Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN DPD

Disusun Oleh :

Afivah Amaliah F. 21102183

Aulia Maharani 21102194

Dhanial Balya 21102202

Mega Marita Putri 21102213

Dosen Pengampu

Wahyi Solehah E.S., S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah . Tidak lupa juga kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah
ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami
berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.

Jember, 11 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3

I. Definisi ............................................................................................................................... 4

II. Etiologi ............................................................................................................................... 4

a. Faktor Predisposisi .............................................................................................................. 4

b. Faktor Presipitasi ................................................................................................................. 5

III. Tanda dan Gejala ................................................................................................................. 6

a. Fisik .................................................................................................................................... 6

b. Psikologis ............................................................................................................................ 6

c. Sosial .................................................................................................................................. 6

IV. Rentang Respon................................................................................................................... 6

V. Mekanisme Koping ............................................................................................................. 7

VI. Pohon Masalah .................................................................................................................... 8

VII. Pengkajian ........................................................................................................................... 8

VIII. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................................ 8

IX. Intervensi ............................................................................................................................ 9

X. Strategi Pelaksanaan .......................................................................................................... 11

XI. Implementasi ..................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19


I. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Defisit perawatan diri merupakan suatu
kondisi pada seseorang yang mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan atau
melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian,
makan, BAB/BAK. Defisit perawatan diri adalah salah satu gejala negative, tidak ada
psikofarmaka yang dapat mengatasi deficit perawatan diri selain melatih klien mengatasi
ketidakmampuan atau ketidakmauan melakukan perawatan diri.
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak
menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas dan penampilan tidak rapi. Orem
(1991) menyatakan bahwa masalah defisit perawatan diri terjadi apabila seseorang tidak
mampu merawat dirinya sendiri atau bergantung pada orang lain. Defisit perawatan diri
terjadi apabila kebutuhan perawatan diri yang terapeutik (total aktivitas keseluruhan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan universal, perkembangan, dan deviasi kesehatan)
melampaui kemampuan self-care (kemampuan individu dalam melakukan perawatan
diri).

II. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
 Psikologis
Adanya faktor perkembangan yang memegang peranan yang tidak kalah penting,
hal ini dikarenakan keluaraga terlalu melindungi dan memanjakan individu
tersebut sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
 Biologis
Penyakit kronis menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri
 Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
 Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri

b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menyebabkan defisit perawatan diri yaitu penurunan
motivasi, kerusakan kognitif/persepsi, cemas, lelah, lemah yang menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Rochmawati (2013),
faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene,yaitu :
 Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya
 Praktik sosial
Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pada pola personal hygiene
 Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti, sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampoo, alat mandi semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya
 Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan status kesehatan.
 Budaya
Disebagian kelompok masyarakat beranggapan jika individu sakit tertentu maka
tidak boleh untuk mandi
III. Tanda dan Gejala
a. Fisik
 Badan bau, pakaian kotor
 Rambut dan kulit kotor
 Kuku panjang dan kotor
 Gigi kotor disertai bau mulut
 Penampilan tidak rapi

b. Psikologis
 Malas dan tidak ada inisiatif
 Menarik diri, isolasi diri
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina

c. Sosial
 Interaksi kurang
 Kegiatan kurang
 Tidak mampu berperilaku sesuai norma
 Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri

IV. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan Terkadang perawatan diri, Tidak melakukan


diri seimbang kadang tidak perawatan saat stress
Keterangan :
a. Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri
b. Terkadang melakukan perawatan kadang tidak, saat klien mendapatkan
stressor kadang-kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya
c. Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bias melakukan perawatan diri saat stressor.

V. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada pasien dengan defisit perawatan diri adalah sebagai berikut:

a. Regresi, menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku perkembangan


anak atau berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
mengurangi ansietas
b. Penyangkalan (denial), melindungi diri terhadap kenyataan yang tak menyenangkan
dengan menolak menghadapi hal itu, yang sering dilakukan dengan cara melarikan
diri seperti menjadi “sakit” atau kesibukan lain serta tidak berani melihat dan
mengakui kenyataan yang menakutkan.
c. Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun psikologis,
reaksi fisik yaitu individu pergi atau lari menghindar dari sumber stressor. Reaksi
psikologis individu menunjukkan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat,
sering disertai rasa takut dan bermusuhan
d. Intelektualisasi, suatu bentuk penyekatan emosional karena beban emosi dalam suatu
keadaan yang menyakitkan, diputuskan, atau diubah (distorsi).
VI. Pohon Masalah

Effect Gangguan Pemeliharaan Kesehatan

Care Problem Defisit Perawatan Diri

Cause Harga Diri Rendah


VII. Pengkajian
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan eliminasi/toileting (BAB/BAK)
secara mandiri.
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah defisit perawatan diri maka tanda dan
gejala dapat diperoleh melalu observasi pada pasien yaitu :
1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kult berdaki dan
bau, kuku panjang dan kotor
2. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada
pasien wanita tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan mengambil
makan secara mandiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidakmampuan defekasi/berkemih secara mandiri, ditandai dengan defekasi/berkemih
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah defekasi/berkemih

VIII. Diagnosa Keperawatan


1. Defisit Perawatan Diri (D.0109)
IX. Intervensi
No SDKI SLKI SIKI
1. Defisit Perawatan Diri (D.0109) Perawatan Diri (L.11103) Dukungan Perawatan Diri
(1.11348)
Definisi : Definisi :
Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan Kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas Definisi :
aktivitas perawatan diri. perawatan diri Memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan perawatan diri
Penyebab : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Gangguan muskuloskeletal 1x24jam,masalah keperawatan teratasi dengan Tindakan
2. Gangguan neuromuskuler kriteria hasil: Observasi:
3. Gangguan psikologis dan/atau psikotik -Identifikasi kebiasaan
4. Penurynan motivasi/minat aktifitas perawatan diri
No Kriteria hasil SA/ST sesuai usia
Gejala dan Tanda Mayor 1. Kemampuan Mandi 3/4 -Identifikasi kebutuhan alat
Subyektif Obyektif 2. Kemampuan mengenakan 3/4 bantu kebersihan diri,
Menolak Tidak mampu mandi/ pakaian berpakaian, berhias, dan
melakukan mengenakan makan
3. Kemampuan Makan 3/4
perawatan diri pakaian/makan/ke Terapeutik:
4. Kemampuan ke toilet 3/4 -Sediakan lingkungan yang
toilet/berhias secara
(BAB/BAK) terapeutik ( mis, suasana
mandiri
5. Verbalisasi keinginan 3/4 hangat, rileks, privasi)
Minat melakukan
melakukan perwatan diri -Siapkan keperluan pribadi
perawatan diri kurang
Gejala dan Tanda Minor 6. Minat melakukan perawatan 3/4 (mis, parfum, sikat gigi, dan
(Tidak tersedia) diri sabun mandi)
7. Mempertahankan kebersihan 3/4 -Dampingi dalam
Kondisi Klinis Terkait diri melakukan perawatan diri
Depresi 8. Mempertahankan kebersihan 3/4 sampai mandiri
Demensia mulut -Fasilitasi untuk menerima
Skizofrenia dan gangguan psikotik lain keadaan ketergantungan
-Fasilitasi kemandirian,
Keterangan: bantu jika tidak mampu
1.Meningkat melakukan perawatan diri
2.Cukup Meningkat -Jadwalkan rutinitas
3.Sedang perawatan diri
4.Cukup Menurun Edukasi:
-Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
X. Strategi Pelaksanaan

