KELOMPOK 2
TAHUN 2019
LAPORAN PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
KELOMPOK II
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
penulis miliki. Penulis berterima kasih kepada Ibu Suci Noor Hayati,
masukan dari pihak akademik maupun pihak Rumah Sakit khususnya ruangan Ruby
Timur A.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi
perbaikan ke depan dan semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi pihak
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................iv
DAFTAR BAGAN..................................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................vii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................5
1. Karakteristik Unit.....................................................................................................6
2. Fokus Telaah............................................................................................................7
3. Lingkup Garapan......................................................................................................7
4. Basis Intervensi........................................................................................................8
5. Letak Ruang.............................................................................................................8
ii
6. Kapasitas Unit Ruang...............................................................................................9
C. Pengumpulan Data.....................................................................................................11
1. MAN......................................................................................................................11
2. MONEY.................................................................................................................32
3. METODE...............................................................................................................40
4. MATERIAL...........................................................................................................92
4. Market..................................................................................................................114
BAB III................................................................................................................................127
A. Analisa Fishbone......................................................................................................127
B. Analisa SWOT.........................................................................................................128
C. Perencanaan.............................................................................................................149
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................153
iii
DAFTAR TABEL
iv
Tabel 2. 22 Hasil Observasi Peningkatan Komunikasi Yang Efektif.......................................79
Tabel 2. 34 BOR...................................................................................................................116
Tabel 2. 36 AVLOS...............................................................................................................118
Tabel 2. 38 TOI....................................................................................................................120
v
Tabel 3. 3 Strategi IFAS Dan EFAS......................................................................................145
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 2 Struktur Organisasi Ruang Ruby Timur A Santosa Hospital Bandung Kopo.......11
vi
Bagan 2. 6 Alur Pasien Pulang Ruang Ruby Timur...............................................................53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Data SPSS…………………………………………...167
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang
diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (Undang-Undang RI No.20 tahun 2014).
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan
kebuthan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun
sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan
kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada
pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi
dari suatu keadaan yang dipresepsikan sakit oleh individu (Nursalam,
2008).
Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari
masyarakat, ini akan terus berubah seirama dengan berubahnya
masyarakat yang terus-menerus berkembang dan mengalami
perubahan, demikian pula dengan keperawatan. Keperawatan dapat
dilihat dari berbagai aspek, antara lain keperawatan sebagai bentuk
asuhan profesional kepada masyarakat, keperawatan sebagai iptek,
serta keperawatan sebagai kelompok masyarakat ilmuwan dan
kelompok masyarakat profesional. Dengan terjadinya perubahan atau
pergeseran dari berbagai faktor yang memengaruhi keperawatan, maka
akan berdampak pada perubahan dalam pelayanan/asuhan
keperawatan, perkembangan iptek keperawatan, maupun perubahan
1
2
terpadu yang menjadi rujukan bagi rumah sakit dan masyarakat Jawa barat
serta sekitarnya.
2. Misi Rumah Sakit
a. Menyiapkan sumber daya manusia, sarana dan fasilitas yang terbaik
dan bermutu
b. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak terkait dibidang
Swasta Tipe B hadir di kota Bandung yang berhawa sejuk dan terletak di
jalan K.H Wahid Hasyim (Kopo) No. 461 - 463. SHBK merupakan rumah
5
6
Santosa Hospital Bandung Kopo terdiri dari Gedung Utama (8 lantai & 1
diatas lahan seluas 1.7 Ha dengan luas bangunan 41.000 m2. Fasilitas
penunjang yang tak kalah penting adalah area terbuka berkonsep Green
profesional.
Sebagai Rumah sakit yang memberikan jasa pelayanan profesional, SHBK
dalam pelayanan kami. Oleh karena itu kami mempunyai komitmen kuat
negeri.
B. Kajian Situasi Di Ruangan Ruby Timur A
1. Karakteristik Unit
a. Visi Ruangan Ruby Timur A
Terwujudnya pelayanan ruang ruby timur A yang komperhensif
b. Misi Ruangan Ruby Timur A
1) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang
manusia seutuhnya
7
sebagian besar adalah melayani klien dengan masalah penyakit dalam dan
4. Basis Intervensi
Basis intervensi di Ruang Ruby Timur A Santosa Hospital Kopo Bandung
tidak ada tindakan khusus, tetapi apabila terdapat pasien yang memerlukan
station, ruang kepala ruangan, ruang dirty utility, ruang clean utility, 1
8
station, ruangan kepala ruangan, ruang dirty utility, ruang clean utility,
ruang perawat, kamar mandi, dan terdapat kamar pasien nomor 509 dan
kamari pasien nomor 501 dan 502 sedangkan di sebelah kanan pasien
terdapat kamar pasien nomor 503, 504, 505, 507, 508, 510, 512, dan 5,13.
