Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG NUTRISI PADA

BAYI, ANAK DAN REMAJA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :


1. ALI MUSTOFA (112019030634)
2. EVY CANDRA LUXYTASARI (112019030633)
3. FUTIKA ALFI R (112019030636)
4. LINA AYU MEILANTIKA (112019030632)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN
SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan fital
bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi tubuh
tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang menyebabkan
penyakit dikemudian hari. Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila
tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita, sehingga bisa menyebabkan
penyakit/terkena gizi buruk. Oleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi. Namun
kebutuhan nutrisi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing usia.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pola makan ?
2.      Bagaimana kebutuhan nutrisi pada berbagai tahapan usia ?
1.3  Tujuan
Tujuan Umum :
1. Untuk memahami tentang konsep nutrisi pada tiap tahapan usia
Tujuan Khusus :
1. Untuk memahami perbedaan kebutuhan nutrisi pada masing-masing
tahapan usia.
2. Untuk mempelajari apa yang dimaksud pola makan dan yang
mempengaruhinya
BAB II
PEMBAHASAN
1. KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI
A. Nutrisi Bagi Neonates( bayi baru lahir 0 hari sampai 28 hari)
Kebutuhan bayi akan zat-zat gizi adalah yang paling tinggi bila dinyatakan
dalam satuan berat badan karena bayi sedang ada dalam periode pertumbuhan yang
sangat pesat. Kebutuhan bayi akan energi adalah 100-110 kal/kg berat badan sehari
dan kebutuhannya akan protein adalah 3-4 gram/kg berat badan sehari. Bayi mulai
disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir. Waktu dan lama menyusui
disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand) untuk pertumbuhan tulang kerangka,
kebutuhan kalsium (Ca) dan posfor (P) harus sangat diperhatikan. Di daerah tropik,
kebutuhan vitamin D bagi pertumbuhan bayi tidak merupakan persoalan, asal bayi
tersebut cukup terkena sinar matahari tersebut.
Ketika dilahirkan, bayi tidak cukup dibekali cadangan vitamin A dan vitamin
K sehingga harus diberi vitamin ini sejak umur dini postnatal. Juga unsur Fe termasuk
yang cepat menyusut pada neonatus. Usus neonatus masih steril tidak mengandung
flora, sampai mengkonsumsi makanan (ASI) pertama dari luar. Flora usus ini sanggup
mensintesa berbagai vitamin B-kompleks dan vitamin K. Terutama vitamin K harus
diberikan pada neonatus, untuk menghindarkan hemorrhagia neonatorum karena
kekurangan vitamin K tersebut. Sudah jadi prosedur standar di banyak rumah sakit
untuk memberikan suntikan depot vitamin K pada anak yang baru lahir, sebagai
tindakan profilaksis.
Derajat penguapan cairan badan pada bayi relatif tinggi, sehingga pemberian
air kepada bayi harus diperhatikan khusus. Makanan bayi yang alamiah adalah ASI
(Air Susu Ibu). Tidaklah benar kalau ada yang mengadvertensikan susu kaleng cair
maupun bubuk sama baiknya dengan ASI. Salah satu sifat yang tidak pernah akan
terdapat pada susu kaleng ialah adanya kandungan immunoglobulin yang memberi
daya tahan (pertahanan tubuh) kepada bayi, berasal dari tubuh ibunya. Sampai umur
enam bulan bayi cukup diberikan ASI dapat pula ditambah suplemen sari buah sejak
1- 1,5 bulan postnatal. Di Indonesia di anjurkan untuk memberikan ASI kepada anak
sampai umur sekitar 2 tahun.
B. Nutrisi Bagi Infant (1-2 tahun)
Pada usia ini bayi dapat diberikan buah–buahan (pisang) atau biscuit sejak
usia 2 bulan sedangkan pemberian makanan lumat sampai lembik (bubur susu) pada
usia 3 – 4 bulan, sesuai keperluan bayi masing – masing. Bayi akan lapar dan
menangis terus bila ASI kurang dan hal ini juga akan terlihat dari pertumbuhan bayi
yang tidak memuaskan.