Pasien SP 1 SP 2 SP 3 SP 4
1) Identifikasi 1) Evaluasi 1) Evaluasi 1) Evaluasi
kebersihan diri, kegiatan kegiatan yang lalu kemampuan pasien
berdandan, yang (SP 1 danSP yang lalu(SP 1, 2,
makan, dan lalu (SP 1) 2) Jelaskan caradan 3). Beri pujian
BB/BAK 2) Jelaskan dan alat 2) Latih cara BAB
2) Jelaskan pentingnya makan yangbenar dan BAK yang baik
pentingnya berdandan 3) Latih kegiatan 3) Menjelaskan
kebersihan diri 3) Latih cara makan tempat BAB dan
3) Jelaskan alat berdandan 4) Masukkan BAK yang sesuai
dan cara 4) Masukkan dalam jadwal 4) Menjelaskan cara
kebersihan diri dalam kegiatan klien membersihkan diri
4) Masukkan jadwal setelah BAB
dalam jadwal kegiatan dan BAK
kegiatan pasien klien
keluarga SP 1 SP 2 SP 3 SP 4
1) Identifikasi 1) Evaluasi SP 1) Evaluasi 1) Evaluasi
masalah 1 kemampuan kemampuan
keluarga 2) Latih SP 2 keluarga
dalam keluarga 2) Latih dalam
merawat merawat keluarga kebersihan
pasien dengan langsung ke merawat diri,
masalah pasien, langsung ke berdandan,
kebersihan kebersihan pasien cara makan dan
diri, diri, dan makan minum,
berdandan, berdandan 3) Rencana BAB/BAK
makan, 3) Rencana tindak lanjut 2) Evaluasi
BAB/BAK tindak lanjut keluarga/jad kemampuan
2) Jelaskan keluarga/jad wal keluarga pasien
tentang defisit wal keluarga untuk 3) Rencana
perawatan diri untuk merawat tindak lanjut
3) Jelaskan cara merawat pasien keluarga
merawat pasien
kebersihan
diri,
berdandan,
makan,
BAB/BAK
4) Bermain peran
cara merawat
5) Rencana
tindak lanjut
keluarga/jadw
al keluarga
untuk merawat
pasien
XI. Implementasi
SP 1 Pasien : Mengidentifikasi pasien tentang kebersihan diri, berdandan, makan,
BAB/BAK. Menjelaskan kepada pasien bagaimana pentingnya kebersihan diri. Menjelaskan
alat dan cara kebersihan diri dan menyusun jadwal kegiatan pasien untuk pertemuan
selanjutnya.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

A. Fase Prainteraksi :
Kondisi : Klien mengatakan malas mandi dan lebih enak untuk tidak ganti baju.
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisir, baju kotor, bau dan menolak untuk diajak
mandi.
Diagnosa Keperawatan :
Defisit Perawatan Diri
Tujuan Tindakan Keperawatan :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri
c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat
e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri
Tindakan Keperawatan :
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Menjelaskan kebersihan yang baik
c. Membantu klien mempraktikkan cara kebersihan yang baik
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Fase Orientasi
Salam Terapeutik
P : Assalamualaikum bu. Perkenalkan saya Perawat Maharani yang bertugas di
Ruang Anggrek pada shift pagi ini pada pukul 07.00 sampai 14.00. disini saya yang
akan merawat ibu.
P : kalau boleh tau dengan ibu siapa?
Evaluasi
P : baik ibu, bagaimana perasaan ibu hari ini?
P : Saya lihat dari tadi ibu menggaruk-garuk kepala, gatal ya bu?
P : Apa tadi ibu sudah mandi?
P : Kenapa ibu belum mandi? Berapa kali ibu mandi dalam sehari?
P : kira-kira ibu tau manfaat dari menjaga kebersihan diri?
P : baik kalau begitu, maukah ibu belajar bagaimana cara menjaga kebersihan diri?
Kontrak
Topik
P : saya disini akan sedikit berbincang-bincang dengan ibu mengenai Kebersihan
Diri.
Waktu
P : Mungkin hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit ibu
Tempat
P : tempatnya bagaimana kalau kita di sini saja. Apakah ibu bersedia?