C. Pengumpulan Data
1. MAN
KEPALA RUANGAN
Saepulloh Amd,.Kep
Hesti Anggraeni,S.Kep.,Ners
Bagan 2. 2 Struktur Organisasi Ruang Ruby Timur A Santosa Hospital Bandung Kopo
11
ruang Ruby Timur A pada tanggal 27 April 2019 didapatkan bahwa, setiap
Hasil analisa:
wewenang
12
Tabel 2. 1
Laki-laki 6 21,4 %
Perempuan 22 78,6 %
Jumlah 28 100%
Tabel 2. 2
Distribusi Perawat Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Di Ruang Ruby Timur Santosa Hospital Bandung Kopo
Pra-PK 9 32,1 %
PK I 18 64,2 %
PK II 1 3,6 %
PK III 0 0
PK IV 0 0
Jumlah 28 100%
Tabel 2. 5
Ada 28 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 28 100%
Hasil analisa
bencana PPGD-B
Tabel 2. 7
No. Diagnosa
19
Urut
1 Kanker
2 DHF
3 Chronic Kidney Disease
4 Chronic Kidney Disease On Hd
5 Typus
6 Gastritis
7 Vomitus Frofuse
8 Stroke
9 Anemia
10 Vertigo
Hasil analisa:
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala
ruangan pada tanggal 27 April 2019 mengatakan bahwa 10
penyakit terbanyak di Ruang Ruby Timur A yaitu Kanker, DHF,
Chronic kidney disease, Chonic kidney disease On Hd, Typus,
Gastritis, Vomitus Frofuse, Stroke, Anemia dan Vertigo namun
data yang didapatkan menurut kepala ruangan Ruby Timur masih
belum di dokumentasikan dan akan mulai mendokumentasikan
pertanggal 1 bulan Mei 2019. Hal ini kurang baik karena menurut
Hidayat (2000), mengatakan bahwa standar dokumentasi
memberikan kriteria hasil yang dapat mengevaluasi asuhan
keperawatan, serta memberikan kerangka kerja bagi pendekatan
sistematis, untuk pengambilan keputusan dan praktek
keperawatan.
h. Gaya Kepemimpinan
Tabel 2. 8
Gaya Kepemimpinan
Tabel 2. 10
2019
3 29-04- 97% 2% 67 % 33 % 89 % 11 %
2019
Rata-rata 87% 11% 81 % 22% 85% 14%
dan setiap shift terdiri dari 1 penanggung jawab, 3 kepala tim dan
3 perawat pelaksana.
1) Perhitungan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Douglas
Douglas (1999) menetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan
klasifikasi pasien, dimana masing-masing kategori
mempunyai nilai standar per shiftnya, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 2. 13
Tabel 2. 14
Gillies =
Keterangan :
A : Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B : Rata-rata jumlah pasien/ hari
C : Jumlah hari/tahun
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat
27
179 = 4,7jam
38
Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
4,7 x 38 x 365 = 65189 = 30,5 orang ( 30 orang)
(365-60) x 7 2135
Untuk cadangan 20% menjadi 30 x 20% = 6
orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara
keseluruhan 30 + 6 = 36 orang
3) Metode Depkes
Berdasarkan Depkes 2002 cara menghitung kebutuhan
perawat, rumus kebutuhan tenaga perawat di Ruang Ruby
Timur A
+loss day
Keterangan :
A : Rata – rata jumlah pasien/ hari
B : Rata – rata jam perawatan pasien/ hari
Lost day = jumlah hari minggu dalam 1 tahun+ cuti + hari
besar x jumlah perawat
29
Hasil Analisis:
2. MONEY
a. Anggaran untuk ruangan
Berdasarkan Hasil Wawancara Anggaran untuk ruangan
didapatkan dari hasil kerjasama BPJS dan Asuransi, Alokasi Anggaran
yang paling banyak digunakan yaitu untuk medis dan Jenis
pembayaran yang digunakan diruangan Ruby timur adalah BPJS
tetapi ada yang membayar umum dan asuransi.
Analisa Data :
Kajian situasi dapat disimpulkan bahwa anggaran keuangan di ruang
ruby timur A didapatkan dari hasil kerja sama BPJS dan Asuransi.
b. Tarif Ruangan
1) Tarif Sewa Kamar
Tabel 2. 15
0 0 0
Suite
a) Kelas 1
Terdiri dari 4 tempat tidur pasien dengan fasilitas AC, Kamar
mandi, Lemari pasien, Bel, Televisi, Telpon, Meja makan
tarif : Rp.250.000
b) Kelas 2
Terdiri dari 6 tempat tidur pasien dengan fasilitas AC, Kamar
mandi, Lemari pasien, Bel, Televisi, Telpon, Meja makan
dengan tarif : Rp.170.000
c) Premier
Terdiri dari 1 tempat tidur pasien dengan fasilitas AC, Kamar
mandi, Lemari pasien, Bel, Televisi, Telpon, Meja makan,
sofa dengan tarif : Rp. 625.000
d) Isolasi
Terdiri dari 1 tempat tidur pasien dengan fasilitas AC, Kamar
mandi, Lemari pasien, Bel, Televisi, Telpon, Meja makan
dengan tarif, sofa Analisa Data :
Kajian situasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa tarif
ruangan dan tarif dokter terbilang cukup terjangkau dilihat
dari tarif pelayanan yang tertera diatas, sesuai dengan UU No.
44 Tahun 2009 pasal 51 yaitu pendapatan Rumah Sakit publik
yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah digunakan
seluruhnya secara langsung untuk biaya operasional Rumah
33
Analisa Data
d. Tunjangan Perawat
Hasil kajian situasi
e. THR
Hasil Kajian situasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian keuangan didapatkan
bahwa RS Santosa memberikan tunjangan hari raya (THR) 1x gaji.