Untuk mengatasi pertumbuhan, bayi perlu ditimbang secara berkala, yaitu bila
mungkin dilakukan setiap hari pada minggu pertama, selanjutnya setiap minggu
sampai akhir bulan pertama, kemudian setiap 2 minggu dalam bulan kedua dan ketiga
dan seterusnya setiap bulan. Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian
makanan padat, yaitu makanan lumat, misalnya bubur susu yang dapat dibuat dari
tepung (beras, jagung atau  havermouth), susu dan gula. Waktu yang untuk
memberikan makanan lumat dapat dipilih yang sesuai, misalnya sekitar jam 09.00
dengan memperhatikan bahwa kira – kira 2 jam sebelumnya tidak diberikan apa–apa.
Dengan demikian bayi menyusui dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali
dan buah – buahan satu kali. Pada umur ini dapat pula diberikan telur ayam, akan
tetapi perlu waspada terhadap kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi
hal ini, pemberian telur ditangguhkan. Biasanya setiap bayi sudah tahan terhadap telur
pada usia 7 bulan keatas. Pada bayi umur 5 – 6 bulan dapat diberikan 2 kali makanan
bubur susu sehari, buah – buahan dan telur. Bayi umur 6 – 7 bulan  dapat mulai
diberikan nasi tim yang merupakan makanan lunak dan juga merupakan makanan
campuran yang lengkap karena dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber
protein hewani (hati, daging cincang, telur atau tepung ikan) dan bahan makanan
sumber protein nabati yaitu tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat dan
wortel. Dengan demikian nasi tim merupakan makanan yang mengandung nutrien
yang lengkap bila dibuat dengan bahan – bahan tersebut. Selama masa bayi makan
nasi tim harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak
banyak mengandung serat – serat yang dapat mempersulit pencernaan.

Pada bayi umur 8 – 12 bulan bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya
dengan nasi tim, yaitu, pada pagi hari sebagai makan pagi, misalnya jam 09.00, pada
siang hari sebagai makan siang sekitar jam 13.00 dan pada sore hari sebagai makan
malam sekitar jam 17.00 – 18.00.

Bila bayi disusukan sesuai dengan anjuran yaitu melebihi masa 1 tahun, perlu
diperhatikan kemingkinan timbulnya anoreksia terhadap makanan lin, sehingga anak
akan kekurangan protein dan kalori, dan pada akhirnya menderita penyakit Malnutrisi
Energi Protein (MEP). Pengaturan makan bayi yang berhasil pada masa bayi akan
mempermudah kelancaran pengaturan makan pada usia selanjutnya.

Pada akhir masa bayi telah dibiasakan bayi menerima makanan 3 kali sehari,
yaitu pada waktu pagi (makan pagi), siang (makan siang), dan sore atau malam
(makan malam). Selama masa bayi telur cukup diberikan sekali sehari, bila bayi tidak
alergi. Telur dapat dimakan tersendiri setelah dimasak matang atau setengah matang
atau dimakan bersama – sama dengan nasi tim.

C. Nutrisi Bagi Toddler 1-4 tahun

Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak usia


toddler :
a. Anak sukar atau kurang mau makan.
b. Nafsu makan anak sering kali berubah yang mungkin pada hari ini makannya
cukup banyak dan pada hari berikutnya makannya sedikit.
c. Biasanya anak menyukai jenis makanan tertentu.
d. Anak cepat bosan dan tidak tahan makan sambil duduk dalam waktu lama. 

Kebutuhan Nutrisi
1. Kecepatan pertumbuhan berkurang secara dramatis sehingga kebutuhan anak usia
ini terhadap kalori, protein dan cairan menurun.
2. Kebutuhan kalori 102 kkal/kgBB/hari & Kebutuhan protein 1,2 gr/kgBB/hari.
3. Pemberian susu tidak lebih dari 1 liter / hari untuk membantu menjamin asupan
makanan yang kaya zat besi. Pemeriksaan hematokrit harus dilakuakn untuk
screening anemia.
4. Anak toddler dengan diet vegetarian tidak menerima protein yang cukup, harus
dirujuk ke ahli gizi.
Pola dan pilihan makanan
1. Pada usia 12 bulan, kebanyakan toddler makan makanan keluarga.
2. Pada usia 18 bulan, sebagaian besar toddler mengalami anoreksi fisiologis dan
menjadi pemilih dalam hal makanan,menginginkan suatu makanan tertentu, mkan
dalam jumlah besar di suatu hari dan sangat sedikit di hari berikutnya.
3. Toddler memilih makanan sendiri dan lebih menyukai makanan dalam porsi
kecil (makanan yang enak dan mengundang selera).
4. Toddler lebih menyukai satu jenis makanan dalam piring daripada makanan
yang dicampur.
5. Orangtua harus menanjurkan penggunaan alat makan tetapi menyadari bahwa
toddler lebih menyukai mengunakan tangan.
D. Nutrisi Bagi Pra Sekolah
Karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu
diperhatikan pada anak Prasekolah adalah sebagai berikut :

