Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perguruan tinggi merupakan institusi yang bertanggung jawab
terhadap kemajuan dan kepandaian bangsanya agar mampu bersaing
dengan bangsa lain. Sistem pendidikannnyapun harus mengacu pada
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta
perkembangan global masyarakat dunia. Kondisi global mengakibatkan
persaingan yang sangat ketat akan dialami para lulusan, hal tersebut
juga membawa dampak pada adanya perubahan pola pikir yang dapat
memenuhi proses pendidikan.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung sebagai salah satu
institusi pendidikan tenaga kesehatan milik pemerintah mempunyai
tugas pokok dan fungsi dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yakni penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat. Untuk memastikan bahwa penyelenggaraan tri dharma
perguruan tinggi terlaksana dengan baik, maka perlu dilakukan
pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi).
Monitoring dan Evaluasi merupakan komponen yang sangat
penting sebagai acuan yang mengontrol kinerja yang dilakukan di
suatu unit tertentu. Suatu program ataupun pekerjaan pada dasarnya
memiliki tujuan dan pengaturan aktivitas yang sangat kompleks. Hal
tersebut memerlukan monitoring dan evaluasi, sehingga hasil yang
didapatkan lebih maksimal.
Monitoring dan evaluasi mengekstraksi informasi yang relevan
dari masa lalu, aktivitas yang sedang dilakukan saat ini yang dapat

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung |1


dijadikan basis data untuk program dan orientasi dimasa yang akan
datang. Monitoring merupakan suatu kegiatan yang dilakukan selama
proses tersebut dilakukan.
Monitoring merupakan suatu kegiatan pemantauan penyelesaian
suatu kegiatan atau pekerjaan dimana didalamnya terdapat review
terhadap keberhasian tujuan yang ingin dicapai dan yang digunakan
sebagai dasar input kegiatan berikutnya. Sedangkan evaluasi
merupakan kegiatan yang dilakukan diakhir proses kegiatan atau
pekerjaan, dimana kegiatan yang dilakukan berupa review dari
kegiatan tersebut. Komponen yang sangat diperhatikan dalam evaluasi
adalah output, outcome dan kesesuaian tujuan dengan implementasi
yang dilakukan.
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Tri Dharma PT di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung merupakan kegiatan rutin
yang dilakukan baik ditingkat Direktorat maupun Jurusan/Prodi
sebagai upaya pembinaan dan untuk mengidentifikasi sejauh mana
pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan berdasarkan rencana
atau target yang telah ditetapkan. Untuk tertibnya pelaksanaan
monitoring dan evaluasi, maka Politeknik Kesehatan Kemenkes
Bandung menyusun Pedoman Monitoring dan Evaluasi untuk dipahami
dan dilaksanakan oleh setiap unit kerja.

B. Tujuan Monitoring dan Evaluasi


1. Tujuan Monitoring
a. Manjaga agar kegiatan yang sedang diimplementasikan sesuai
dengan tujuan dan sasaran.

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung |2


b. Menemukan kesalahan sedini mungkin sehingga mengurangi
risiko yang lebih besar.
c. Melakukan tindakan modifikasi terhadap kebijakan apabila
hasil monitoring mengharuskan untuk itu.

2. Tujuan Evaluasi
a. Menentukan kinerja penyelenggaraan tri dharma PT.
Melalui evaluasi dapat diketahui derajat pencapaian tujuan dan
sasaran pencapaiannya.
b. Mengukur tingkat efisiensi penyelenggaraan tri dharma PT
Melalui evaluasi dapat diketahui berapa biaya yang digunakan
dan manfaatnya.
c. Mengukur tingkat keluaran penyelenggaraan tri dharma PT
Mengukur berapa besar dan kualitas pengeluaran atau
outputnya.
d. Mengukur dampak penyelenggaraan tri dharma PT
Evaluasi ditujukan untuk melihat dampak dari penyelenggaraan
tri dharma PT, baik dampak positif maupun negatif.
e. Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan dalam
penyelenggaraan tri dharma PT
Untuk mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang
mungkin terjadi, dengan cara membandingkan antara tujuan
dan sasaran dengan pencapaian target.
f. Sebagai masukan (input) suatu kebijakan yang akan datang
Untuk memberikan masukan bagi proses kebijakan ke depan
agar dihasilkan kinerja yang lebih baik.

