Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PROMOSI KESEHATAN TENTANG BAHAYA JAJAN


SEMBARANGAN DI SDN CIJERAH

DOSEN : M.Iqbal Sutisna.,S.Kep.,Ners


SEMESTER : Genap TA. 2020/2021

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN INSTITUT


KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG
2021
HALAMAN PENGESAHAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM)

1 Judul PKM : PROMOSI KESEHATAN


TENTANG BAHAYA JAJAN
SEMBARANGAN DI SDN CIJERAH
2 Nama Mitra Program : ZOOM
3 Ketua Tim Pengusul
Nama :
M.Iqbal Sutisna.,S.Kep.,Ners
NIDN -
Jabatan Fungsional -
Program Studi Sarjana Keperawatan
Bidang Keahlian 1. Keperawatan Komunitas
2. Keperawatan Medikal Bedah
3. KDK
No Telepon/Surel 089625780871
4 Anggota Tim Pengusul 3 orang Mahasiswa
Nama Reva Nuraeni/1118007
Ratih Mulyaningsih/1118014
Neng Mira Mustika/1118052
NPM 1118007
Program Studi Sarjana Keperawatan
5 Lokasi Mitra ZOOM (Wilayah Indonesia)
6 Luaran Yang Dihasilkan Diharapkan tingkat pengetahuan
tentang bahaya jajan sembarangan
pada anak meningkat, terlebih siswa
SDN Cijerah dapat mengidentifikasi
apa saja bahaya yang dapat terjadi dari
perilaku jajan sembarangan
7 Jangka Waktu Pelaksanaan Semester Genap 2020/2021
8 Biaya Rp. 2.000.000

Mengetahui, Bandung,
Ketua Ketua Tim Pengusul
Program Studi Sarjana Keperawatan

Istianah, S. Kep., Ners, M. Kep M.Iqbal Sutisna.,S.Kep.,Ners

Mengetahui,
Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Institusi Kesehatan Rajawali
Diani Aliansy, SST.,
M.Kes NIK
307.108.007

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1 Judul Pengabdian Kepada Masyarakat : PROMOSI KESEHATAN TENTANG


BAHAYA JAJAN SEMBARANGAN DI
SDN CIJERAH
2 Tim Pelaksana : Reva Nuraeni/ 1118007
Ratih Mulyaningsih/1118014
Neng Mira Mustika/1118052

No Nama Jabatan Bidang Keahlian Program Alokasi


Studi Waktu
1 M.Iqbal Ketua Keperawatan Sarjana Semester
Sutisna.,S.Kep.,Ners Komunitas Keperawata Genap
KMB n 2020/2021
KDK

2 Objek (khalayak sasaran) Pengabdian : Siswa dan siswi di SDN Cijerah


kepada Masyarakat
3 Masa Pelaksanaan Mulai : Mulai : Maret 2021
Berakhir : Juni 2021
4 Usulan Biaya : Rp. 2.000.000
5 Lokasi Pengabdian kepada Masyarakat : ZOOM
6 Mitra yang terlibat (uraikan apa : Mendukung tercapainya derajat
kontribusinya) kesehatan siswa secara optimal melalui
peningkatan pengetahuan tentang
perilaku sehat baik secara fisik dan
psikologis, kontribusi mitra dalam hal ini
adalah memfasilitasi proses pelaksanaan
Pendidikan kesehatan pada siswa dan
siswa yang ada di lingkungan sekolah.
7 Permasalahan yang ditemukan dan : Perilaku jajan sembarangan merupakan
solusi yang ditawarkan tindakan yang sering terjadi di
lingkungan sekolah dan biasanya
dilakukan oleh siswa siswi SD yang
masih kecil dan belum mengerti tentang
bahaya jajan sembarangan. Perilaku jajan
sembarangan sangat merugikan bagi para
siswa/i yang menjadi korban, korban
akan mengalami berbagai masalah
kesehatan pada anak seperti kegemukan
atau obesitas, kerusakan gigi dan anak
akan rentan sakit. Selain itu, anak pun
berisiko menjadi hiperaktif dan pemilih
makanan.Berdasarkan identifikasi awal
terhadap perilaku jajan sembarangan di
sekolah diperoleh kesimpulan bahwa
sebagian besar siswa dan siswi tidak
memiliki pengetahuan yang baik tentang
perilaku jajan sembarangan.
Solusi yang ditawarkan yaitu pemberian
edukasi yang baik tentang makanan yang
baik untuk dikonsumsi anak.
8 Kontribusi mendasar pada khalayak : Sasaran pada pengabdian kepada
sasaran (uraian tidak lebih dari 50 kata, masyarakat ini adalah siswa dan siswi
tekankan pada manfaat yang diperoleh) sekolah di tingkat SD dengan harapan
dapat meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran siswa dan siswi tentang
bahaya jajan sembarangan bagi kesehatan
psikologis dan juga kesehatan fisik
9 Rencana luaran berupa jasa, system, : Luaran yang dihasilkan adalah buku ajar
produk/barang, paten, atau luaran tentang Promosi Kesehatan di Sekolah
lainnya yang ditargetkan