1. Nafsu makan berkurang.


2. Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya dari
pada makan.
3. Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.
4. Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan
bersosialisasi dengan keluarga.
Kebutuhan Nutrisi
1. Kebutuhan nutrisi pada usia ini hampir sama dengan toddler meskipun kebtuhan
kalori menurun sampai 90 kkal/kgBB/hari & kebutuhan protein tetap 1,2
gr/kgBB/hari.
2. Kebutuhan cairan 100 ml/kgBB/hari, bergantung pada tingkat aktivitas anak.

Pola dan Pilihan Makanan


1. Pada usia anak mungkin enolak sayuran, makanan kombinasi dan hati.
2. Makanan yang disukai anatara lain sereal, daging, kentang, buah-buahan dan
permen.
3. Banyak anak pada usia ini yang tidak dapt diam atau cerewet selama makan
dengan keluarga dan dapat tetap berjuang dengan penggunaan peralatan makan.
4. Kebiasaan orang lain mempengaruhi anak usia 5 tahun.
E. Nutrisi Pada Usia Sekolah

Pertumbuhan anak tidak banyak mengalami perubahan yang berarti, sehingga


kebutuhan kalori anak usia sekolah adalah 85 kkal/kg berat badan. Kelompok anak
sekolah pada umumnya mempunyai kondisi yang lebih baik daripada kelompok
Balita, karena kelompok umur sekolah ini sudah mudah dijangkau oleh berbagai
upaya perbaikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah melalui Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), maupun oleh kelompok swasta berupa program suplementasi
makanan tambahan di sekolah atau Program Makan Siang Sekolah (School Lunch
Program).
Meskipun demikian masih terdapat berbagai kondisi gizi anak sekolah yang
tidak memuaskan, misalnya berat badan yang kurang, anemia defisiensi Fe, defisiensi
vitamin C, dan di daerah-daerah tertentu juga defisiensi Iodium. Keluhan yang banyak
disuarakan oleh kaum ibu mengenai kelompok umur sekolah ini bahwa mereka
kurang nafsu makan, sehingga sulit sekali disuruh makan yang cukup dan teratur.
Sebenarnya kelompok anak sekolah ini merupakan kelompok yang mudah
menerima upaya pendidikan gizi melalui sekolahnya, dan dapat dipergunakan untuk
mempengaruhi pendapat keluarga mengenai hal ini. Beberapa karakteristik yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia
sekolah adalah sebagai berikut :
a. Anak dapat mengatur pola makannya sendiri.
b.  Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah dan di
lingkungan luar rumah serta adanya reklame atau iklan makanan tertentu
di televisi yang dapat mempengaruhi pola makan atau keinginannya untuk
mencoba makanan yang belum dikenalnya.
c.  Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur – angsur hilang.
d. Pengaruh aktivitas beramain dapat menyeababkan keinginan yang lebih
besar pada aktivitas bermain dari pada makan.
Kebutuhan Nutrisi
1. Kebutuhan kalori harian  pada usia ini menurun berhubungan dengan ukuran
