Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOTIK GLANDANGAN

Nama Anggota :

Happy Andrean Sri (21102206)


Maulidiya Rizkiah (21102212)
Sofia Intan Annur (21102233)
Qurrutul Mutmainah (21102241)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
1. Pengertian psikotik gelandangan...........................................................
2. Penyebab psikotik gelandangan..............................................................
3. Karakteristik psikotik gelandangan.......................................................
4. Pelayanan yang dibutuhkan psikotik gelandangan...............................
5. Langkah rehabilitasi psikotik gelandangan............................................
6. Asuhan keperawatan psikotik gelandangan...........................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
KATA PENGANTAR

puji syukur kehadiran tuhan yang maha esa atas segala rahmat dan karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘Asuhan Keperawatan Psikotik
Gelandangan, makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa pada semester 5 fakultas kesehatan, jurusan ilmu
keperawatan angkatan 2021.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca
dan pengalaman bagi kami , semoga untuk depannya kami dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Jember, 29 September 2023

Penulis
A. DEFINISI PSIKOTIK GELANDANGAN
Psikotik adalah gangguan jiwa yang menunjukkan adanya halusinasi dan delusi
seperti ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi seperti perilaku atau
aktivitas yang berlebihan atau perilaku yang aneh (Moskowitz, 2019). Gelandangan
sebagai identitas sosial merupakan orang- orang yang hidup dalam keadaan yang tidak
sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta tidak
mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap diwilayah tertentu dan hidup
mengembara di tempat umum tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis).
Penyebutan istilah gelandangan psikotik adalah penderita gangguan jiwa kronis yang
keluyuran dijalan-jalan umum, dapat mengganggu ketertiban umum dan merusak
keindahan lingkungan (Karnadi, 2014).
Psikosis adalah penyakit kepribadian yang parah, sangat mengganggu hubungan
klien dengan orang lain, dimana dari fungsi sosial, fungsi pekerjaan, dan fungsi seksual
sangat terpengaruh. Ini disebabkan oleh faktor organik, genetik, dan psikologis. Psikosis
memiliki beberapa gejala seperti khayalan, halusinasi dan ilusi sehingga klien tidak sadar
bahwa mereka memiliki gangguan kepribadian (Jaypee, 2013:25).
Gelandangan psikotik adalah mereka yang hidup di jalan karena suatu sebab
mengalami gangguan kejiwaan yakni mental dan sosial, sehingga mereka hidup
mengembara, berkeliaran, atau menggelandang di jalanan. Dalam gelandangan psikotik ini
mereka sudah tidak memiliki pola pikir yang jelas dan mereka sudah tidak lagi
mementingkan mengenai norma dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat, selain itu juga
mereka sudah tidak memiliki rasa malu dan memiliki amarah yang tidak bisa di kontrol jika
sedang marah (Ina, 2017).

B. KARAKTERISTIK PSIKOTIK GELANDANGAN


Menurut (Ina, 2017), berikut ciri-ciri psikotik gelandangan :
1. Tingkah laku dengan relasi sosialnya selalu asosial, eksentrik ( kegilaan dan kronis
patologis ). Kurang memiliki kesadaran sosial dan intelegensi sosial, fanatik dan sangat
individualistis selalu bertentangan dengan lingkungan dan norma
2. Sikapnya masih sering berbuat kasar, kurang terbuka dan ganas, marah tanpa ada
alasannya.
3. Pribadinya tidak stabil, responsnya kurang tepat dan tidak dapat untuk dipercaya.
4. Tidak memiliki kelompok.
5. Tubuh kotor sekali.
6. Rambut seperti sapu ijuk.
7. Pakaian compang camping.
8. Membawa bungkusan besar dan berisi macam-macam barang.
9. Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri dan sukar diajak
10. Berkomunikasi dan bermusuhan.

