Disusun Oleh :
Dosen Pengampu
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah . Tidak lupa juga kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah
ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami
berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
I. Definisi ............................................................................................................................... 4
a. Fisik .................................................................................................................................... 6
b. Psikologis ............................................................................................................................ 6
c. Sosial .................................................................................................................................. 6
II. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Psikologis
Adanya faktor perkembangan yang memegang peranan yang tidak kalah penting,
hal ini dikarenakan keluaraga terlalu melindungi dan memanjakan individu
tersebut sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
Biologis
Penyakit kronis menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri
Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menyebabkan defisit perawatan diri yaitu penurunan
motivasi, kerusakan kognitif/persepsi, cemas, lelah, lemah yang menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Rochmawati (2013),
faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene,yaitu :
Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya
Praktik sosial
Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pada pola personal hygiene
Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti, sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampoo, alat mandi semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya
Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan status kesehatan.
Budaya
Disebagian kelompok masyarakat beranggapan jika individu sakit tertentu maka
tidak boleh untuk mandi
III. Tanda dan Gejala
a. Fisik
Badan bau, pakaian kotor
Rambut dan kulit kotor
Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai bau mulut
Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
Malas dan tidak ada inisiatif
Menarik diri, isolasi diri
Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
c. Sosial
Interaksi kurang
Kegiatan kurang
Tidak mampu berperilaku sesuai norma
Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri
Adaptif Maladaptif
V. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada pasien dengan defisit perawatan diri adalah sebagai berikut:
Pasien SP 1 SP 2 SP 3 SP 4
1) Identifikasi 1) Evaluasi 1) Evaluasi 1) Evaluasi
kebersihan diri, kegiatan kegiatan yang lalu kemampuan pasien
berdandan, yang (SP 1 danSP yang lalu(SP 1, 2,
makan, dan lalu (SP 1) 2) Jelaskan caradan 3). Beri pujian
BB/BAK 2) Jelaskan dan alat 2) Latih cara BAB
2) Jelaskan pentingnya makan yangbenar dan BAK yang baik
pentingnya berdandan 3) Latih kegiatan 3) Menjelaskan
kebersihan diri 3) Latih cara makan tempat BAB dan
3) Jelaskan alat berdandan 4) Masukkan BAK yang sesuai
dan cara 4) Masukkan dalam jadwal 4) Menjelaskan cara
kebersihan diri dalam kegiatan klien membersihkan diri
4) Masukkan jadwal setelah BAB
dalam jadwal kegiatan dan BAK
kegiatan pasien klien
keluarga SP 1 SP 2 SP 3 SP 4
1) Identifikasi 1) Evaluasi SP 1) Evaluasi 1) Evaluasi
masalah 1 kemampuan kemampuan
keluarga 2) Latih SP 2 keluarga
dalam keluarga 2) Latih dalam
merawat merawat keluarga kebersihan
pasien dengan langsung ke merawat diri,
masalah pasien, langsung ke berdandan,
kebersihan kebersihan pasien cara makan dan
diri, diri, dan makan minum,
berdandan, berdandan 3) Rencana BAB/BAK
makan, 3) Rencana tindak lanjut 2) Evaluasi
BAB/BAK tindak lanjut keluarga/jad kemampuan
2) Jelaskan keluarga/jad wal keluarga pasien
tentang defisit wal keluarga untuk 3) Rencana
perawatan diri untuk merawat tindak lanjut
3) Jelaskan cara merawat pasien keluarga
merawat pasien
kebersihan
diri,
berdandan,
makan,
BAB/BAK
4) Bermain peran
cara merawat
5) Rencana
tindak lanjut
keluarga/jadw
al keluarga
untuk merawat
pasien
XI. Implementasi
SP 1 Pasien : Mengidentifikasi pasien tentang kebersihan diri, berdandan, makan,
BAB/BAK. Menjelaskan kepada pasien bagaimana pentingnya kebersihan diri. Menjelaskan
alat dan cara kebersihan diri dan menyusun jadwal kegiatan pasien untuk pertemuan
selanjutnya.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
A. Fase Prainteraksi :
Kondisi : Klien mengatakan malas mandi dan lebih enak untuk tidak ganti baju.
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisir, baju kotor, bau dan menolak untuk diajak
mandi.
Diagnosa Keperawatan :
Defisit Perawatan Diri
Tujuan Tindakan Keperawatan :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri
c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat
e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri
Tindakan Keperawatan :
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Menjelaskan kebersihan yang baik
c. Membantu klien mempraktikkan cara kebersihan yang baik
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Fase Kerja
P : Baik ibu saya akan sedikit menjelaskan dan ibu tidak usah sungkan untuk
menceritakan nya kepada saya anggap saja saya adalah anak ibu.
P : kalau boleh tau berapa kali ibu mandi dalam sehari?
P : menurut pendapat ibu, apa kegunaan mandi?
P : sebelum mandi apa yang biasanya ibu persiapkan?
P : benar sekali, ibu perlu menyiapkan pakaian ganti yang bersih, handuk kering dan
bersih, sikat gigi, pasta gigi, shampoo dan sabun mandi. Menurut ibu tempat mandi
dimana?
P : benar sekali kita mandi dikamar mandi, bagaimana kalau kita ke kamar mandi
sekarang, saya akan membantu ibu untuk melakukannya.
