Anda di halaman 1dari 45

KASUS 4 : ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK
PADA LANSIA DENGAN ALZHEIMER/DEMENTIA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Keperawatan Gerontik
Dosen Pengampu: Ns. Nourmayansa Vidya Anggraini, M.Kep, Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh :
Erina Nurbaiti 1701711020
Jesy Milanti 1710711021
Mustika Widiyastuti 1710711026
Dwi Arini 1710711034
Desiana Rachmawati 1710711038
Hillalia Nurseha 1710711046

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2020

BAB I

TINJAUAN TEORITIS

PREVALENSI ALZHEIMER/DEMENTIA PADA LANSIA


Ada sekitar 46 juta jiwa yang menderita penyakit Alzheimer di dunia, dan sebanyak 22 juta jiwa
di antaranya berada di Asia. Di negara maju seperti Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari
4 juta orang usia lanjut penderita Penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat
hampir 4 kali pada tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup
pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah.
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia.
Dampak keberhasilan pembangunan kesehatan antara lain terjadinya penurunan angka kelahiran,
angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk
Indonesia.

Di Indonesia, usia harapan hidup meningkat dari 68,6 tahun (2004) meningkat menjadi 72 tahun
(2015). Usia harapan hidup penduduk Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat, sehingga
persentase penduduk Lansia terhadap total penduduk diproyeksikan terus meningkat.
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2014, jumlah Lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta orang
atau sekitar 8,03% dari seluruh penduduk Indonesia. Data tersebut menunjukkan peningkatan
jika dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 yaitu 18,1 juta orang atau 7,6%
dari total jumlah penduduk.

Demensia Alzheimer adalah gangguan penurunan fisik otak yang mempengaruhi emosi, daya
ingat dan pengambilan keputusan dan biasa disebut pikun. Kepikunan  seringkali dianggap biasa
dialami oleh lansia sehingga Alzheimer seringkali tidak terdeteksi, padahal gejalanya dapat
dialami sejak usia muda (early on-set demensia) dan deteksi dini membantu penderita dan
keluarganya untuk dapat menghadapi pengaruh psiko-sosial dari penyakit ini dengan lebih baik.
 
Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia > 65 tahun, tetapi dapat juga
menyerang orang yang berusia  sekitar 40 tahun. Berikut adalah peningkatan persentase Penyakit
Alzheimer seiring dengan pertambahan usia, antara lain: 0,5% per tahun pada usia 69 tahun, 1%
per tahun pada usia 70-74 tahun, 2% per tahun pada usia 75-79 tahun, 3% per tahun pada usia
80-84 tahun, dan 8% per tahun pada usia > 85 tahun.

Estimasi jumlah penderita Penyakit Alzhemeir di Indonesia pada tahun 2013 mencapai satu juta
orang. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat drastis menjadi dua kali lipat pada tahun 2030,
dan menjadi empat juta orang pada tahun 2050. Bukannya menurun, tren penderita Alzheimer di
Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya.

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2010 terdapat 35,6 juta orang di dunia
yang menderita demensia, diperkirakan meningkat menjadi 65,7 juta pada tahun 2030 dan 115,4
juta pada tahun 2050. Dari seluruh pasien yang menderita demensia, 50-60% diantaranya
menderita Alzheimer’s diseases. Prevalensi demensia tipe Alzheimer meningkat seiring
bertambahnya usia. Untuk seseorang yang berusia 65 tahun prevalensinya adalah 0,6% pada pria
dan 0,8% pada wanita. Pada usia 90 tahun, prevalensinya mencapai 21%. Pasien dengan
demensia Alzheimer membutuhkan lebih dari 50% perawatan. Dengan besarnya masalah dan
beban masyarakat akibat gangguan kognitif lanjut usia, upaya pencegahan akan menghasilkan
dampak besar terhadap penghematan sumberdaya masyarakat. Upaya tersebut antara lain dapat
melalui pengenalan faktor risiko yang dapat dicegah. Faktor-faktor risiko penurunan fungsi
kognitif tersebut bisa berasal dari faktor genetik (gen APOE, PS), usia, faktor penyakit/kondisi
kesehatan seperti hipertensi, DM, defisiensi, maupun faktor lingkungan tempat tinggal.

Prevalensi demensia lanjut usia umur 60 tahun atau lebih di DI Yogyakarta mencapai 20.1%.
Semakin meningkatnya umur maka tingkat prevalensi demensia juga meningkat. Pada umur 60
tahun 1 dari 10 lanjut usia DI Yogyakarta mengalami demensia. Memasuki usia 70an tahun 2
dari 10 lanjut usia yang terkena demensia. Ketika memasuki usia 80an tahun 4-5 dari 10 lanjut
usia yang terkena demensia dan akhirnya saat memasuki usia 90an tahun 7 dari 10 lanjut usia
mengalami demensia. Jika dibandingkan dengan prevalensi pada tingkat global prevalensi
demensia di DI Yogyakarta jauh lebih tinggi .
Perempuan memiliki angka prevalensi demensia lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki
karena pengaruh dari hormon estrogen dan usia perempuan lebih panjang dibandingan dengan
laki-laki. Dari sisi tempat tinggal, lanjut usia yang tinggal di perkotaan lebih rendah prevalensi
demensianya dibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan. Hal ini terjadi karena faktor
pendidikan dan aktivitas yang menstimuli penggunaan otak lebih banyak di perkotaan
dibandingkan dengan di perdesaan.

KONSEP ALZHEIMER/DEMENTIA

AIzheimer merupakan bentuk kepikunan yang terjadi pada orang tua. Penyakit ini
henyerang bagian otak yang mengontrol pikiran, ingatan, serta bahasa. Penyakit yang bersifat
kronis dan fatal ini dapat mengenai siapapun. Saat ini, sekitar 10 persen mereka yang berusia di
atas 65 tahun dan 4 juta jiwa di Amerika Serikat menderita kehilangan fungsi mental karena
alzheimer. Sedihnya lagi, jumlah ini terus bertambah seiring dengan menuanya generasi baby
boomers dan meningkatnya harapan hidup.

A. Dapat menyebabkan kematian


Otak mengendalikan semua sistem tubuh dan pikiran manusia. Otak memiliki
bagian-bagian yang punya tugas masing-masing. Ada bagian otak yang mengendalikan
kerja fisik, seperti berjalan. Ada juga bagian yang mengendalikan kemampuan berbicara,
mengingat, berkonsentrasi, dan membuat keputusan.
Alzheimer utamanya menyerang hipokampus, struktur yang ber- tanggung jawab
untuk fungsi kognisi dan ingatan yang berlokasi di otak bagian tengah, Namun, alzheimer
juga menyerang bagian korteks otak. Gejala-gejala yang menyertainya adalah kehilangan
ingatan, disorientasi, masalah dalam berbicara, gangguan keseimbangan, dan penurunan
inteligensi. Alzheimer biasanya diderita selama 3 hingga 15 tahun sebelum pasien
meninggal.
Alzheimer adalah penyakit penyebab kematian keempat di kalangan manula
(setelah jantung, kanker, dan stroke). Neurolog Jerman, Alois Alzheimer, yang
menciptakan nama penyakit ini, pertama kali mendeskripsikan adanya ketidaknormalan
jaringan neuron pada tahun 1906 setelah melakukan autopsi pada otak seorang wanita
berusia 51 tahun yang terkena gejala "demensia" yang semakin lupa ingatan bertahun-
tahun sebelum kematiannya. Perubahan mikroskopis yang terjadi pada otak wanita itu
sebagai plak dan tangle. Tangle dan plak mengganggu fungsi saraf, dalam berkomunikasi
satu sama lain dan menyampaikan pesan pada bagian tubuh yang lain.
Saat ini, dengan adanya peralatan pencitraan neuron, ilmuwan juga berhasil
mengidentifikasi sejumlah ujung sel saraf yang mengalami degenerasi atau plak
("plaques") pada pasien alzheimer. Semakin banyak plak dan kekusutan jaringan neuron
pada pasien alzheimer, semakin besar gangguan intelektual dan gangguan ingatan yang
diderita. Beberapa gangguan intelektual dan gangguan ingatan yang diderita.
Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa plak terbuat dari protein beta amyloid
yang muncul akibat ketidakseimbangan protein. Meskipun tidak ada tes laboratorium
yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis alzheimer, peneliti mengembangkan peralatan
diagnosis yang dapat memeriksa lebih efektif.
Sebagian besar pasien alzheimer terkena pada usia lanjut (di atas 65 tahun).
Namun, ada beberapa pasien yang mengalami gejala alzheimer pada Alzheimer usia yang
lebih muda yang dihubungkankan dengan pasangan gen (tipe apo E-IV) di kromosom
nomor 21 dan 14. Namun, dengan mempunyai pasangan gen ini (15 persen dari populasi
memilikinya) tidak berarti Anda akan menderita alzheimer. Ada orang yang memiliki
pasangan gen ini tidak menderita alzheimer dan ada juga yang menderitanya pada usia
tua.
Karena itu, ilmuwan menduga, ada hal pokok lain yang menyebabkan penyakit
ini. Penyebab potensial yang saat ini diteliti meliputi "virus lambat, akumulasi logam
beracun (terutama aluminium) di otak, kerusakan otak akibat radikal bebas, reaksi akibat
adanya peradangan otak, dan kekurangan senyawa kimia utama yang mengganggu
komunikasi antarsel. Pengurangan drastis enzim kolin asetiltransferase (hingga 90
persen) yang penting bagi biosintesis asetilkolin telah diidentifikasi pada beberapa pasien
alzheimer.