C. FAKTOR PENYEBAB PSIKOTIK GELANDANGAN


1) Faktor Genetik
Menurut Maramis (2009), faktor keturunan juga menentukan timbulnya
gangguan psikotik. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-
keluarga penderita gangguan psikotik terutama anak-anak kembar satu telur. Angka
kesakitan bagi saudara tiri ialah 0,9- 1.8%; bagi saudara kandung 7 15%; bagi anak
dengan salah satu orang tua yang menderita gangguan psikotik 7 16%: bila kedua orang
tua menderita gangguan psikotik 40-68%; bagi kembar dua telur (heterozigot) 2-15%,
bagi kembar satu telur (homozigot) 61-86%
Gangguan psikotik melibatkan lebih dari satu gen, sebuah fenomena yang disebut
quantitative trait loci, gangguan psikotik yang paling sering kita lihat mungkin
disebabkan oleh beberapa gen yang berlokasi di tempat-tempat yang berbeda di seluruh
kromosom Ini juga mengklarifikasikan mengapa ada gradasi tingkat keparahan pada
orang- orang yang mengalami gangguan ini (dari ringan sampai berat) dan mengapa
risiko untuk mengalami gangguan psikotik semakin tinggi dengan semakin banyaknya
jumlah anggota keluarga yang memiliki penyakit ini (Durand, 2007).

2) Faktor Biokimia
Gangguan psikotik mungkin berasal dari ketidakseimbangan kimiawi otak yang
disebut neurotransmiter, yaitu kimiawi otak yang memungkinkan neuron-neuron
berkomunikasi satu sama lain. Beberapa ahli mengatakan bahwa gangguan psikotik
berasal dari aktivitas neurotransmiter dopamin yang berlebihan di bagian-bagian
tertentu otak atau dikarenakan sensitivitas yang abnormal terhadap dopamin. Banyak
ahli yang berpendapat bahwa aktivitas dopamin yang berlebihan saja tidak cukup untuk
skizofrenia. Beberapa neurotransmiter lain seperti serotonin dan norepinephrine
tampaknya juga memainkan peranan (Durand, 2007).
3) Faktor Psikologis dan Sosial
Faktor psikososial meliputi adanya kerawanan herediter yang semakin lama
semakin kuat, adanya trauma yang bersifat kejiwaan, adanya hubungan orang tua-anak
yang patogenik, serta interaksi yang patogenik dalam keluarga. Keluarga pada masa
kanak-kanak memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian. Orang tua
terkadang bertindak terlalu banyak untuk anak dan tidak memberi kesempatan anak
untuk berkembang, ada kalanya orang tua bertindak terlalu sedikit dan tidak
merangsang anak, atau tidak memberi bimbingan dan anjuran yang dibutuhkannya
(Durand, 2007).

D. GEJALA PSIKOTIK GELANDANGAN


Menurut Capps (2010:159) ada dua yaitu Delusi dan Halusinasi yang terjadi pada klien
dengan psikotik gelandangan yaitu :
a. Delusi
Delusi merupakan gangguan dalam isi pikiran, bukan persepsi. Mereka benar-
benar memegang kepercayaan salah yang tidak ada dukungannya dalam kenyataan,
tetapi pemikiran itu tidak dapat dikoreksi. Klien dengan skizofrenia paranoid biasanya
memiliki delusi penganiayaan. Contohnya termasuk keyakinan bahwa tetangga, teman,
atau keluarga berencana untuk menyakiti mereka atau menyiksa atau mengejek mereka,
bahwa orang lain memata- matai mereka, atau bahwa orang atau organisasi penting
mengendalikan tubuh atau pikiran mereka. Dengan khayalan yang muluk-muluk, klien
secara keliru percaya bahwa mereka memiliki kekayaan, bakat, pengaruh, kekuatan,
atau kecantikan yang luar biasa.
Klien seperti itu mungkin percaya diri mereka adalah orang terkenal atau
signifikan secara historis, seperti Napoleon atau George Washington. Sebagai contoh,
klien mungkin percaya bahwa mereka sangat jelek atau bahwa aspek tertentu dari
penampilan mereka (misalnya, hidung mereka) membuat orang lain jijik. Mereka yang
memiliki delusi nihilistik mungkin percaya bahwa mereka sudah mati, sekarat, atau
tidak ada lagi. Dengan delusi agama, klien mungkin percaya bahwa mereka memiliki
hubungan khusus dengan Tuhan atau dewa lainnya. Tambahan. Mereka mungkin
berpikir bahwa mereka adalah orang berdosa terbesar yang pernah ada atau bahwa
mereka memiliki misi khusus dari Tuhan (Mohr 2013:592- 593).