Hasil Analisa Data
Menurut peraturan menteri ketenagakerjaan republik indonesia nomor
6 tahun 2016 tentang tunjangan hari raya keagaamaan bagi pekerja
atau buruh diperusahaan mengatakan bahwa pengusaha wajib
memberikan THR keagamaan kepada pekerja atau buruh yang telah
mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih. Hal
ini sejalan dengan tunjangan THR yang diberikan di rumah sakit.
f. Kenaikan Gaji
Hasil kajian situasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan HRD untuk kenaikan gaji
pertahun naik sebesar 10 %.
Hasil Analisa Data
Berdasarkan keputusan gubernur jawa barat nomor: 561/kep. 1220-
Yanbangsos/2018 tentang Upah Minimum Kabupaten/kota di daerah
provinsi Jawa Barat tahun 2019 naik sebesar 10 % setiap tahun hal ini
sejalan dengan kenaikan gaji di Rumah sakit santosa kopo
g. Sistem pengajian (tindakan,perjam, sudah ditentukan)
Hasil kajian situasi
Berdasarkan hasil wawancara sistem penggajian di santosa kopo
hospital diberikan secara per jam.
35
ruangan menjumlahkan
perawatan yang sudah
diberikan
Billing diruangan
Plavon BPJS
Clossing
Kartu Pulang
Bagan 2. 3 Alur Pembayaran Pasien Pulang Ruang Ruby Timur Santosa Hospital Bandung Kopo
3. METODE
a. Manajemen unit
1) Uraian Tugas
37
Tabel 2. 17
1. Kepala Ruangan
Uraian Tugas :
2. Ketua Tim
Uraian Tugas :
Uraian tugas :
penyuluhan kesehatan
10. Memelihara kebersihan ruang
rawat dengan : mengatur tugas √
cleaning service dan peserta didik
11. Mengatur tata tertib ruangan yang √
ditujukan kepada semua petugas,
peserta didik dan pengunjung
ruangan
√
12. Membantu kepala ruangan
membimbing peserta didik √
keperawatan
13. Membantu kepala ruangan untuk √
menilai mutu pelayanan asuhan
keperawatan serta tenaga
keperawatan
14. Menulis laporan tim/group √
mengenai kondisi klien/anggota
keluarga dan lingkungannya.
15. Memberikan penyuluhan kesehatan
kepada klien/anggota keluarga.
Dewasa wanita
48
Rawat inap rubi A Rawat inap rubi A Rawat inap rubi A Rawat inap rubi A
Bagan 2. 4 Alur Pasien Masuk Melalui UGD Ruang Ruby Timur A Santosa Hospital Bandung Kopo
Dewasa perempuan
49
Rawat inap rubi timur A Rawat inap rubi timur A Rawat inap rubi timu A Rawat inap rubi timur A
Bagan 2. 5 Alur Pasien Masuk Melalui Poliklinik Ruang Ruby Timur Santosa Hospital Kopo Bandung
Mengurus
Atas seizin dokter
administrasi ruangan
Menyerahkan tanda
penyelesaiana administrasi
Bagan 2. 6 Alur Pasien Pulang Ruang Ruby Timur
Kajian situasi :
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang di lakukan
pada tanggal 27 april alur penerimaan pasien baru pada ruang
rawat inap Rubi Timur A melalui dua jalur yaitu UGD dan
poliklinik.
b. Metode/ Manajemen Asuhan Keperawatan
Hasil kajian situasi
Berdasarkan hasil kajian situasi di ruanan Rubi timur A dari tanggal
27 april – 30 mei metode asuhan keperawatan yang di terapkan di
ruangan adalah metode Asuhan keperawatan TIM dimana terdapat 27
50
Kategori Persentase
No PengetahuanPerawat Baik Cukup Kurang (%)
51
1 Manajemen Asuhan
Keperawatan
100 - -
a. Model Asuhan 100%
%
Keperawatan
25% 50% 25%
b. Efektifitas dan
Efisiensi 50% 100%
c. Pelaksanaan
50% -
d. Tanggungjawab
dan Pembagian 100% - - 100%
Tugas 100%
Tabel 2. 19
PRE-POST CONFERENCE
Kajian teori:
Berdasarkan rujukan Nursalam (2017), teknik
pengelolaan obat adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik
obat oral maupun obat injeksi diserahkan
sepenuhnya kepada perawat.Penanggung jawab
pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staf yang
ditunjuk (Nursalam, 2002). Pengeluaran dan
64
Tabel 2. 20
medis dan gelang berkode batang. Nomor kamar atau tempat tidur
Tabel 2. 21
Keterangan
Hasil observasi dari tindakan : 110 tindakn
Tndakan yang di observasi : 132 tindakan
Analisa data:
nomor rekam medis dan gelang berkode batang, tidak boleh menggunakan
obat, darah, atau spesimen lain untuk pemeriksaan klinis. Dan SOP yang
medis
(1) Petugas yang akan melakukan tindakan atau terapi harus
ke pasien (Rina,2012).
