Anda di halaman 1dari 9

Komunikasi antarpribadi atau yang biasa disebut dengan komunikasi

interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih
untuk bertukar informasi dan saling berinteraksi. Komunikasi interpersonal
sebagai proses sosialisasi manusia.

Menurut De vito, komunikasi interpersonal pada dasarnya berfungsi untuk


memberi atau mengirim pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang
lain atau sekelompok organisasi dan menerima umpan balik secara langsung.
Contoh komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara seorang perawat
dan pasien dalam menjalani rutinitas di tempat pasien dirawat. Komunikasi ini
biasa dikenal sebagai komunikasi keperawatan.

Baca juga : Tempat Wisata di Pekanbaru

Komunikasi keperawatan sebagai interaksi antara perawat dengan pasiennya.


Komunikasi keperawatan ditujukan untuk sikap profesional seorang perawat
untuk mengubah atau mengendalikan pola pikir pasien yang tadinya berpikir
negatif menjadi positif dalam meningkatkan kesehatannya dalam menjalani
hari-harinya.

Pada dasarnya seorang perawat akan bertugas untuk membangun pola pikir
positif ke pasien ketika pasien dihadapi dengan rasa cemas yang berlebih
supaya tidak menimbulkan penyakit yang lebih parah. Komunikasi tersebut
akan menjadi solusi seorang perawat yang profesional untuk mengetahui
perkembangan kesehatan pasiennya.

Komunikasi keperawatan dilakukan melalui komunikasi verbal dan komunikasi


tidak verbal. Komunikasi verbal yang diberikan oleh seorang perawat
biasanya bertujuan untuk membangun motivasi pasien, sedangkan
komunikasi tidak verbal sebagai pendukung dari komunikasi verbal supaya
pasien yakin dan perlahan mengubah pola pikir yang negatif dalam kesehatan
dirinya sendiri dan menjadi pola pikir yang positif.

Baca juga : Menerapkan Prinsip Etika Etiket Dalam Keperawatan


Komunikasi yang dilakukan dalam komunikasi keperawatan seperti perkataan
lembut, sentuhan, ekspresi wajah, dan lainnya. Beberapa komunikasi
interpersonal dalam keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Dapat Memahami Perasaan

Komunikasi interpersonal dalam keperawatan pada dasarnya tidak hanya


dilakukan melalui perilaku dan ucapan saja. Seorang perawat memahami
perasaan dalam berkomunikasi dengan seorang pasien maupun dokter.
Dengan memahami perasaan seseorang tersebut, maka seorang perawat
yang profesional telah mencegah kesalahpahaman dalam berkomunikasi ke
depannya.

Komunikasi biasanya berkaitan dengan perasaan apabila seorang sedang


berperasaan buruk dan orang lain tidak memahami kondisi perasaannya saat
itu, hal yang akan terjadi adalah kesalahpahaman.

2. Memberikan Motivasi

Komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat yang baik biasanya bersifat
membangun motivasi untuk seorang pasien dalam kesehatannya. Komunikasi
interpersonal ini bersifat membangun rasa percaya diri pasien yang tujuan ke
depannya untuk mengubah pemikiran negatif dari seorang pasien dan
menjadi pola pikir yang positif, sehingga pasien bersemangat kembali untuk
mencapai kesembuhannya dalam menghadapi penyakit yang dideritanya.

3. Memberi Informasi yang Akurat

Seorang perawat akan memberikan informasi mengenai kesehatan


pasiennya. Komunikasi yang dilakukan antara seorang perawat dan pasien
harus membutuhkan informasi yang akurat supaya terjadinya
kesalahpahaman. Selain itu, seorang dokter juga harus memberikan informasi
yang tepat dan akurat mengenai kesehatan pasiennya supaya tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan untuk ke depannya.
4. Menawari Diri Untuk Membantu

Pada dasarnya seorang pasien harus membutuhkan perawatan dan fasilitas


yang baik untuk meningkatkan kesehatannya. Seorang perawat yang
profesional dalam tugasnya akan memberikan perhatian yang lebih atau
melayani pasien dengan cara menawarkan diri ketika pasien membutuhkan
bantuan seperti minum obat, membantunya berjalan ke toilet, membantu
dalam menyiapkan makanan, dan lain sebagainya. Selain itu, seorang
perawat biasanya juga mampu dalam memberi solusi ketika pasien bercerita
mengenai masalahnya, dan menjadi pendengar yang baik.