B. Mendiagnosis dan memahami alzheimer


Saat seseorang sering pikun, sebaiknya Anda mencurigai kemungkinan alzheimer.
Tapi, sebelumnya kita harus memisahkan penyakit-penyakit lain yang juga dapat
menyebabkan seseorang menjadi pelupa. Beberapa penyakit yang juga dapat memicu
seseorang menjadi pelupa adalah tiroid, stroke, dan depresi.
Untuk mendeteksi biasanya pasien harus menjalani tes daya ingat, pemeriksaan
darah, dan otak. Biasanya dokter ahli saraf banyak terli- bat dalam pemeriksaan
alzheimer ini. Jika pasangan hidup Anda mengalaminya, Anda harus benar-benar
memahami penyakit ini agar dapat membantu pengobatan.

C. Diagnosis alzheimer sejak dini sangat penting


Walaupun semua orang bisa melupakan sesuatu di waktu-waktu tertentu, jika dua dari
gejala-gejala serius yang disusun oleh Klinik Pusat Penyakit Alzheimer, Fakultas
Kedokteran, Universitas Emory ini terjadi pada Anda, segeralah berkonsultasi dengan
dokter :
 Anda melupakan janji dan tidak dapat mengingat jadwal Anda
 Anda mengalami kesulitan berpakaian sendiri
 Anda mengalami kesulitan menyampaikan gagasan kompleks
 Anda menjadi paranoid atau kehilangan kontrol emosional. Anda mudah merasa
tersinggung dan mudah frustasi
 Anda tidak dapat mengingat di mana Anda berada sepuluh menit yang lalu
 Anda tidak dapat mengingat siapa nama presiden saat ini
 Anda tidak dapat menyebutkan berita media paling hangat minggu ini atau apakah Anda
membaca koran kemarin
 Keluarga Anda mengkhawatirkan Anda atau Anda menyadari telah mengalami masalah
yang menurunkan kemampuan Anda untuk berfungsi di tempat kerja dan secara sosial
 Kosa kata Anda tidak sebanyak yang Anda kuasai dulu

D. Serangan penyakit alzheimer yang berbahaya


Alzheimer merupakan penyakit yang kompleks yang disebabkan oleh berbagai
kombinasi faktor-seperti infeksi atau sirkulasi yang terhambat, dan genetik. Meskipun
seluruh faktor yang memengaruhi tidak diketahui, para ahli telah mengidentifikasi
beberapa penyebab, yaitu :
 Usia
Alzheimer biasanya menyerang orang berusia lanjut lebih dari 65 tahun.
Tapi jarang menyerang orang yang berusia di bawah 40 tahun. Kurang dari 5
persen orang berusia antara 65 dan 74 tahun mengidap alzheimer. Pada orang
yang berusia 85 tahun ke atas , jumlahnya meningkat hampir 50 %. Dari paparan
di atas, biasanya penyakit ini memang lebih cenderung mengenai orang-orang di
atas 65 tahun. Karena itu, semakin tua, semakin besar risiko Anda terkena
penyakit ini. Tetapi bukan berarti orang di bawah 65 tahun aman karena ada juga
pengidap alzheimer yang berusia sekitar 40 tahun.
 Keturunan
Mungkin yang harus diwaspadai juga, alzheimer ini kadang diwariskan.
Risiko mengembangkan alzheimer akan sedikit lebih tinggi jika hubungan
keluarga kandung-orang tua, kakak atau adik-terkena penyakit tersebut. Meski
mekanisme genetik dari alzheimer dalam keluarga belum sepenuhnya diketahui,
peneliti telah mengidentifikasi beberapa mutasi genetik yang meningkatkan risiko
dalam suatu keluarga. Ketiga mutasi genetik tersebut diketahui menyebabkan
pemicu dini (early-on-set) alzheimer. Sebagai tambahan, suatu bentuk gen
apolipopro-tein E (APOE) meningkatkan kemungkinan seseorang
mengembangkan (late-onset) alzheimer.
 Jenis kelamin
Penyakit ini juga tidak pandang bulu, bisa menyerang pria atau wanita.
Wanita lebih tinggi kemungkinan terkena dibanding pria, karena wanita lebih
panjang umur. Alzheimer merupakan penyebab keempat kematian di negara-
negara maju. Para ahli hanya bisa menduga, bahwa angka harapan hidup wanita
lebih tinggi sehingga pada usia tersebut jumlah penderita wanita otomatis lebih
tinggi dibanding pria.
 Gaya hidup
Sama seperti faktor risiko penyakit jantung, yaitu tekanan darah tinggi dan
kolesterol tinggi, bisa meningkatkan kemungkinan terkena penyakit alzheimer.
Diabetes yang tidak dikontrol juga merupakan faktor risiko. Apalagi bila kurang
berolahraga. Beberapa penelitian menyarankan supaya kita tetap aktif secara
mental sepanjang hidup, terutama di masa tua untuk mengurangi risiko alzheimer.
 Tingkat pendidikan
Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kurangnya pendidikan
dengan risiko alzheimer. Beberapa peneliti membuat teori bahwa semakin banyak
kita menggunakan otak, semakin banyak sinaps yang terbentuk di antara sel saraf
Dengan begitu saat menua, kita punya banyak simpanan memori. Namun, masih
belum jelas, apakah kurangnya pendidikan dan kurangnya aktivitas mental
menciptakan risiko alzheimer atau sulitnya mendeteksi alzheimer pada orang
yang berolahraga mental secara teratur dengan orang yang berpendidikan tinggi.
 Toksisitas
Suatu teori yang telah lama dianut bahwa paparan berlebihan pada
beberapa logam trace atau bahan kimia menyebabkan alzheimer. Untuk beberapa
waktu, aluminium dianggap sebagai kandidat, karena beberapa orang dengan
alzheimer menumpuk aluminium di otaknya. Setelah beberapa tahun penelitian,
Namun, belum ada yang dapat menghubungkan paparan aluminium secara
langsung dengan alzheimer. Pada titik ini, tidak ada bukti bahwa suatu substansi
tertentu meningkatkan risiko alzheimer pada seseorang.
 Luka pada kepala
Pengamatan pada beberapa mantan petinju yang terkena demensia
menunjukkan adanya luka traumatik serius (sebagai contoh, pingsan atau
kehilangan kesadaran dalam waktu lama) bisa menimbulkan risiko alzheimer.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan nyata antara keduanya, tapi
penelitian lain tidak menunjukkan adanya hubungan nyata antara keduanya, tetapi
peneliti lain tidak mejunjukan adanya hubungan.
 Terapi sulih hormon
Peranan pasti dari terapi sulih hormon dalam mengembangkan demensia
masih belum jelas. Selama tahun 1980 dan 1990-an, ada bukti-bukti menunjukkan
suple- men estrogen yang diberikan setelah menopause dapat mengurangi risiko
demensia. Namun, hasil dari penelitian skala besar dari Women's Health Initiative
Memory menunjukkan peningkatan demensia pada wanita yang mendapat
estrogen di atas usia 65 tahun. Masih belum jelas apakah estrogen berpengaruh
terhadap risiko demensia bila diberikan pada usia lebih muda.

E. Gejala – gejala penyakit alzheimer


Secara singkat, ada sepuluh gejala yang sering ditemukan dari penyakit
Alzheimer, yaitu :

 Gangguan daya ingat


Lupa janji, lupa nama orang, teman dan anggota keluarga, tidak dapat
mengingat kejadian-kejadian atau pembicaraan. Mudah lupa mungkin merupakan
gejala awal Alzheimer. Sekitar 40-50 % pasien dengan gangguan mudah lupa
menjadi penyandang alzheimer dalam waktu 3 tahun. Lupa cara menggunakan
toilet, meletakkan barang di tempat yang aneh, seperti meletakkan surat di dalam
lemari es, tidak bisa mengingat jam dan tempat, tidak bisa mengingat tahun
berapa sekarang dan berada dimana. Selain itu, tidak dapat mengingat sesuatu,
lupa nama anggota keluarganya.
 Kesulitan dalam melakukan aktivitas sederhana/pekerjaan sehari-hari.
Gangguan pada kegiatan sehari-hari tersebut, misalnya mengendarai
mobil, berbelanja, mandi, berpakaian. Tidak dapat memutuskan sesuatu, memakai
pakaian dalam di luar celana panjang. Selain dari pada itu, kemampuan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi eksekutif terganggu, seperti membuat perencanaan,
mengorganisir, melakukan urutan pekerjaan, membuat kesimpulan, melakukan
koordinasi dan pengawasan, mengarahkan bawahan sehingga penderita menjadi
berhenti dari pekerjaannya.
 Kesulitan berbicara atau berbahasa
Tidak dapat berkomunikasi, sukar menyusun kalimat. Gangguan
keterlibatan dalam umumnya hidup selama 6-8 tahun, meskipun banyak pula yang
bisa bertahan hidup sampai 20 tahun.
Untuk perawatan dan membantu penderita merasa nyaman menjalani
kehidupan sehari-hari dapat diberikan :
1. Obat-obatan - dapat mengatasi gejala-gejala penyakit, misalnya untuk
mengatasi hilangnya daya ingat. Selain itu, ada juga obat yang berperan
dalam mengatasi emosi yang tak terkendali (agitasi) atau depresi.
2. Perawatan dan pengawasan sangat diperlukan. Mungkin dokter akan
membantu Anda merencanakannya.
3. Kunjungi dokter secara teratur-ceritakan kemajuan yang ter- jadi.
Periksakan dan obati masalah kesehatan lainnya saat anda berkunjung ke
dokter.