Tabel 2. 22
Situasion
Ketika operan perawat Menyebutkan :
a. Nama pasien √
b. Umur √
c. Tgl masuk √
d. Hari rawatan √
75
e. Diagnosa medis √
Background
c. Respon pasien √
d. Terapi medis √
Asssesment
b. Tanda vital √
c. Skala nyeri √
d. Tingkat kesadaran √
e. Resiko jatuh √
f. Status nutrisi √
g. Eliminasi √
Recommendation
karena ada beberapa point yang tidak di lakukan pada saat penerimaan
informasi.
Allert)
Kajian Teori :
Peningkatan keamanan obat high allert adalah salah satu unsur
allert adalah cek terlebih dahulu prinsip 5 benar obat (HRET, 2013).
Tabel 2. 23
Hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari dari mulai tanggal 27 april
sampai dengan 30 april dengan total tindakan yang di observasi sebanyak
22 tindakan didapatkan penanganan obat yang harus di waspadai
dilakukan 62,5% oleh perawat.
Keterangan:
Hasil observasi dari 22 tindakan :179
Nilai 22 tindakan : 286
Hasil analisa:
pada obat tiap – tiap pasien, sebagian perawat memberikan obat dengan
injeksi.
infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood stream infections)
Pokok eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan
Tabel 2. 24
Kajian situasi:
Hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari dari mulai tanggal 27 april
Keterangan:
Hasil observasi dari 22 tindakan : 224
Nilai 22 tindakan : 468
Hasil analisa data
Hasil observasi pada tanggal 27 - 30 April 2019, kepada perawat
terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al. Dari
pelayanan kesehatan.
Hal ini menunjukan bahwa pengurangan resiko infeksi terkait
perawat tidak melakukan cuci tangan 6 langkah pada saat sebelum kontak
cairan tubuh pasien, semua perawat melakukan cuci tangan, selain itu
masih banyak perawat yang menggunakan jam tangan dan cincin saat
akan tindakan tidak dilepas terlebih dahulu. SOP cuci tangan sudah
terdapat dirumah sakit dan sosialisasi dari PPI ada untuk five moment
cuci tangan dan tidak menggunakan jam tangan dan cincin atau aksesoris
lainnya tetapi unuk peraturan tertulis belum ada hanya peraturan lisan
saja.
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, patient safety
84
Tabel 2. 25
Keterangan:
lain.
diharapkan.
(c) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
rumah sakit.
karena untuk kancing sendiri persediaan nya tidak ada, dan pengamanan
sisi tempat tidur (bed plang) hanya tertutup di satu sisi dan ada juga
beberapa pasien yang bed plang nya dalam keadaan tidak tertutup
4. MATERIAL
a. Sarana Prasarana Untuk Petugas Kesehatan
Tabel 2. 26
Di ruangan Keadaan
No Sarana dan Prasarana Keterangan
Ada Tidak Layak Tidak
1 Nurse Station √ √ Tersedia
Terdapat beberapa
2 kursi di nurse station
Meja Dan Kursi √ √
3 Alat Tulis Kerja √ √ Tersedia banyak
4 Tempat Istirahat Perawat √ √ Terdapat kamar
perawat tetapi
87
kebersihan dan
kerapihan kurang
5 Tempat Istirahat Dokter √ Tidak tersedia
√ Tidak tersedia ruang
khusus untuk
shalat,tetapi kamar
istirahat perawat
dapat di gunakan
untuk shalat.
dokter, ruang shalat, ruang ganti perawat & loker perawat, tempat
istirahat perawat.
Tabel 2. 27
Di ruangan Keadaan
No Sarana dan Prasarana Keterangan
Ada Tidak Layak Tidak
Luas kamar Luas kamar pasien berukuran
64 m² untuk kelas Ӏ dan kelas
1 ӀӀ dan untuk vip berukuran 32
m².
√ √
2 Tempat Tidur √ Terbagi dalam 13 ruangan
sesuai kelas yaitu kelas 1
berjumlah 5 ruangan dengan
isi 4 bed,kelas 2 berjumlah 3
ruangan dengan isi 6 bed,
untuk kamar VIP berjumlah 2
kamar isi 1 bed, untuk yang
Premier berjumlah 2 kamar isi
1 bed, dan kamar isolasi 1
kamar isi 1 bed.
89
√
Hanya tersedia di ruang
3 Bedside Monitor premier.
√ √
4 Alat Tenun √ √ Tersedia
Terdapat Gelang identitas
pasien untuk perempuan
bewarna merah muda
Gelang Identitas
5
Pasien
√ √
Master Tabel Pasien Tersedia di nurse station
6
di Nurse Station √ √
Identitas Pasien Tidak tersedia
7
Diluar Kamar √
Tersedia di setiap ruangan
8 Standar Infus
√ √
9 Kamar Mandi √ Kamar mandi terdapat di setiap
kamar pasien,dan terdapat
handrail.
90
√
Terdapat di keranjang obat
10 Keranjang Obat
√ √
Terdapat di setiap bed pasien
11 Tutup Sampiran
√ √
Terdapat bel pasien di seluruh
Alat Panggil Perawat bed pasien
12
(Bell)
√ √
Terdapat 1 pispot disetiap
13 Pispot kamar mandi
√ √
Terdapat satu kursi dan meja
Kursi tunggu Dan
14 setiap bed.