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung |3


C. Ruang Lingkup
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan terhadap kegiatan tri
dhrama perguruan tinggi, meliputi :
1. Bidang Akademik (primary aktivities)
a. Penyelengaraan pendidikan dan pengajaran
b. Penyelenggaraan penelitian
c. Penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat
2. Penyelenggaraan non akademik (support aktivities)
a. Pelayanan kemahasiswaan
b. Pengelolaan kepegawaian (SDM)
c. Pengeloalaan keuangan
d. Pengelolaan sarana dan prasarana (support aktivities)
e. Pelaksanaan kerja sama

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung |4


BAB II
KERANGKA DASAR
PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran


kemajuan atas objektif program atau memantau perubahan dengan focus
pada proses dan keluaran. Sedangkan evaluasi merupakan proses
penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja
program/kegiatan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan
kualitas kinerja program atau kegiatan.

A. Dasar Hukum
Sebagai dasar hukum dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi
dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
4. Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor
44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan Daerah.
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung |5


7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.02.03/1.2/06284/2014 tentang Perubahan ketiga atas
Peraturan Menteri Kesehatan No : HK.03.05/1.2/03086/2012
tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan.
8. Statuta Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
9. Rencana Strategis Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung tahun
2015-2019.
10. Kebijakan Mutu Polteknik Kesehatan Kemenkes Bandung
11. Manual Mutu Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

B. Kerangka Kerja Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan Evaluasi merupakan komponen yang sangat
penting sebagai acuan yang mengontrol kinerja yang dilakukan di
suatu unit kerja tertentu. Suatu program ataupun pekerjaan pada
dasarnya memiliki tujuan dan pengaturan aktivitas yang sangat
kompleks. Hal tersebut memerlukan monitoring dan evaluasi, sehingga
hasil yang didapatkan lebih maksimal.
Monitoring dan evaluasi mengekstraksi informasi yang relevan
dari masa lalu, aktivitas yang sedang dilakukan saat ini yang dapat
dijadikan basis data untuk program dan orientasi perencanaan dimasa
yang akan datang. Monitoring merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan selama proses tersebut dilakukan.
Monitoring merupakan suatu kegiatan pemantauan penyelesaian
suatu kegiatan atau pekerjaan dimana didalamnya terdapat review
terhadap keberhasian tujuan yang ingin dicapai dan yang digunakan
sebagai dasar input kegiatan berikutnya. Sedangkan evaluasi

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung |6


merupakan kegiatan yang dilakukan diakhir proses kegiatan atau
pekerjaan, dimana kegiatan yang dilakukan berupa review dari
kegiatan tersebut. Komponen yang sangat diperhatikan dalam evaluasi
adalah output, outcome dan kesesuaian tujuan dengan implementasi
yang dilakukan.

REVIEW
E
PROGRES
V
A
IDENTIFIKASI
L
MASALAH
A
S
I MONITORING PENYESUAIAN
TUJUAN

Gambar : Kerangka Monitoring dan Evaluasi

 Kegiatan monitoring dan evaluasi harus dilakukan dengan


mendasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :
1. Berdasarkan pada standar yang diketahui bersama.
Kegiatan monitoring dan evaluasi harus dilakukan berdasarkan
standar, acuan, dan indikator keberhasilan dan kegagalan,
kesalahan atau ketepatan, yang telah ditetapkan dan diketahui
bersama. Karena itu, standar, acuan, dan indikator ini harus telah
ditetapkan terlebih dahulu sebelum program dijalankan dan
disebarkan kepada pihak-pihak terkait.