5. Menyampaikan Pesan Dengan Non Verbal

Komunikasi tidak verbal dalam komunikasi keperawatan menjadi hal yang


penting setelah komunikasi verbal. Komunikasi tidak verbal yang dilakukan
oleh seorang perawat terhadap seorang pasien biasanya meliputi kontak
mata, intonasi suara yang lembut, sentuhan, ekspresi wajah, dan lainnya.
Pada dasarnya komunikasi tidak verbal ini dapat mempengaruhi pasien untuk
meningkatkan kesehatan badannya agar lebih baik lagi untuk ke depannya.

Baca juga : Tempat Wisata di Riau

Seorang perawat harus profesional dalam melayani supaya pasiennya


nyaman. Misalnya, seorang perawat yang sedang marah tidak boleh
melampiaskannya dan harus tetap tersenyum dan bersuara lembut ketika
berbicara dengan pasien.

6. Menerima Masukan Orang Lain

Seorang pasien yang telah dirawat oleh seseorang perawat dapat menilai
kinerja seorang perawat tersebut dalam melayaninya. Oleh karena itu,
seorang perawat yang profesional akan menerima kritik dan saran apapun
mengenai kinerjanya. Seorang yang profesional dalam tugasnya biasanya
akan menerima kritik apapun untuk meningkatkan kinerjanya dalam melayani
pasien. Selain itu, seorang perawat juga bersedia menerima masukan dari
dokter biasanya berupa saran-saran yang bersifat membangun.(Redho)

1. KOMUNIKASI Indra Hizkia P, S.Kep, Ns


2. Pengertian Komunikasi Komunikasisebagaikatabenda (noun), communnication,
berarti : • pertukaransimbol, pesan-pesan yang samadaninformasi; •
prosespertukaranantaraindividumelaluisistemsimbol-simbol yang sama; •
seniuntukmengekspresikangagasan; dan • ilmupengetahuantentangpengirimaninformasi
(Stuart, 1983).
3. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai upaya menyampaikan pesan, pendapat,
perasaan, atau memberikan berita atau informasi kepada orang lain (Mahyuliansyah,
2007) • Berita atau informasi itu dapat berupa perintah,saran, dan pendapat, baik dalam
bentuk ucapan langsung maupun dalam bentuk tulisan, gambar, kode atau lainnya yang
berupa pengumuman, edaran, dan lain sebagainya
4. Beberapa pengertian komunikasi menurut beberapa pakar William Albig :
komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu.
(Communication is the prosses of transmitting meoninfull symbols between individuals –
buku public opinion).
5. Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan
hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien untuk mengenal kebutuhan pasien dan
menentukan rencana tindakan serta kerjasama dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