Meja Pasien
√ √
Di setiap masing-masing
kamar pasien terdapat 1 lemari
15 Lemari Pasien pasien.
√ √
Terdapat di setiap kamar
pasien ,dan luar kamar pasien
termasuk nurse station
16 Jam Dinding
√ √
17 Televisi √ Terdapat televisi di setiap
kamar pasien
91
√
Terdapat ruang tunggu
keluarga secara khusus
,terdapat bangku untuk
Ruang Tunggu
18 menunggu di luar ruangan ruby
Keluarga
timur A.
√ √
Terdapat denah ruangan di luar
19 Denah Ruangan kamar pasien.
√ √
Terdapat papan informasi di
dalam dan di luar kamar
Papan Media
20 pasien.
Informasi
√ √
Terdapat didalam ruangan
pasien dan di luar ruangan
21 Handscrub pasien.
√ √
(sumber: Hasil observasi di ruang Ruby timur A 29-30 April 2019)
Tabel 2. 28
7
Infus Pump √ 3 √ Sesuai
8 Syringe Pump √ 3 √ Sesuai
9 Alat Transfortasi √ 3 √ Sesuai
10 Bak Injeksi √ 2 √ Sesuai
11 Baki Tindakan √ 6 √ Sesuai
12 Bengkok √ 3 √ Sesuai
13 Gelas Ukur √ 3 √ Sesuai
14 Kom Alkohol Besar √ 2 √ Sesuai
Tidak
15
Korentang + Tempat - - Sesuai
16 Lampu Sorot √ 1 √ Sesuai
17 Lemari Obat √ 2 √ Sesuai
18 Penlight √ 2 √ Sesuai
93
Tabel 2. 29
Tabel 2. 30
95
Sarana dan Prasarana Non Medis (alat Mebel, Air, dan Elektronik)
Dari hasil observasi pada tanggal 29-30 April 2019 diketahui bahwa
terdapat media informasi berupa poster tentang cara mencuci
tangan,penggunaan APAR,petunjuk keselamatan dan keamanan,batuk
efektif,five moment.
Tabel 2. 31
Standar Kondisi
Jumlah
No Nama Barang Tidak Keterangan
Depkes RS yang ada Sesuai
Sesuai
Formulir Pengkajian
1 √ 400 √ Baik
Awal
Formulir Rencana
2 √ 400 √ Baik
Keperawatan
3 Formulir Catatan √ 500 √ Baik
97
Perkembangan Pasien
4 Formulir Observasi √ 100 √ Baik
5 Resume Keperawatan √ 300 √ Baik
Formulir Catatan
6 √ 400 √ Baik
Pengobatan
Formulir Medik
7 √ 400 √ Baik
Lengkap
Formulir Laboratorium
8 √ 400 √ Baik
Lengkap
9 Formulir Rontgen √ 300 √ Baik
Formulir Permintaan
10 √ 100 √ Baik
Darah
Formulir Keterangan
11 √ 50 √ Baik
Kematian
12 Resep √ 500 √ Baik
(sumber: Hasil observasi di ruang Ruby timur A 29-30 April 2019)
Hasil Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi sarana dan prasarana Dokumentasi
pada tanggal 29-30 april 2019 sarana dan prasarana sesuai 12 indikator
(100%) sudah memenuhi standar kementrian kesehatan.
Pertanyaan Tambahan:
1) Apakah peralatan medis yang tersedia, sering dilakukan kalibrasi
(pengaturan ulang)?
Ya
o Tidak
2) Alat-alat apa saja yang biasanya dikalibrasi ?
Sebutkan
Alat-alat di ruangan ruby timur A yang biasa di kalibrasi seperti
- Infus pump
- Syringe pump
- EKG
- Defibilator
3) Jika Ya, berapa kali dalam setahun ?
Jelaskan
Alat –alat di lakukan kalibrasi sebanyak 1 kali dalam setahun
4) Jika tidak, mengapa tidak dilakukan kalibrasi ?
Tabel 2. 32
98
Lembar Observasi (Check List) Standar Kelayakan Ruang Rawat Inap Menurut Kemenkes 2012
1 Lokasi ruang rawat inap terletak di ruang yang tenang, √ Ruang ruby timur A
aman, dan nyaman terletak di lantai 5
dan tidak banyak
aktifitas sehingga
minim kebisingan.
2 Letak ruang rawat inap mudah untuk diakses √ Ruang ruby timur A
mudah di akses oleh
pengunjung dan
petugas kesehatan.
3 Ruang rawat inap jauh dari tempat pembuangan kotoran, √ Ruang ruby timur A
bising, dan generator jauh dari TPU dan
kebisingan.
6 Kebutuhan ruang rawat inap sesuai dengan kebutuhan √ Ruang rawat inap di
pasien ruangan Ruby timur
A sesuai dengan
kebutuhan pasien.
99
11 Ruang dengan pasien pasien yang mengalami luka √ Ruang Ruby timur A
ganggren, decubitus, nekrotik dipisah adalah ruang khusus
wanita untuk pasien
dengan penyakit
dalam
12 Lokasi pos perawat dekat dengan ruangan pasien, sehingga √ Posisi nurse station
mudah pengawasan di depan dekat pintu
masuk ruangan Ruby
timur A dan kamar
pasien.