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung |7


2. Terbuka.
Kegiatan monitoring dan evaluasi harus diketahui bukan hanya
oleh pihak yang melakukan monitoring dan evaluasi, tetapi  juga
oleh pihak yang dimonitor dan dievaluasi. Bahkan juga boleh
diketahui dan dilakukan pihak manapun sepanjang memakai
standar, acuan, dan indikator monitoring dan evaluasi yang
diketahui bersama.
3. Adil.
Pemberlakuan standar, acuan, dan indikator kegiatan
monitoring dan evaluasi harus sama. Pemakaian standar di suatu
unit kerja tidak dapat dinyatakan salah di unit kerja lain.
4. Berorientasi solusi.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan pembahasan hasil-
hasilnya harus diorientasikan untuk menemukan solusi atas
masalah yang terjadi dan karena itu dapat dimanfaatkan sebagai
pijakan untuk peningkatan kinerja.
5. Partisipatif.
Perumusan standar, acuan, dan indikator serta pelaksanaan
monitoring dan evaluasi dan pembahasan hasil-hasilnya dilakukan
dengan melibatkan pihak-pihak yang dimonitor dan dievaluasi agar
solusi yang direkomendasikan dapat menjadi agenda bersama.
6. Berjenjang.
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang,
artinya sesuai dengan tingkatan dan kedudukan seseorang, baik
secara struktural maupun fungsional.

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung |8


C. Indikator Kinerja
Salah satu elemen penting dalam melakukan monitoring dan
evaluasi adalah menyusun indikator kinerja. Indikator kinerja
merupakan uraian ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif
atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau
tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan. Indikator kuantitatif
digunakan untuk mengukur sesuatu yang sifatnya terukur
(measurable) dan obyektif. Indikator kuantitatif biasanya dinyatakan
dalam bentuk nilai absolut (jumlah), prosentase, rasio dan tingkatan.
Sementara indikator kualitatif lebih bersifat subyektif karena biasanya
menyangkut sikap, perilaku, penilaian dan perasaan seorang individu
akan sesuatu hal. Untuk mendapatkan data indikator kualitatif
dilakukan melalui interview terstruktur terhadap masyarakat. Indikator
kinerja juga merupakan petunjuk (guideline) dalam rangka pencapaian
tujuan atau sasaran, visi dan misi organisasi.
Indikator kinerja dapat diterapkan untuk :
1. Input/Masukan
Segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan
dapat menghasilkan keluaran yang ditentukan, misalnya dari:
sumber dana (APBN/APBD, swasta, masyarakat), dukungan
pemikiran (tenaga ahli, pendapat masyarakat), dukungan kebijakan
(kebijakan pusat, kebijakan daerah).
Ukuran masukan ini berguna dalam rangka memonitor jumlah
sumber daya yang digunakan untuk mengembangkan, dan
memelihara kegiatan dan atau pelayanan. Contoh : Standar atau

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung |9


sejenisnya yang tersedia, Dana, Sumber Daya Manusia, Sarana
Prasarana, dan lain sebagainya.
2. Output/Keluaran
Sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan
yang dapat berupa fisik maupun non fisik. Indikator keluaran dapat
menjadi landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila
target kinerjanya (tolok ukur) dikaitkan dengan sasaran-sasaran
kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Karenanya,
indikator keluaran harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit
organisasi yang bersangkutan.
Indikator keluaran (ouput) digunakan untuk memonitor
seberapa banyak yang dapat dihasilkan atau disediakan. Contoh :
Jumlah lulusan tepat waktu, jumlah penelitian, jumlah pengabdian
kepada masyarakat, dan lain sebagainya.
3. Outcome
Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih
tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak.
Dengan indikator tersebut dapat diketahui apakah hasil yang telah
diperoleh dalam bentuk output memang dipergunakan
sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan besar bagi
masyarakat. Contoh : Presentase penyerapan lulusan, persentase
penelitian yang dikembangkan menjadi bahan ajar, dan lain
sebagainya.
4. Dampak 
Indikator ini memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari
manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Indikator dampak baru

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 10


dapat diketahui dalam jangka menengah dan panjang. Contoh :
peningkatan animo masyarakat untuk memilih Poltekkes
Kemenkes Bandung sebagai tempat mengembangkan ilmu, dan
lain sebagainya.