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi

Salah satu permasalahan pada anak usia sekolah adalah perilaku jajan yang tidak sehat,
makanan jajanan adalah makanan dan atau minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di
tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum
(Permenkes no. 236,1997). Jajanan di sekolah harus mendapat perhatian dari pihak sekolah
dalam rangka menjaga kesehatan siswa dari bahaya yang terdapat dalam jajanan sekolah
sehingga perlu pengawasan secara komprehensif bersama Dinas Kesehatan dan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan.
Hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) tahun 2012
mengungkapkan bahwa sebanyak 76% pangan jajanan anak sekolah (PJAS) di Indonesia
telah memenuhi persyaratan keamanan, ini menunjukan masih ada 24 % yang belum
memenuhi syarat, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada 68 sampel yang
diperiksa, ditemukan 18 % sampel mengandung bahan kimia berbahaya (Sumber, Dinas
Kesehatan, 2014), oleh karena itu diperlukan pemberian pemahaman yang baik kepada siswa
akan bahayanya makanan jajanan tersebut.
Berdasarkan hasil observasi awal di SD Negeri Cijerah didapatkan bahwa SDN Cijerah
tidak memiliki kantin di sekolah. Hanya terdapat penjaja jajanan anak sekolah di luar
sekolah. Perilaku jajan pada anak sekolah yang sangat tinggi, serta kebersihan jajanan yang
kurang (terdapat beberapa penyaji jajanan terbuka) serta hampir semua penyaji makanan
menggunakan bahan makanan tambahan seperti bumbu penyedap, saus dan lain lain.
(Laporan kegiatan abdimas tahun 2015).
Rendahnya tingkat keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS) masih menjadi
permasalahan penting. Data pengawasan PJAS yang dilakukan BPOM (Balai Besar
Pengawasan Obat dan Makanan) RI Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan bersama 26
Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan bahwa 45%
PJAS tidak memenuhi syarat karena mengandung bahan kimia berbahaya seperti formalin,
boraks, rhodamin, mengandung bahan tambahan pangan (BTP), seperti siklamat dan benzoat
melebihi batas aman serta mengandung bakteri S. aureus dan E. Coli melebihi batas (BPOM
RI, 2009).
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Dasar Negeri
Cijerah diketahui bahwa lebih dari separuh siswa di sekolah tersebut membeli jajanan di
sekolah ketika waktu istirahat berlangsung dan setelah jam sekolah usai. Hal ini didukung
pula dengan banyaknya penjaja makanan di lingkungan sekolah yang menjual beragam
makanan dan minuman. Selain itu, adanya pengaruh orang tua yang mengizinkan anak-anak
mereka untuk membeli makanan jajanan disekolah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku jajan pada anak sekolah diantaranya
pengetahuan, sikap, ketersediaan jajanan, biaya/bekal siswa serta peran guru di sekolah.
Faktor-faktor ini baik yang mempermudah, pemungkin maupun penguat semuanya sangat
berperan penting dalam perubahan perilaku jajan anak sekolah sehingga perlu pembinaan dan
pengawasan dari semua pihak terutama pihak sekolah sehingga dapat mengurangi resiko dari
bahaya jajanan sekolah. ( Fitriani, 2011)
Tujuan dari pengabdian ini untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan
perilaku jajan sembarangan pada anak, dan pemberian edukasi bahaya jajan sembarangan
pada anak di sekolah SD Negeri Cijerah Tahun 2021.
1.2. Permasalahan Mitra