tubuh. Anak usia sekolah membutuhkan rata-rata 2400 kalori / hari.
2. Pengasuh / orangtua harus tetap menekankan kebutuhan terhadap diet seimbang
sesuai dengan piramida makanan : tubuh menyimpan cadangan makanan sebagai
sumber kebutuhan pertumbuhan yang meningkat saat remaja.
Pola dan Pilihan Makanan
1. Anak terpajan dengan pengalaman makan yang lebih luas di kantin sekolah,
anak mungkin tetap memilih-milih dalam hal makanan tetapi harus lebih mempunyai
kemauan untuk mencoba makanan-makanan baru.
2. Di rumah anak harus makan apa yang keluarga makan. Pola makan anak dapat
mencerminkan budaya keluarga.
3. Banyak anak pada usia ini yang tidak menyukai sayuran, hati dan makanan
pedas.
4. Anggota keluarga memainkan peranan penting dalam mempengaruhi pilihan
anak terhadap makanan, namun teman sebaya dan media juga berpengaruh.
F. Nutrisi Pada Remaja
Kelompok umur remaja juga menunjukkan fase pertumbuhan yang pesat, yang
disebut “adolescense growth spurt”, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif
besar jumlahnya. Pada remaja laki-laki kegiatan jasmani sangat, karena biasanya pada
umur inilah perhatian untuk sport sedang tinggi-tingginya, seperti atletik, mendaki
gunung, sepak bola, hiking dan sebagainya. Bila konsumsi berbagai zat gizi tidak
ditingkatkan, mungkin terjadi defisiensi relatif terutama defisiensi vitamin-vitamin.
Pada remaja perempuan mulai terjadi menarche dan menses disertai
pembuangan sejumlah Fe. Remaja putri kelompok ini sangat sadar akan bentuk
badannya, sehingga banyak yang membatasi konsumsi makanannya. Bahkan banyak
yang berdiit tanpa pengawasan atau nasihat seorang ahli kesehatan dan gizi.
Penyuluhan dan bimbingan gizi yang benar dan jelas sangat diperlukan oleh golongan
remaja ini.
Kebutuhan Nutrisi
1. Kebutuhan nutrisi harian  pada usia ini harus seimbang di antara berbagai
kelompok makanan.
2. Rata-rata kebutuhan asupan kalori harian bervariasi sesuai dengan gender & usia :
Perempuan
1. usia 11 – 14 tahun membutuhkan kalori 48 kkal/kgBB/hari
2. usia 15 – 18 tahun membutuhkan kalori 38 kkal/kgBB/hari
Laki-laki
1. usia 11 – 14 tahun membutuhkan kalori 60 kkal/kgBB/hari
2. usia 15 – 18 tahun membutuhkan kalori 42 kkal/kgBB/hari
Pola dan pilihan makanan
1. Remaja biasanya makan ketika mereka memiliki waktu luang di antara aktivitas
mereka, makanan siap saji yang bergizi membantu mempertahankan diet yang
seimbang.
2. Mempertahan kualitas dan kuantitas asupan harian yang adekuat mungkin sulit
karena beberapa faktor seperti jadwal yang sibuk, pengaruh teman sebaya dan
kemudahan mendapatkan makanan cepat saji berlemak tanpa kalori.
3. Pola makan keluarga terbentuk selama masa sekolah dan tetap berlanjut
mempengaruhi pilihan remaja terhadap makanan.
4. Remaja perempuan sangat rentan terhadap prilaku makan yang negatif.