Suatu saat kepribadian penderita alzheimer akan berubah. la akan


mengalami depresi, cuek, selalu merasa curiga, dan tidak mau diam. Mereka juga
dapat mengalami halusinasi (melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada) dan
delusi (keyakinan yang irasional). Apabila tanda-tanda ini semuanya ini telah
terjadi dan bersifat membahayakannya, diskusikan dengan dokter Anda agar
diperoleh cara penanganan yang terbaik.
F. Komplikasi
Dengan semakin berkembangnya penyakit alzheimer, pengidapnya akan kehilangan
kemampuan untuk menjaga dirinya. Hal inilah yang membuat pengidap alzheimer rentan
terhadap beberapa masalah ke- sehatan, seperti :
 Pneumonia
Kesulitan menelan makanan dan cairan menyebabkan penderita alzheimer
menghirup (menghisap) apa yang mereka makan atau minum ke dalam saluran
pernapasan dan paru, yang dapat menyebabkan pneumonia.
 Infeksi
Kesulitan menahan air seni membuat penderita membutuhkan kateter urin,
yang dapat menyebabkan risiko infeksi sembelit. Sembelit merupakan komplikasi
yang sering terjadi pada gangguan saraf, seperti penyakit Parkinson, dan demensia
Lewy body, yang dapat memengaruhi saraf yang terlibat dalam pencernaan.
 Gangguan tidur
Penderita alzheimer umumnya tidak bisa tidur, kemungkinan ia berkeliling
rumah atau berteriak akibat gangguan mimpi buruk, membangunkan perawat dan
bisa membahayakan dirinya. Perawatnya atau anggota keluarga lainnya jadi
kecapaian. Banyak orang lansia yang mengalami gangguan tidur, tetapi pada
penderita alzheimer lebih parah. Penyakit alzheimer bisa memutar siklus bangun
tidur, menyebabkan di siang hari mengantuk dan malam hari tidak bisa istirahat.
Gangguan tidur ini bisa memperparah perkem bangan penyakit alzheimer.
Akhirnya, penderita alzheimer tidak bisa tertidur sebentar baik di siang
dan malam hari. Setiap jam akan ada periode terbangun dan periode tertidur
sejenak. Tidur sejenak ini menggantikan tidur yang biasanya lama dan mendalam
di malam hari.
Tidur mendengkur (apnea). Gangguan ini terjadi ketika otot leher rileks
saat tidur dan menghalangi aliran udara dari hidung dan tenggorokan. Penderita
apnea biasanya mendengkur dengan keras, dan pernapasannya secara periodik
terhenti saat tidur. Hal ini umum terjadi pada orang berusia di atas 65 tahun.
 Depresi
Banyak pengidap alzheimer juga menderita depresi. Gangguan tidur
umumnya terjadi baik pada penderita depresi dan alzheimer. Apalagi gejala awal
alzheimer dan depresi memiliki beberapa gejala yang mirip sehingga sulit
dibedakan oleh dokter. Lagipula banyak orang dengan al- zheimer juga depresi.
Nyatanya, penelitian terbaru menemukan adanya hubungan antara depresi dan
alzheimer. Orang dengan riwayat depresi klinis juga meningkatkan risiko
berkembang menjadi alzheimer.
Gejala yang mirip salah satunya adalah kesedihan. Depresi menye babkan
seseorang kehilangan minat pada aktivitas yang menyenangkan dan hobi. Hal ini
juga terjadi pada alzheimer. Orang yang depresi dan alzheimer cenderung
melepaskan diri dari kehidupan sosial dan emosional sehingga akan mengganggu
memori dan konsentrasi.
Bila alzheimer semakin parah, kemampuan berkomunikasi jadi
bermasalah. Akibatnya depresi menjadi makin sulit dikenali. Banyak orang
dengan penyakit alzheimer yang menengah atau parah kehilangan pemikiran dan
kosa kata untuk mengekspresikan bagaimana perasaan mereka atau bahkan sulit
menjawab pertanyaan langsung secara akurat.

DEFINISI ALZHEIMER
Alzheimer  merupakan penyakit kronik, progresif, dan merupakan gangguan degeneratif
otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif dan kemampuan untuk merawat diri
(Suddart, & Brunner, 2002).

Alzheimer  merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan penurunan daya ingat,


intelektual, dan kepribadian. Tidak dapat disembuhkan, pengobatan ditujukan untuk
menghentikan progresivitas penyakit dan meningkatkan kemandirian penderita. (Dr. Sofi
Kumala Dewi, dkk, 2008).

Penyakit Alzheimer adalah penyakit degeneratif otak dan penyebab paling umum dari
demensia. Hal ini ditandai dengan penurunan memori, bahasa, pemecahan masalah dan
keterampilan kognitif lainnya yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan
kegiatan sehari-hari. Penurunan ini terjadi karena sel-sel saraf (neuron) di bagian otak yang
terlibat dalam fungsi kognitif telah rusak dan tidak lagi berfungsi normal.

Pada penyakit Alzheimer, kerusakan saraf akhirnya mempengaruhi bagian otak yang
memungkinkan seseorang untuk melaksanakan fungsi tubuh dasar seperti berjalan dan menelan
(Alzheimer’s Association, 2015).

Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan kelumpuhan, yang terutama
menyerang orang berusia 65 tahun keatas (patofiologi : konsep klinis proses- proses
penyakit, juga merupakan penyakit dengan gangguan degeneratif yang mengenai sel-sel otak
dan menyebabkan gangguan fungsi intelektual, penyakit ini timbul pada pria dan wanita dan
menurut dokumen terjadi pada orang tertentu pada usia 40 tahun.
Alzheimer merupakan penyakit degenerasi neuron kolinergik yang merusak dan
menimbulkan kelumpuhan, yang terutama menyerang orang berusia 65 tahun ke atas.
Penyakit Alzheimer ditandai dengan hilangnya ingatan dan fungsi kognitif secara progresif.

ETIOLOGI ALZHEIMER

Alzheimer merupakan manifestasi penyakit seperti dementia yang berangsur-angsur


dapat memburuk hingga menyebabkan kematian. Alzheimer diduga terjadi karena penumpukan
protein beta-amyloid yang menyebabkan plak pada jaringan otak. Secara normal, beta-amyloid
tidak akan membentuk plak yang dapat menyebabkan gangguan sistem kerja saraf pada otak.
Namun, karena terjadi misfolding protein, plak dapat menstimulasi kematian sel saraf.
Para ahli percaya bahwa Alzheimer, seperti penyakit kronis umum lainnya, berkembang
sebagai akibat dari beberapa faktor. Penyebab ataupun faktor yang menyebabkan seseorang
menderita penyakit Alzheimer antara lain sebagai berikut :

a. Usia

Faktor risiko terbesar untuk penyakit Alzheimer adalah usia. Kebanyakan orang dengan penyakit
Alzheimer didiagnosis pada usia 65 tahun atau lebih tua. Orang muda kurang dari 65 tahun juga
dapat terkena penyakit ini, meskipun hal ini jauh lebih jarang. Sementara usia adalah faktor
risiko terbesar.

b. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga dengan keluarga yang memiliki orangtua, saudara atau saudari dengan
Alzheimer lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit daripada mereka yang tidak memiliki
kerabat dengan Alzheimer's. Faktor keturunan (genetika), bersama faktor lingkungan dan gaya
hidup, atau keduanya dapat menjadi penyebabnya.

c. Faktor Lingkungan

Ekmann (1988), mengatakan bahwa faktor lingkungan juga dapat berperan dalam patogenesa
penyakit alzheimer. Faktor lingkungan antar alain, aluminium, silicon, mercury, zinc.
Aluminium merupakan neurotoksik potensial pada susunan saraf pusat yang ditemukan
neurofibrillary tangles (NFT) dan senile plaque (SPINALIS). Hal tersebut diatas belum dapat
dijelaskan secara pasti, apakah keberadaan aluminum adalah penyebab degenerasi neurosal
primer atau sesuatu hal yang tumpang tindih. Pada penderita alzheimer, juga ditemukan keadan
ketidak seimbangan merkuri, nitrogen, fosfor, sodium, dengan patogenesa yang belum jelas.

Ada dugaan bahwa asam amino glutamat akan menyebabkan depolarisasi melalui reseptor N-
methy D-aspartat sehingga kalsium akan masuk ke intraseluler (Cairan-influks)
danmenyebabkan kerusakan metabolisma energi seluler dengan akibat kerusakan dan kematian
neuron.

d. Faktor trauma : Traumatic Brain Injury (TBI)


Trauma Cedera Otak sedang dan berat meningkatkan risiko perkembangan penyakit Alzheimer.
Trauma Cedera Otak adalah gangguan fungsi otak yang normal yang disebabkan oleh pukulan
atau tersentak ke kepala atau penetrasi tengkorak oleh benda asing, juga dapat didefinisikan
sebagai cedera kepala yang mengakibatkan hilangnya kesadaran. Trauma Cedera Otak dikaitkan
dengan dua kali risiko mengembangkan Alzheimer dan demensia lainnya dibandingkan dengan
tidak ada cedera kepala.

e. Mengalami sindrom Down. Kelainan genetik yang menyebabkan terjadinya sindrom Down


dapat menyebabkan penumpukan protein di otak sehingga memicu terjadinya penyakit
Alzheimer.
f. Memiliki gangguan kognitif. Orang-orang dengan kondisi ini memiliki masalah pada daya
ingat, dan dapat memburuk seiring bertambahnya usia.

KLASIFIKASI ALZHAIMER
1. Demensia Predementia
Pada Alzheimer tingkat ini terjadi gangguan kognitif ringan, defisit memori, serta apatis, apatis.
2. Demensia onset awal
Pada Alzheimer tingkat ini terjadi gangguan bahasa, kosakata, bahasa oral & tulisan, gangguan
persepsi, gangguan gerakan, terlihat bodoh, kurang inisiatif untuk melakukan aktivitas.
3. Dementia moderat
Pada Alzheimer tingkat ini terjadi deteriorasi progresif, tidak mampu membaca & menulis,
gangguan long-term memory, subtitusi penggunaan kata (parafasia), misidentifikasi, labil,
mudah marah, delusi, Inkontinen system urinaria.