P : pertama kita gosok gigi terlebih dahulu dengan sikat gigi yang sudah diberi pasta
gigi, kemudian sikatkan ke gigi ibu dengan gerakan memutar dari atas ke bawah.
Setelah selesai ibu berkumur kumur dengan air bersih. Sekarang ibu bisa membuka
pakaian ibu, lalu siram seluruh tubuh ibu dengan air bersih dari ujung rambut, lalu
ambil shampoo secukupnya dan gosokkan ke bagian kepala (rambut) sampai
berbusa lalu bilas sampai bersih.
P : bagus sekali ibu, sekarang ambil sabun dan gosokkan keseluruh badan secara
merata dan dimulai dari bagian sebelah kanan lalu siram dengan air sampai bersih
dan pastikan tidak ada sabun yang menempel. Setelah selesai di siram dengan air
sampai bersih, keringkan tubuh ibu dengan handuk kering yang sudah ibu siapkan.
P : bagus sekali ibu melakukannya. Selanjutnya ibu bisa menggunakan pakaian
bersih yang sudah disiapkan ya
Fase Terminasi
Evaluasi Respon Klien
Data Subyektif
P : Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang mengenai cara
menjaga kebersihan diri?
Data Obyektif
P : Bisa ibu sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah ibu
lakukan tadi?
P : bagus sekali, ibu sekarang sudah tau manfaat dan cara mandi yang baik.
Nah kemampuan ini ibu lakukan juga dirumah ya
A. Fase Prainteraksi
Kondisi : Klien mengatakan malas mandi dan lebih enak untuk tidak ganti baju.
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisir, baju kotor, bau dan menolak untuk diajak
mandi.
Diagnosa Keperawatan :
Defisit Perawatan Diri
Tujuan Tindakan Keperawatan :
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian tanda dan gejala defisit perawatan diri, dan jenis defisit
perawatan diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
c. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri
Tindakan Keperawatan :
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
b. Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri
c. Menjelaskan tanda dan gejala defisit perawatan diri
d. Menjelaskan jenis-jenis perawatan diri
e. Menjelaskan defisit perawatan diri yang dialami oleh pasien
f. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri
Kontrak
Topik
P: baik ibu , bagaimana kalau kita berbicara tentang apa saja yang perlu dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan pasien x agar ibu mengetahui bagaimana cara
mengatasi keluhan pasien yang dirasakan
Waktu
P : mungkin membutuhkan waktu 10 menit
Tempat
P : untuk tempatnya diruangan ini,apa ibu berkenan?
Fase Kerja
P : Baik ibu, saya mau Tanya dulu sama ibu., dirumah pasien tinggal dengan siapa?
P : Selama dirumah pasien dekat dengan siapa?
P : Bagaimana hubungan ibu dengan pasien?
P : Aktifitas pasien selama dirumah melakukan apa saja nggih ibu?
P : Lalu apakah ada masalah mengenai aktifitas pasien selama dirumah?
P : Baik masalahnya adalah pasien sekarang sudah tidak mampu melakukan aktifitas
seperti mandi ( personal hygine ) dan sebagainya dikarenakan ada faktor dari
depresinya itu nggih?
P : Baik ibu saya tau perasaan ibu saat ini pasti keadaan ini menyusahkan ibu
sebelum saya memberitahu apa saja yang perlu dilakukan untuk menangani pasien
selama dirumah ijinkan saya menjelaskan beberapa informasi terlebih dahulu
P : Anak ibu terkena yang namanya defisit perawatan diri ini mungkin akibat dari
anak ibu yang terlarut-larut dalam permasalahannya sehingga menimbulkan masalah
seperti ini. Defisit Perawatan diri adalah ketika seseorang tidak mampu melakukan
atau menyelesaikan aktifitas perawatan diri, masalah ini muncul dikarenakan ada
beberapa faktor yaitu pasien psikologisnya terganggu atau mungkin ada faktor yang
lainnya terjadi seperti di lingkungan sosialnya pasien ada masalah seperti itu ibu
P : Ini mungkin butuh waktu lama agar pasien dapat melakukan aktifitas normal
seperti biasanya jadi ibu sebagai keluarga harus terus dampingi pasien dan tentunya
harus sabar nggih ibu
P : Saya akan Ajarkan ke ibu merawat pasien dengan benar dan nanti sewaktu
dirumah ibu dampingi terus bagaimana cara merawat kebersihan diri, berdandan,
makan, BAK/BAB dengan benar sampai pasien dapat melakukan aktifitasnya
dengan mandiri
P : Baik ibu ibu sudah mengerti kan?
P : Kalau begitu pertemuan selanjutnya kita jadwalkan kembali apakah ada
kemajuan dari perawatan pasien nggih ibu
Fase Terminasi
Evaluasi Respon Klien
Data Subyektif :
P : Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol-ngobrol tadi? Apakah ibu merasa
cukup lega setelah bercerita?
Data Obyektif :
P : saya ingin ibu ulangi lagi, apakah ibu sudah tau mengenai defisit perawatan diri
dan bagaimana cara menangani pasien?
Ade Herman Surya Direja, S. N. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Lilik Ma'rifatul Azizah, I. Z. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa Teori dan Aplikasi
Praktik Klinik. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Ns. Sutejo., M. S. (2019). KOnsep dan Praktik Asuhan Keperawatan JIwa : Gangguan Jiwa dan
Psikosoial. Yogyakarta: PB.