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 11


BAB III
MONITORING DAN EVALUASI TRI DHARMA PT
DI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

A. Kegiatan Akademik
1. Penyelenggaraan Pendidikan
a. Kurikulum
1) Monitoring
Sistem monitoring yang dilaksanakan di Poltekkes
Kemenkes Bandung mengacu pada SOP monitoring
kurikulum nomor PR-ADAK-020-V2 tanggal 19 Februari
2014. Mengacu pada SOP tersebut pelaksanaan monitoring
kurikulum dikoordinir oleh Pudir I, Kasubbag administrasi
akademik dan kemahasiswaan (Adak) dan Kepala Unit Kerja
Sama.
Monitoring dilaksanakan dengan cara langsung datang
ke setiap jurusan/prodi pada saat evaluasi PBM setiap
semester dan pada akhir tahun ajaran (yudisium). Selain itu
dilakukan juga dengan menelaah laporan pelaksanaan PBM
melalui laporan pendidikan yang dibuat oleh jurusan/prodi
pada setiap semester.
2) Evaluasi
Evaluasi kurikulum mengacu pada SOP evaluasi
kurikulum nomor PR-ADAK-019-V2 tanggal 19 Februari
2014. Tujuan dari evaluasi kurikulum untuk terciptanya
kualitas kurikulum yang berkelanjutan untuk meningkatkan
dan menjamin mutu akademik serta menjaga relevansinya

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 12


sesuai dengan kebutuhan jurusan/prodi di lingkungan
Poltekkes Kemenkes Bandung. Evaluasi kurikulum
dilaksanakan oleh pengelola prodi masing-masing dibawah
koordinasi Pudir I.
Aspek yang dimonitor dan dievaluasi diantaranya
meliputi:
a) Kesesuaian kurikulum : struktur program, jadwal kuliah
dan jumlah minggu efektif.
b) Prosentase ketercapaian materi pembelajaran.
c) Kehadiran dosen dan mahasiswa.
d) Kesesuaian antara bahan kajian dengan capaian
pembelajaran, RPS dan RPP.
e) Kesesuaian evaluasi PBM dengan rencana yang dibuat.
f) Permasalahan yang ditemui pada saat implementasi
kurikulum.
b. Pembelajaran
1) Monitoring
Monitoring pembelajaran di Poltekkes Kemenkes
Bandung dilakukan melalui kegiatan :
a) Supervisi pendidikan setiap semester yang dilaksanakan
oleh Pudir I, Ka Sub Bagian Adminstrasi Akademik dan
kemahasiswaan, dan Urusan Akademik. Supervisi
pendidikan dilaksanakan dalam proses pembelajaran
yang dilakukan pada tengah dan diakhir semester
dengan langsung ke lapangan mencakup : aspek
perencanaan, aspek pelaksanaan serta aspek evaluasi.

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 13


Monitoring aspek perencanaan meliputi : kalender
akademik, jadual kuliah, RPS/Silabus, RPP, Pedoman
Praktikum, Pedoman praktik lapangan serta kerangka
acuan praktik kerja lapangan. Monitoring aspek
pelaksanaan meliputi : kesesuaian waktu PBM,
kesesuaian materi dengan RPS/silabus, ketersediaan
bahan ajar, waktu evaluasi hasil belajar (UTS, UAS, Uji
KTI)
b) Audit mutu internal setiap semester yang dilaksanakan
oleh auditor mutu internal yang telah memiliki sertifikat
auditor internal dari Kantor Audit Internal (KAI) IPB dan
SAI Global.
c) Pelaporan akademik setiap semester. Penyusunan
laporan akademik dengan menggunakan instrumen
borang LAM-PTKes yang dimodifikasi dengan sasaran
strategi Poltekkes Kemenkes Bandung.
2) Evaluasi
Evaluasi pendidikan/pembelajaran dilakukan pada
setiap program studi dengan mengisi format evaluasi
pembelajaran yang sudah baku setiap semester dalam
bentuk laporan pendidikan. Hasil dari evaluasi menjadi
bahan kajian dan perbaikan.
Kegaiatan evaluasi juga dilakukan melalui Audit Mutu
Internal (AMI) oleh auditor internal SPMI yang telah
mendapat sertifikat sebagai auditor internal serta oleh
auditor eksternal dari SAI Global untuk Sistem Manajemen