4. Dementia tahap lanjut (advanced)


Pada Alzheimer tingkat ini terjadi tidak dapat mengurus diri secara mandiri, kehilangan
kemampuan verbal total, agresif, apatis ekstrim, deteriorasi massa otot & mobilitas, kehilangan
kemampuan untuk makan.
PATOFISIOLOGI ALZHEIMER
Terdapat beberapa perubahan khas biokimia dan neuropatologi yang dijumpai pada penyakit
Alzheimer, antara lain: serabut neuron yang kusut (masa kusut neuron yang tidak berfungsi) dan
plak seni atau neuritis (deposit protein beta-amiloid, bagian dari suatu protein besar, protein
prukesor amiloid (APP). Kerusakan neuron tersebut terjadi secara primer pada korteks serebri
dan mengakibatkan rusaknya ukuran otak.

Secara maskroskopik, perubahan otak pada Alzheimer melibatkan kerusakan berat neuron
korteks dan hippocampus, serta penimbunan amiloid dalam pembuluh darah intracranial. Secara
mikroskopik, terdapat perubahan morfologik (structural) dan biokimia pada neuron – neuron.
Perubahan morfologis terdiri dari 2 ciri khas lesi yang pada akhirnya berkembang menjadi
degenarasi soma dan atau akson dan atau dendrit. Satu tanda lesi pada AD adalah kekusutan
neurofibrilaris yaitu struktur intraselular yang berisi serat kusut dan sebagian besar terdiri dari
protein “tau”.

Dalam SSP, protein tau sebagian besar sebagai penghambat pembentuk structural yang
terikat dan menstabilkan mikrotubulus dan merupakan komponen penting dari sitokleton sel
neuron. Pada neuron AD terjadi fosforilasi abnormal dari protein tau, secara kimia menyebabkan
perubahan pada tau sehingga tidak dapat terikat pada mikrotubulus secara bersama – sama. Tau
yang abnormal terpuntir masuk ke filament heliks ganda yang sekelilingnya masing – masing
terluka. Dengan kolapsnya system transport internal, hubungan interseluler adalah yang pertama
kali tidak berfungsi dan akhirnya diikuti kematian sel.  Pembentukan neuron yang kusut dan
berkembangnya neuron yang rusak menyebabkan Alzheimer.

Lesi khas lain adalah plak senilis, terutama terdiri dari beta amiloid (A-beta) yang terbentuk
dalam cairan jaringan di sekeliling neuron bukan dalam sel neuronal. A-beta adalah fragmen
protein prekusor amiloid (APP) yang pada keadaan normal melekat pada membrane neuronal
yang berperan dalam pertumbuhan dan pertahanan neuron. APP terbagi menjadi fragmen –
fragmen oleh protease, salah satunya A-beta, fragmen lengket yang berkembang menjadi
gumpalan yang bisa larut. Gumpalan tersebut akhirnya bercampur dengan sel – sel glia yang
akhirnya membentuk fibril – fibril plak yang membeku, padat, matang, tidak dapat larut, dan
diyakini beracun bagi neuron yang utuh. Kemungkinan lain adalah A-beta menghasilkan radikal
bebas sehingga mengganggu hubungan intraseluler dan menurunkan respon pembuluh darah
sehingga mengakibatkan makin rentannya neuron terhadap stressor. Selain karena lesi,
perubahan biokimia dalam SSP juga berpengaruh pada AD. Secara neurokimia kelainan pada
otak.

MANIFESTASI KLINIS ALZHEIMER

Gejala Alzheimer Berdasarkan National Alzheimer ‘s Association (2003), dibagi menjadi 3


tahap, yaitu :

a. Gejala Ringan (lama penyakit 1-3 tahun)     


 Lebih sering binggung dan melupakan informasi yang baru dipelajari.
 Diorintasi : tersesat di daerah sekitar yang dikenalnya dengan baik.
 Bermasalah dalam melaksanakan tugas rutin.
 Mengalami perubahan dalam kepribadian dan penilaian misalnya mudah
tersinggung,mudah menuduh ada yang mengambil barangnya bahkan menuduh
pasangannya tidak setia lagi/selingkuh.
b. Gejala sedang (lama penyakit 3-10 tahun)
 Kesulitan dalam mengerjakan aktifitas hidup sehari –hari seperti makan dan mandi.
 Perubahan tingkah laku misalnya : sedih dan emosi.
 Mengalami gangguan tidur.
 Keluyuran.
 Kesulitan mengenali keluarga dan teman(pertama-tama yang akan sulit untuk dikenali
adalah orang-orang yang paling jarang ditemuinya, mulai dari nama, hingga tidak
mengenali wajah sama sekali. Kemudian bertahap kepada orang-orang yang cukup
jarang ditemui).
c. Gejala berat (lama penyakit 8-12 tahun)
 Sulit / kehilangan kemampuan berbicara
 Kehilangan napsu makan, menurunya berat badan.
 Sangat tergantung pada caregiver/pengasuh.
 Perubahan perilaku misalnya : Mudah curiga, depresi, apatis atau mudah mengamuk

Gejala klinis dapat terlihat sebagai berikut :


a. Kehilangan daya ingat/memori, terutama memori jangka pendek.
Pada orang tua normal, dia tidak ingat nama tetangganya, tetapi dia tahu orang itu adalah
tetangganya. Pada penderita Alzheimer, dia bukan saja lupa nama tetangganya tetapi juga
lupa bahwa orang itu adalah tetangganya.
b. Kesulitan melakukan aktivitas rutin yang biasa.
Seperti tidak tahu bagaimana cara membuka baju atau tidak tahu urutan-urutan
menyiapkan makanan.
c. Kesulitan berbahasa.
Umumnya pada usia lanjut didapat kesulitan untuk menemukan kata yang tepat, tetapi
penderita Alzheimer lupa akan kata-kata yang sederhana atau menggantikan suatu kata
dengan kata yang tidak biasa.
d. Disorientasi waktu dan tempat
Kita terkadang lupa kemana kita akan pergi atau hari apa saat ini, tetapi penderita
Alzheimer dapat tersesat pada tempat yang sudah familiar untuknya, lupa di mana dia
saat ini, tidak tahu bagaimana cara dia sampai di tempat ini, termasuk juga apakah saat ini
malam atau siang.
e. Penurunan dalam memutuskan sesuatu atau fungsi eksekutif
Misalnya tidak dapat memutuskan menggunakan baju hangat untuk cuaca dingin atau
sebaliknya.
f. Salah menempatkan barang
Seseorang secara temporer dapat salah menempatkan dompet atau kunci. Penderita
Alzheimer dapat meletakkan sesuatu pada tempat yang tidak biasa, misal jam tangan pada
kotak gula.
g. Perubahan tingkah laku.
Seseorang dapat menjadi sedih atau senang dari waktu ke waktu. Penderita Alzheimer
dapat berubah mood atau emosi secara tidak biasa tanpa alasan yang dapat diterima.
h. Perubahan perilaku
Penderita Alzheimer akan terlihat berbeda dari biasanya, ia akan menjadi mudah curiga,
mudah tersinggung, depresi, apatis atau mudah mengamuk, terutama saat problem
memori menyebabkan dia kesulitan melakukan sesuatu.
i. Kehilangan inisiatif
Duduk di depan TV berjam-jam, tidur lebih lama dari biasanya atau tidak menunjukan
minat pada hobi yang selama ini ditekuninya.

PENCEGAHAN ALZHAIMER

1. Pencegahan primer

Pencegahan primer dapat dilakukan dengan upaya pendidikan kesehatan atau promosi
kesehatan dan indentifikasi karakteristik individu atau faktor risiko lingkungan seperti
pendidikan, pekerjaa, usia, riwayat depresi , riwayat jatuh dan sebagainya. Dalam promosi
kesehatan, dapat diberikan materi mengenai perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara berkala,
Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat degan kalori seimbang, Istirahat cukup
dan Kelola stress).
Suatu komunitas Alzheimer’s Indonesia menjelaskan bahwa demesi alzheimer dapat
dikurangi resikonya dengan melakukan 5 hal dibawah ini :
a) Menjaga kesehatan jantung
b) Bergerak, berolahraga produktif
c) Mengkonsumsi sayur/buah (gizi seimbang)
d) Menstimulasi otak, fisi – mental – spiritual
e) Bersosialisasi dan beraktifitas positif

1. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan:

a) Deteksi dini atau screening demensia (biasanya menggunakan DSM-IV, pemeriksaan


fisik, MRI dan sebagainya.)
b) Menurunkan tekanan lingkungan (Progressively Lowered Stress Threshold) . Individu
dengan demensia mengalami penurunan ambang untuk bertoleransi dan beradaptasi terhadap
stress dari lingkungan. Intervensi yang dapat menurunakan tekanan lingkungan lingkungan dan
menyeimbangankan antara pengalaman sensori yang menenangkan dengan pengalaman yang
menstimulasi sensori merupakan asuan yang efektif untuk individu dengan demensia.
c) Terapi obat
PENATALAKSANAAN ALZHEIMER

Pengobatan penyakit Alzheimer masih sangat terbatas dikarenakan etiologi dan


patofisiologisnya yang masih belum jelas, sehingga tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit
alzheimer. Pengobatan yang digunakan saat ini diantaranya adalah terapi simptomatik, sosial,
terapi psikiatri, serta dukungan keluarga. Selain itu, penggunaan Acethylcolinsterase inhibitors
atau N-methyl D-aspartate (NMDA) inhibitor (Memantin) dapat mempengaruhi transmisi
glutamat serta dapat meningkatkan fungsi kognitif pada penyakit Alzheimer stadium awal.

1. Kolinesterase inhibitor
Inhibitor ini digunakan untuk pengobatan simptomatik penyakit alzheimer, dimana
paenderita alzheimer akan mengalami penurunan kadar asetilkolin. Terapi simptomatik ini
menggunakan inhibitor kolinesterase donepezil, rivastigmin, dan galantamin. Adapun kerja
farmakologis dari donepezil, rivastigmin, dan galantamin adalah menghambat kolinesterase
dengan menghasilakn peningkatan asetilkolin di otak. Pemberian obat ini dikatakan dapat
memperbaiki memori dan apraksia selama pemberian berlangsung. Cholinesterase inhibitor
telah diakui untuk pengobatan penyakit alzheimer ringan sampai sedang.

