu sudah terpenuhi hari ini? Bagaimana untuk
membersihkan halamannya dan menanam merawat bunga, apakah sudah
dilakukan? Wah,, bagus sekali Ibu, pertahankan ya ibu."

3) Kontrak
"Sesuai janji kita kemarin Ibu, bahwa hari ini saya membawa obat yang biasa ibu
minum untuk ibu, dan kita akan berlatih bagaimna cara meminum obat dengan
benar".
"Sesuai permintaan ibu juga kemarin tempatnya disini saja ya Ibu"
"Untuk waktunya sebentar saja ibu sekitar 15 menit saja. Bagaimana apakah ibu
bersedia ?"

b. Fase Kerja
"Apakah Ibu sebelumnya sudah tau ini obat apa? Belum tau ya ibu, jadi ini adalah obat
yang nantinya harus ibu minum, ini jenis obat tablet ibu, dimana dengan obat ini
nantinya dapat mempercepat proses penyembuhan ibu. Jadi ibu minum obat ini sesudah
makan ya bu sebanyak 1 tablet dalam setiap bungkusnya dan diminum 3 kali sehari. Ibu
bisa minum obat jam 06.00 pagi, jam 14.00 siang dan 22. 00 malam ya bu. Bisa juga
dilihat dibagian labelnya ya bu, disini sudah ada tertera untuk aturan pakainya dan obat
ini harus diminum secara teratur ya ibu. Ibu meminum obatnya juga tidak boleh putus-
putus ya karena itu akan semakin memperpanjang proses penyembuhan. Saat ibu ingin
meminum obat ibu, ibu periksa dulu apakah nama yang tertera pada label obat adalah
nama ibu dan memeriksa kembali jumlah dan macam obat ya bu. Apabila ada yang ibu
bingung atau ragu-ragu, sebaiknya ibu tanyakan kembali kepada perawat yang jaga ya
bu."
"Bagaimana ibu apakah sudah bisa dipahami?"
"Sekarang bagaimana kalau kita memasukkan jadwal minum obat ini ke dalam jadwal
harian ibu? Ingat ya Ibu harus diminum 3 kali dalam sehari sesudah makan".

c. Fase Terminasi

1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

a) Evaluasi subjektif
"Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara minum obat tadi?"

b) Evaluasi objektif

"Bisakah ibu menyebutkan kembali apa saja yang telah kita latih hari ini ibu?"

"Iya benar sekali. Bagus sekali, bu."

2) Rencana tindak lanjut


"Jadi sekarang Ibu sudah tau bagaimana cara minum obat yang benar ya, ibu dapat
rutin meminum obatnya mulai hari ini, setuju bu?"

3) Kontrak yang akan datang

"Besok kita bertemu lagi ya bu untuk membicarakan dan melatih tentang


pemenuhan kebutuhan ibu yang lain dan juga kemampuan ibu selain menyapu
halaman dan menanam bunga ya bu".

"Untuk tempatnya disini dan besok kita bertemu jam 09.00, apakah ibu bersedia?"

"Baiklah kita cukupkan saja ya ibu untuk hari ini, ibu tadi sudah sangat bagus
sekali dalam latihannya. Saya permisi dulu. Assalamu'alaikum ibu."
Evaluasi dan dokumentasi
No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

 Menyebutkan apa yang terjadi


pada klien, identitas diri, dan
situasi yang menyebabkan klien
menjadi waham
 Klien bisa keadaan yang
sebenarnya

Petunjuk: Dilakukan =  Tidak dilakukan = 

Pertemuan ke-3 SP Keluarga

1.) Proses Keperawatan


A. Kondisi klien:

 DS:
Klien mengatakan hal yang tiidak nyata yaitu klien merasa dirinya adalah nabi,
klien mengatakan seseorang membuatnya takut.

 DO:
Pembicaraan klien berulang-ulang, isi pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan dan klien tampak bingung dan ketakutan.

b.Diagnosa keperawatan:

 Waham

c. Tujuan khusus:

 Membina hubungan saling percaya

 Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing memenuhi kebutuhan


pasien dan membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih. Beri
pujian

 Menjelaskan obat yang diminum oleh pasien dan cara membimbing

 Membantu pasien sesuai jadwal

d.Tindakan keperawatan:
 Membina hubungan saling percaya

 Mengevaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing memenuhi kebutuhan


pasien dan membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih. Beri
pujian

 Menjelaskan obat yang diminum oleh pasien dan cara membimbing

 Membantu pasien sesuai jadwal


B. Strategi Komunikasi
- Fase Orientasi
1. Salam
“Assalamualaikum pak bu. Perkenalkan saya perawat A yang sudah merawat Ny. F.
disini kita akan membicarakan jadwal Ny. F selama dirumah ya bu karena Ny. F
hari ini sudah boleh pulang.”
2. Evaluasi Validasi
“bagaimana pak bu, selama bapak dan ibu menjaga Ny. F apakah sudah dilatih cara
merawat Ny. F?”
3. Kontrak
“Nah sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal dirumah? Mari bapak dan
ibu bisa duduk disini”
“mungkin untuk waktunya 25 menit saja”
- Fase Kerja
“Pak/Bu, ini jadwal Ny. F selama di rumah sakit. Coba diperhatikan. Apakah kira-kira
dapat dilaksanakan semua di rumah? Jangan lupa memperhatikan Ny. F, agar ia tetap
menjalankan di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau
T (tidak mau melaksanakan)."
"Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya Ny. F mengaku sebagai seorang
nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
saya atau ibu / bapak bisa datang ke puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini.
Selanjutnya saya atau rekan saya yang akan membantu memantau perkembangan Ny.
F selama di rumah"
- Fase Terminasi
1. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi Subjektif
“bagaimana perasaan ibu/bapak setelah berdiskusi dan mempraktekkan cara
merawat Ny. F dirumah?”
b. Evaluasi Objektif
“bisakah ibu mempraktekkan Kembali apa yang sudah kita bahas tadi tentang cara
merawat Ny. F dirumah?”
“baik ibu sudah benar”

2. Rencana Tindak Lanjut


3. Kontrak Yang akan Datang

“ini jadwal kegiatan hariannya ya pak bu. Kalau ada apa-apa bapak/ibu bisa
langsung menghubungi kami dari pihak rumah sakit ya pak bu”

Evaluasi dan dokumentasi


No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

 Menyebutkan apa yang terjadi


pada klien, identitas diri, dan
situasi yang menyebabkan klien
menjadi waham
 Klien bisa keadaan yang
sebenarnya

Petunjuk: Dilakukan =  Tidak dilakukan = 

Anda mungkin juga menyukai