Anda di halaman 1dari 4

SEHAT

Sehat adalah suatu


keadaan Yang meliputi sehat
fisik, Sehat jiwa dan sehat sosial.
*sehat fisik yaitu memiliki badan yang sehat dan bugar
*sehat sosial yaitu mampu menjalin hubungan yang
baik dengan orang lain.

SEHAT JIWA
 Perasaan senang dan bahagia
 Mampu menyesuaikan diri dengan keadaan hidup
sehari – hari
 Dapat menerima kelebihan dan kekurangan diri
sendiri
 Melakukan kegiatan yang bermanfaat
 Aktif menyumbangkan tenaga, pikiran dan
kepedulian kepada keluarga dan masyarakat
sekitar.

Reaksi fisik:
 Jantung berdebar
debar
 Keringat berlebihan
 Otot – otot tegang
 Sakit kepala
 Sakit perut
Contoh :
 Nafsu makan berkurang
 Saat remaja  Sulit tidur dan tidur tidak nyenyak
Menghadapi ujian
 Saat seorang ibu Reaksi psikis:
menghadapi  Cemas, khawatir berlebihan
ananya yang sakit  Mudah tersinggung
 Saat ayah memiliki beban pekerjaan yang berat  Sulit memusatkan perhatian (sulit konsentrasi)

Respon Jika stress dibiarkan, dapat menjadi , masalah


kejiwaan dan dapat menimbulkan keluhan fisik
Motivasi Masalah Psikologi
+ -
ORANG DENGAN MASALAH KEJIWAAN ( ODMK ) ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA ( ODGJ )
Ditandai dengan:
Ditandai dengan : 1. Mendengar suara - suara yang tidak didengar
Oleh orang lain, melihat sesuatu yang tidak
a. Kecemasan Dilihat orang lain.
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya 2. Berbicara dan tertawa sebdiri tanpa sebab
sendiri, mudah tersinggung.
3. Curiga berlebihan
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
4. Seolah – olah siaran radio dan TV
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak
orang. membicarakan dirinya
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan. 5. Merasa menjadi seseorang yang hebat missal
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat. Presiden / malaikat
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot 6. Bicara kacau dan sulit dimengerti
dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar- 7. Marah – marah tanpa sebab
debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan 8. Terlalu menyendiri, tidak mau bergaul
perkemihan, sakit kepala dan sebagainya. 9. Tidak mau mandi, tidak menjaga kebersihan
diri, buang air besar / kecil sembarangan
b. Harga diri situasional
1. Malu
2. Tidak percaya diri
3. Tidak merasa puas

c. Ketidakiberdayaan Hal yang dapat dilakukan bila ada keluarga,


Ketidak mampuan mengontrol situasi/stressor seperti kerabat, tetangga yang mngalami gangguan jiwa
pekerjaan, penyakit atau perawatan yang dapat
mengganggu pandangan, tujuan dan gaya hidup Lapor pada kader kesehatan jiwa / tenaga
kesehatan setempat
d. Keputusasaan
1. Sering mengeluh dan nampak murung
Lakukan pengkajian kesehatan jiwa
2. Ungkapan tentang situasi kehidupan tanpa
harapna dan terasa hampa
3. Bersikap positif dalam menerima perawatan Berikan informasi kepada keluarga untuk
4. Menunjukan kesedihan afek datar dan tumpul membawa kerabatnya yang mengalami
gangguanjiwa ke fasilitas pelayanan keseatan
e. Kehilanganatauberduka terdekat dengan menyiapkan foto copy kartu
1. Kehilangan orang yang dicintai dan bermakna BPJS / foto copy SKTM, kartu berobat, foto copy
2. Kehiangan yang ada pada diri sendiri KTP dan foto copy KK
3. Kehilangan objek external
4. Kehilangan lingkungan yang sangatdikenal
5. Kehingan kehidupan/meninggal Dukung keluarga / kerabat yang mengalami
gangguan jiwa untuk control dan mengingatkan
minum obat secara teratur, jika kondisi klien
membaik libatkan dalam kegiatan sosial
masyarakat
Skrining ODGJ dan ODMK Proses Pelaksanaan Skrining
Bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa Proses pelaksanaan skrining ODGJ dan ODMK

keluarga yang tinggal di wilayah puskesmas gumuruh dan dapat dilakukan dengan beberapa langkah yaitu:

mencegah keparahan gangguan jiwa maupun masalah a. Deteksi dilakukan dengan melakukan kunjungan

psikososial yang terjadi di masyarakat. dengan mengetahui : rumah di tiap-tiap keluarga

a. Jumlah keluarga yang sehat jiwa. b. Mengisi format Deteksi Keluarga, satu lembar diisi

b. Jumlah keluarga yang memiliki risiko psikososial untuk satu Kepala Keluarga (KK) seperti:

c. Jumlah keluarga yang mempunyai penderita 1) Tulis nama Kepala Keluarga

gangguan jiwa 2) Tulis umur (dalam tahun)


3) Status kawin (kawin/belum kawin/janda/duda)
4) Pendidikan (tidak
Tugas Kader Kesehatan Jiwa
sekolah/SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi)
a. Melaksanakan program Desa Siaga Sehat Jiwa
5) Pekerjaan (Jenis Pekerjaan)
b. Melakukan deteksi keluarga sehat, keluarga yang
6) Alamat (RT/RW)
beresiko mengalami masalah psikososial, dan keluarga
7) Kondisi kesehatan : baca status kesehatan
dengan gangguan jiwa di masyarakat
keluarga lalu isi sesuai dengan kondisi
c. Menggerakkan individu, keluarga, dan kelompok sehat
kesehatannya
jiwa untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa

8) Bila ada anggota keluarga yang menderita penyakit


d. Menggerakkan individu, keluarga,dan kelompok yang
kronis atau gangguan, tulis di kolom keterangan di
beresiko mengalami masalah psikososial untuk
mana dia mendapat pengobatan
mengikuti pendidikan kesehatan jiwa
c. Setelah seluruh keluarga dikunjungi dan
e. Menggerakkan individu, keluarga,dan kelompok yang
didapatkan hasil dari skrining, apabila klien yang
mengalami gangguan jiwa untuk mengikuti pendidikan
mengalami gangguan psikososial atau penyakit
kesehatan jiwa
akut dan kronis, maka dilanjutkan ke lembar
f. Menggerakkan pasien gangguan jiwa untuk mengikuti
pengkajian berikutnya. Untuk format pengkajian
terapi aktifitas kelompok (TAK) dan rehabilitasi
terlampir.
g. Melakukan kunjungan rumah pada pasien yang telah
mandiri
h. Melakukan rujukan kasus masalah psikososial atau
gangguan jiwa pada perawat CMHN atau puskesmas
i. Membuat dokumentasi kegiatan kader jiwa dan
perkembangan kondisi kesehatan jiwa pasien
Restrain (Pengikat)
Cara Berkomunikasi terapeutik
merupakan alat pelindung yang digunakan
untuk membatasi aktivitas fisik atau bagian tubuh
Tahap Persiapan
klien.
(Prainteraksi)
1) Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan Tujuan
kecemasan, pasien. Sebelum belangsungnya  Memberikan keamanan
komunikasi, penting bagi seorang kader untuk  Memudahkan pemeriksaan
melakukan pengkajian terhadap perasaannya  Menjalankan prosedur diagnostik maupun
sendiri, yaitu berkenaaan dengan kesiapannya terapeutik
dalam berinteraksi dengan pasien.  Mempertahankan pada posisi yang diinginkan
2) Paham dengan kekuatan sekaligus kelemahan Indikasi

yang terdapat dalam diri sendiri.  Perilaku amuk.

3) Mengumpulkan data pasien.  Agitasi (kecemasan memuncak) yang tidak

4) Merencanakan pertemuan pertama dengan dikendalikan dengan pengobatan.

pasien.

Ft
Tahap Perkenalan
rgr a. Ancaman terhadap integritas fisik berhubungan
(Prainteraksi)
dengan penolakan klien untuk beristirahat, makan,
1. Membina rasa saling percaya.
dan minum.
2. Merumuskan kontrak dengan pasien
b. Permintaan klien untuk mengendalikan perilaku
3. Menggali pikiran dan perasaan pasien.
eksternal, pastikan tindakan ini telah dikaji dan
4. Merumuskan metode keperawatan bersama
berindikasi terapeutik.
pasien.
Tahap Kerja
(Prainteraksi)

Tahap Terminasi Gangguan jiwa dapat diobati


(Prainteraksi) Selalu berfikir positif dan hadapi semua
hal yang datang….
Be happy be healthy….!!!

Anda mungkin juga menyukai