Pemberian dosis dari ketiga Cholisterase inhibitor yang umum digunakan adalah
sebagai berikut.

a. Donepezil, dimulai dengan dosis 5 mg per hari, kemudian dosis ditingkatkan menjadi 10
mg per hari setelah 1 bulan.
b. Dosisi rivastigmine ditingkatkan dari 1,5 - 3 mg per 2 kali sehari, kemudian menjadi 4,5
mg per 2 kali sehari, dan untuk maksimal dosis yaitu 6 mg per 2 kali sehari.
c. Galantamine, dimulai dengan dosis 4 mg per 2 kali sehari. Pertama-tama, dosis
ditingkatkan menjadi 8-12 mg per 2 kali sehari. Seperti rivastigmine, waktu yang lebih
lama antara peningkatan dosis berhubungan dengan penurunan efek samping.

2. Memantin
Memantin merupakan obat yang telah diakui oleh Food and Drug Administration
(FDA) untuk pengobatan penyakit Alzheimer sedang sampai berat. Dosis awal untuk
penggunaan Memantin adalah 5 mg per hari, kemudian ditingkakan hingga 10 mg per 2 kali
sehari. Memantin bekerja dengan cara memblok saluran N-methyl-D-aspartate (NMDA)
yang berlebihan sehingga mampu memperlambat kerusakan kognitif pada pasien dengan
Alzheimer.

Adapun obat-obatan lain yang berperan untuk terapi gambaran nonkognitif meliputi
antidepresan, neuroleptik, dan ansiolitik.

Pada penyakit tahap lanjut, dengan meningkatnya ketergantungan pasien, beban perawatan
pasien jatuh pada pasangan atau keluarga dekat pasien yang mungkin sudah berusia lanjut pula.
Disamping itu, terdapat jasa eksternal pendukung seperti perawatan psikiatri dalam komunitas,
perawatan rumah sakit khusus siang hari, kesempatan untuk perawatan luar, dan informasi dari
organisasi khusus, misalnya Alzheimer’s Disease Society yang terdapat di Inggris, adapun di
Indonesia bernama Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI).

PEMERIKSAAN PENUNJANG ALZHEIMER


1. Skala Depresi Geriatrik Yesavage

Skala Depresi Geriatrik Yesavage atau biasa disebut dengan Geriatric Depression
Scale (GDS) merupakan instrument yang disusun secara khusus untuk memeriksa depresi.
Instrument ini terdiri atas 30 atau 15 pertanyaan dengan jawaban YA atau TIDAK. GDS ini
telah diuji kesahihan dan keandalannya. Beberapa nomor jawaban YA dicetak tebal, dan
beberapa nomor yang lain jawaban TIDAK dicetak tebal. Jawaban yang dicetak tebal
mempunyai nilai 1 apabila dipilih. Instrument GDS dengan 30 item pertanyaan ini dikatakan
juga dengan GDS Long Version, sedangkan yang menggunakan 15 item pertanyaan biasa
disebut GDS Short Version.

a. Skala Depresi Geriatrik Yesavage (GDS) Long Version

N No. Pertanyaan Jawaban Sk Skor


11 A Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda?Y Ya/Tidak
Apakah anda sudah meninggalkan banyak kegiatan dan
Ya/Tidak
minat/kesenangan anda?
3 A Apakah anda merasa kehidupan anda hampa? Ya/Tidak
4 A Apakah anda sering merasa bosan? Y Ya/Tidak
5 A Apakah anda penuh pengharapan akan masa depan? Y Ya/Tidak
Apakah anda diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak
6 Y Ya/Tidak
dapat anda keluarkan/ungkapkan?
A Apakah anda mempunyai semangat baik sepanjang
7 Y Ya/Tidak
waktu?
A Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada
8 Y Ya/Tidak
anda?
A Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar waktu
9 Y Ya/Tidak
anda?
10 A Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Y Ya/Tidak
11 A Apakah anda sering merasa gelisah dan resah/gugup? Y Ya/Tidak
A Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi
12 Y Ya/Tidak
keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
13 A Apakah anda seringkali kuatir akan masa depan? Y Ya/Tidak
A Apakah anda merasa mempunyai banyak maslah dengan
14 Y Ya/Tidak
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
A Apakah anda piker hidup anda sekarang ini
15 Y Ya/Tidak
menyenangkan?
16 A Apakah anda merasa murung dan sedih? Ya/Tidak
A Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda
17 Y Ya/Tidak
saat ini?
A Apakah anda sangat kuatir tentang kejadian-kejadian masa
18 Y Ya/Tidak
lalu?
A Apakah anda merasakan bahwa kehidupan ini sangat
19 Ya/Tidak
menyenangkan/menarik?
Apakah anda merasa berat untuk memulai
20 Y Ya/Tidak
proyek/pekerjaan baru?
21 Apakah anda merasa penuh semangat? Y Ya/Tidak
A Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
22 Y Ya/Tidak
harapan?
A Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
23 Y Ya/Tidak
keadaannya daripada anda?
24 A Apakah anda seringkali kesal terhadap hal-hal sepele? Y Ya/Tidak
25 A Apakah anda seringkali merasa ingin menangis? Y Ya/Tidak
26 A Apakah anda mempunyai kesulitan dalam berkonsentrasi?Y Ya/Tidak
27 Apakah anda senang bangun di pagi hari? Ya/Tidak
28 A Apakah anda lebih senang menghindari kegiatan social? Ya/Tidak
29 A Apakah mudah bagi anda untuk mengambil keputusan? Ya/Tidak
30 Apakah pikiran anda jernih seperti biasanya? Y Ya/Tidak
Total

Interpretasi :
Skor 0-9 : not depressed (tidak depresi/normal)
Skor 10-19 : mild depression (depresi ringan)
Skor 20-30 : severe depression (depresi sedang/berat)

b. Skala Depresi Geriatrik Yesavage (GDS) Short Version

N No.
P Pertanyaan Ja Jawaban Sk Skor
1 A Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ? Y Ya/Tidak
A Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
2 Ya/Tidak
minat atau kesenangan anda ?
3 A Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ? Ya/Tidak
4 A Apakah anda sering merasa bosan? Ya/Tidak
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? Ya/Tidak
Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi
6 Ya/Tidak
pada anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup
7 Ya/Tidak
anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Y Ya/Tidak
Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada
9 Ya/Tidak
keluar dan mengerjakan sesutau yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan
10 Y Ya/Tidak
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
11 Y Ya/Tidak
menyenangkan?
Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda
12 Y Ya/Tidak
saat ini?
13 Apakah anda merasa anda penuh semangat? Y Ya/Tidak
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
14 Y Ya/Tidak
harapan?
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
15 Y Ya/Tidak
keadaannya daripada anda?
T Total

Interpretasi :
Skor 0-9 : not depressed (tidak depresi/normal)
Skor 10-19 : mild depression (depresi ringan)
Skor 20-30 : severe depression (depresi sedang/berat)

2. Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)

Pengkajian ini digunakan untuk mendeteksi adanya tingkat kerusakan intelektual.


Instrument SPMSQ terdiri dari 10 pertanyaan tentang orientasi, riwayat pribadi, memori
dalam hubungannya dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh, dan kemampuan
matematis. Penilaian dalam pengkajian SPMSQ adalah nilai 1 jika rusak/salah dan nilai 0
tidak rusak/benar.
Benar Salah N NomorP Pertanyaan
1 T Tanggal berapa hari ini ?
2 Hari apa sekarang ?
3 A Apa nama tempat ini ?
4 Di Dari mana alamat anda ?
5 Be Berapa anak anda ?
6 K Kapan anda lahir ?
7 Si Apakah presiden Indonesia saat ini ?
8 Si\Apakah presiden Indonesia sebelumnya ?
9 S Apakah nama ibu anda ?
K Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
10
setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah

Interpretasi :
Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : fungsi intelektual kerusakan berat
3. Mini-Mental State Exam (MMSE)

Mini-mental state exam (MMSE) digunakan untuk menguji aspek kognitif dan fungsi
mental : orientasi, registrasi, perhatian, kalkulasi, mengingat kembali, dan Bahasa.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melengkapi dan menilai, tetapi tidak dapat digunakan untuk
tujuan diagnostic, namun berguna untuk mengkaji kemajuan klien.

