Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi
rahmat bagi seluruh alam.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi salah satu
tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Waham. Disamping itu, kami sebagai penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata, kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka dari itu
kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki makalah kami di waktu yang akan
datang.
Wassalammualaikum Wr.Wb
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dibuat rumusan masalah antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Waham?
2. Bagaimana proses terjadinya Waham?
3. Apa etiologi terjadinya Waham?
4. Bagaimana rentang respon pada pasien Waham?
5. Apa saja jenis Waham?
6. Apa data kaji yang didapatkan pada pasien Waham berdasarkan teori dan kasus?
7. Bagaimana pohon masalah pada pasien Waham?
8. Apa saja diagnosa keperawatan pada pasien Waham?
9. Intervensi keperawatan seperti apa yang dilakukan untuk pasien Waham?
10. Bagaimana hasil-hasil penelitian asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami Waham?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan waham
2. Memahami proses terjadinya waham pada seseorang.
3. Mengetahui etiologi terjadinya waham
4. Memahami rentang respon yang akan terjadi pada pasien waham
5. Mampu membedakan jenis waham berdasarkan tanda gejalanya.
6. Mampu mengkaji dan mendapatkan data pasien yang mengalami waham
7. Mengetahui urutan masalah bisa terjadi dan akibat yang akan terjadi pada pasien
waham
8. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada pasien waham
9. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada pasien waham
10. Mengetahui hasil-hasil penelitian asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami waham.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Waham
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah,
keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespon stimulusinternal dan eksternal melalui proses interaksi/informasi
secara akurat.
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankansecara kuat/terus menerus
namun tidak sesuai dengan kenyataan (BudiAnna dkk, 2007). Keyakinan yang salah yang secara
kokoh dipertahankanwalaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
realitanormal (Stuart dan Sundeen, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengankenyataan tetapi dipertahankan dan
tidak dapat dirubah secara logis olehorang lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran klien
dimana sudahkehilangan kontrol (Dep Kes RI, 1994).
Seseorang yang mengalami waham berfikir bahwa ia memiliki banyak kekuatan dan bakat
serta tidak merasa terganggu jiwanya atau iamerasa sangat kuat dan sangat terkenal. hal ini
sesudah dengan penjelasanVarcarolis dalam fundamental of pshyatric mental health nursing
(2006 :39) : grandeur: think he or she powers and talents that are not possed or issomeone
fowerful or famous.
Rentang respons neurobiology yang paling adaptif adalah pikiran logis, persepsi akurat,
emosi yang konsisten dengan pengalaman, perilaku cocok, dan terciptanya hubungan social
yang harmonis. Sementara itu, respons maladaptive meliputi adanya waham, halusinasi,
kesukaran proses emosi, perilaku tidak terorganisasi, dan isolasi social: menarik diri.
1. Pikiran logis
1. Gangguan
2. Persepsi akurat 1. Perilaku kadang proses pikir:
3. Emosi yang menyimpang waham
konsisten 2. Ilusi 2. Halusinasi
dengan 3. Emosi tidak 3. Ketidakmamuan
pengalaman stabil untuk
4. Perilaku sesuai 4. Perilaku aneh mengalami
5. Hubungan 5. Menarik diri emosi
sosial yang
4. Isolasi sosial
harmonis.
a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial budaya yang
berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika menghadapi sesuatu
masalah akan dapat memecahlan masalah tersebut, respon adaptif :
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan. Penerimaan pesan
yang disadari oleh indra perasaan, dimana dapat membedakan objek yang satu
dengan yang lain dan mengenai kualitasnya menurut berbagai sensasi yang
dihasilkan.
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu respon yang diberikan oleh individu
sesuai dengan stimulus yang datang
4) Perilaku sesuai adalah sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan peran
5) Hubungan sosial adalah interaksi dengan orang lain dan lingkungan
b. Respon maldaptif
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang
menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan.