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 14


Mutu (SMM) ISO 9001 – 2008. AMI dilakukan secara
berkala dan berkesinambungan yang dilaksanakan satu kali
dalam setiap semester.
Aspek kegiatan dalam AMI dalam monitoring dan
evaluasi pembelajaran meliputi kegiatan akademik dan
pelayanan kemahasiswaan. Sedangkan auditor eksternal
(SAI Global dilaksanakan setiap satu tahun sekali meliputi
aspek kegiatan akademik dan non akademik.

3) Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari hasil pelaksanaan monitoring dan
evaluasi pembelajaran, dilaksanakan hal-hal berikut :
a) Monitoring, supervisi dan evaluasi dilaksanakan secara
konsisten dan berkala yaitu setiap 6 (enam) bulan sekali.
b) Hasil laporan akademik diolah oleh Sub Bag Adak dan
hasil audit internal oleh Unit Penjaminan Mutu.Hasilnya
disampaikan kepada pengelola Poltekkes/direktorat dan
pengelola jurusan/prodi, pada saat rapat akademik dan
rapat tinjauan manajemen.
c) Hasil evaluasi dan temuan selanjutnya ditindaklanjuti
oleh auditi/jurusan/prodi untuk memastikan bahwa
sistem pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
d) Hasil tindak lanjut dilaporkan oleh jurusan/prodi ke unit
penjaminan mutu atau ke Sub Bag Adak untuk
meningkatkan perbaikan mutu layanan.

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 15


2. Penyelenggaraan Penelitian
a. Pelaksanaan
Dalam upaya meningkatkan kualitas penelitian, maka
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung melaksanakan
monitoring dan evaluasi internal pada semua skema penelitian.
Monitoring dan evaluasi bidang penelitian dilakukan oleh unit
penelitian dan pengabdian pada masyarakat (UPPM). Kegiatan
dilakukan pada awal melalui telaah proposal penelitian, tengah
melalui peninjauan kemajuan penelitian dan akhir melalui
pencapaian kegiatan penelitian. Sebelum monev dilaksanakan,
semua hasil kegiatan tengah tahun telah dilaporkan.
Monitoring dan evaluasi (monev) dilakukan oleh tim pakar
penelitian bersama tim UPPM dilaksanakan sedikitnya satu kali
selama penelitian.
b. Tindak Lanjut
Hasil monitoring menjadi bahan evaluasi dalam
meningkatkan kualitas pelaksanaan penelitian. Hasil monitoring
menjadi bahan dalam menentukan keberlanjutan kegiatan
penelitian di tahun berikutnya, melalui :
1) Poltekkes Kemenkes Bandung terus mendorong peningkatan
jumlah penelitian dan publikasi dosen. Berbagai upaya terus
dilakukan agar keterampilan dan minat para dosen dalam
melaksanakan penelitian terus meningkat.
2) Penyediaan fasilitas bagi para dosen mengikuti pelatihan
baik yang diselenggarakan oleh Poltekkes Kemenkes
Bandung sendiri maupun pelatihan.