Nilai Nilai
N No. Aspek Kognitif Kriteria
Maksimal Klien
O Orientasi 5 M Menyebutkan
- Tahun
- Musim
1.
- Tanggal
- Hari
- Bulan
Or Orientasi 5 Di Di mana sekarang kita beradaa ?
- Negara
- Provinsi
- Kabupaten
Re Registrasi 3 Sebutkan 3 nama objek (kursi, meja, kertas),
2
kemudian ditanyakan kepada klien,
menjawab :
1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
P Perhatian dan
5 M Meminta klien berhitung mulai dari 100,
3 kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5 tingkat
(100, 92, …, …, …)
M Mengingat 3 M Meminta klien untuk menyebutkan objek
pada point 3
4 1. Kursi
2. Meja
3. ….
B Bahasa 9 Menanyakan kepada klien tentang benda
(sambal menunjuk benda tersebut).
1. Jendela
2. Jam dinding
Meminta klien untuk mengulang kata
berikut “tanpa, jika, dan, atau, tetapi”. Klien
menjawab …, dan, atau, tetapi.
Meminta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3 langkah.
Ambil pulpen di tangan anda, ambil kertas,
5 menulis “saya mau tidur”.
1. Ambil pulpen
2. Ambil kertas
3. …
Perintahkan klien untuk hal berikut (bila
aktivitas sesuai perintah nilai 1 poin):
“tutup mata anda”.
(Klien menutup mata)
Perintahkan pada klien untuk menulis satu
kalimat dan menyalin gambar (2 buah segi
5).
T Total 30

Skor :
24-30 : Normal

17-33 : Probable gangguan kognitif

0-16 : Definitif gangguan kognitif


BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA LANSIA DENGAN ALZHEIMER/DEMENTIA

Kasus 4 :

Seorang lansia laki-laki (85 tahun) tinggal bersama istri (76 tahun) di apartmen lantai 3. Dua
tahun yang lalu opa didiagnosis penyakit Alzheimer, tapi opa masih bisa melakukan kegiatan
sehari-hari. Sekarang opa mulai mengabaikan kebersihan dirinya dan tidak mampu mengingat
kapan terakhir kali makan. Oma mengatakan, opa sering terbangun di malam hari untuk pergi ke
toilet, dan beberapa kali opa bukannya kembali ke kamar tidur malah membuka pintu apartemen,
keluyuran di luar dan tidak bisa kembali ke rumah. Oma menjadi waspada dan takut opa hilang.
Oma juga membuatkan jadwal kegiatan yang sudah atau belum dilakukan opa. Hasil
pemeriksaan GDS : 18; MMSE : 20; dan SPMSQ : 6

Pengkajian

PENGKAJIAN INDIVIDU
KEPERAWATAN KESEHATAN LANSIA

Tanggal masuk : 12 Maret 2020


Nama Panti : Panti Sosial X
I. IDENTITAS DIRI KLIEN
Nama : Tn. A
Umur : 85 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan Terakhir : SMA
Sumber Informasi : Klien dan istri
Keluarga yang dapat dihubungi : Istri
Diagnosis medis (bila ada) : Alzheimer

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


Riwayat Kesehatan Sekarang

1. Keluhan Utama
Oma mengatakan, opa sering terbangun dimalam hari untuk pergi ke toilet, dan beberapa kali
opa bukannya kembali kekamar tidur malah membuka pintu apartemen, keluyuran di luar dan
tidak bisa kembali kerumah. Oma menjadi waspada dan takut opa hilang. Opa juga mulai
mengabaikan kebersihan dirinya dan tidak mampu mengingat kapan terakhir kali makan.

2. Kronologi keluhan
a. Faktor pencetus : Usia
b. Timbulnya keluhan : ( ) mendadak (√) bertahap
c. Lamanya : 2 tahun
d. Tindakan utama mengatasi : Istri membawa klien ke rumah sakit

III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU


Klien pernah di diagnose penyakit Alzheimer 2 tahun yang lalu

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Tidak ada data

V. STATUS PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum
1. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan Darah (TD) : 140/100 mmHg
b. Nadi : 81 kali per menit
c. RR : 17 kali per menit
d. Suhu : 36,7 ̊C
e. Tinggi Badan : 170 cm
f. Berat Badan : 60 kg

2. Kepala dan Rambut


Inspeksi: Rambut tampak putih dan tipis, tidak ada ketombe. Pada kulit kepala tidak terdapat
lesi/benjolan.
Palpasi: Rambut mudah rontok. Tidak tampak oedema pada palpebrae, tidak terdapat nyeri tekan
pada kepala.

3. Mata
Inspeksi: Kedua mata simetris, klien tidak memakai kacamata, sclera tampak putih kekuningan
(agak keruh), conjunctiva merah muda, pupil isokor dan ada refleks terhadap cahaya, kedua mata
klien sudah tidak bisa melihat dengan jelas, pandangan kabur seperti ada kabut putih,
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan pada mata dan sekitarnya. Tidak ada benjolan pada mata.

4. Hidung
Inspeksi: Rongga hidung tidak ada polip/benda asing, tidak ada peradangan mukosa hidung,
letak septum dibagian tengah, tidak ada benjolan dan lesi pada hidung.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung.

5. Telinga
Inspeksi: kedua telinga simetris, daun telinga tampak bersih, tidak terdapat cairan telinga.
Tampak pendengarannya kurang.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan pada telinga.

6. Mulut
Inspeksi: Mukosa bibir tampak lembab, tidak ada lesi, tidak ada karies gigi.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada mulut dan rahang

7. Leher
Inspeksi: Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening ataupun kelenjar tyroid. Refleks
menelan baik.
Palpasi: Tdak terdapat nyeri tekan pada leher, kaku kuduk tidak ada.

B. Sistem Pernafasan
Inspeksi: Pengembangan dada simetris kanan dan kiri, tulang dada terlihat jelas, tidak terdapat
lesi.
Palpasi: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri, taktil fremitus teraba sama sama antara kanan
dan kiri, depan dan belakang.
Perkusi: Perkusi dada redup.
Auskultasi: Bunyi nafas vesikuler.

C. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi: Warna kulit sesuai dgn warna kulit bagian tubuh lainnya, tidak ada lesi
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan, ictus cordis pada ICS 5, tidak teraba pembesaran jantung.
Perkusi: Perkusi jantung terdengar pekak
Auskultasi: Auskultasi jantung terdengar S1 S2 tunggal, tidak ada suara tambahan

D. Sistem Pencernaan
Inspeksi: Perut tampak cekung, tidak terdapat lesi
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi: Bunyi abdomen timpani,
Auskultasi: Bising usus 8 kali per menit

E. Sistem Perkemihan
Inspeksi: BAK 4x sehari, warna urine kuning jernih
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan

F. Sistem Integumen
Inspeksi: Kulit tampak keriput dan kering
Palpasi: Kulit tidak elastis, tidak terdapat nyeri tekan pada kulit

G. Ekstremitas
1. Ekstremitas atas
Inspeksi: Kuku tampak pendek dan bersih, kulit keriput, tidak ada lesi dan pembengkakan, sering
kesemutan pada bagian jari, kelumpuhan ekstremitas tidak ada.
Palpasi: Capilary refil kembali <3 detik, kekuatan otot 4444/4444, tidak terdapat nyeri tekan,
patah tulang tidak ada.

2. Ekstremitas bawah
Inspeksi: Kuku tampak pendek dan bersih, kulit keriput, telapak kaki pecah pecah, tidak ada lesi
dan pembengkakan, sering kesemutan pada bagian jari, kelumpuhan ekstremitas tidak ada.
Palpasi: Capilary refil kembali <3 detik, kekuatan otot 4444/4444, tidak ada nyeri tekan, tidak
terdapat patah tulang pada ekstremitas bawah.

VI. PENILAIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


A. Pola interaksi dengan lingkungan
Klien berinteraksi dengan baik dengan tetangga dan lingkungan

B. Bahasa
Klien menggunakan bahasa Indonesia

C. Perhatian dengan orang lain/lawan bicara


Klien memperhatikan lawan bicara
D. Keadaan emosi
Keadaan emosi stabil

E. Persepsi klien tentang kondisinya


Klien mengalami gangguan ingatan pada dirinya

F. Konsep diri
1. Gambaran diri
Klien mulai tidak mengetahui tentang kondisi kesehatannya
2. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang agar bisa berkumpul dengan keluarga
3. Harga diri
Klien merasa tidak dihargai oleh keluarga dan lingkungan sosial
4. Peran diri
Peran diri sebagai suami atau kepala keluarga terganggu karena penyakitnya
5. Identitas diri
klien mulai lupa dengan aktivitas kesehariannya dikarenakan penyakit alzheimer

G. Spiritual
Klien rajin melakukan kegiatan keagamaan

VII. PENGKAJIAN STATUS MENTAL LANSIA


A. SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONARE (SPMSQ)

Lembar Pertanyan Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)

Nama Klien : Tn A Tanggal :


Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 85 tahun
Agama : Islam Suku : Jawa
Alamat : BB/TB : 170/60
Pewawancara : Ns. N

Skor
No Pertanyaan Jawaban
+ -
√ 1 Tanggal berapa hari ini? Salah
√ 2 Hari apa sekarang ini? Salah
√ 3 Apa nama tempat ini? Salah
√ 4 Berapa nomor telepon anda? Salah
Dimana alamat anda? (ditanyakan hanya
4a
jika pasien tidak mempunyai telepon)
√ 5 Berapa umur anda? Salah
√ 6 Kapan anda dilahirkan? Benar
√ 7 Siapa presiden Indonesia sekarang? Benar
√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya? Salah
√ 9 Siapa nama kecil ibu anda? Benar
√ Kurangi angka 20 dengan angka 3 Benar
10
berturut-tururt 3 kebawah atau menurun!
Jumlah Kesalahan Total 6

Hasil Penilaian :
Jumlah skor kesalahan sebanyak 6 poin sehingga disimpulkan fungsi intelektual terjadi
kerusakan sedang
Keterangan :
1) Pertanyaan 1 dianggap benar hanya jika tanggal, bulan dan tahunnya tepat.
2) Pertanyaan 2 merupakan penjelasan sendiri.
3) Pertanyaan 3 dianggap benar jika deskripsi tentang lokasinya benar (nama kota, Negara,
institusi).
4) Pertanyaan 4 dianggap benar jika nomor telepon dapat diverifikasi atau pasien dapat
mengulang angka yang sama. Apabila pasien tidak mempunyai telepon dapat ditanyakan
alamat.
5) Pertanyaan 5 dianggap benar jika pertanyaan usia sesuai dengan tanggal lahir.
6) Pertanyaan 6 dianggap benar jika bulan, tanggal, dantahunnya diberikan dengan benar.
7) Pertanyaan 7 hanya membutuhkan nama belakang presiden.
8) Pertanyaan 8 hanya membutuhkan nama belakang presiden sebelumya.
9) Pertanyaan 9 dianggap benar jika klien memberikan nama pertama ditambah nama
belakang.
10) Pertanyaan 10 dianggap benar jika serangkaian angka tersebut disebutkan dengan benar.
Kesalahan dalam rangkaian tersebut atau ketidakmauan untuk berusaha dianggap salah

