A. PENGERTIAN WAHAM
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang
tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah
secara logis oleh orang lain. Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah
dan tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan yang mungkin aneh (missal,
otak saya adalah computer yang dapat mengontrol dunia) atau tidak aneh
(misalnya, kopasus selalu mengikuti saya). (Tomb, 2003). Waham adalah
keyakinan yang salah, tidak rasional, namun diyakini kebenarannya.
(Surbakti, 2010). Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah
kehilangan kontrol (Direja, 2011).
Waham merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada isi
pikir dan pasien skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi
kebutuhan psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam
hidupnya. Misalnya : harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan
perasaan bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan
alasan atau logika (Kusumawati, 2010).
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waham
1. Faktor predisposisi
Menurut Direja (2011) terdapat lima faktor predisposisi waham, yaitu :
a. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan dapat mengganggu hubungan
interpersonal seorang individu. Hal ini akan meningkatkan stress
dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien
menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan
emosi menjadi tidak efektif.
b. Faktor sosial budaya
Seorang individu yang kesepian dan merasa diasingkan dari
lingkungan dapat menyebabkan timbulnya waham.
c. Faktor psikologis
Waham dapat disebabkan karena hubungan yang tidak harmonis
ataupun menjalani peran ganda/bertentangan. Hal ini dapat
C. KLASIFIKASI WAHAM
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut
Direja (2011) yaitu :
Jenis Waham
Waham
kebesaran
Pengertian
Keyakinan secara berlebihan Saya
bahawa
dirinya
kekuatan
khusus
kelebihan
yang
Perilaku
ini
pejabat
di
punya
perusahaan
secara
diucapkan
kenyataan.
Keyakinan
seseorang
atau Saya
tahu
mereka
mau
dengan kenyataan.
Keyakinan seseorang bahwa Saya
menderita
kanker.
nihilistik
dirinya
sudah
tetapi
tidak
sesuai
dengan kenyataan.
D. ETIOLOGI
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama
fungsi otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai dan
menilik terganggu.
2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan
berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan gerakan
tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial).
3. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.
terkenal
Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya
Fase Aktif
a Berlangsung kurang lebih 1 bulan
b Gangguan dapat berupa gejala psikotik; Halusinasi, delusi,
disorganisasi proses berfikir, gangguan bicara, gangguan perilaku,
G. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmakologi
2. Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial
3. penarikan diri high potensial
4. ECT tipe katatonik
5. Psikoterapi
6. Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif
H. ASUHAN KEPERAWATAN PADA WAHAM
1 IDENTITAS KLIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Diagnosa Medis
Tanggal Dirawat
Tanggal Pengkajian
Penanggung Jawab
ALASAN MASUK
Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga
datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah dan perkembangan yang dicapai.
3 FAKTOR PREDISPOSISI
1 Genetik : diturunkan
2 Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan konteks
limbik
3 Neurotransmiter : abnormalitas pada dopamin ,serotonin ,dan glutamat.
4 Virus : paparan virus influinsa pada trimester III
5 Psikologi : ibu pencemas ,terlalu melindungi ,ayah tidak peduli.
4
FISIK
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu,
pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi
organ kalau ada keluhan.
masyrakat
Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan
dan penyakitnya.
Harga diri : Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak
tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
MEKANISME KOPING
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang,
klien
suka
membentak
dan
menyerang
orang
yang
ANALISA DATA
I.
J.
No
L.
1
Data Fokus
K.
M.
DS :
O.
- Klien berfikir ada orang yang ingin berbuat jahat dengan dirinya. P.
Q.
Klien merasa ada yang mengintai ketika klien sendirian di rumah
R.
- Klien mengatakan jika ada masalah lebih sering berdiam diri.
S.
- Klien merasa sedih dengan keadaannya sekarang.
N.
Masalah Keperawatan
T.
DO :
dengan perawat.
Klien terkadang mengalami blocking dimana saat klien diajak
berbicara sering terhenti tiba-tiba karena lupa. Kemudian klien dapat
U.
2
AC.
AB.
Resiko perilaku kekrasan
tangannya.
Klien terlihat depresi dan selalu menangis ingin pulang ketika
diperhatikan oleh perawat.
AD.
10 INTERVENSI WAHAM
AE.
No
AJ.
1
AF.
Tangg
al
AK.
AG.
Diagnosa
AH.
AL.
Ganggua
AM.
AI.
orang
berinteraksi
lain
dan
kebenarannya
c. Mengidentifikasi
kebutuhan
yang
4. Pasien
menggunakan
obat
AP.
klienmemenuhi
klien
memasukkan
AT.
penggunaan
kesehatan
obat
secara
teratur
AW. Rasional : meminum obat
secara
rutin
mengurangi
gejala
klien
memasukkan
yang
Rasional
permasalahan
:
untuk
mengetahui
selanjutnya
diberikan intervensi
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala waham, dan jenis waham yang
dialami klien beserta proses terjadinya
AZ. Rasional : konsep waham
penting
agar
keluarga
dapat
klien
dengan
langsung
waham
BC. Rasional
kepada
:
pasien
melatih
agar
keluarga
BF.
2
BG.
BH.
Resiko
BI. Setelah
dilakukan
perilaku
pertemuan
diharapkan
kekerasan
klien dapat
berhubungan
dengan waham
lingkungan
terhindar
dengan
dari
kriteria
hasil:
1. Klien dapat mengidentifikasi
penyebab PK
2. Klien dapat mengidentifikasi
tanda-tanda PK
3. Klien dapat menyebutkan jenis
PK yang pernah dilakukan
4. Klien dapat menyebutkan akibat
dari PK yang dilakukan
5. Klien dapat menyebutkan cara
mencegah atau mengontrol PK
6. Klien dapat mencegah atau
mengontrol PK secara fisik
(nafas dalam dan memukul
bantal)
klien
tidak
menentang
BM. Rasional: Supaya klien tetap
tenang dan rileks
e. Jelaskan maksud dan tujuan pertemuan
BN. Rasional: Untuk menjelaskan
kepada klien tentang maksud dan
tujuan perawat
f. Jelaskan kontrak waktu yang akan
dibuat
BO. Rasional: Untuk menjelaskan
berapa lama intervensi akan dilakukan
g. Anjurkan klien mengungkapan yang
dialami dan dirasakan saat marah
BP.
Rasional: Untuk mengetahui
yang dirasakan oleh klien
h. Tanyakan
apakah
klien
ingin
klien
mengenai
cara
mengontrol marah
i. Beri kesempatan klien untuk bertanya
BR. Rasional: Supaya klien juga
aktif dalam kegiatan intervensi
j. Beri reinforcement
BS.
Rasional:
Menimbulkan
kepercayaan diri klien
2. Lakukan SP 1 :
a. Jelaskan penyebab PK
BT.
Rasional:
Supaya
mengetahui penyebab PK
klien
Supaya
klien
Supaya
klien
cara
yang
klien
tepat
mengontrol PK
e. Praktekkan latihan cara mengontrok
fisik 1 dengan nafas dalam
BX. Rasional: Supaya klien dapat
mempraktekkan
secara
langsung
3. Melakukan SP 2:
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
BZ. Rasional: Untuk mengingatkan
kembali kegiatan yang telah dilakukan
pada SP 1
b. Latih pasien mengontrol PK dengan
cara fisik 2 memukul bantal
CA. Rasional: Untuk menyalurkan
energy negative saat marah ke bantal
c. Anjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
CB. Rasional: Supaya klien mampu
mengatasi rasa marah dengan teratur
4. Melakukan SP 1 pada keluarga:
a. Diskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat klien
CC. Rasional: Untuk mengetahui
masalah
yang
dirasakan
keluarga
tanda
dan
gejala
serta
proses
terjadinya PK
c. Jelaskan cara merawat klien dengan
PK
CE.
Rasional:
Agar
keluarga
keluarga
melakukan
cara
2
3
Yogyakarta.
Davies, Teifion. 2009. ABC Kesehatan Mental. EGC; Jakarta.
Keliat, BA. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. FIK
Jakarta.
Surbakti. 2010. Gangguan Kebahagiaan Anda dan Solusinya. PT. Elex Media
6
CL.
Komputindo; Jakarta.
Tomb, David A. 2003. Buku Saku Psikiatri, Edisi 6. EGC; Jakarta.
CK.