b. Halusinasi
Halusinasi adalah manifestasi lain dari gangguan pikiran Halusinasi adalah
persepsi indrawi dengan realitas yang meyakinkan tetapi tidak ada dasar objektif yang
sebenarnya. Selama halusinasi pendengaran (bentuk yang paling umum), klien dapat
mendengar suara Tuhan atau kerabat dekat, dua atau lebih suara dengan komentar
berjalan tentang perilaku klien, atau suara yang memerintahkan tindakan tertentu.
Biasanya suara-suara itu tidak senonoh, menuduh, atau menghina. Mereka dapat
memanggil nama klien dan membuat catatan buruk. Klien dapat mendengar suara
dengan pandangan berlawanan tentang subjek yang sama, seperti satu suara
memberikan perintah untuk membunuh sementara suara lainnya memperingatkan
untuk tidak melakukannya. Halusinasi pendengaran juga dapat melibatkan suara
lonceng, peluit, bisikan, gemeresik, dan suara-suara lainnya; paling sering,
bagaimanapun. Mereka berbicara dengan suara (Mohr,2013-592-593).

E. REHABILITASI
Menurut Soetomo penatalaksanaan pada pasien dengan gelandangan psikotik yaitu dengan
melakukan rehabilitasi.
Langkah-langkah penatalaksanaan rehabilitasi sebagai berikut:
1. Tahap Identifikasi
Masalah sosial merupakan fenomena yang selalu muncul dalam kehidupan masyarakat,
perwujudannya dapat merupakan masalah lama yang mengalami perkembangan, akan
tetapi dapat pula menjadi masalah baru yang muncul karena perkembangan dan
perubahan kehidupan sosial, ekonomi dan kultural, masalah sosial dianggap sebagai
kondisi yang tidak diinginkan oleh karena dapat membawa kerugian baik secara fisik
maupun non fisik pada individu, kelompok ataupun masyarakat. Secara keseluruhan,
atau dapat juga merupakan kondisi yang dianggap bertentangan dengan nilai, norma
dan standar sosial.
2. Tahap Diagnosis
Setelah masalah sosial teridentifikasi, maka akan mendorong munculnya respon dari
masyarakat, berupa tindakan bersama untuk memecahkan masalah bersama. Agar
upaya pemecahan masalah mencapai hasil yang di harapkan, dibutuhkan pengenalan
tentang sifat, eskalasi dan latar belakang masalah.
3. Tahap Perawatan
Upaya untuk mengatasi masalah sosial, akan tetapi dalam banyak hal juga dapat berupa
usaha untuk mengurangi atau mengatasi berkembangnya permasalahan sosial.
Selanjutnya langkah-langkah pelaksanaan layanan dan rehabilitasi sosial bagi
gelandangan, menurut dinas sosial menggunakan bantuan utama pendekatan pekerja
sosial di dukung dengan profesi lain yang terkait. Adapun langkah yang perlu di
lakukan adalah :
a) Pendekatan Awal
Pendekatan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan pekerja sosial
untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
serta berwenang terhadap masalah penertiban gelandangan, pihak yang peduli
terhadap pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi gelandangan, terhadap
masyarakat sebagai pemilik sumber daya informasi yang ada di lingkungan
masyarakat sekitar dan memotivasi terhadap calon klien untuk masuk panti
rehabilitasi sosial. Calon klien yang dimotivasi diperoleh dari proses
perekrutan. Penarikan (rekrutmen) adalah proses pencarian para calon klien
untuk masuk panti rehabilitasi. Adapun cara rekrutmen tersebut dapat melalui :
b) Trantib keamanan (razia)
c) Kemitraan dengan lembaga atau pihak lain seperti rumah sakit, dinas sosial dan
LSM.
d) Penerimaan dan Pengasramaan Penerimaan adalah rangkaian kegiatan
administratif, maupun teknis yang meliputi registrasi klien (klien tercatat dalam
buku panti). Pengasramaan adalah menempatkan klien definitif dalam asrama
dengan kondisi, situasi dan fasilitas panti.
4. Pengungkapan dan pemahaman masalah (assessment)
Pengungkapan dan pemahaman masalah adalah upaya untuk mencari dan menggali
data penerima pelayanan (klien), mulai dari faktor-faktor penyebab masalah klien, dan
kekuatan-kekuatan yang dimiliki klien. Semua ini dilakukan dalam upaya untuk
membantu proses rehabilitasi sosial dan mempercepat penyembuhannya.
5. Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial
Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial didasarkan pada hasil assessment yang
dilakukan oleh pekerja sosial. Hasil assessment tersebut menjadi acuan untuk
memberikan pelayanan dalam menangani klien dalam proses rehabilitasi sosial.
Adapun pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hasil assessment tersebut dapat dilihat dari
berbagai aspek yang terdapat dalam assessment.