G. Nutrisi Pada Dewasa


Istilah dewasa menggambarkan segala organisme yang telah matang, tapi
lazimnya merujuk pada manusia, orang yang bukan lagi anak-anak dan telah
menjadi pria atau wanita dewasa.
Pada orang dewasa, dimana pertumbuhan tidak lagi terjadi kebutuhan zat-zat
gizi lebih tergantung pada aktivitas fisiknya. Umumnya laki-laki lebih memerlukan
energi ini disebabkan karena secara fisik laki-laki lebih banyak bergerak tetapi pada
aktivitasnya juga memerlukan energi banyak. Semakin tinggi dan semakin berat
badan seseorang maka kebutuhan energinya juga perlu ditambahkan.
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan adalah aktivitas fisik angka
kecukupan gizi energi untuk dewasa 2000-2200 kkal ( untuk perempuan ) dan untuk
laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. Energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal
dari sumber karbohidrat.
Klasifikasi dewasa berdasarkan usia :
a. Masa dewasa  muda (21-30 th)
Kebutuhan nutrisi pada usia ini untuk proses pertumbuhan, proses pemeliharaan
dan pebaikan tubuh, mempertahankan keadaan gizi.
b. Masa dewasa (31-45 th)
Masa dewasa masa produktif khususnya terkait dengan aktifitas fisik, karena
umur ini merupakan puncak untuk aktivitas hidup terutma dalam aktifitas bekerja.
Kebutuhan nutrisi dibedakan antara tingkat pekerjaan ringan, berat, sedang.
c. Dewasa tua (46 th keatas)
Kebutuhan unsur-unsur gizi sudah jauh berkurang, pada usia lanjut maka BMR
akan berkurang 10-30%. Maka aktifitas mengalami degenerative.
2 MANFAAT ASI UNTUK BAYI:
a. Dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Dengan memberikan ASI pada bayi, maka sistem imun bayi akan meningkat dan
bayi lebih kebal terhadap serangan penyakit dari luar.
b. Mencegah Infeksi.
Ini ada hubungannya dengan sistem imun bayi yang tinggi, jadi jika anak Bunda
sering diberikan Asi secara ekslusif maka sistem kekebalan pada tubuh bayi juga
akan semakin baik, sehingga bayi juga tidak akan mudah sakit
c. Sumber energi
ASI merupakan sumber energi bagi bayi.
d. Meningkatkan kecerdasan
Jika bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan, bayi akan tercukupi nutrisi untuk
otaknya. Sehingga semakin dia tumbuh dan berkmabang, maka anak akan tumbuh
menjadi anak yang cerdas.

Manfaat ASI bagi Ibu :


1. Memberi kepuasan
2. Praktis dan murah
3. Mengembalikan bentuk tubuh
4. Menunda masa subur
Nilai Gizi ASI :
1. Protein
2. Karbohidrat
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
Zat-zat kekebalan ASI :
                  Macam Khasiat
Immunoglobulin – melindungi dari infeksi
Zat anti  stapilococcus – menghambat pertumbuhan Stapilococcus
Lysosime – menghancurkan dinding sel bakteri
Lactoperondase – membunuh streptococcus
Lactoperin – membunuh beberapa jenis organisme
Sel darah putih           – membuat C3 dan C4 , lactoperin Ig. D

3. STANDAR MAKANAN BAYI 


MP-ASI merupakan makanan bayi kedua yang menyertai pemberian ASI.
Makanan pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan pada bayi yang telah
berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Pemberian makanan pendamping ASI harus disesuaikan dengan usia balita.
a. Pada usia 6-9 bulan tekstur makanan sebaiknya makanan cair dan lembut seperti
bubur buah, bubur susu atau bubur sayuran yang dihaluskan.
b. Menginjak usia 10-12 bulan, bayi mulai beralih ke makanan kental dan padat,
namun tetap harus bertekstur lunak, seperti aneka nasi tim.
c. Usia 12-24 bulan bayi sudah mulai dikenalkan pada makanan keluarga atau
makanan padat namun tetap mempertahankan rasa.Hindari makanan-makanan
yang dapat mengganggu organ pencernaan, seperti makanan terlalu berbumbu
tajam, pedas, terlalu asam dan berlemak. Pada masa ini kenalkan finger snack
atau makanan yang bisa dipegang seperti cookies, nugget, atau potongan
sayuran rebus atau buah. Ini penting untuk melatih keterampilan dalam
memegang makanan dan merangsang pertumbuhan giginya.

Fungsi Makanan Pendamping ASI antara lain untuk mengenalkan jenis


makanan baru, mencukupi kebutuhan nutrisi yang tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI,
membentuk daya pertahanan tubuh dan perkembangan sistem imunologis terhadap
makanan maupun minuman.
MPASI juga dapat melatih perkembangan bayi (motorik maupun emosional),
karena bayi usia 6 bulan sudah menunjukkan tanda-tanda siap makan yang telah
didukung oleh perkembangan fisik seperti kekuatan leher dalam menopang kepala,
sudah berusaha untuk duduk, sudah mulai mengigit benda yang digenggamnya. Bayi
juga sudah mempunyai respon motorik halus dan kasar

4. NUTRISI PADA ANAK 1-6 TAHUN


a. Kebutuhan gizi anak usia 0-6 bulan
ASI merupakan makanan utama anak di beberapa bulan awal
kehidupannya. Sebisa mungkin, berikan si kecil ASI eksklusif selama 6 bulan
penuh. Artinya, kebutuhan energi dan zat gizi lainnya hanya diperoleh dari ASI
saja dan tidak diberikan makanan maupun minuman lainnya.
b. Kebutuhan gizi anak usia 6-24 bulan
Jika memungkinkan, ASI sebaiknya diberikan sampai usia anak genap 2
tahun. Selain dapat menguatkan hubungan emosional ibu dan anak, memberikan
ASI dalam waktu lama juga bisa meningkatkan sistem kekebalan anak hingga
dewasa.

