DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
METIYAWAN IBRAHIM
INDRAWAHYU PRATAMA DAI
SULISTIA YAHYA
HADJRA MEERADJI
PRATIWI PUTRI DJARO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kami
dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik. Proposal TAK yang berjudul defisit
perawatan diri disusun untuk memenuh tugas mahasiswa mata kuliah keperawatan jiwa Pada
kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen mata kulhahkeperawatan Jiwa yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyelesaian proposal TAK ini.
2. Orang Ta Kami tercmta yang selalu memberikan do'a restu dan dukungan baik moral
maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan Keperawatan.
3. Serta rekan - rek an dan semua pihak yang tekait dalam penyelesa1an dan penyusunan
proposal TAK ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK ini
Kedepan. Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanlaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan paramahasiswa,
dan pembaca.
GORONTALO
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
A.Topik
B.Tujuan
1.Tujuan Umum
Setelah mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok klien mampu memahami tentang cara
melakukan perawatan personal hygiene yang benar.
2.Tujua Khusus
Setelah mengikuti terapi aktifitas kelompok, klien mampu menjawab pertanyaan tentang :
C.Landasan Teori
1.Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya
guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi (hygene), berpakaian/berhias,makan,dan BAB/BAK (toileting).
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, ( Poter. Perry , 2005).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
mandi/kebersihan diri.
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas
makan.
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut :
a.Kelelahan fisik
b.Penurunan kesadaran
penyebab kurang perawatan diri adalah :
a.Faktor prediposisi
1)Perkembangan
2)Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4)Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b.Faktor Presipitasi
Yang merupakan factor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
a.Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b.Praktik Sosial
Pada anak - anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
c.Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo,
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d.Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
e.Budaya
f.Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain– lain.
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene, antara lain:
a.Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas
kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik
pada kuku.
b.Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
a.Mandi/hygene
b.Berpakaian/berhias
c.Makan
d.BAB/BAK (Toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar
kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan
diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
a.Fisik
Badan bau, pakaian kotor. Rambut dan kulit kotor. Kuku panjang dan kotor Gigi kotor
disertai mulut bau serta penampilan tidak rapi.
b.Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif. Menarik diri, isolasi diri. Merasa tak berdaya, rendah diri dan
merasa hina.
c.Sosial
Interaksi kurang. Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma. Cara makan tidak
teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
D.Klien
1.Karakteristik klien
2.Proses Seleksi
E. PENGORGANISASIAN
A. Waktu Pelaksanaan
TAK
1) Membuka acara
2) Mendampingi leader
b) Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien untuk kelompok aktif mengikuti
anggota berlangsungnya TAK.
d. Observer :
sulistiya yahya
hdjra meeradji
1. Metode
a. Dinamika Kelompok
2. Media /Alat:
c. Sound system
D. Setting tempat
F. PROSES PELAKSANAAN
LANGKAH KEGIATAN
A. Topik
SESI 1: Memperkenalkan diri, Manfaat Perawatan Diri dan menjaga Kebersihan Diri
B. Tujuan
1. Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan,
asal dan hobi.
C. Kriteria Anggota
Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok ini adalah :
D. Nama Klien
1. Tn. Suprianto
2. Tn. Adrian
3. Tn. Adil
4. Tn. Hendri
5. Tn. Ansori
6. Tn. M Darmawan
7. Tn. M Idris
E. Alat
2. Bola/Topi
3. Sound sistem
F. Metode
1. Dinamika kelompok
3. Simulasi
G. Langkah Kegłatan
1. Persiapan
a. Memilih klien gangguan jiwa terkhususnya dengan indikasi, yaitu Defisit perawatan diri.
2. Orientasi
3. Kontrak :
4. Tahap Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu music akan diplay serta bola/Topi diedarkan berlawanan dengan
arah jarum jam (yaitu kea rah kiri) dan pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok
yang memegang bola/topi akan mendapat giliran untuk menyebutkan : Salam, nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hoby, serta menyebutkan kelebihan merawat diri dan akibat tidak
merawat diri, dimulai oleh terapis sebagai contoh.
b. Tulis
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan member pandu positif.
5. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Menganjurkan tiap kelompok melatih anggota memperkenalkan diri kepada orang lain di
kehidupan schari-hari.
3) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri dan manfaat perawatan diri pada jadwal
kegiatan harian klien.
c. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu melakukan cara mandi dan berkeramas dengan baik.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada Lahap kerja yang
menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 1, dievaluasi kemampuan klien
memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, kemampuan klien menyebutkan manfaat
pentingnya keperawatan diri, cara menjaga kebersihan diri dan akibat apabila tidak
melakukan perawatan diri dengan menggunakan formulir evaluasi berikut:
1 Menyebutkan nama
lengkap
2 Menyebutkan nama
panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
Jumlah
1 Kontak mata
2 Duduk tega
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari
awal dan akhir
jumlah
Petunjuk:
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama peserta Untuk tiap Peserta, ben
penilaian tentang kemampuan menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri, cara menjaga
kebersihan diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri beri tanda () jika klien
mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasi kan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
Jakarta: TBK
Jakarta: EGC