Berdasarkan beberapa penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara variasi

etnis dan tingkat sosial ekonomi dengan bahaya yang ditimbulkan dari akibat jajan

sembarangan, hal ini sangat berisiko bagi pertumbuhan maupun perkembangan anak. Selain

itu, kelonggaran yang diberikan oleh orang tua, akses terhadap jajanan yang mudah di

dapatkan, serta kebiasaan anak saat ini yang banyak menunjukkan perilaku jajan

sembarangan di era zaman sekarang yang mudah dibeli, contohnya pembelian makanan

pinggir jalan hingga makanan yang dapat di pesan lewat online,hal ini juga dapat

meningkatkan risiko anak untuk meniru pembelian makanan sembarangan yang mereka

lihat dalam lingkungan serta acces gadget. Maraknya penggunaan sosial media melalui

internet di kalangan anak saat ini juga berpotensi untuk menjadi salah satu media untuk
melakukan pembelian makanan sembarangan yang dapat dilakukan secara online.

Berdasarkan latar belakang di atas, diperlukan suatu program penyuluhan untuk

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa/i untuk mencegah bahaya anak terkena

penyakit dari makan jajanan sembarangan di lingkungan sekolah.


BAB 2
TARGET DAN LUARAN

1.1. Target

Sasaran kegiatan ini adalah siswa dan siswi sekolah dasar yang merupakan

kelompok berisiko untuk menjadi sasaran/korban makan jajanan sembarangan di

sekolah. Target dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah peserta didik

dan guru di sekolah. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan siswa sekolah mengenai bahaya jajan sembarangan yang

mungkin terjadi di sekolah,

2. Meningkatkan kemampuan siswa sekolah untuk mencegah bahaya makan jajanan

sembarangan

1.2. Luaran

Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.

1. Sebagai intervensi awal untuk meningkatkan awareness di lingkungan sekolah

terhadap bahaya jajan sembaranagan.

2. Mencegah bahaya yang ditimbulkan dari makan jajanan sembarangan, sehingga dapat

menciptakan prinsip hidup sehat yang baik dan aman untuk anak dalam belajar

mengajar di sekolah.

3. Dapat mengetahui lebih banyak tentang jajanan sehat serta menambah pegetahuan

anak sekolah dasar tentang jajanan sehat.


BAB 3
METODE PELAKSANAAN

3.1. Tahap Persiapan


1. Meminta surat pengantar dari Institut Kesehatan Rajawali Bandung untuk melakukan
studi pendahuluan
2. Menyerahkan surat permohonan ijin ke sekolah-sekolah, khususnya yang ada di wilayah
Kota Bandung.

3.2. Tahap Pelaksanaan


Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan ceramah, dan diskusi tentang

bahaya yang ditimbulkan dari makan jajanan sembarangan di sekolah. Dana yang

diperlukan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 2.000.000,- (Dua juta Rupiah) yang berasal dari

dana Pengabdian Masyarakat Fakultas Keperawatan Institut Kesehatan Rajawali.

Sasaran strategis dari kegiatan ini adalah pelajar di sekolah yang dianggap strategis

karena pada usia ini adalah usia yang masih belum memiliki pengetahuan yang baik tentang

dampak buruk dan bahaya dari perilaku jajan sembarangan.


BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Kelayakan Institut Kesehatan Rajawali utamanya program studi Sarjana Keperawatan


sangat mendukung kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dalam bentuk PROMOSI
KESEHATAN TENTANG BAHAYA JAJAN SEMBARANGAN DI SDN CIJERAH.

Tabel 4.1 Dosen dalam Pendidikan Kesehatan di Masyarakat dan Keluarga


No Nama Jabatan Keilmuan
1 M.Iqbal Sutisna.,S.Kep.,Ners Ketua Keperawatan Komunitas
KMB
KDK

BAB 5
HASIL LUARAN YANG DICAPAI

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 01 Juni 2021

mulai pukul 09.00 WIB. Sebagai tenaga pelaksana adalah mahasiswa sebagai penyuluh. Jumlah

siswa-siswi yang mengikuti penyuluhan adalah 52 orang. Kegiatan dimulai dengan pembukaan

oleh Dosen, dilanjutkan dengan perkenalan dengan Mahasiswa dari Institut Kesehatan Rajawali.

Penyuluhan dibuka oleh Ketua Tim yang menjelaskan maksud dan tujuan pnyuluhan.

Sebelum dimulai, ketua tim memberikan pertanyan-pertanyan sebagai pre-test kepada hadirin.