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 16


3) Workshop di Institusi lain yang pembiayaannya didukung
oleh anggaran kegiatan penelitian. Pelatihan dan workshop
yang diselenggarakan antara lain workshop pengembangan
proposal penelitian, pelatihan metodologi penelitian,
workshop penulisan artikel dan publikasi Jurnal Nasional dan
Internasional.
4) Memperluas dan meningkatkan cakupan penelitian di luar
Poltekkes Kemenkes Bandung dilakukan dengan
membangun jejaring penelitian baik dengan institusi atau
lembaga penelitian di lingkungan Kemenke RI dan Non
Kemenkes seperti dengan Badan Litbang Kemenkes, Badan
Litbang Kementan, PT Nestle, Pabrik Teh Gambung, dan lain-
lain.
5) Dalam menjamin keberlanjutan penelitian, UPPM
melakukan berbagai upaya antara lain setiap tahun
mengajukan dana penelitian dalam anggaran DIPA Poltekkes
Kemenkes Bandung, mengajukan perolehan hibah dari
Kemenristekdikti dan Non Kemenristekdikti.
6) Menyediakan sumber pendanaan penelitian dari Bantuan
Dana Operasional Pendidikan Tinggi Negeri (BOPTN).

3. Penyelenggaraan Pengabdian kepada Masyarakat


a. Pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi pengabdian kepada masyarakat
dilakukan oleh unit penelitian dan pengabdian pada masyarakat
(UPPM). Kegiatan dilakukan pada awal melalui telaah proposal

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 17


pengabdian pada masyarakat, tengah melalui peninjauan
kemajuan pengabdian kepada masyarakat dan akhir melalui
pencapaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
b. Tindak Lanjut
Hasil monitoring menjadi bahan evaluasi dalam
meningkatkan kualitas pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat dan ditindaklanjuti. Hasil monitoring menjadi bahan
dalam menentukan keberlanjutan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat di tahun berikutnya, melalui :
1) Meningkatkan jejaring pengabdian kepada masyarakat, yaitu
Rumah Sakit, Puskesmas, Masyarakat, Sekolah, Lembaga
Pemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Panti,
dan lain sebagainya.
2) Memfasilitasi sumber dana pengabdian kepada masyarakat
melalui dana DIPA Poltekkes Kemenkes Bandung, serta
diupayakan berasal dari dana CSR Perusahaan, dana
masyarakat, dana Pemeintah Daerah, dan partisipasi dosen.

B. Kegiatan Non Akademik


1. Penyelengaraan Layanan Kemahasiswaan
Lingkup layanan terhadap mahasiswa, meliputi layanan : 1)
administrasi akademik dan kemahasiswaan, 2) pembelajaran, 3)
laboratorium, dan 4) perpustakaan
a. Pelaksanaan
Monitoring dan Evaluasi pelayanan dilaksanakan secara rutin
setiap semester melalui pengukuran kepuasan terhadap aspek

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 18


layanan admintrasi akademik, pembelajaran, laboratorium, dan
perpustakaan.
b. Tindak lanjut
1) Rapat evaluasi administrasi akademik, pembelajaran, dan
layanan laboratorium setiap semester, yang dihadiri oleh
koordinator adak, unit terkait, dan Ketua Jurusan/Program
Studi. Rapat evaluasi dilaksanakan di Tingkat Direktorat yang
dikoordinir oleh Pembantu Direktur terkait. Rapat evaluasi
membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah pelayanan
adak dan solusi pemecahan untuk ditindaklanjuti di tingkat
jurusan/program studi.
2) Kepala Unit Laboratorium melakukan supervisi dan
pembinaan terhadap jadual penggunaan laboratorium, alat
dan bahan praktik yang digunakan pada masing-masing
laboratorium agar pelayanan laboratorium terjamin
pelaksanaannya untuk mahasiswa
3) Kepala Unit Perpustakaan melakukan supervisi dan
pembinaan terhadap petugas perpustakaan agar dapat
memberikan pelayanan perpustakaan sesuai jadual kegiatan
mahasiswa
4) Ketua Jurusan/Program Studi melakukan koordinasi melalui
rapat pertemuan dengan penanggung jawab adak,
pembelajaran, laboratorium dan perpustakaan layanan yang
menjadi harapan dari mahasiswa.