6. Bilamana kita mengadakan komunikasi itu berarti membagikan informasi ….


agar si penerima maupun si pengirim sepaham atas suatu pesan tertentu. (communication
comes from latin, communio = common when we communication are the sender tuned
together for a particular message).
7. Keterampilan dalam berbicara merupakan kemampuan mengekspresikan
pembicaraan dalam bahasa kata-kata. Semuanya tergantung pada pengalaman,
pengetahuan, panjang dan pendeknya pembicaraan, serta isi pembicaraan. Keterampilan
bicara biasanya diikuti dengan gaya bicara. Ada beberapa gaya bicara yang biasanya
mengikuti kegiatan bicara itu sendiri yaitu : • Gaya berbicara dengan menghubungkan
suara dengan kata-kata atau disebut gaya bahasa yang meliputi Asidenton, Polisidenton,
Klimaks, Antiklimaks, dan Hiperbola. • Gaya berbicara dengan gerak muka (mimik). •
Gaya bicara dengan gerak badan (panto mimik), dan • Gaya berbicara dengan gerak gerik. 
8. Jadiesensikomunikanadalahmenemukandanmemadukansipenerimadansipengi
rim.Jadiesensikomunikanadalahmenemukandanmemadukansipenerimadansipengirim.
OnongUchyanaEffendy : dalambukunyakomunikasi : teoridanpraktikmengatakan,
komunikasihakekatnyaadalahprosespenyimpananpikiranatauperasaanolehkomunikatorkep
adakomunikan.
9. Bennard Berelson dan Gary A. Steinner (1964:527) mendefinisikan komunikasi :
”communication: the transmission of information, ideas, emotions, skills, etc. by the uses
of symbol…” (komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan
sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi).
10. Lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi  yang efektif
adalah clarity, accuracy, contex, flow dan culture. 
11. Kesimpulan Komunikasi adalah : seni penyampaian informasi (peran, message,
ide,sikap atau gagasan) dari komunikator untuk merubah serta permohonan yang
dikehendaki komunikator. Jadi proses penyampaian informasi berdaya guna bagi
komunikator maupun komunikan
12. Unsur-Unsur
Komunikasi Komunikasitelahdidefinisikansebagaiusahapenyampaianpesanantarmanusia,
sehinggauntukterjadinyaproseskomunikasi minimal terdiridari 3 unsuryaitu :
pengirimpesan (komunikator), penerimapesan (komunikan) danpesanitusendiri
13. Komunikator Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang
berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Komunikator
dapat dilihat dari jumlahnya terdiri dari (a) satu orang; (b) banyak orang dalam pengertian
lebih dari satu orang; (c) massa.
14. Komunikan Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi,
kepada siapa pesan komunikator ditujukan. Peran antara komunikator dan komunikan
bersifat dinamis, saling bergantian. Dilihat dari jumlah komunikator dan komunikan, maka
proses komunikasi dapat terjadi 9 kemungkinan.
15. Pesan • Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa
suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan • Pesan bersifat verbal (verbal
communication) : (1) oral (komunikasi yang dijalin secara lisan) (2) written (komunikasi
yang dijalin secara tulisan) • bersifat non verbal (non verbal communication) : gestural
communication (menggunakan sandi-sandi à bidang kerahasiaan)
16. Jenis- jenis komunikasi • Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi
secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien,
mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan
keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit (Achir
Yani), tetapi yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan
pertolongan terhadap sesama manusia.
17. 1. PENGERTIAN DAN JENIS KOMUNIKASI • Komunikasi merupakan proses
kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi
terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik
18. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua
orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi •
interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan
keputusan, dan pertumbuhan personal. • Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg
(1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis
dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.
19. A. KOMUNIKASI VERBAL • Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan
dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal
terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan
tepat waktu. Katakata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide
atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan
ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat
seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap
individu untuk berespon secara langsung.
20. Komunikasi Verbal yang efektif harus: • 1. Jelas dan ringkas Komunikasi yang
efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan
makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara
secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat
penjelasan lebih mudah untuk dipahami Ulang bagian yang penting dari pesan yang
disampaikan.
21. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan
dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara
sederhana. • Contoh: “Katakan pada saya dimana rasa nyeri anda” lebih baik daripada •
“saya ingin anda menguraikan kepada saya bagian yang anda rasakan tidak enak.”
22. 2. Perbendaharaan Kata • Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan
tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan
dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat
menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi
penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan
“Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda” akan lebih baik jika •
dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan paru-paru anda”.
23. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan
“Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda” akan lebih baik jika •
dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan paru-paru anda”.
24. 3. Arti denotatif dan konotatif • Arti denotatif memberikan pengertian yang sama
terhadap kata yang digunakan, • sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan
atau ide yang terdapat dalam suatu kata. • Kata serius dipahami klien sebagai suatu
kondisi mendekati kematian, • tetapi perawat akan menggunakan kata kritis untuk
menjelaskan keadaan yang mendekati kematian.
25. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati memilih kata-kata
sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, • terutama sangat penting ketika
menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien.
26. 4. Selaan dan kesempatan berbicara • Kecepatan dan tempo bicara yang tepat
turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang
cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat
sedang • menyembunyikan sesuatu terhadap klien. • Perawat sebaiknya tidak berbicara
dengan cepat sehingga kata-kata tidak jelas.
27. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi waktu
kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat
dilakukan denganmemikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya,
menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan. • Perawat juga
bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat
dan perlu untuk diulang.
28. 5. Waktu dan relevansi • Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap
pesan. Bila klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko
operasi. • Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat
dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus • peka
terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. • Begitu pula komunikasi verbal akan
lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.
29. 6. Humor • Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi
ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan
perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien
30. Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi
catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi
terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan
menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak
mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.
31. B. KOMUNIKASI NON-VERBAL • Komunikasi non-verbal adalah pemindahan
pesan tanpa menggunakan katakata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-
verbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan
keperawatan, • karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat
yang mendeteksi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.
32. Komunikasi non-verbal teramati pada: 1. Metakomunikasi • Komunikasi tidak
hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara pembicara dengan lawan
bicaranya. • Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat
hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap
dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.
33. 2. Penampilan Personal • Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama
yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik
sampai 4 menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seseorang
berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993).
34. Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status
sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan
penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif.
35. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap
pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra
bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak
sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi
perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra
klien.
36. 3. Intonasi (Nada Suara) • Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar
terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung
mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang
berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus
terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.
37. 4. Ekspresi wajah • Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi
utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih.
• Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat
interpesonal.
38. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang yang
mempertahankan kontak mata selama pembicaraan diekspresikan sebagai orang yang
dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang baik. • Perawat
sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena
itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak
mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.
39. 5. Sikap tubuh dan langkah • Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap;
emosi, konsep diri dan keadaan fisik. • Perawat dapat mengumpulkan informasi yang
bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi
oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.
40. 6. Sentuhan • Kasih sayang, dudkungan emosional, dan perhatian disampaikan
melalui sentuhan.Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-
klien, namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan
keperawatan, perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan
pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan pakaian.
41. Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat
untuk melakukan kontak interpersonal sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. •
Bradley & Edinburg (1982) dan Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun
sentuhan banyak bermanfaat ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah
penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga harus dilakukan
dengan kepekaan dan hati-hati.
42. Saluran komunikasi & media komunikasi Saluran komunikasi merupakan alat
yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima, dapat berupa
oral, surat, sms, telepon, e-mail, TV, komputer kode morse dan lain-lain.
43. Terdapat dua cara : (1) non mediated communication (face to face), secara
langsung; (2) dengan media.
44. Efek komunikasi Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan
pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri
komunikan : • kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu); • afektif (sikap seseorang
terbentuk) • konatif (tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan
sesuatu).
45. Umpan balik Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan
komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator
dan komunikan terus-menerus saling bertukar peran.
46. RANGKUMAN PROSES KOMUNIKASI SiapaKomunikator
MengatakanapaPesan Saluran yang manaMedia KepadasiapaKomunikan
Bagaimanahasilnya Umpanbalik
47. Komponen komunikasi • komponen komunikan • komponen komunikator •
komponen pesan • komponen umpan balik
48. 1. Komponen komunikan Seseorang dapat dan akan menerima pesan apabila
dalam kondisi sebagai berikut: - pesan komunikasi benar-benar dimengerti oleh penerima
pesan - pengambilan keputusan dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan
49. - pengambilan keputusan dilakukan secara sadar untuk kepentingan pribadinya
- mampu menempatkan baik secara mental atau fisik
50. Komponen komunikator Komunikasi dapat berjalan efektif bila : adanya
kepercayaaan dalam diri komunikator (self credibility) dan kepercayaan kepada
komunikator mencerminkan pesan yang diterima komunikan dianggap benar serta sesuai
kenyataan dan daya tarik komunikator (source attractiviness).
Load More ...
HOURLY FREE
POWERPOINT TEMPLATE

Anda mungkin juga menyukai