F. PELAYANAN
Secara garis besar pelayanan yang dibutuhkan bagi klien atau klien psikotik adalah sebagai
berikut:
1. Pelayanan Pengobatan Antipsikotik (Farmakologi)
Pada gangguan mental serius seperti psikotik, diperlukan medikasi oleh dokter atau
psikiater untuk diberikan pengobatan, dan dilakukan monitoring efek dari pengobatan.
Pemberian pelayanan dukungan medikasi seperti pendampingan mengonsumsi obat-
obatan.
2. Pelayanan Konseling/Psikoterapi
• Terapi Psikososial Penyandang Gangguan
• Psikoedukasi untuk Keluarga
3. Pelayanan Keluarga Klien Akibat dari Gangguan
• Membantu keluarga melalui masa-masa duka cita akibat ada anggota keluarg
yang mengalami gangguan psikotik.
• Memberi informasi terkait gangguan yang dialami anggota keluarga yang sakit.
Membicarakan kemungkinan kekhawatiran keluarga seperti terjadinya kekerasan
fisik baik yang dilakukan penyandang gangguan atau yang dilakukan orang lain
pada penyandang gangguan. Membicarakan kemungkinan kekhawatiran terkait
keputusan finansial untuk pembiayaan pengobatan atau perawatan.
• Mendorong anggota keluarga untuk terlibat dengan kelompok pendukung atau
kelompok bantu diri.
• Menghubungkan keluarga yang tidak mampu secara finansial kepada sistem
sumber pembiayaan kesehatan dan memberi informasi yang relevan terkait hal
tersebut.
4. Pelayanan Edukasi Kesehatan Mental Untuk Pendukungan (Supportive) Dan
Pencegahan (Preventive)
5. Pelayanan After Care
6. Pelayanan Sistem Jaminan Kesehatan
Berbagai pelayanan tersebut terorganisir dalam pengelolaan lembaga pelayanan baik
itu rumah sakit jiwa atau lembaga pelayanan rehabilitasi mental, rumah singgah dan di
rumah. Proses perawatan akan sangat tergantung pada hasil assessment ataupun
evaluasi treatment baik itu medis maupun psikososial sehingga penyandang gangguan
akan ditempatkan sesuai kebutuhan perawatannya apakah itu rawat inap, rawat jalan,
atau rumah singgah.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian :
Beberapa faktor yang harus dikaji kepada pasien dengan psikotik gelandangan :
a) Faktor predisposisi :
o Genetik : Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi hasil
studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat
berpengaruh.
o Neurobiologis : penurunan volume otak dan perubahan sistem neurotransmiter
o Teori virus dan infeksi
b) Faktor presipitasi :
o Biologis: kecelakaan yang menyebabkan kerusakan/gangguan otak
o Sosial kultural : Tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
o Psikologis: Tekanan-tekanan kehidupan (emosional), Kekecewaan yang tidak
pernah terselesaikan.
c) Sumber koping :
o Disonasi kognitif (gangguan jiwa aktif)
o Pencapaian wawasan
o Kognitif yang konstan
o Bergerak menuju prestasi kerja
d) Mekanisme koping :
o Regresi (berhubungan dengan masalah dalam proses informasi dan pengeluaran
sejumlah besar tenaga dalam upaya mengelola ansietas)
o Proyeksi (upaya untuk menjelaskan persepsi yang membingungkan dengan
menetapkan tanggung jawab kepada orang lain)
o Menarik diri
o Pengingkaran

H. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit perawatan diri
2) Gangguan persepsi sensori bd. Halusinasi
3) Risiko perilaku kekerasan