Lalu penyuluhan dilakukan oleh 1 orang Dosen. Sebelum penyuluhan berakhir tim penyuluh

melakukan acara tanya jawab sebagai bentuk Post-Test. Kemudian kegiatan ditutup oleh ketua

pelaksana. Kegiatan ini berakhir sekitar pukul 13.30 WIB.

Kegiatan Acara Penyuluhan Kesehatan


Tahap Kegiatan Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu dan Alat
Pembelajaran
Pendahuluan 1. Perkenalan Memperhatikan dan 10 menit
2. Membuat menanggapi
komitmen
penyuluhan
3. Menyampaikan
tujuan Membuat
4. Menginformasikan kesepakatan
lingkup materi
5. Membuat kontak
waktu penyuluhan
Penyajian 1. Menjelaskan Menyimak 40 menit
materi
a. Pengertian Menyampaikan Leflet dan Lembar
Jajanan sehat pendapat Balik
b. Manfaat
makan Jajanan Bertanya
sehat
c. Faktor Berdiskusi
Penyebab jajan
sembarangan
d. Ciri jajanan
tidak sehat
e. Akibat yang
ditimbulkan
dari jajanan
tidak sehat
f. Tips memilih
jajanan sehat
Penutup 1. Memberikan Menyimak 10 menit
penguatan dan
komentar atas
pendapat peserta
2. Menunjuk salah Menyampaikan
satu peserta untuk kesimpulan
menyampaikan
kesimpulan
3. Menyampaikan
akhir
pembelajaran
BAB 5
HASIL LUARAN YANG AKAN DICAPAI

Mendeskripsikan budaya anti makan jajanan sembarangan


Upaya yang sudah dilakukan oleh pihak sekolah dalam pencegahan makan jajanan

sembarangan pada siswa

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pihak sekolah telah melakukan upaya dalam

pencegahan makan jajanan sembarangan di sekolah dengan melakukan pengawasan, penyuluhan

serta pendidikan karakter. Upaya pencegahan tindakan jajanan sembarangan ini tidak hanya

dilakukan oleh guru sendiri namun dilakukan pengawasan secara menyeluruh dan dilakukan oleh

semua pihak baik dari guru, petugas keamanan dan petugas kebersihan sekolah. Pencegahan anti

makan jajanan sembarangan juga menjadi tugas dan kewajiban guru selain memberikan

pembelajaran pada siswa. Tugas tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) No 16 tahun 2009 Bab II tentang

RUMPUN JABATAN, JENIS GURU, KEDUDUKAN, DAN TUGAS UTAMA Guru pasal 5

ayat (1) dikatakan bahwa ”Tugas utama Guru adalah mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang

relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

Peranan guru disekolah adalah sebagai pegawai dalam hubungan kedinasan, sebagai

pendidik dalam hubungannya dengan siswa, sebagai pengatur disiplin, dan sebagai pengganti

orangtua. Seorang guru difungsikan untuk mengendalikan, memimpin dan mengarahkan events

(waktu) pengajaran. Sedangkan siswa sebagai yang terlibat langsung, sehingga dituntut

keaktifannya dalam proses pengajaran. Siswa disebut obyek pengajaran kedua, karena

pengajaran itu tercipta setelah ada beberapa arahan dan masukan dari obyek pertama (guru)

selain kesediaan dan kesiapan siswa itu sendiri sangat diperlukan untuk terciptanya proses

pengajaran (Putri, 2016). Pencegahan terhadap perilaku jajan sembarangan ini diperlukan
kebijakan menyeluruh yang melibatkan seluruh komponen sekolah mulai dari guru, siswa,

kepala sekolah sampai orang tua murid, yang tujuannya adalah untuk dapat menyadarkan seluruh

komponen sekolah tentang bahaya terselubung dari perilaku makan jajanan sembarangan ini.

Kebijakan tersebut dapat berupa program anti makan jajanan sembarangan di sekolah

antara lain dengan cara menggiatkan pengawasan, pemahaman konsekuensi serta komunikasi

yang bisa dilakukan efektif antara lain dengan Kampaye Stop jajan sembarangan di Lingkungan

sekolah dengan sepanduk, slogan, stiker, workshop bertemakan stop jajan sembarangan serta

memberikan aturan membawa makanan/bekal nasi dari rumah serta membiasakan makan tidak

menggunakan sterefoam agar makanan tersebut terjaga kesehatan maupun kebersihannya.

Kesemuanya ini dilakukan dengan tujuan paling tidak dapat meminimalisir atau bahkan

meniadakan sama sekali perilaku makan jajanan sembrangan di sekolah.

Pembentukan Program khusus dari pihak sekolah yang ditujukan dalam mencegah makan

jajanan sembarangan

Salah satu program dari sekolah untuk mencegah tindakan jajan sembarangan oleh siswa

adalah dengan memberikan pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini diharapkan mampu

membentuk kepribadian siswa yang sehat dan saling menyayangi dan menghargai antar teman.

Pendidikan karakter yang dikembangkan di sekolah tempat penelitian ini berlangsung adalah

dengan melakukan kegiatan makan bersama pada saat jam istirahat dengan makan makan yang

dibekal menggunakan misting dari rumah atau membiasakan hidup makan tanpa sterofoam.

Penelitian dari Saputri (2013) mendukung penelitian ini, menjelaskan bahwa pelaksanaan

pendidikan karakter di SD Kasihan dilaksanakan melalui tiga cara yaitu melalui pengintegrasian

nilai-nilai karakter pada KBM, kegiatan ekstrakurikuler yang mencerminkan nilai-nilai


pendidikan karakter, dan pembiasaan/keseharian yang tercipta melalui budaya sekolah (Saputri,

2016).

Upaya penanganan jajan sembarangan yang dilakukan guru sangatlah penting untuk

membiasakan siswa hidup sehat sejak usia sekolah dasar. Sesuai dengan hasil penelitian dari

Sinta Fitriani (20165) menyebutkan bahwa penanganan perilaku makan jajanan sembarangan

yang dilakukan siswa SD Cikunir yaitu dengan menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa,

mencari tahu latar belakang siswa, pengetahuan, sikap, kebiasaan membawa bekal dari rumah,

peran guru serta perilaku jajan, menelusuri permasalahan yang sebenarnya terjadi, memberikan

nasihat kepada siswa yang dihubungkan dengan muatan dalam pembelajaran di kelas,

menumbuhkan jiwa empati sesama siswa. Senada dengan itu penelitian dari Sulaeman Engkong

(2018) menyebutkan bahwa salah satu upaya penanganan makan jajanan sembarangan di SD

Negeri 16 kota Manado 3 yaitu dengan pencegahan melalui menanamkan pendidikan karakter,

dan budaya yang dilakukan di sekolah.

Efektifitas program pencegahan makan jajanan sembarangan tersebut

Program anti makan jajanan sembarangan melalui pendidikan karakter di tempat penelitian

sangat efektif. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya kasus makan jajanan sembarangan.

Sekolah ini memberikan pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan serta menyelipkan

dalam kegiatan belajar mengajar sehingga diharapkan dapat membentuk karakter siswa yang

menerapkan prinsip hidup sehat. Pengetahuan untuk makanan dan kesehatan itu sangat penting

untuk dipahami karena pengetahuan makanan dan kesehatan adalah kebiasaan yang rutin

dilakukan oleh manusia sehingga harus memahami tentang makanan atau jajanan apa dan mana

saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi untuk kesehatan tubuh. (Amelia Kindi, 2013).
Pembentukan pengetahuan anak tentang makanan dan kesehatan siswa yang dapat dilihat

ari suatu kebiasaan baik anak diharapkan dapat memberikan dampak positif baik bagi individu

secara personal maupun bagi lingkungannya. Hal ini sesuai denagan pendapat dari Aditya bahwa

pendidikan karakter dan kebiasaan anak adalah usaha yang dapat dibentuk sejak dini, agar anak

terbiasa dalam menentukan pilihan hidup dan dapat menerapkan prinsip hidup sehat, sehingga

mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya terutama dirinya

sendiri.

Melalui program pendidikan karakter untuk mencegah bahaya makan jajanan sembarangan

ternyata terbukti bawa tidak terjadi kejadian anak terkena penyakit yang tidak diinginkan di

sekolah tempat penelitian, artinya bahwa pogram anti makan jajanan sembarangan efektif dalam

mencegah bahaya jajan sembarangan di sekolah (Aditya, 2015). Bentuk media pencegahan jajan

sembarangan yang digunakan oleh pihak sekolah Hasil penelitian menemukan bahwa media

yang digunakan dalam penyuluhan tentang anti makan jajanan sembarangan adalah aturan yang

ditetapkan pihak sekolah. Salah satu upaya pencegahan bahaya jajan sembarangan adalah

penayangan sebuah film tentang dampak makan jajanan sembarangan.

Penayangan film yang efektif sebagai media promosi kesehatan terutama di sekolah harus

disesuaikan dengan waktu pembelajaran siswa dan film yang disajikan tidak membosankan dan

memiliki durasi pendek dalam penayangannya. Sesuai waktu pembelajaran; Film yang

digunakan sebagai media promosi kesehatan di sekolah disesuaikan dengan alokasi waktu

pembelajaran disekolah yaitu maksimal 2 X 45 menit per pertemuan dan dalam penayangannya

dapat dilakukan berulang sehingga akan memberikan dampak kuat pada pribadinya.

Durasi pendek; Film pendek dapat dijadikan film pendidikan karena durasi penayangan

yang pendek dibawah 30 menit sehingga memiliki pemahaman bahasa gambar yang lebih jernih
dengan menggunakan tanda atau simbol yang secara tidak langsung dapat menggambarkan suatu

keadaan atau cerita. Unsur-unsur seperti tema cerita, ide cerita, alur cerita, isi pesan, latar,

konflik, penokohan serta dialog dapat disampaikan secara utuh dalam waktu yang singkat dan

pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif (Astuti, 2008).

Sekolah melibatkan orang tua dalam pencegahan makan jajanan sembarangan.

Kebijakan anti makan jajanan sembarangan sekolah tidak berjalan sendirian namun dengan

melibatkan orang tua. Pelibatan orang tua ini sangat bermanfaat karena dapat mencegah

terjadinya salah persepsi dan salah komunikasi sehingga orang tua memahami program yang

dilaksanakan oleh sekolah. Program anti makan jajanan sembarangan ini kemudian juga akan

dikembangkan di rumah di mana peran orang tua sangat dominan. Jajan sembarangan masih

dapat dicegah dan dapat dihentikan dengan menjaga komunikasi dan kebiasaan baik yang

dilakukan disekolah dan binaan dari orang taua. Dengan menciptakan waktu untuk

berkomunikasi dan kebiasaan baik, kita dapat mengenali potensi timbulnya suatu masalah dan

membantu anak dalam menghadapai permasalahan yang dihadapinya.

Orang tua memegang peranan penting dalam proses perkembangan anak. Namun sebagai

orang tua, harus mengakui bahwa terkadang orang tua menyerahkan sepenuhnya masalah

pendidikan dan kesehatan yang anak-anak hadapi di sekolah kepada para pendidik di sekolah.

Dalam menghadapi kesehatan, peran orang tua dan pendidik di sekolah sama pentingnya. Orang

tua dan guru di sekolah harus bekerjasama untuk membantu agar suatu kebaikan, kesehatan serta

kebiasaan itu sendiri agar tercipta sebuah lingkungan yang positif antar sesama siswa di sekolah

(Sinta, 2015).
Mendeskripsikan komitmen sekolah dalam pencegahan sekolah sehat

Kebijakan sekolah tentang pencegahan makan jajanan sembarangan

Sekolah menentukan kebijakan anti makan jajanan sembarangan di sekolah. Kebijakan

tersebut memang tidak tertulis tersendiri dalam bentuk surat keputusan kepala sekolah namun

telah disepakati bersama. Kebijakan ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penyakit

pada anak yang tidak diinginkan dan bahaya yang lainnya di sekolah. Perilaku jajan

sembarangan merupakan suatu kebiasaan yang seringkali tidak terhindarkan terutama di sekolah.

Jajan sehat atau makanan sehat adalah makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan

oleh tubuh manusia. Makanan sehat mengandung gizi yang seimbang, yaitu makanan yang sehat

untuk dikonsumsi.

Seseorang yang bisa dikatakan menjadi korban apabila dia mengkonsumsi makanan yang

dibeli pada sembarang tempat (secara sengaja membuat dirinya terancam penyakit atau membuat

dirinya dalam bahaya) dengan jangka waktu sekali atau berkali-kali bahkan sering atau menjadi

sebuah pola hidup seseorang atau lebih. Pencegahan bahaya makan jajanan sembarangan di

sekolah dapat dilakukan dengan cara merancang dan membuat desain program pencegahan yang

berisikan pesan kepada murid bahwa perilaku jajan sembarangan tidak diperkenankan di sekolah

dan membuat kebijakan “anti makan jajanan sembarangan”. Membangun komunikasi dan

kebiasaan baik disekolah akan membuat kesehatan dan kebiasaan baik efektif antara guru dan

murid. Diskusi dan ceramah mengenai perilaku anti makan jajanan di sekolah. Menciptakan

suasana lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan kondusif. Menyediakan bantuan kepada

murid dengan menyediakan tempat makan secara gratis yang diambil dari dana sumbangan

sukarela. Melakukan pertemuan berkala dengan orangtua atau komite sekolah tentang kebiasaan

baik untuk membawa makan/bekal dari rumah.


Respon orang tua mengenai kebijakan yang diberlakukan oleh pihak sekolah

Orang tua siswa sangat mendukung kebijakan sekolah tentang pencegahan tindakan jajan

sembarangan. Orang tua memberikan respon yang positif sehingga pihak sekolah memiliki

dukungan yang kuat dari sekolah guna mencegah tindakan jajanan sembarang di sekolah. Pihak

sekolah perlu melakukan komunikasi dengan orang tua siswa seperti temu orang tua siswa atau

melalui teknologi yang ada saat ini seperti dikumpulkannya orang tua dalam grup Whatshap

sehingga orang tua dan guru kelas mampu terus berkomunikasi terkait dengan kemampuan

belajar anak serta memantau perkembangan anak termasuk mencegah makan jajanan

sembarangan.

Mendeskripsikan respons sekolah terhadap pencegahan makan jajanan sembarangan

Pendampingan terhadap siswa

Jika ada korban siswa yang terkena penyakit maka pihak sekolah bersedia untuk

melakukan pendampingan guna menjaga anak agar tidak terkena penyakit. Program

pendampingan ini sangat diperlukan karena memang korban siswa yang terkena penyakit

memiliki dapak yang mendalam dan panjang sehingga anak menjadi rentan terkena penyakit

jagka pendek maupun jangka panjang, oleh sebab itu hal ini membutuhkan pendampingan yang

baik sehingga bisa segera ditangani dengan mudah. Jajan sembarangan ternyata tidak hanya

memberi dampak negatif pada anak, melainkan juga pada orang tua dan wali di sekolah. Jajan

sebarangan, dari berbagai penelitian, ternyata berhubungan dengan meningkatnya tingkat wabah

penyakit, populasi anak menurun, penurunan nilai akademik, dan tindakan jajan sebaragan yang

mudah diakses. Jaja sembarangan juga menurunkan kemampuan dan perkembangan anak
menurun.

Para anak yang makan sembrangan berpotensi tumbuh sebagai anak yang akan terganggu

perkembangannya terutama dalam sistem pencernaannya, jika dibandingkan dengan anak-anak

yang tidak memakan makanan dari jajan sembarangan. Kesulitan menanggapi sebuah pelajaran

di lingkungan sekolah menjadi salah satu faktor dari makan jajanan sembarangan, hal ini karena

makanan yang dikonsumsi anak kurang baik. Hal lain yang dapat ditimbulkan dari

mengkonsumsi makan jajaanan sembarangan yaitu mereka biasanya terganggu prestasi

akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah karena anak kurang sehat dan tidak

mampu untuk mengikuti pelajaran di sekolah. Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini

adalah stres atau emosi berlebihan yang dapat memicu dari sindrom iritasi usus. Sisdrom iritasi

usus ini merupakan penyakit pada usus besar, yang ditandai dengan nyeri perut, perut kembung,

diare atau konstipasi. Pasalnya, ketika seseorang stres, stres akan mengganggu kondisi otak,

sehingga sistem pencernaan pun ikut terganggu.

Pelaksanaan evaluasi terhadap kebijakan tentang pencegahan makan jajanan

sembarangan

Program anti makan jajajan sembarangan ini akan terus dilakukan evaluasi guna

pengembangan selanjutnya. Hal ini terjadi karena program yang selama ini telah berjalan

tentunya masih membutuhkan banyak penyempurnaan. Evaluasi seperti ini tentunya akan

membantu untuk mendapatkan bentuk formulasi program yang terbaik yang bisa diterapkan di

sekolah guna mencegah kejadian bahaya yang ditimbulkan dari makan jajanan sembarangan, dan

mencegah anak agar tidak mudah terkena penyakit dan anak tetap sehat agar tetap bisa mengikuti

pembelajaran. Terbentuknya program melewati beberapa langkah atau tahapan sehingga


terbentuk suatu rancangan program yang siap dijalankan.

Langkah atau tahapan tersebut yaitu berawal dari laporan perilaku siswa dan suasana

sekolah yang kurang nyaman yang kemudian ditampung dalam beberapa kali rapat guru,

pelaksanaan workshop ‘Perilaku Anak’ untuk menggali masalah siswa lebih lanjut, perancangan

program, sosialisasi program ke dewan guru dan komite sekolah, dan sosialisasi ke orang tua.

Langkah atau tahapan perancangan program tersebut telah sesuai dengan langkah-langkah untuk

mengembangkan kebijakan anti makan jajanan sembarangan menurut Ken Rigby yang meliputi;

a) mengadakan pertemuan dengan staf sekolah; b) membuat penggunaan yang tepat dari

informasi yang diberikan oleh staf, orang tua, dan juga siswa; c) membahas implikasi dari

temuan dan menyoroti kebutuhan seluruh sekolah; d) merumuskan rancangan program anti

makan jajanan sembarangan sekolah ditujukan untuk kelompok perwakilan siswa dan orang tua;

e) memastikan bahwa draft program diperiksa oleh semua pihak yang berkepentingan dan jika

perlu direvisi (Rigby, 2007).


BAB 6

RENCANA TINDAK LANJUT

Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa

pencegahan kejadian makan jajanan sembarangan telah dilakukan dengan berbagai program

seperti pengawasan, penyuluhan dan pendidikan karanter kebiasaan anak yang selama ini telah

terbukti efektif. Sekolah memiliki komitmen yang kuat dalam pelaksanaan program anti makan

jajanan sembarangan yang telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama dalam bentuk

kesepakatan bersama serta dalam bentuk janji siswa. Sekolah memberikan respon yang baik

dalam upaya pencegahan makan jajanan sembarangan di sekolah dengan memberikan

pendampingan jika ada anak yang terkena penyakit dan melalukan pembinaan terhadap pelaku

makan jajanan sembarangan serta melakukan evaluasi program untuk dilakukan perbaikan-

perbaikan Sekolah dapat terus menerapkan pengawasan bahkan jika diperlukan dilakukan

pemasangan CCTV di setiap sudut sekolah untuk memberikan pengawasan yang ketat kepada

setiap perilaku siswa terhadap perilaku jajan sembarangan. Sekolah juga diharapkan dapat

mengembangkan program pencegahan makan jajanan sembarangan dengan membuat peraturan

secara tertulis.

SARAN

1. Masih perlu adanya pendampingan dan penyuluhan yang lebih serius.

2. Perlu pengembangan fasilitas yaitu pengadaan buku pembelajaran anti makan jajanan

sembarangan.
Daftar Pustaka

Aini, Nur. (2016). Penyuluhan kesehatan jajan sembarangan. Jurnal keperawatan


komunitas. Vol 1 No. 1. Tersedia [online] diakses
http://www.stikesmaharani.ac.id/ojs- 2.4.3/index.php/JNC/article/viewFile/7/61.
Wowor, prisca. (2018). Factor yang diakibatkan dari jajan sembarangan. Jurnal
keperawatan dasar. Vol. 7 No. 5. Tersedia [online] diakses
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/viewFile/22078/21779.
fitriani, Sinta. (2016). Factor yang berhubungan dengan perilaku jajan sembarangan.
Jurnal
keperawatan dasar. Vol 1, Nomor 7, Tersedia [online] diakses
http://ejurnal.stikesrespati-tsm.ac.id/index.php/bidkes/article/download/67/60.
Ferdhita, Syafrianty. (2016). Penyuluhan kesehatan jajan sembarangan. Jurnal
keperawatan Medical Bedah. Tersedia [online] diakses
http://repository.stikeskepanjenpemkabmalang.ac.id:8080/xmlui/bitstream/handle/
123456789/146/MANUSKRIP.pdf?sequence=1&isAllowed=y.
Febriani, kiki. Dkk. (2018). Penyuluhan kesehatan jajan sembarangan. Jurnal
keperawatan
komunitas. Vol 3 No. 1. Tersedia [online] diakses
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/download/821/635.

Anda mungkin juga menyukai