Fase Kerja
P : Baik ibu saya akan sedikit menjelaskan dan ibu tidak usah sungkan untuk
menceritakan nya kepada saya anggap saja saya adalah anak ibu.
P : kalau boleh tau berapa kali ibu mandi dalam sehari?
P : menurut pendapat ibu, apa kegunaan mandi?
P : sebelum mandi apa yang biasanya ibu persiapkan?
P : benar sekali, ibu perlu menyiapkan pakaian ganti yang bersih, handuk kering dan
bersih, sikat gigi, pasta gigi, shampoo dan sabun mandi. Menurut ibu tempat mandi
dimana?
P : benar sekali kita mandi dikamar mandi, bagaimana kalau kita ke kamar mandi
sekarang, saya akan membantu ibu untuk melakukannya.
P : pertama kita gosok gigi terlebih dahulu dengan sikat gigi yang sudah diberi pasta
gigi, kemudian sikatkan ke gigi ibu dengan gerakan memutar dari atas ke bawah.
Setelah selesai ibu berkumur kumur dengan air bersih. Sekarang ibu bisa membuka
pakaian ibu, lalu siram seluruh tubuh ibu dengan air bersih dari ujung rambut, lalu
ambil shampoo secukupnya dan gosokkan ke bagian kepala (rambut) sampai
berbusa lalu bilas sampai bersih.
P : bagus sekali ibu, sekarang ambil sabun dan gosokkan keseluruh badan secara
merata dan dimulai dari bagian sebelah kanan lalu siram dengan air sampai bersih
dan pastikan tidak ada sabun yang menempel. Setelah selesai di siram dengan air
sampai bersih, keringkan tubuh ibu dengan handuk kering yang sudah ibu siapkan.
P : bagus sekali ibu melakukannya. Selanjutnya ibu bisa menggunakan pakaian
bersih yang sudah disiapkan ya

Fase Terminasi
Evaluasi Respon Klien
 Data Subyektif
P : Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang mengenai cara
menjaga kebersihan diri?
 Data Obyektif
P : Bisa ibu sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah ibu
lakukan tadi?
P : bagus sekali, ibu sekarang sudah tau manfaat dan cara mandi yang baik.
Nah kemampuan ini ibu lakukan juga dirumah ya

Rencana Tindak Lanjut


P : Kalau begitu latihan tadi kita masukkan ke jadwal harian ya bu. Ibu mau
berapa kali sehari mandi dan sikat gigi?
P : bagus, dua kali yaitu pagi dan sore ya bu. Kalau pagi jam berapa dan
siang jam berapa?
P : beri tanda M (Mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau
iingatkan baru dilakukan dan T (Tidak) tidak melakukannya.

Kontrak Yang Akan Datang


P : baik ibu, untuk pertemuan selanjutnya mungkin akan membahas dan
mengajarkan ibu untuk merawat diri yaitu Berdandan. Nah untuk tempat dan
jamnya mungkin sama seperti saat ini ya bu. Dan untuk jadwal harian ini
bisa ibu bawa waktu ibu datang kesini lagi ya.

SP 1 Keluarga : mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien dengan masalah


kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK. Menjelaskan kepada keluarga tetang Defisit
Perawatan Diri. Menjelaskan bagaimana cara merawat kebersihan diri, makan, berdandan,
makan, BAB/BAK dan bermain peran cara merawat. Melakukan rencana tindak lanjut
keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

A. Fase Prainteraksi
Kondisi : Klien mengatakan malas mandi dan lebih enak untuk tidak ganti baju.
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisir, baju kotor, bau dan menolak untuk diajak
mandi.
Diagnosa Keperawatan :
Defisit Perawatan Diri
Tujuan Tindakan Keperawatan :
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian tanda dan gejala defisit perawatan diri, dan jenis defisit
perawatan diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
c. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri

Tindakan Keperawatan :
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
b. Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri
c. Menjelaskan tanda dan gejala defisit perawatan diri
d. Menjelaskan jenis-jenis perawatan diri
e. Menjelaskan defisit perawatan diri yang dialami oleh pasien
f. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Fase Orientasi
Salam Terapeutik
P : Assalamualaikum, selamat pagi bu . Saya perawat Dhanial mungkin biasa di
panggil dhanial saya dinas pagi hari ini , kalau boleh tau ini dengan keluarga pasien
x?
Evaluasi
P: Bagaimana perasaan ibu sekarang?