I. Intervensi Keperawatan
NO. DIAGNOSA INTERVENSI

1. Defisit perawatan diri ( D. 0109 ) Dukungan perawatan diri ( 1.11348 )


Observasi :
Definisi : ➢ Monitor tingkat kemandirian
Tidak mampu melakukan atau ➢ Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
menyelesaikan aktivitas perawatan berpakaian, berhias, dan makan
diri. Terapeutik :
➢ Sediakan keperluan pribadi ( mis. parfum, sikat
gigi, dan sabun mandi )
➢ Dampingi dalam melakukan perawatan diri
sampai mandiri
➢ Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
Edukasi :
➢ Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
2. Gangguan persepsi sensori Manajemen halusinasi ( 1. 09288 )
( D. 0085 ) Observasi :
➢ Monitor perilaku yang mengidentifikasi
Definisi : halusinasi
Perubahan persepsi terhadap stimulus ➢ Monitor isi halusinasi ( mis. Kekerasan atau
baik internal maupun eksternal yang membahayakan diri )
disertai dengan respon yang Terapeutik :
berkurang, berlebihan, atau ➢ Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat
terdistorsi. mengontrol perilaku ( mis. limit setting,
pembatasan wilayah, pengekangan fisik )
➢ Diskusi perasaan dan respons terhadap halusinasi
➢ Hindari perdebatan tentang validitas halusinasi
Edukasi :
➢ Anjurkan bicara pada orang hang percaya untuk
memberi dukungan dan umpan balik korektif
terhadap halusinasi
➢ Anjurkan melakukan distraksi ( mis.
mendengarkan musik, melakukan aktivitas dan
teknik relaksasi )
➢ Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol
halusinasi
3. Risiko perilaku kekerasan Pencegahan perilaku kekerasan ( 1. 14544 )
( D. 0146 ) Observasi :
➢ Monitor adanya benda yang berpotensi
Definisi : membahayakan ( mis. benda tajam, tali )
Berisiko membahayakan secara fisik, ➢ Monitor selama penggunaan barang yang dapat
emosi dan/atau seksual pada diri membahayakan ( mis. pisau cukur )
sendiri atau orang lain. Terapeutik :
➢ Pertahankan lingkungan bebas dari bahaya secara
rutin
➢ Libatkan keluarga dalam perawatan
Edukasi :
➢ Anjurkan pengunjung dan keluarga untuk
mendukung keselamatan pasien
➢ Latih cara mengungkapkan perasaan secara
asertif
➢ Latih mengurangi kemarahan secara verbal dan
nonverbal ( mis. relaksasi dan bercerita )

Dukungan emosional ( 1.09256 )


Observasi :
➢ Identifikasi hal yang telah memicu emosi
Terapeutik :
➢ Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah
atau sedih
➢ Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan
selama ansietas, jika perlu
➢ Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah
Edukasi :
➢ Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami
( mis. ansietas, marah atau sedih )
➢ Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang
tepat.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://jour
nal.walisongo.ac.id/index.php/attaqaddum/article/download/722/638&ved=2ahUKEwiC
xJGi0tyBAxVCzjgGHbDwACEQFnoECCEQAQ&usg=AOvVaw0L_YlI68Mbnfo9JR38RA
IW

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://id.s
cribd.com/document/408186977/PSIKOTIK-
GELANDANGAN&ved=2ahUKEwiCxJGi0tyBAxVCzjgGHbDwACEQFnoECB8QAQ&us
g=AOvVaw0ncwQaVAqxfc3BcavGLuMb

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://jurn
al.unpad.ac.id/jane/article/download/13678/6517&ved=2ahUKEwjq3oy70tyBAxV1xjgG
HRVRBeI4ChAWegQIBBAB&usg=AOvVaw3E596-jAMRfFKQ_NUyPVFV

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=http://digili
b.unila.ac.id/32769/3/SKRIPSI%2520TANPA%2520BAB%2520PEMBAHASAN.pdf&ved
=2ahUKEwik5NzS0tyBAxU5zDgGHRDbBggQFnoECAsQAQ&usg=AOvVaw056Mnhrxt
rEKnqtk5PI8Xa

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://jour
nal.student.uny.ac.id/index.php/joppar/article/view/19325&ved=2ahUKEwik5NzS0tyBAx
U5zDgGHRDbBggQFnoECBoQAQ&usg=AOvVaw05PXHdCGyt3Rsf0HfBgGqQ

Anda mungkin juga menyukai