Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5
METIYAWAN IBRAHIM
INDRAWAHYU PRATAMA DAI
SULISTIA YAHYA
HADJRA MEERADJI
PRATIWI PUTRI DJARO

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO


DII KEPERAWATAN
T.A 2019-2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kami
dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik. Proposal TAK yang berjudul defisit
perawatan diri disusun untuk memenuh tugas mahasiswa mata kuliah keperawatan jiwa Pada
kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen mata kulhahkeperawatan Jiwa yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyelesaian proposal TAK ini.

2. Orang Ta Kami tercmta yang selalu memberikan do'a restu dan dukungan baik moral
maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan Keperawatan.

3. Serta rekan - rek an dan semua pihak yang tekait dalam penyelesa1an dan penyusunan
proposal TAK ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK ini
Kedepan. Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanlaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan paramahasiswa,
dan pembaca.

GORONTALO

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

A. Latar belakang ................................................................................................


B. DPD (defisit perawatan
diri)............................................................................................................
C. Tujuan .............................................................................................................
D. Kriteria klien ...................................................................................................
E. Program seleksi ...............................................................................................
F. Uraian struktur kelompok ...............................................................................
G. Setting tempat ..................................................................................................
H. Alat ..................................................................................................................
I. Metode .............................................................................................................
J. Rencana pelaksanaan .......................................................................................
K. Langkah kegiatan .............................................................................................
L. Evaluasi dan dokumentas .................................................................................
..

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A.Topik

Terapi aktivitas kelompok : Defisit Perawatan Diri Mandi.

B.Tujuan

1.Tujuan Umum

Setelah mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok klien mampu memahami tentang cara
melakukan perawatan personal hygiene yang benar.

2.Tujua Khusus

Setelah mengikuti terapi aktifitas kelompok, klien mampu menjawab pertanyaan tentang :

a.Manfaat membersihkan diri

b.Alat-alat membersihkan diri (kebersihan kulit, mulut dan rambut)

c.Mempraktekan cara membersihkan kulit, mulut, dan rambut.

C.Landasan Teori

1.Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya
guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000).

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi (hygene), berpakaian/berhias,makan,dan BAB/BAK (toileting).
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, ( Poter. Perry , 2005).

Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

2.Jenis-jenis Perawatan diri

a.Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan

Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
mandi/kebersihan diri.

b.Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.

Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai


pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

c.Kurang perawatan diri : Makan.

Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas
makan.

d.Kurang perawatan diri : Toileting

Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).

3.Etiologi Defisit Perawatan Diri

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut :

a.Kelelahan fisik

b.Penurunan kesadaran
penyebab kurang perawatan diri adalah :

a.Faktor prediposisi

1)Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif


terganggu.

2)Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.

3)Kemampuan Realitas Turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

4)Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

b.Faktor Presipitasi

Yang merupakan factor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

a.Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

b.Praktik Sosial

Pada anak - anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
c.Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo,
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

d.Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.

e.Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.

f.Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain– lain.

g.Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.

4.Dampak Masalah Personal Hygiene

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene, antara lain:

a.Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas
kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik
pada kuku.
b.Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.

5.Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri

a.Mandi/hygene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau


mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan
mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.

b.Berpakaian/berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian,


menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,
mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan
mengenakan sepatu.

c.Makan

Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, memprsiapkan makanan,


menangani perkakas, mengunyah pakaian, menggunakan alat tambahan, mendapatkan
makanan, membuka kontainer, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan
dari wadah lalu dimasukannya di mulut, melengkapi makan, mencerna makanan menurut
cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup
makanan dengan aman.

d.BAB/BAK (Toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar
kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan
diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:

a.Fisik

Badan bau, pakaian kotor. Rambut dan kulit kotor. Kuku panjang dan kotor Gigi kotor
disertai mulut bau serta penampilan tidak rapi.

b.Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif. Menarik diri, isolasi diri. Merasa tak berdaya, rendah diri dan
merasa hina.

c.Sosial

Interaksi kurang. Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma. Cara makan tidak
teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

D.Klien

1.Karakteristik klien

a.Klien yang tidak mengalami gangguan fisik

b.Klien yang bisa membaca

c.Klien yang mudah mendengarkan dan mempraktekannya.

d.Klien dengan riwayat devisit perawatan diri.

e. Klien yang mudah diajak berinteraksi.

2.Proses Seleksi

a.Mengobservasi klien dengan riwayat devisit perawatan diri.

b.Mengidentifikasi klien berdasarkan karakteristik devisit perawatan diri.


c.Mengumpulkan klien yang termasuk dari karakteristik masalah devisit perawatan diri untuk
mengikuti TAK.

E. PENGORGANISASIAN

A. Waktu Pelaksanaan

Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada:

1. Hari, tanggal : 4 febuari 2020

2. Waktu: 13:00 - Selesai

3. Tempat: Ruangan kelas

B. Tim Terapi dan Tugasnya

1. Tim Terapi dan Tugasnya

a. Leader : Metiyawan ibrahim

1) Memimpin berlangsungnya TAK

2) Merencanakan, mengontrol dan mengatur berlangsungnya

TAK

3) Menyampaikan materi sesuai TAK

4) Memimpin diskusi kelompok

b. Co. Leader : indra wahyu pratama dai

1) Membuka acara

2) Mendampingi leader

3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking


4) Menyerahkan kembali kepada leader posisi leader/Menutup acara leader

c. Fasilitator : pratiwi putri djaro

a) Ikut serta dalam kegiatan kelompok

b) Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien untuk kelompok aktif mengikuti
anggota berlangsungnya TAK.

d. Observer :

sulistiya yahya

hdjra meeradji

1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada

format yang tersedia).

2) Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai persiapan,

proses hingga penutupan.

C. Metode dan Media

1. Metode

a. Dinamika Kelompok

b. Diskusi Tanya Jawab

c. Bermain Peran dan Simulasi

2. Media /Alat:

a. Buku catatan dan pulpen


b. Bola/Topi

c. Sound system

d. Jadwal kegiatan klien

D. Setting tempat
F. PROSES PELAKSANAAN

LANGKAH KEGIATAN

A. Topik

SESI 1: Memperkenalkan diri, Manfaat Perawatan Diri dan menjaga Kebersihan Diri

B. Tujuan

1. Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan,
asal dan hobi.

2. Klien mampu menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri

3. Klien mampu menyebutkan cara menjaga kebersihan diri

4. Klien mampu menyebutkan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri

C. Kriteria Anggota

Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok ini adalah :

1. Klien dengan gangguan jiwa terkhususnya dengan gangguan

perawatan diri : defisit perawatan diri.

2. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami

perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.

3. Klien dapat diajak bekerjasama (Kooperatif).

D. Nama Klien

Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah 5 orang,

sedangkan sisanya sebagai klien cadangan jika klien yang ditunjuk


berhalangan. Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti terapi aktivitas

kelompok ini serta klien sebagai cadangan adalah :

1. Tn. Suprianto

2. Tn. Adrian

3. Tn. Adil

4. Tn. Hendri

5. Tn. Ansori

Klien peserta cadangan

6. Tn. M Darmawan

7. Tn. M Idris

E. Alat

1. Buku catatan dan pulpen

2. Bola/Topi

3. Sound sistem

4. Jadwal kegiatan klien

F. Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan Tanya jawab

3. Simulasi
G. Langkah Kegłatan

1. Persiapan

a. Memilih klien gangguan jiwa terkhususnya dengan indikasi, yaitu Defisit perawatan diri.

b. Membuat kontrak dengan klien.

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

a. Memberi salam terapeutik : salam dari terapis.

b. Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.

3. Kontrak :

a. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.

b. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan

manfaat perawatan diri dan cara menjaga kebersihan diri serta

akibat apabila tidak melakukan perawatan diri.

c. Menjelaskan aturan main berikut.

d. Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan

kelompok harus meminta izin kepada terapis.

e. Lama kegiatan 20 menit.

f. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

4. Tahap Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu music akan diplay serta bola/Topi diedarkan berlawanan dengan
arah jarum jam (yaitu kea rah kiri) dan pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok
yang memegang bola/topi akan mendapat giliran untuk menyebutkan : Salam, nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hoby, serta menyebutkan kelebihan merawat diri dan akibat tidak
merawat diri, dimulai oleh terapis sebagai contoh.

b. Tulis

nama panggilan pada kertas/papan nama dan temple/pakai.

c. Ulangi point a sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.

d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan member pandu positif.

5. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

b. Rencana Tindak Lanjut

1) Menganjurkan tiap kelompok melatih anggota memperkenalkan diri kepada orang lain di
kehidupan schari-hari.

2) Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan

cara yang telah dipelajari dalam perawatan diri.

3) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri dan manfaat perawatan diri pada jadwal
kegiatan harian klien.

6. Kontrak yang akan datang

c. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu melakukan cara mandi dan berkeramas dengan baik.

d. Menyepakati waktu dan tempat.


G. EVALUASI DAN DOKUMENTASI

Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada Lahap kerja yang
menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 1, dievaluasi kemampuan klien
memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, kemampuan klien menyebutkan manfaat
pentingnya keperawatan diri, cara menjaga kebersihan diri dan akibat apabila tidak
melakukan perawatan diri dengan menggunakan formulir evaluasi berikut:

No Aspek yang di nilai Nama klien

1 Menyebutkan nama
lengkap
2 Menyebutkan nama
panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
Jumlah

no Aspek yang di nilai Nama klien

1 Kontak mata
2 Duduk tega
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari
awal dan akhir
jumlah

No Nama klien Menyebutkan nama Menyeburtkan cara Menyebitkan


manfaat pentingnya menjaga kebersihan akibat apabila
perawatan diri diri tidak
melakukan
perawatan diri
1
2
3
4
5

Petunjuk:

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama peserta Untuk tiap Peserta, ben
penilaian tentang kemampuan menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri, cara menjaga
kebersihan diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri beri tanda () jika klien
mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasi kan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes (00). Slandar Freuoman Keperawalan Jtwa, Jakarta: Depkes

Nurhasanah. J. dkk, (2006). Imu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan.

Tarwoto & Wartonah (2000). Kebutuhan Dasar Mamusia. Jakarta: EGC

Keliat, Budi Anna. Dkk,. (2007). Manajemen Kasus Ganggan Jiwa.

Keliat, Akemat, (2004). Keperawatan Jiwa 1eori Aktivitas Kelompok.

Jakarta: TBK

Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai