Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan dengan Kasus
Waham” ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa serta meningkatkan pemahaman tentang Asuhan Keperawatan dengan
Kasus Waham.
Makalah ini kami sajikan dalam konsep dan bahasa yang sederhana sehingga dapat
membantu pembaca dalam memahami makalah ini. Dalam menyusun makalah ini, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Jiwa dan
juga teman-teman kelompok yang telah bekerjasama dari awal sampai terselesaikannnya
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada
gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham
disorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien skizofrenia daya tiliknya
berkurang dimana pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap
pengobatan, meskipun gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain (Tomb,
2003 dalam Purba, 2008). Menurut Gail W. Stuart, Waham adalah keyakinan yang
salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan
dengan realitas social.
Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh lingkungan, cemas,
merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi sehingga individu mengingkari
ancaman dari persepsi diri atau objek realitas dengan menyalah artikan kesan terhadap
kejadian, kemudian individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal pada
lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif tidak dapat diterima
menjadi bagian eksternal dan akhirnya individu mencoba memberi pembenaran
personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain ( Purba, 2008 ).
Intensitas kecemasan yang tinggi, perasaan bersalah dan berdosa, penghukuman
diri, rasa tidak mampu, fantasi yang tak terkendali, serta dambaan-dambaan atau
harapan yang tidak kunjung sampai, merupakan sumber dari waham. Waham dapat
berkembang jika terjadi nafsu kemurkaan yang hebat, hinaan dan sakit yang mendalam
(kartono, 1981).
Prevalensi gangguan waham di Amerika Serikat diperkirakan 0,025 sampai
0,03 persen. Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang usia untuk onset dari 18 tahun
sampai 90 tahunan, terdapat lebih banyak pada wanita. Menurut penelitian WHO
prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga permil penduduk.
Di Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30 juta, maka akan ada sebanyak
30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari penderita perlu pelayanan perawatan
psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat. Waham seperti yang digambarkan di
atas terjadi pada 65 % dari suatu sampel besar lintas negara ( Sartorius & jablonsky,
1974 dalam Davison, 2006).
Dari urain diatas, mengingat betapa banyaknya pendererita yang mengalami
gangguan proses fikir: Waham, kita tidak bisa memandanganya sebelah mata, serta
dengan melihat betapa besar peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
dalam hal ini kami selaku kelompok mengankat materi tentang gangguan proses fikir:
Waham.
1.3 Tujuan
4. Teori Psikodinamik
Hartman (1964) dalam Townsend menegaskan bahwa psikosis adalah hasil
dari suatu ego yang lemah, perkembangan yang dihambat oleh suatu hubungan
saling mempengaruhi antara nak dan orangtua. Karena ego menjadi lemah,
penggunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu ansitas yang ekstrim
menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya sering kali merupakan
penampilan segemn “id” dama kepribadian.
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : “saya ini titisan Bung Karno, punya banyak perusahaan, punya rumah
di berbagai Negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.”
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada beberapa orang atau kelompok yang berusaha merugikan
/ mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan
hidup saya, suster akan mencuri makanan saya”
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : “Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus
memakai pakaian putih setiap hari agar masuk surga.”
d. Waham somatic
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : “sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam
tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya
menghilang.”
e. Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : ”saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini
adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia.”
Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham, yaitu pasien menyatakan
dirinya sebagai seorang besar, mempunyai kekuatan, pendidikan, atau kekayaan luar
biasa, serta pasien menyatakan perasaan dikejar-kejar orang lain atau sekelompok
orang. Selain itu, pasien menyatakan perasaan mengenai penyakt yang ada dalam
tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang
lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis,
suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak
percaya kepada orang lain, dan gelisah (Yusuf, dkk, 2015, p113).
1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinan
c. Sulit berpikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3. Perilaku danhubungan sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktivitas tidak tepat
g. Stereotipe
h. Impulsif
i. Curiga
4. Fisik
a. Kebersihan kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. Berat badan menurun
e. Nafsu mkan berkurang dan sulit tidur
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. K (L) Tanggal Pengkajian : 29 oktober 2019
Umur :44 tahun RM No. :-
Alamat : Jl. Maxxxla Wxxxi No: 20
Pekerjaan : Tidak bekerja
Informan : Pasien
Bila ya jelaskan: pasien mengatakan bahwa ia adalah pendeta yang sangat kuat.
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil √ Kurang Berhasil Tidak Berhasil
Karena: pasien mengatakan ia terlalu dikekang oleh perawat di RSJ Bangli dan
merasatidak nyaman.
Masalah keperawatan : Regimen terapeutik tidak efektif.
3. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
ya √ tidak
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/ usia Korban/ usia Saksi/ usia
1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual
3. Penolakan
√ 34
4. Kekerasan dalam keluarga
5. Tindakan kriminal
6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural,
spiritual):
Pasien mengatakan bahwa ia dulu sempat ditolak 3 kali di sebuah perusahaan
sehingga membuatnya stres
V. STATUS MENTAL
1.Penampilan
tidak rapi penggunaan pakaian Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti biasanya
Jelaskan : pasien menggunakan pakian yang baik dan benar
Masalah keperawatan : tidak ada keluhan.
2.Kesadaran
Kwantitatif/ penurunan kesadaran]
√ compos mentis apatis/ sedasi somnolensia
sopor subkoma koma
Keterangan : E4 V5 M6
Kwalitatif
√ tidak berubah berubah
meninggi gangguan tidur
hipnosa disosiasi
3.Disorientasi
waktu tempat orang
Jelaskan: pasien tidak ada mengalami disorientasi waktu, tempat dan waktu
Masalah keperawatan : tidak ada keluhan.
Peningkatan:
√ hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik
TIK grimase
tremor √ gagap (kadang-kadang)
stereotipi mannarism
katalepsi akhopraxia
command automatism atomatisma
nagativisme reaksi konversi
verbigerasi berjalan kaku/ rigit
kompulsif lain-2 sebutkan
5.Afek/ Emosi
√ adequat tumpul dangkal/ datar
labil inadequat anhedonia
marasa kesepian eforia ambivalen
apati marah depresif/ sedih
cemas: ringan sedang
berat panik
Jelaskan :pasien terlihat sesuai dengan topik pembicaraan/ keadaan
Masalah keperawatan : tidak ada keluhan.
6.Persepsi
√ halusinasi ilusi depersonalisasi
derealisasi
Macam Halusinasi
pendengaran √ penglihatan perabaan
pengecapan penghidu/ pembauan
7.Proses Pikir
Arus Pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
fligt of ideas blocking pengulangan pembicaraan/
persevarasi
tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat √ bicara cepat
irelevansi √ main kata-kata afasi
assosiasi bunyi lain2 sebutkan..
Isi Pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of reference pikiran magis
alienasi isolaso sosial rendah diri
preokupasi pesimisme fobia
√ waham: sebutkan jenisnya
√ agama somatik, hipokondrik kebesaran
curiga nihilistik sisip pikir
siar pikir kontrol pikir kejaran
dosa
Bentuk Pikir
realistik √ nonrealistik
autistik dereistik
8.Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia
paramnesia hipermnesia
Jelaskan : Tidak ada masalah dengan memori pasien.
Masalah keperawatan : tidak ada keluhan.
Jelaskan : Pada saat wawan cara pasien baik dan mampu/ mau diwawancara.
Masalah keperawatan : tidak ada keluhan.
VI. FISIK
1. Keadaan umum : Compos Mentis E4 V5 M6
2. Tanda vital : TD:110/80 N: 74 S: 36, 1 P: 20
3. Ukur : TB:170 BB:60 turun naik
4. Keluhan fisik: √ tidak ada masalah
Tidak ada keluhan fisik dari pasien.
5. Pemeriksaan fisik:
Jelaskan : Tidak ada masalah pada pemeriksaan fisik pasien.
Masalah keperawatan : tidak ada keluhan.
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat :
Pasien mengatakan bahwa ia sering bercerita dengan istrinya dan menyelesaikan
masalah dengan teman
b. Peran serta dalam kelompok/ masyaraka:
Pasien mengatakan sering bermain dengan temannya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki masalah dalam berhubungan dengan
orang lain.
Masalah keperawatan : tidak ada keluhan.
1. Makan
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
2. BAB/BAK
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
3. Mandi
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Aktivitas sebelum / sedudah tidur : sebelum tidur pasien biasa mandi dan saat
bangun tidur pasien biasa duduk di teras dan
minum kopi.
6. Pengginaan obat
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan √ Ya Tidak
Sistem pendukung √ Ya Tidak
Defisiensi pengetahuan
3 31/10/2019 Belum teratasi
3.1 Kesimpulan
Gangguan proses pikir waham dapat terjadi disekitar kita. Seseorang yang
mengalami waham berpikir bahwa ia memiliki banyak kekuatan dan bakat serta tidak
terganggu jiwanya atau dia merasa sangat kuat dan sangat terkenal.
Townsend 1998 mengemukakan faktor preidisposisis yang mempengaruhi
waham yaitu: teori biologis (genetik, biokimia), teori psikososial (sistem keluarga,
interpeersonal, psikodinamik), dan sosial budaya. Sedangkan untuk faktor prespitasi ada
biologis, stres lingkungan, dan pemicu gejala.
Tanda dan gejala dengan gangguan proses pikir waham dapat seperti menolak
makan, tidak ada perhatian dan perawatan diri, ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan,
gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, dll. Gangguan proses pikir waham dapat
mengganggu individu untuk memenuhi kebutuhannya sehingga memerlukan perawatan
yang tepat.
3.2 Saran
Perawat sebagai seseorang yang memberikan asuhan keperawatan pada Klien, perlu
melakukan pendekatan singkat namun sering dilakukan sebagai upaya untuk membina
hubungan saling percaya antara perawat dengan klien dan untuk membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh klien. Serta Rumah sakit diharapkan bisa menambah fasilitas
dan senatiasa menciptakan lingkungan yang terapeutik guna mempercepat penyembuhan
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Townsend M.C. 1998. Diagnosis Keperawatan pada Kepearawatan Psikiatri Pedoman untuk
membuat rencana keperawatan. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC
Varcarolis. 2006. Fundamental of Psikitric Nursing 5 Edition. St. Louis: Elsevier.
Yusuf, Hanik, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.