14 Jenis lantai berupa keramik yang tidak berongga √ Jenis lantai keramik
tidak berongga.
16 Pintu masuk ruang rawat inap, pintu ganda dengan ukuran √ Pintu masuk utama
masing-masing dengan lebar 90 cm dan 40 cm. Pada sisi Ruang Ruby timur A
pintu dengan lebar 90 cm, dilengkapi dengan kaca jendela memiliki pintu ganda
pengintai (observation glass) (dua pintu) dan
dilengkapi kaca.
17 Pintu masuk ke kamar mandi umum, minimal lebarnya 85 √ Tidak terdapat kamar
cm mandi umum di
ruang Ruby timur A
hanya terdapat kamar
101
19 Toilet atau kamar kecil umum memiliki ruang gerak yang √ Toilet ruang Ruby
cukup untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda. timur A
memungkinkan
untuk keluar masuk
pengguna kursi roda.
21 Letak kertas tissu, air, kran air atau pancuran (shower) dan √ Terdapat
perlengkapan-perlengkapan seperti tempat sabun dan tissue,shower(pancur
pengering tangan dipasang sedemikian hingga mudah an),tempat sabun
digunakan oleh orang yang memiliki keterbatasan yang dapat
keterbatasan fisik dan bisa dijangkau pengguna kursi roda digunakan dengan
mudah oleh pasien
yang memiliki
keterbatasan fisik
dan pengguna kursi
roda.
22 Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin. Lantai √ Lantai kamar mandi
tidak boleh menggenangkan air buangan ruang Ruby timur A
tidak licin,tidak
menggenang air
buangan,pembuanga
102
27 Kabel listrik dari peralatan yang dipasang di langit-langit √ Semua kabel listrik
yang bisa digerakkan, harus dilindungi terhadap belokan berada didalam
yang berulang-ulang sepanjang track tembok dan didalam
atap .
28 Kotak kontak listrik dipasang + 1,2 m) di atas permukaan √ Kontak listrik sudah
lantai, dan harus dari jenis tahan ledakan terpasang dengan
ketinggian ± 1,2
diatas permukaan
103
lantai.
31 Vakum, udara tekan medik dan oksigen disalurkan dengan √ Diruang Ruby Timur
pemipaan ke ruang Ruang rawat inap. Outlet-outletnya A terdapat outlet
dipasang pada bed-head pasien. Pada ruang perawatan oksigen diruang
minimal dilengkapi 1 (satu) outlet oksigen tiap tempat tidur Ruby Timur A
pasien, sedangkan pada ruang tindakan dilengkapi minimal menggunakan tabung
1 (satu) outlet oksigen, 1 (satu) outlet vakum dan 1 (satu) oksigen yang
outlet udara tekan medik pada bed-head disediakan sesuai
jumlah pasien atau
sesuai kebutuhan
pasien.
36 Sistem air bersih direncanakan dan dipasang dengan √ Sumber aing diruang
mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem Ruby Timur A bersih
distribusinya dan bening
26◦C
42 Arah bukaan daun pintu dalam suatu ruangan √ Arah bukaan daun
dipertimbangkan berdasarkan fungsi ruang dan aspek pintu diruang Ruby
keselamatan. Terkait dengan sarana keselamatan pada Timur A membuka
bangunan rumah sakit, maka pintu ruang perawatan kedalam
disarankan membuka keluar, dengan tanpa mengganggu
akses pengguna koridor
43 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, √ Ruang Ruby Timur A
pemasangan, dan pemeliharaan lift, mengikuti pedoman dilantai 5 sehingga
dan standar teknis yang berlaku memerlukan lift
bagi penyandang
cacat dan lanjut usia.
4. Market
a. Indikator Mutu Pelayanan kesehatan
1). BOR (Bed Occupation Ratio)
Menurut Depkes RI (2005) Bed occupation Ratio adalah
presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit. Nilai parameter BOR
yang ideal adalah antara 60-85 % .
Rumus :
Tabel 2. 33
Rata-rata 71.82 %
Tabel 2. 34 BOR
Rumus :
Tabel 2. 37
Tabel 2. 38
kemenkes tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari hal
ini sesuai dengan hasil perhitungan TOI yang di dapatkan di ruang
Ruby Timur Santosa Hospital Kopo Bandung yaitu dengan rata-rata
1,25 (1 hari)
Tabel 2. 39
d. Akreditasi
Santosa Hospital Bandung Kopo (SHBK) adalah Rumah Sakit Umum
Swasta Tipe B dan baru akan melaksanakan akreditasi pada bulan Mei
2019.
e. Promosi Kesehatan
Menurut WHO, Promosi kesehatan adalah proses atau upaya
pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok
harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu
memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan.
Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya rumah sakit
untuk meningkatkan kemampuan pasien dan kelompok-kelompok
masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat
kesembuhan dan rehabilitasinya dan kelompok-kelompok masyarakat
dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-
masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan (Depkes RI, 2012).
Peluang promosi kesehatan di rumah sakit secara umum
dikategorikan menjadi 2 yaitu: didalam gedung (internal) dan diluar
gedung (eksternal) dan strategi dasar utama promosi kesehatan
sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi
115
Tabel 2. 40
Ruang Ruang Ruby Timur A Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung Kopo.