1) Gangguan proses pikir adalah keyakinan yang secara kokoh, dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan sosial
2) Halusinasi merupakan persepsi sensori yang menyimpang atau persepsi yang
tidak realita atau tidak nyata
3) Ketidakmampuan untuk mengalami emosi adalah keadaan emosi yang
menyebabkan gangguan pada diri seseorang, baik karena emosi yang timbul
terlalu kuat atau emosi yang tidak hadir. Wajah dingin, jarang tersenyum, acuh
tak acuh.
4) Isolasi sosial adalah Keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
E. Jenis Waham
Berikut ini tanda gejala berdasarkan dari jenis waham:
1. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan
khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Sayaini
pejabat di separtemen kesehatan lho!” atau, “Saya punya tambang emas.”
2. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusahamerugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contoh, “Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup
saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”
3. Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan
dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Kalau saya mau
masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.”
4. Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Misalnya, “Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).
5. Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meninggal
dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya,”Ini kan alam
kubur ya, sewmua yang ada disini adalah roh-roh”.
6. Waham bizar (waham yang aneh-aneh), berisi sebagai berikut:
Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan
kedalam pikirannya.
Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut.
Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan
diluar dirinya.
F. Pengkajian
a) Faktor Predisposisi
Faktor biologis:
- Gangguan perkembangan otak, frontal dan temporal
- Lesi pada korteks frontal, temporal dan limbik
- Gangguan tumbuh kembang
- Kembar monozigot, lebih beresiko dari kembar dua telur
Faktor genetik
-Gangguan orientasi realita yang ditemukan pada klien dengan skizoprenia
Faktor psikologis
- Ibu pengasuh yang cemas/over protektif, dingin, tidak sensitif
- Hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian yang berlebihan
- Konflik perkawinan
- Komunikasi “double bind”
- Sosial budaya
- Kemiskinan
- Ketidakharmonisan sosial
- Stress yang menumpuk
b) Faktor presipitasi
Stressor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga,
perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari kelompok.
Faktor biokimia
Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat halusinogen
diduga berkaitan dengan orientasi realita
Faktor psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya kemampuan
mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi realita.
c) Penilaian Stressor
Respon kognitif:
- Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
- Individu sangat percaya pada keyakinannya
- Sulit berfikir realita
- Tidak mampu mengambil keputusan
Respon afektif:
- Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
- Afek tumpul
Respon biologis:
- Higiene kurang
- Muka pucat
- Sering menguap
- BB menurun
- Nafsu makan berkurang dan sulit tidur
Respon perilaku dan sosial:
- Hipersensitif
- Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
- Depresif
- Ragu-ragu
- Mengancam secara verbal
- Aktifitas tidak tepat
- Streotif
- Impulsif
- Curiga
d) Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
e) Mekanisme Koping
Menurut Hernawati ( 2008 ), perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi
klien dari pengalaman yang berhubungan dengan respon neurobiologist yang mal
adaptif meliputi :
Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi
ansietas.
Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
Menarik diri
Pada keluarga : mengingkari
G) Pohon Masalah
H) Strategi Pelaksanaan
1. Individu
SP I
SP II
2. Keluarga
SP I
SP II
SP III
B) Pohon Masalah
C) Data Fokus
E) Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Paraf & Nama Jelas
.