Kontrak
Topik
P: baik ibu , bagaimana kalau kita berbicara tentang apa saja yang perlu dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan pasien x agar ibu mengetahui bagaimana cara
mengatasi keluhan pasien yang dirasakan
Waktu
P : mungkin membutuhkan waktu 10 menit
Tempat
P : untuk tempatnya diruangan ini,apa ibu berkenan?

Fase Kerja
P : Baik ibu, saya mau Tanya dulu sama ibu., dirumah pasien tinggal dengan siapa?
P : Selama dirumah pasien dekat dengan siapa?
P : Bagaimana hubungan ibu dengan pasien?
P : Aktifitas pasien selama dirumah melakukan apa saja nggih ibu?
P : Lalu apakah ada masalah mengenai aktifitas pasien selama dirumah?
P : Baik masalahnya adalah pasien sekarang sudah tidak mampu melakukan aktifitas
seperti mandi ( personal hygine ) dan sebagainya dikarenakan ada faktor dari
depresinya itu nggih?
P : Baik ibu saya tau perasaan ibu saat ini pasti keadaan ini menyusahkan ibu
sebelum saya memberitahu apa saja yang perlu dilakukan untuk menangani pasien
selama dirumah ijinkan saya menjelaskan beberapa informasi terlebih dahulu
P : Anak ibu terkena yang namanya defisit perawatan diri ini mungkin akibat dari
anak ibu yang terlarut-larut dalam permasalahannya sehingga menimbulkan masalah
seperti ini. Defisit Perawatan diri adalah ketika seseorang tidak mampu melakukan
atau menyelesaikan aktifitas perawatan diri, masalah ini muncul dikarenakan ada
beberapa faktor yaitu pasien psikologisnya terganggu atau mungkin ada faktor yang
lainnya terjadi seperti di lingkungan sosialnya pasien ada masalah seperti itu ibu
P : Ini mungkin butuh waktu lama agar pasien dapat melakukan aktifitas normal
seperti biasanya jadi ibu sebagai keluarga harus terus dampingi pasien dan tentunya
harus sabar nggih ibu
P : Saya akan Ajarkan ke ibu merawat pasien dengan benar dan nanti sewaktu
dirumah ibu dampingi terus bagaimana cara merawat kebersihan diri, berdandan,
makan, BAK/BAB dengan benar sampai pasien dapat melakukan aktifitasnya
dengan mandiri
P : Baik ibu ibu sudah mengerti kan?
P : Kalau begitu pertemuan selanjutnya kita jadwalkan kembali apakah ada
kemajuan dari perawatan pasien nggih ibu

Fase Terminasi
Evaluasi Respon Klien
Data Subyektif :
P : Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol-ngobrol tadi? Apakah ibu merasa
cukup lega setelah bercerita?
Data Obyektif :
P : saya ingin ibu ulangi lagi, apakah ibu sudah tau mengenai defisit perawatan diri
dan bagaimana cara menangani pasien?

Rencana Tindak Lanjut


P : setelah ini, ibu bisa praktekkan sampai rumah nggih

Kontrak Yang Akan Datang


P : Baik ibu ,kalau begitu untuk selanjutnya saya akan datang kesini lagi pada
minggu depan pada tempat yang sama. Untuk melihat progres apakah pasien ada
kemajuan dalam perawatan dirinya Apa ibu bersedia?
DAFTAR PUSTAKA

Ade Herman Surya Direja, S. N. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Lilik Ma'rifatul Azizah, I. Z. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa Teori dan Aplikasi
Praktik Klinik. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Ns. Sutejo., M. S. (2019). KOnsep dan Praktik Asuhan Keperawatan JIwa : Gangguan Jiwa dan
Psikosoial. Yogyakarta: PB.

Anda mungkin juga menyukai