Kategori Indikator
Sangat Tidak Sangat Tidak Total
Puas
Puas Puas Puas
Tangibles
73,9 % 26,1 % 0% 0% 100 %
(Kenyataan)
Reliability
69,6 % 30,4 % 0% 0% 100 %
(Keandalan)
Responsiveness 65,2 % 34,8 % 0% 0% 100 %
(Tanggung
116
Jawab)
Assurance
65,2 % 34,8 % 0% 0% 100 %
(Jaminan)
Empathy
78,3 % 21,7 % 0% 0% 100 %
(Empati)
TOTAL 100 %
Hasil kajian situasi:
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pasien di ruang Ruby
Timur A merasakan kepuasan yang sangat tinggi atas pelayanan yang telah
diberikan.
Hasil analisa data
Kepuasan pasien merupakan cerminan kualitas pelayanan kesehatan yang
mereka terima (azwar, 1994). Mutu pelayanan kesehatan merujuk pada
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas
pada diri setiap pasien.
g. Angka Kejadian Infeksi
Tabel 2. 41
Laporan Kegiatan Surveilans Ruang Ruby Timur A Santosa Hospital Bandung Kopo
Analisa data:
117
A. Analisa Fishbone
Gambar 3. 1 Analisis Fishbon Ruang Ruby Timur A Santosa Hospital Bandung Kopo
127
128
Tujuan analisis fishbone ini yaitu untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Ruang Ruby Timur A Rumah Sakit
Tabel 3. 1 Matrix IFAS Kajian Situasi Ruang Ruby Timur A Santosa Hospital Bandung Kopo
b. Semua perawat di ruang Ruby Timur A telah memiliki 0,07 5 3,5 Berdasarkan hasil studi
surat tanda registrasi. dokumentasi dan wawancara
yang dilakukan pada tanggal
27 april 2019 menunjukan
128
129
c. Motivasi perawat terkait tanggung jawab perawat tinggi. 0,04 4 0,16 Berdasarkan hasil analisa data
yang dilakukan dengan
pengisian kuesioner
didapatkan bahwa hasil
motivasi perawat terkait
tanggung jawab tinggi
(65,1%).
d. Perawat Rumah Sakit Hospital Bandung Kopo 0,03 3 0,09 Berdasarkan hasil analisa data
mendapatkan gaji sesuai UMK yang dilakukan dengan
pengisian kuesioner
didapatkan bahwa kepuasan
kerja diruang ruby timur
tinggi 55,6%.
b. Karyawan Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung Kopo 0,09 5 0,45 Berdasarkan hasil wawancara
mendapatkan kenaikan gaji sebesar 10 % dengan HRD untuk kenaikan
gaji pertahun naik sebesar 10
%.
c. Perawat Rumah Sakit Hospital Bandung Kopo 0,02 3 0,06 Berdasarkan hasil wawancara
mendapatkan gaji sesuai UMK Gaji pokok perawat sesuai
UMK kota Bandung.
b. Pelaksanaan tugas kepala ruangan, kepala tim, dan 0,06 5 0,3 Hasil dari observasi dan
perawat pelaksana sudah melaksanakan tugas sesuai dokumentasi dari tanggal 27
130
131
c. Pelaksanaan timbang terima, dischard planning 0,08 5 0,4 Hasil dari observasi dan
dilakukan sudah sesuai dengan regulasi rumah sakit dokumentasi dari tanggal 27
April – 30 April, didaptakan
didapatkan hasil perawat
Ruang Ruby Timur A telah
melakukan timbang terima
100%.
d. Berjalannya alur sentralisasi obat 0,08 5 0,4 Hasil dari observasi dan
dokumentasi dari tanggal 27
April – 30 April, didaptakan
pelaksanaan sentralisasi obat
sudah ada dan telah
dilaksanakan.
b. TOI ruang Ruby Timur A dalam satu tahun terakhir 0,03 4 0,12 Berdasarkan hasil
berjumlah 1,37 (1 hari). dokumentasi hasil TOI dari
bulan April 2018 - Maret
2019 didapatkan bahwa hasil
TOI Ruang Ruby Timur A
Rumah Sakit Santosa Hospital
Bandung Kopo rata-rata TOI
1,37 hari (1 hari).
c. Lokasi rumah sakit mudah diakses. 0,06 5 0,3 Lokasi Rumah Sakit Santosa
Hospital Bandung Kopo
berada di antara pemukiman
penduduk sehingga mudah
untuk diakses.