1. Waham b.d Klien yang mengatakan bahwa ia sudah berada
disurga yang tidak sesuai dengan kenyataannya
(Budianna,2019)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
Gangguan psikososial dan enggan makan (Nanda 2018,
Domain 2. Kelas 1. Kode Diagnosis 00002, hal. 153)
F) Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa PERENCANAAN
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
Perubahan isi TUM : Setelah dilakukan - Bina hubungan saling
pikir : Setelah dilakukan interaksi selama...x percaya dengan klien
waham tindakan pertemuan klien dapat : a. Beri salam
keperawatan, a. Menunjukan ekspresi b. Perkenalkan diri,
klien tidak terjadi wajah bersahabat tanyakan nama, serta
perubahan isi b. Menunjukan rasa nama panggilan yang
pikir, waham senang disukai
c. Ada kontak mata, mau c. Jelaskan tujuan
TUK 1 : berjabat tangan interaksi
Klien dapat d. Mau menyebutkan d. Ciptakan lingkungan
membina nama yang tenang
hubungan saling e. Mau menjawab salam e. Buat kontrak yang
percaya dengan f. Klien mau duduk jelas (topik, waktu,
perawat berdampingan dengan tempat)
perawat f. Jangan membantah dan
g. Mau mengutarakan mendukung waham
masalah yang dihadapi klien : katakan perawat
menerima keyakinan
klien “saya menerima
keyakinan anda”
disertai ekspresi
menerima, katakan
perawat tidak
mendukung disertai
ekspresi ragu dan
empati, tidak
membicarakan isi
waham klien
g. Yakinkan klien dalam
keadaan aman dan
perawat siap menolong
dan mendampinginya
h. Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien akan
tetap terjaga
i. Tunjukan sikap terbuka
dan jujur
j. Observasi apakah
wahamnya
mengganggu aktivitas
harian dan perawatan
diri
k. Perhatikan kebutuhan
dasar dan bantu pasien
memenuhinya
TUK 2 : Setelah dilakukan - Bantu klien
Klien dapat interaksi selama...x mengidentifikasi
mengidentifikasi pertemuan klien dapat : keyakinan yang salah
wahamnya a. Menyebutkan tentang situasi yang nyata
perbedaan (bila klien sudah siap)
pengalaman nyata a. Diskusikan dengan
dengan pengalaman klien pengalaman
wahamnya wahamnya tanpa
berargumentasi
b. Katakan kepada klien
akan keraguan perawat
terhadap pernyataan
klien
c. Diskusikan dengan
klien respon perasaan
terhadap wahamnya
d. Diskusikan frekuensi,
intensitas, dan durasi
terjadinya waham
e. Bantu klien
membedakan situasi
nyata dengan situasi
yang dipersepsikan
salah oleh klien
TUK 3 : Setelah dilakukan a. Diskusikan hobi atau
Klien dapat interaksi selama...x aktivitas yang
melakukan teknik pertemuan klien dapat : disukainya
distraksi sebagai a. Melakukan aktivitas b. Anjurkan klien memilih
cara yang konstruktif dan melakukan aktivitas
menghentikan sesuai dengan yang membutuhkan
pikiran yang minatnya yang dapat perhatian dan
terpusat pada mengalihkan fokus keterampilan
wahamnya klien dari wahamnya c. Ikut sertakan klien
dalam aktivitas fisik
yang membutuhkan
perhatian sebagai
pengisi waktu luang
d. Libatkan klien pada
topik-topik yang nyata
e. Anjurkan klien untuk
bertanggung jawab
secara personal dalam
mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan
dan pemulihannya
f. Beri penghargaan bagi
setiap upaya klien yang
positif
TUK 4 : Setelah dilakukan a. Observasi kebutuhan
Klien mampu interaksi selama...x klien sehari-hari
mengidentifikasi pertemuan klien dapat : b. Diskusikan kebutuhan
kebutuhan yang a. Klien mengungkapkan klien yang tidak
tidak terpenuhi kebutuhan selama terpenuhi baik selama di
dirumah rumah maupun di rumah
b. Klien mampu sakit (rasa sakit, cemas,
mengungkapkan marah)
kebutuhan selama c. Hubungkan kebutuhan