Di samping itu, anak juga mulai harus diberikan makanan pendamping


ASI (MP-ASI) mulai usia 6-24 bulan. MP-ASI bisa diberikan secara bertahap,
misalnya dimulai dengan memberikan makanan dalam bentuk lunak seperti bubur
susu.Seiring dengan bertambahnya usia si kecil, Anda bisa memberikan makanan
pendamping dengan tekstur yang lebih padat dari sebelumnya. Contohnya, setelah
anak terbiasa dengan tekstur bubur, Anda dapat memberikan si kecil nasi tim.

Sekitar usia 1 tahun, anak biasanya sudah cukup beradaptasi dengan


tekstur makanan pendamping yang diberikan. Nah, ketika itu Anda bisa mulai
memperkenalkannya dengan makanan padat yang biasa dimakan anggota keluarga
lainnya.

Berdasarkan komposisi bahan makanannya, MP-ASI terbagi menjadi dua


kelompok:

a) MP-ASI lengkap. Terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan
buah-buahan.
b) MP-ASI sederhana. Terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau nabati, dan sayur
atau buah.
Ciri-ciri MP-ASI yang dikatakan baik:
a) Padat energi, protein, dan zat gizi mikro yang tidak terlalu banyak terkandung
di ASI
b) .Tidak berbumbu tajam, menggunakan gula, garam, penyedap rasa, pewarna,
dan pengawet secukupnya.
c) Mudah ditelan dan disukai anak.

Penting untuk dipahami bahwa pola pemberian makanan di usia ini akan
memengaruhi selera makan anak di kemudian hari. Itu sebabnya, sebaiknya
perkenalkan anak dengan aneka macam makanan agar terbiasa.
Baik itu dari sumber protein, karbohidrat, lemak, serat, dan sebagainya. Secara
keseluruhan, kebutuhan asupan lemak untuk anak di usia 6-24 bulan juga cenderung
meningkat.

c. Kebutuhan gizi anak usia 2-5 tahun

Kebutuhan nutrisi anak di usia ini cenderung meningkat karena sedang


berada di masa pertumbuhan, disertai dengan padatnya aktivitas harian.
Memberikan makan anak pada usia ini bisa menjadi tantangan tersendiri.

Terlebih karena biasanya anak sudah mulai mengenal beragam camilan


atau jajanan, sehingga memiliki anggapan tersendiri tentang mana makanan yang
disukai dan tidak.

Maka itu, Anda dianjurkan untuk memberikan perhatian khusus agar


asupan makanan anak tetap bergizi seimbang. Berikut beberapa anjuran
pemenuhan gizi untuk anak usia 2-5 tahun:

a) Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam).


b) Perbanyak makan makanan sumber protein dan lemak, seperti ikan,
karena kaya akan omega 3, DHA, serta EPA.
c) Perbanyak makan sayur dan buah-buahan.
d) Batasi makan camilan yang terlalu manis, asin, dan berlemak.
e) Penuhi kebutuhan cairan.
f) Ajak si kecil main di luar supaya tetap aktif.

D. Kebutuhan gizi anak usia 6-18 tahun

Kebutuhan nutrisi harian anak di usia ini juga meningkat dari sebelumnya.
Hal ini karena ia masih dalam masa tumbuh kembang dan mengalami masa
pubertas.

Berikut beberapa anjuran pemenuhan gizi untuk anak usia 6-18 tahun:

a) Makan sebanyak 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam).


b) Rutin makan ikan serta sumber protein lainnya. Anjuran asupan protein hewani
harian sebanyak 30 persen, sementara protein nabati 70 persen.
c) Perbanyak makan sayur dan buah-buahan.
d) Batasi makan makanan cepat saji, jajanan, serta camilan yang manis, asin, dan
berlemak.
e) Rutin menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari, yakni setelah makan pagi dan
sebelum tidur malam.