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 19


2. Lulusan/Alumni
1. Pelaksanaan
Setiap tahun Bidang Kemahasiswaan Poltekkes Kemenkes
Bandung bersinergi dengan koordinator kemahasiswaan pada
tiap-tiap jurusan/prodi melakukan kegiatan monitoring
terhadap lulusan/alumni dan pengguna lulusan. Hal ini
dilakukan untuk mamantau dan mengevaluasi lulusan serta
memberikan wawasan peluang kerja dan pengembangan karir
bagi lulusan.
Teknik yang digunakan diantaranya melalui penyebaran
kuesioner. Kuesioner yang dibagikan kepada pengguna lulusan
berisi pertanyaan yang berupa penilaian pengguna terkait
dengan karakter dan kepribadian, relevansi kompetensi lulusan
dengan bidang pekerjaannya, tanggung jawab, kreatifitas,
loyalitas, kerjasama tim, komitmen dan integritas lulusan,
pengembangan wawasan keilmuan dan keterampilan yang
mendukung pekerjaannya, misalnya penguasaan bahasa asing,
khususnya bahasa Inggris, serta keterampilan lainnya, seperti
kemampuan mengoperasikan komputer dan pendukung kerja
lainnya.
Sedangkan kuesioner yang di berikan kepada para lulusan
berisi biodata lulusan, waktu tunggu mendapatkan pekerjaan,
status kepegawaian, riwayat pekerjaan, peluanglulusan
mendapatkan pekerjaan, informasi lowongan kerja, rencana
pendidikan berkelanjutan, kesesuaian ilmu yang di dapatkan

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 20


dengan ruang lingkup pekerjaan, dan keterampilan yang
dianggap perlu di tambahkan.
2. Tindak Lanjut
Hasil pelacakan dari pengguna lulusan maupun dari para
lulusan disampaikan kepada Poltekkes Kemenkes Bandung,
kemudian dianalisis dan selanjutnya disampaikan kepada
program studi terkait untuk dijadikan sebagai bahan masukan
dalam penyesuaian atau perbaikan kurikulum.

3. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)


Monitoring dan evaluasi pengelolaan sumber daya manusia
dilakukan dalam bentuk rekam jejak kinerja yang ditinjau satu
semester sekali. Kegiatan ini di koordinir oleh urusan kepegawaian
a. Pelaksanaan
1) Monitoring dan Evaluasi Dosen
Sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak
kinerja dosen dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan
Tinggi dengan beban kerja minimal 12 SKS (bidang
pendidikan dan penelitian 9 SKS), pengabdian masyarakat
dan penunjang 3 (SKS) minimal 12 SKS dan maksimal 16 SKS
pada setiap semesternya. Sejak bulan oktober 2016
monitoring dosen dilakukan dengan membuat beban kerja
(BK), mengisi log book setiap hari, dan akhir bulan membuat
capaian kinerja (CK) yang dipantau oleh atasan langsung.
Pada akhir penilaian laporan kinerja dosen (LKD)
dilaksanakan oleh asesor internal BKB/LKB yang telah

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 21


memiliki nomor induk register asesor (NIRA). Poltekkes
Kemenkes Bandung memiliki asesor internal sebanyak 17
orang.
Selain dilakukan evaluasi beban kerja juga evaluasi
berdasarkan penilaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Semua
dosen yang telah memiliki sertifikat dosen profesional
(sertifikasi pendidik) diwajibkan melaporkan kinerja dosen
selama satu semester dan rencana kegiatan pada semester
yang akan datang. Dosen yang belum memiliki sertifikat
dosen juga diwajibkan membuat laporan tersebut.

2) Monitoring dan Evaluasi Tenaga Kependidikan


Rekam jejak kinerja tenaga kependidikan dituangkan
dalam bentuk pembuatan laporan tahunan. Sejak bulan
oktober 2016 monitoring kinerja tenaga kependidikan
dilakukan dengan membuat beban kerja (BK), mengisi log
book setiap hari, dan akhir bulan membuat capaian kinerja
(CK) yang dipantau oleh atasan langsung.
Tenaga kependidikan yang menduduki jabatan sebagai
Kepala Unit/Subunit dan Kepala Urusan, membuat juga
laporan pencapaian sasaran mutu bulanan, triwulan,
semester dan laporan tahunan. Penilaian kinerja tenaga
kependidikan dilakukan oleh atasannya langsung.
Mulai tahun 2014 Pegawai Negeri Sipil baik tenaga
pendidik maupun kependidikan harus membuat rencana
sasaran kinerja pegawai (SKP) dan melaporkannya setiap