133
134
Total 7,95
135
136
b. Masih banyak perawat yang belum patuh five moment. 0,09 -3 -0,27 Hasil observasi pada tanggal
27 - 30 April 2019, kepada
perawat pelaksana yang
sedang melakukan tindakan
selama 3 hari dengan total 22
tindakan di dapatkan data
dalam mencegah resiko
infeksi adalah 47,8%.
d. Tidak adanya alat medis sesuai dengan standar medis yang tidak tersedia
ketentuan Kemenkes RI (refleks hammer, korentang, menurut standar Kemenkes RI
tromo kasa kecil, trolley obat, pispot stanless). 2012.
b. Tidak adanya program yang menjadi unggulan pada 0,09 -3 -0,27 Berdasarkan hasil wawancara
ruangan kepada ketua tim pada tanggal
02 Mei 2019 didapatkan hasil
bahwa terdapat program
unggulan yaitu Perawatan
pada pasien penderita kanker.
c. Promosi kesehatan dilakukan hanya ketika ada 0,07 -3 -0,21 Berdasarkan hasil wawancara
program baru pada rumah sakit saja dan tidak pada tanggal 01 Mei 2019
tersedianya promosi kesehatan dengan media cetak kepada Ketua Tim Ruang
137
138
d. Penggunaan tempat tidur pasien dari pasien lama ke 0,07 -4 -0,28 Berdasarkan hasil wawancara
pasien baru kurang dari 1 hari. kepada kepala ruangan pada
tanggal 02 Mei 2019
didapatkan hasil bahwa
penggunaan tempat tidur dari
pasien lama ke pasien baru
138
139
Total 1 -3,07
Total 4,88
Tabel 3. 2 Matrix EFAS Kajian Situasi Ruang Ruby Timur A Santosa Hospital Bandung Kopo
Total 1 4,6
140
141
Total 1 -3,5
Total 1,1
Peluang
4,6
141
142
7,95
Kelemahan Kekuatan
-3,07
-3,5
Gambar 3. 2 Matriks SWOT Kajian Situasi Ruang Ruby Timur A Rumah Sakit Santosa Hospital Bandung Kopo
142
143
Man Man
Money
Method
Market
a. Adanya program pelatihan/seminar 1. Mengoptimalkan bentuk pelayanan 1. Memberikan alternatif metode lain
khusus (O1) keperawatan yang diberikan dalam dalam pengsosialisasian kebijakan
b. Setiap melakukan tindakan klinis
pemenuhan kebutuhan dasar pasien pelaksanaan five moment for hand
perawat maupun tenaga kesehatan lain (S2, S3, S4, S9, S10, S11, S12, S13,
hygiene di ruang rawat inap Ruang
mendapat reward sesuai dengan S14, S20, S21, O1, O2, 05)
Ruby Timur A (W4, W5, O3)
tindakannya (O2)
c. Adanya sistem regulasi SOP yang
146
C. Perencanaan
Waktu
No Masalah Program Kegiatan Tujuan Sasaran Rujukan PJ
08 09 10 11 12
1. Manfaat
five
moment
2. Tujuan
five
momen
3. Akibat
tidak
patuh
terhadap
five
moment
2 Ronde Menjadwalkan Melaksanakan Ronde Perawat di Buku
keperawatan role play ronde role play ronde keperawatan Ruang dan
belum keperawatan keperawatan terlaksana Ruby Jurnal
terlaksana dengan uraian dengan perawat dengan Timur A
tugas sebagai di ruangan optimal
berikut: dengan uraian sesuai SOP
tugas sebagai
1. Menentukan berikut:
pasien ronde
1. Menentukan
2. Mempersiap pasien untuk
kan ronde
148
keperawatan ronde
3. Melaksanak 2. Mempersiapk
an ronde an ronde
keperawatan keperawata
(strategi dan
materi) 3. Melaksanaka
n ronde
keperawatan
(strategi dan
materi)
3 Pre dan post Pre dan post Mendiskusikan Pre dan post Perawat di Regulasi
conference conference dan conference ruang Rumah
belum terlaksana mengaplikasikan dilaksanakan Ruby Sakit
dilakukan di dengan optimal melalui role play di ruangan Timur A
ruangan mengenai pre secara
dan post optimal
conference
dengan uraian
tugas:
1. Menentukan
penanggung
jawab pre
dan post
conference
2. Melaksanaka
n pre dan
post
149
conference
setiap shift
3. Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, 2014. Pedoman Teknin Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan. Jakarta: EGC
153
154
Ilyas, 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metode Dan Formula, Depok:
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
Maria Magdalena, Sri w, Dyah widodo, dkk. 2016. Pengaruh Metode Tim Terhadap
Kepuasan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang.
Malang.jurnal penelitian
Marlin goraph, Rina kundre, Revalino hamel dkk. 2018. Jurnal penelitian. Hubungan
Timbang Terima (Operan Shift) Dengan Kinerja Perawat Dalam Pemberian
Asuhan Keperawatan Di RSU Gmim Pancaran Kasih Manado. Manado
Menkes RI. Permenkes RI Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; 2017
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No. 1691/ Menkes /Per /VIII /2011,
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 54 Tahun 2015 Tentang Pengujian Dan Kalibrasi
Alat Kesehatan. Jakarta: Peraturan Menteri Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 24 Tahun 2016 Tentang Kelayakan Ruang Rawat
Inap Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. Jakarta:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Permenkes RI, No. 416 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan
Kewajiban Pasien. (Jakarta : Permenkes RI. 2018). Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.PERPU. (n.d.). Undang-Undang RI No.20
tahun 2014. Retrieved APRIL 30 , 2019, from
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38663
Safitri Rina. 2012. Pengaruh Teknik Komunikasi SBAR terhadap Motivasi dan
Kepuasan Perawat dalam Melakukan Operan di Ruang Rawat Inap RSUP
dr.M.Djamil Padang. Tesis Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.