Interpretasi Skor :
Kesalahan 0 – 2 : Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3 – 4 : Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5 – 7 : Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8 – 10 : Kerusakan intelektual berat

B. MINI MENTAL STATUS EXAMINATION(MMSE)

No. ASPEK KOGNITIF NILAI KRITERIA


1 ORIENTASI 2 Dapat menyebutkan dengan benar hari,
(Skor maksimum: 10) tanggal, bulan, tahun sekarang, musim
Dapat menjawab nama tempat kita apa, nama tempat, alamat rumah (jalan,
melakukan pengkajian ( skor 1)
no rumah, kota, kabupaten dan provinsi),
Dapat menjawab hasil pengurangan
nama presiden sebelumnya, nama ibu
bilangan 4-2 = 2 dengan benar
kandung, dan hasil pengurangan
(skor 1)
bilangan
2 REGISTRASI 2 Pewawancara menyebutkan 3 buah
(Skor maksimum: 3)
benda, 1 detik untuk tiap benda.
Hanya bisa mengulang 2 buah
benda yaitu bendera dan pohon Kemudian mintalah klien mengulang ke 3
(skor 2)
nama tersebut. Berikan satu angka untuk
setiap jawaban yang benar. Bila masih
salah, ulanglah menyebutkan 3 nama
tersebut, sampai ia dapat dapat
mengulangnya dengan benar. Hitunglah
jumlah percobaan dan catatlah (bola,
bendera, pohon)
3 ATENSI & KALKULASI 5 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai
(Skor maksimum: 5)
dari 100 kebawah 1 angka untuk tiap
Dapat mengeja kata dunia dari
akhir ke awal jawaban yang benar. Berhenti setelah 5
(skor 5)
hitungan (93, 86, 79, 72, 65).
Kemungkinan lain ejalah kata “dunia”
dari akhir ke awal (a-i-n-u-d).
4 DAYA INGAT (RECALL) 2 Tanyakanlah kembali nama ke 3benda
(Skor maksimum: 3)
yang telah disebutkan di atas. Berikan 1
Dapat mengingat 2 benda yaitu
bendera dan pohon angka untuk setiap jawabn yangbenar.
(skor 2)

5 BAHASA 9 3. Apakah benda-benda ini (Perlihatkan


(Skor maksimum: 9)
pensil dan arloji) (2angka)
 Dapat menyebutkan nama
4. Ulangi kalimat berikut, “Jika Tidak
dari benda yang
ditunjukkan yaitu pensil Dan Atau Tapi.” (1angka)
dan jam tangan (skor 2)
5. Laksanakan 3 buah perintah ini,
 Dapat mengulang kata “Peganglah selembar kertasdengan
“jika tidak dan atau
tapi”(skor 1) tangan kananmu, lipatlah kertas
 Dapat mengikuti perintah dengan tangan kananmu, lipatlah
dengan baik (skor 3) kertas itu pada pertengahandan
 Bisa membaca dan letakkanlah di lantai.” (3 angka)
melaksanakan perintah
dengan baik (skor 1) 6. Bacalah dan laksanakan perintah
 Dapat menulis “saya
sedang menulis” (skor 1) berikut: “Pejamkan mata anda!”(1
 Dapat meniru gambar angka)
yang dicontohkan (skor 1)
e. Tulislah sebuah kalimat (1angka)
f. Tirulah gambar ini (1angka)

TOTAL SKOR 20
Hasil Penilaian :
skor yang didapatkan saat pengkajian jumlahnya 20 termasuk kategori probable gangguan
kognitif
Penilaian :
Nilai 24-30 : Normal
Nilai 17-23 : Probable gangguan kognitif
Nilai 0-16 : Definitif gangguan kognitif

C. GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)

No Pertanyaan Ya Tidak
Pilihlah jawaban yang sesuai sebagaimana yang anda rasakan
dalam 1 minggu terakhir.

1 Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan saat Ya Tidak


ini
2 Apakah anda membatalkan banyak dari rencana kegiatan Ya Tidak
minat anda
3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong/ hampa Ya Tidak
4 Apakah anda sering merasa kebosanan Ya Tidak
5 Apakah anda mempunyai suatu harapan/ masa depan yang Ya Tidak
baik setiap waktu
6 Apakah anda terganggu dengan memikirkan kesulitan Ya Tidak
anda tanpa jalan keluar
7 Apakah anda seringkali merasa bersemangat Ya Tidak
8 Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal yang buruk Ya Tidak
akan menimpa anda
9 Apakah anda seringkali merasa gembira Ya Tidak
10 Apakah anda seringkali merasa tak terbantukan Ya Tidak
11 Apakah anda seringkali merasa gelisah dan resah Ya Tidak
12 Apakah anda lebih menyukai tinggal dirumah daripada Ya Tidak
keluar rumah dan melakukan sesuatu hal yang baru
13 Apakah anda seringkali mengkhawatirkan masa depan Ya Tidak
anda
14 Apakah anda merasa kesulitan dengan daya ingat anda Ya Tidak
15 Apakah anda berpikir/bersyukur masih hidup saat ini Ya Tidak
16 Apakah anda sering merasa kelabu dan berputus asa Ya Tidak
17 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini Ya Tidak
18 Apakah anda sering menyesalkan masa lalu anda Ya Tidak
19 Apakah menurut anda hidup ini penuh tantangan yang Ya Tidak
menyenangkan
20 Apakah anda merasa kesulitan mengawali suatu kegiatan Ya Tidak
21 Apakah anda merasakan penuh daya dan energi Ya Tidak
22 Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi tanpa Ya Tidak
harapan
23 Apakah anda seringkali marah karena alasan sepele Ya Tidak
24 Apakah menurut anda keadaan orang lain lebih baik dari Ya Tidak
anda
25 Apakah anda sering lupa bagaimana menangis Ya Tidak
26 Apakah anda sulit berkonsentrasi Ya Tidak
27 Apakah anda bangun pagi dengan perasaan yang Ya Tidak
menyenangkan
28 Apakah anda lebih suka menghindari acara/sosialisasi Ya Tidak
29 Apakah mudah bagi anda dalam mengambil keputusan Ya Tidak
30 Apakah anda berpikiran jernih seperti biasanya Ya Tidak
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 18

Hasil Penilaian :

18 = Depresi Sedang

Keterangan :

Pertanyaan bila dijawab dengan pilihan “Ya” atau “Tidak” yang bercetak tebal berarti
terganggu: nilai 1, yang tidak bercetak tebal berarti tidak terganggu: nilai 0, jawaban
kemudian dibuat total skornya, bila:

Nilai 0-10 = normal/ tidak depresi

Nilai 11-15= depresi ringan


Nilai 16-20= depresi sedang
Nilai 21-30= depresi berat
DATA FOKUS
Data Subjektif Data Objektif
 Oma mengatakan opa mulai mengabaikan  Hasil pemeriksaan GDS : 18; MMSE :
kebersihannya dan tidak mempu 20; dan SPMSQ : 6
mengingat kapan terakhir kali makan  TD : 140/100 mmHg
 Oma mengatakan, Opa sering terbangun  Opa di diagnosa Alzheimer
di malam hari untuk pergi ke toilet  Klien mengalami gangguan intrepretasi
 Oma mengatakan beberapa kali opa waktu
bukannya kembali ke kamar tidur malah  Klien mengalami gangguan jangka
membuka pintu apartemen, keluyuran di pendek
luar dan tidak bisa kembali ke rumah.  Klien cenderung bersikap sama dalam
 Oma menjadi waspada dan takut opa segala situasi
hilang  Opa terlihat keluyuran dan tidak kembali
 Oma juga membuatkan jadwal kegiatan kerumah
yang sudah atau belum dilakukan opa
 Klien mengatakan cerita yang tidak
realistis
 Oma mengatakan opa sering lupa tujuan
 Opa mengatakan tidak kuat untuk berdiri
lama dan bekerja seperti pengambilan
makanan sendiri atau peralatan makan
dan menyapu halaman seperti biasa

ANALISA DATA
MASALAH
DATA FOKUS
KEPERAWATAN
DS : Konfusi Kronis
 Klien mengatakan cerita yang tidak realistis (NANDA; Domain 5, Kode:
 Oma mengatakan opa sering lupa tujuan 00129, hal.254)
DO :
 Klien mengalami gangguan intrepretasi waktu
 Klien mengalami gangguan jangka pendek
 Klien cenderung bersikap sama dalam segala
situasi
DS : Keluyuran
 Oma mengatakan opa sering bolak balik tanpa arah (NANDA; Domain 4, Kode:
 Oma mengatakan opa keluyuran di luar 00154, hal.225)
DO :
 Opa terlihat keluyuran dan tidak kembali kerumah
 Opa di diagnosa Alzheimer

DS : Resiko Sindrom Lansia Lemah


 Opa mengatakan tidak kuat untuk berdiri lama dan (NANDA; Domain 1, Kode:
bekerja seperti pengambilan makanan sendiri atau 00231, hal.157)
peralatan makan dan menyapu halaman seperti
biasa
 Oma mengatakan opa mulai mengabaikan
kebersihannya dan tidak mempu mengingat kapan
terakhir kali makan, berapa kali setelah ke toilet
tidak kembali ke kemar tetapi pergi keluar dan
tidak kembali kerumah
DO :
 pemeriksaaan menggunakan SPMSQ : 6 (fungsi
inteektual kerusakan sedang)
 pemeriksaaan menggunakan MMSE : 20
 TD : 140/100 mmHg

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Konfusi Kronis (NANDA; Domain 5, Kode: 00129, hal.254)


2. Keluyuran (NANDA; Domain 4, Kode: 00154, hal.225)
3. Resiko Sindrom Lansia Lemah (NANDA; Domain 1, Kode: 00231, hal.157)