5. PENGERTIAN REMAJA
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa
awal dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa
tetapi tidak dapat juga disebut sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai saat
laki-laki atau perempuan berusia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang yang cepat, pertambahan
berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan
kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
identitas sangat menonjol dan lebih suka menghabiskan waktu diluar waktu
berkumpul bersama keluarga. Perubahan-perubahan fisik ini akan mempengaruhi
status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau
kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik masalah kekurangan gizi atau
kelebihan gizi
6. KARAKTERISTIK PERILAKU MAKAN REMAJA
Berikut ini karakteristik perilaku makan yang dimiliki remaja:
a) Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih  
Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan penuru
nan berat badan secara drastic, bahkan sampai gangguan pola makan. 
b) Kebiasaan “ngemil” yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin dan 
mineral) seperti makanan ringan, kerupuk, dan chips.
c) Kebiasaan makan  makanan siap saji (fast food) yang komposisi gizinya tidak sei
mbang yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried chiken, dan 
biasaya juga disertai mengkonsumsi minuman bersoda yang berlebihan.
7. NUTRISI PADA USIA REMAJA
Beberapa alasan yang mendasari masa remaja membutuhka banyak zat gizi adalah :
a. Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat .  
b.   Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi.
c.   Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi di banding usia
lainnya
Penentuan kebutuhan gizi remaja secara umum didasarkan pada angka kecukupan gizi 
yang dianjurkan diindonesia. Yaitu sebagai berikut :
a. Energy
b. Protein
c. Lemak
d. Vitamin
e. Mineral 
f. Kalsium
g. Besi (Fe)
h. Seng (Zn)

8. PENYEBAB DAN MASALAH NUTRISI PADA REMAJA


a. Obesitas
Walaupun kebutuhan energi dan zat zat gizi lebih besar pada remaja dari
pada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak
melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan 
melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan.
Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan 
penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi
mengandung sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan 
berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga 
dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.
b. Kurang Energi Kronis
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu 
berupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik.
Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit.Remaja perempuan yang 
menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor 
emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis
kurang seksi.
c. Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai 
terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah 
merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan 
tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen.Remaja perempuan membutuhkan 
lebih banyak zat besi daripada laki-laki.
Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh
maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada daging, 
hati, ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi vitamin C membantu
penyerapan zat besi. 

9. CARA MENGATASI MASALAH NUTRISI PADA USIA REMAJA


Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan
masalah gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain:
a.       Program Edukasi Gizi
Upaya-upaya pendidikan gizi pada remaja lebih efektif dilakukan di sekolah, khususnya
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA),
karena pada masa ini remaja mengalami pertumbuhan cepat (growth spurt) setelah
pertumbuhan pada masa balita.

b.       Program Suplementasi Gizi


Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada keadaan yang biasa
terjadi. Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat gizi yang ditambahkan ke konsumsi
makanan sehari-hari dengan harapan terpenuhi kebutuhan gizinya.
Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan
vitamin A.

c.        Program Fortifikasi Bahan Makanan


Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan makanan dengan tujuan
agar masyarakat terhindar dari defisiensi (kekurangan) zat gizi tersebut. Biasanya, zat
gizi yang ditambahkan adalah zat gizi mikro yang masih menjadi masalah di Negara
bersangkutan atau berisiko untuk menjadi masalah jika tidak dilakukan fortifikasi pada
bahan makanan tersebut.
Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi
oleh masyarakat dan   iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada tepung.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah zat yang diperlukan tubuh untuk membentuk energi dan
berlangsungnya fungsi organ tubuh secara normal. Nutrisi sangat penting bagi manusia
karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi semua makhluk hidup.
Pada tiap tahapan usia memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda, sehingga
diperlukan pola makan dan menu yang seimbang sesuai dengan kebutuhan pada tahapan usia
masing-masing.
3.2 Saran

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan.
Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-
makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap
individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh
manusia bisa terserang penyakit akibat imunt tubuh yang menurun.

Anda mungkin juga menyukai