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 22


akhir tahun. Evaluasi mengenai kinerja masing-masing
tenaga kependidikan dilaksanakan melalui pengisian satuan
Kinerja. Aspek yang dinilai mencakup kegiatan yang
berkaitan dengan tugas pokok jabatannya.
Selain penilaian SKP kehadiran juga dinilai. Poltekkes
Kemenkes Bandung memberlakukan Kehadiran dengan
menggunakan mesin finger print yang dilaporkan setiap
bulan dari kepegawaian tingkat Jurusan/prodi kebagian
kepegawaian Direktorat. Bagian kepegawaian Direktorat
menghimpun laporan kehadiran dari semua Jurusan/prodi
dan melaporkan setiap tiga bulan sekali ke Badan PPSDM
Kesehatan Kemenkes RI.
b. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan terhadap tenaga
kependidikan yang tidak memenuhi syarat SKP, telah diproses
dengan tindakan sesuai dengan ketentuan.

4. Pengelolaan Sarana Prasarana


c. Pelaksanaan
Semua sarana dan prasarana yang ada di Poltekkes
Kemenkes Bandung dikategorikan dalam barang milik negara
(BMN), dikelola oleh Kepala Urusan BMN. Monitoring dan
evaluasi dilakukan dengan melakukan pengecekan pada setiap
ruangan, baik di Direktorat maupun di Jurusan/Program Studi
setiap tahun.

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 23


d. Tindak Lanjut
1) Barang berupa Peralatan dan Mesin dengan kondisi rusak
ringan diusulkan ke urusan pemeliharaan dan perbaikan
untuk dilakukan perbaikan.
2) Barang berupa Peralatan dan Mesin dengan kondisi berat,
maka dimasukan ke gudang dan diusulkan ke KPKNL untuk
penghapusan.

5. Pengelolaan Keuangan
a. Pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi internal keuangan dilaksanakan
oleh satuan pemeriksa intern (SPI) atas perintah Direktur.
Beberapa fungsi SPI yang berkaitan langsung dengan monitoring
dan evaluasi keuangan yaitu monitoring terhadap realisasi dan
kesesuaiananggaran, kepatuhan terhadap aturan, disiplin
anggaran dan tertib admisnistrasi. Kegiatan monev keuangan
yang telah dilksanakan diantaranya: 1) cash opname bendahara
(blm ada berita acara dr SPI), dan 2) review laporan keuangan
Monitoring dan evaluasi eksternal dilakukan oleh PK - BLU
Kementerian Keuangan RI yang pelaksanaannya dilakukan satu
kali setiap tahun. Kegiatan Monev BLU berupa pembinaan
terkait pengelolaan keuangan dan perkembangan BLU.
b. Tindak Lanjut
Catatan maupun rekomendasi atas hasil monitoring dan
evaluasi yang dituangkan dalam berita acara maupun catatan
hasil review disampaikan kepada Direktur untuk selanjutnya

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 24


ditindaklanjuti. Langkah-langkah tindak lanjut hasil monitoring
dan evaluasi dilakukan sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan.

6. Pengelolaan Kerja Sama


a. Pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerja sama di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung dimulai dengan
pembentukan tim monitoring dan evaluasi, penyiapan
instrumen, kemudian mendistribusikan instrumen oleh anggota
tim, setelah dilakukan analisis hasil kerja sama tersebut.
Pelaksanaan dilakukan setiap satu tahun sekali.
b. Tindak Lanjut
1) Melakukan upaya mempertahankan keberlanjutan dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati
serta melakukan monitoring dan evaluasi kerjasama dengan
mitra kerja sama.
2) Selain itu juga dengan memperpanjang setiap perjanjian
kerja sama yang telah habis masa berlakunya.

Pedoman Monitoring dan Evaluasi Poltekkes Kemenkes Bandung | 25

Anda mungkin juga menyukai