INTERVENSI DAN KRITERIA HASIL

Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi

Konfusi kronik Setelah dilakukan tindakan Pengurangan kecemasan 5820


keperawatan selama …x24 hal 319
(hal 254 00129 domain 5) jam diharapkan masalah
konfusi kronik teratasi dengan  Gunakan pendekatan
kriteria hasil : yang tenang dan
menyakinkan
Orientasi kognitif 0901 hal
 Nyatakan dengan jelas
325
harapan terhadap
 Mengidentifikasi diri perilaku klien
sendiri, orang-orang  Berikan aktivitas
yang signifikan, tempat pengganti yang
saat ini ditingkatkan bertujuan untuk
dari skala 2 menjadi 4 mengurangi tekanan
 Mengidentifikasi hari,  Dukung penggunaan
bulan, tahun, musim mekanisme koping
dengan benar yang sesuai
ditingkatkan dari skala
2 menjadi skala 4  Instrusikan klien untuk
menggunakan teknik
Tingkat demensia 0920 hal relaksasi
569
 Dorong keluarga untuk
 Kesulitan menemukan mendampingi klien
jalan ke tempat yang dengan cara yang tepat
lazim dikenal Manajemen demensia :
ditingkatkan dari skala keluyuran 6466 hal 162
2 menjadi skala 4
 Kesulitan mengingat  Identifikasi pola biasa
dari perilaku
peristiwa yang baru berkeliaran
saja terjadi  Monitor dengan hati-
ditingkatkan dari skala hati terkait dengan
2 menjadi skala 4 adanya penyebab
 Kesulitan melakukan fisiologis dan
kegiatan dasar hidup peningkatan
sehari-hari (ADL) kebingungan yang
ditingkatkan dari skala kmungkin akut dan
2 menjadi skala 4 reversibel
 Keluyuran yang tidak  Sediakan lingkungan
aman ditingkatkan dari fisik dan rutinitas
skala 2 menjadi skala 5 sehari-hari yang
Pengetahuan : manajemen konsisten
demensia 1851 hal 372  Sediakan tempat yang
 Tanda dan gejala terjamin dan aman
kejadian ditingkatkan untuk keluyuran
dari skala 2 menjadi  Pasang alarm dan
skala 4 perangkat sensor pada
 Strategi kompensasi pintu
untuk mempertahankan  Ingatkan tetangga
keamanan personal mengenai perilaku
ditingkatkan dari skala keluyuran pasien
2 menjadi skala 4
Terapi reminiscene 4860 hal
Memori: hal 311 446
 Mengingat informasi  Lakukan mendengar
baru saja terjadi secara aktif dan ketrampilan
akurat ditingkatkan menghadirkan diri
dari skala 1 menjadi
 Dukung ekspresi verbal
skala 4
terkait dengan perasaan
 Mengingat informasi positif dan negatif
yang terbaru secara mengenai kejadian
akurat ditingkatkan masa lalu
dari skala 1 menjadi
 Berikan umpan balik
skala 4
positif bagi pasien yang
mengalami gangguan
kognitif
 Pilih waktu yang
nyaman
 Tentukan metode
reminiscene yang
paling tepat untuk
dilakukan
Latihan Memori 4760 hal 141
 Stimulasi ingatan
dengan cara
mengulangi pemikiran
pasien yang terakhir
diekspresikan, dengan
cara yang tepat
 Dukung pasien untuk
berpartisipasi dalam
program kelompok
latihan mengingat,
dengan cara yang tepat.
 Implementasikan teknik
mengingat yang tepat.
Misalnya visual
imagery, alat yang
membantu ingatan,
membuat daftar,
permainan
ingastan,atau berlatih
mengulang informasi.
 Diskusikan dengan
pasien / keluarga yang
mengalami masalah
ingatan
Stimulasi Kognisi 4720 hal 423
 Orientasikan klien
terhadap waktu, tempat
dan orang
 Tawarkan stimulasi
lingkungan melalui
kontak dengan banyak
personil
 Rangsang memori
dengan mengulang
pemikiran terakhir klien
 Stimulasi
perkembangan klien
dengan melibatkan
aktifitas untuk
meningkatkan
pencapaian dan
pembelajaran dengan
memenuhi kebutuhan
klien.
 Tingkatkan atau ulang
informasi.
 Minta klien untuk
mengulang informasi
Keluyuran Setelah dilakukan tindakan Manajemen perilaku 4350 hal
keperawatan selama …x24 201
(hal 225 00154 domain 4) jam diharapkan masalah
keluyuran teratasi dengan  Gunakan pengulangan
kriteria hasil : kesehatan rutin yang
konsisten sebagai alat
Keluyuran yang aman 1926 untuk menetapkan
hal 123 rutinitas
 Ketika tidak ditemani,  Tingkatkan aktivitas
tetap bertahan di area fisik dengan cara yang
yang aman tepat
ditingkatkan ke skala 4  Komunikasikan
 Menunjukkan aktivitas harapan bahwa pasien
yang bertujuan dapat tetap mengontrol
ditingkatkan ke skala 4 (perilakunya)
 Menggunakan pakaian Manajemen lingkungan :
yang tepat ditingkatkan keselamatan 6486 hal 193
menjadi skala 4  Identifikasi kebutuhan
 Dapat dialihkan dari keamanan pasien
aktivitas yang tidak berdasarkan fungsi fisik
aman dan kognitif serta
Keamanan lingkungan rumah riwayat perilkaku di
1910 hal 111 masa lalu
 Identifikasi hal-hal
 Kunci pada jendela yang membahayakan di
sebagian besar adekuat lingkungan
 Kunci pada pintu  Modifikasi lingkungan
sebagian besar adekuat untuk meminimalkan
 Kemudahan akses bahan berbahaya dan
kamar mandi berisiko
ditingkatkan dari skala  Siapkan nomor telepon
2 menjadi 4 emergensi untuk pasien
Tidur 0004 hal 566 Bantuan perawatan diri 1800
 Kualitas tidur hal 79
ditingkatkan ke skala 4
 Tidur yang terputus  Pertimbangkan usia
ditingkatkan ke skala 4 pasien ketika
 Buang air kecil di meningkatkan aktivitas
malam hari perawatan diri
ditingkatkan ke skala 4  Monitor kemampuan
 Mudah bangun pada perawatan diri secara
saat yang tepat mandiri
ditingkatkan ke skala 4  Berikan lingkungan
yang terapeutik dengan
memastikan lingkungan
yang hangat, santai
berdasarkan
pengalaman individu
 Ciptakan rutinitas
aktivitas perawatan diri
 Bantu pasien menerima
kebutuhan (pasien)
terkait dengan kondisi
ketergantungannya
 Ajarkan orangtua /
keluarga untuk
mendukung
kemandirian dengan
membantu hanya ktika
pasien tak mampu
melakukan (perawatan
diri)
 Lakukan pengulangan
yang konsisten terhadap
rutinitas kesehatan
untuk membangun
perawatan diri
Risiko sindrom lansia Setelah dilakukan tindakan Manajemen demensia 6460 hal
lemah keperawatan selama 3x24 jam 161
diharapkan masalah risiko
(hal 157 00231 domain 1) sindrom lansia lemah teratasi  Sertakan anggota
dengan kriteria hasil : keluarga dalam
perencanaan,
Kelelahan : efek yang pemberian, dan evaluasi
mengganggu 0008 hal 122 perawatan sejauh yang
diinginkan
 Penurunan energi
dalam batas ringan  Identifikasi pola-pola
perilaku biasa untuk
 Gangguan aktivitas
sehari-hari ringan kegiatan seperti tidur,
 Gangguan memori penggunaan obat,
dalam skala 4 eliminasi, asupan
makanan, dan
perawatan diri
 Tentukan jenis dan
tingkat defisit kognitif
dengan menggunakan
alat pengkajian yang
terstandar
 Sediakan lingkungan
dengan stimulasi yang
rendah
 Monitor nutrisi dan
berat badan
Manajemen energi 0180 hal
177
 Kaji status fisiologis
pasien yang
menyebabkan kelelahan
sesuai dengan konteks
usia dan perkembangan
 Anjurkan pasien
mengungkapkan
perasaan secara verbal
mengenai keterbatasan
yang dialami
 Perbaiki defisit status
fisiologis sebsgai
prioritas utama
 Monitor intake/asupan
nutrisi untuk
mengetahui sumber
energi yang adekuat
Latihan memori 4760 hal 141
 Diskusikan dengan
pasien/keluarga yang
mengalami masalah
ingatan
 Stimulasi ingatan
dengan cara
mengulangi pemikiran
pasien yang terakhir
diekspresikan dengan
cara yang tepat
 Implementasikan teknik
mengingat yang tepat
 Beri latihan orientasi
misalnya pasien
berlatih mengenai
informasi pribadi dan
tanggal dengan cara
yang tepat
 Monitor perilaku pasien
selama terapi

DAFTAR PUSTAKA
Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Notes : Neurology. Penerbit Erlangga
Ide, pangkalan. 2008. Seri tune up gaya hidup penghambat alzheimer. Jakarta : PT Elex media
komputindo

Meiner, Sue. 2011. Gerontologic Nursing. USA: ELSEVIER.


Elvira, Sylvia D dan Hadisukanto, Gitayanti. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit
FK UI.
Stanley. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.
Stanley, Mickey . 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC
http://www.depkes.go.id/development/site/jkn/index.php?cid=1975&id=langkah-cerdik-
mencegah-penyakit-tidak-menular-(ptm).html diakses pada tanggal 5 Mei 2019 pukul 11.15
WIB
Sunaryo, Rahayu Wijayanti. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta. Andi Offset.
Miller, C.A. 2011. Nursing for wellness in older adults 6th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer-
Lippincott William & Wilkins

Anda mungkin juga menyukai