dirumah sakit yang tidak terpenuhi dan
c. Aktifitas (pemenuhan timbulnya waham
ADL) klien d. Tingkatkan aktivitas
mengalami yang dapat memenuhi
peningkatan kebutuhan klien dan
d. Klien dapat memelukan waktu dan
menginterpretasikan tenaga (buat jadwal jika
bahasa non verbal mungkin)
e. Klien mampu e. Atur situasi agar klien
mengalokasikan tidak mempunyai waktu
waktu untuk untuk menggunakan
wahamnya wahamnya
TUK 5 : Setelah dilakukan a. Berbicara dengan klien
Klien mampu interaksi selama...x dalam konteks realitas
berhubungan pertemuan klien dapat : (diri, orang lain, tempat
dengan realitas a. Klien mampu dan waktu)
mengungkapkan b. Sertakan klien dalam
tentang realitas diri terapi aktivitas
b. Klien mampu kelompok : orientasi
mengungkapkan realitas
realitas orang lain c. Berikan pujian pada tiap
c. Klien mampu kegiatan positif yang
mengungkapkan dilakukan klien
realitas tempat dan
waktu
d. Klien mampu
kooperatif mengikuti
kegiatan TAK
e. Klien merasa senang
dengan pujian pada
tiap kegiatan positif
TUK 6 : Setelah dilakukan a. Diskusikan dengan klien
Klien mampu interaksi selama...x tentang nama obat,
menggunakan pertemuan klien dapat : dosis, frekuensi, efek
obatnya dengan a. Klien mampu dan efek samping
benar menyebutkan nama minum obat
obat dan kapan saja b. Bantu klien
klien harus minum menggunakan obat
obat dengan prinsip 5 benar
b. Klien mampu (nama pasien, obat,
menerapkan 5 benar dosis, cara dan waktu)
dalam pengobatan c. Anjurkan klien
c. Klien mampu membicarakan efek dan
mengungkapkan efek efek samping obat yang
setelah minum obat dirasakan
d. Beri reinforcement bila
Setelah dilakukan klien minum obat yang
interaksi selama...x benar
pertemuan klien dapat : e. Diskusikan dengan klien
a. Klien menyebutkan tentang manfaat dan
akibat berhenti minum kerugian tidak minum
obat tanpa konsultasi obat
dengan dokter f. Pantau klien saat
penggunaan obat, beri
pujian jika klien
menggunakan obat
dengan benar
g. Diskusikan akibat klien
berhenti minum obat
tanpa konsultasi dengan
dokter
h. Anjurkan klien untuk
konsultasi kepada
perawat atau dokter jika
terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
TUK 7 : Setelah dilakukan a. Diskusikan pentingnya
Klien dapat interaksi selama...x peran keluarga sebagai
dukungan dari pertemuan keluarga dapat: pendukung untuk
keluarga a. Keluarga klien dapat mengatasi waham
menyebutkan gejala b. Diskusikan potensi
waham, cara merawat keluarga untuk
klien waham, cara membantu klien
mempraktekan mengatasi waham
c. Jelaskan pada keluarga
tentang :
- Pengertian waham
- Tanda gejala waham
- Penyebab dan akibat
waham
- Cara merawat klien
waham
d. Latih keluarga cara
merawat waham
e. Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatih
f. Beri pujian pada
keluarga atas
keterlibatannya merawat
klien di rumah
Metode : Metode yang dilakukan adalah berupa analisis kasus pada pasien yang dirawat di
RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, dengan diagnosis keperawatan gangguan proses pikir waham
kebesaran. Hasil dari pemberian intervensi selama 8 hari adalah pasien mengalami penurunan
intensitas waham dari skor 16 dengan kategori berat menjadi skor 11 dengan kategori sedang
.Hasil : Setelah evaluasi akhir kondisi kemampuan pasien dalam menurunkan intensitas
waham berkurang menjadi <50% terjadi pada beberapa kesempatan/kejadian sehari-
hari.Kesimpulan evaluasi akhir didapatkan total skor 11, yang berarti intensitas waham dalam
kategori sedang.Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa intensitas waham pasien
mengalami penurunan.