Anda di halaman 1dari 25

Respon Adaptif

Psikososial, Kultural,
Spiritual pada Klien
HIV/AIDS
TIK 5
Kelompok : 4
Tutor : Ns. Jufrizal, M.Kep
RESPON ADAPTIF :

Menurut Sutejo (2017) Respon Adaptif adalah Respon adaptif adalah respons

respon yang masih dapat diterima oleh individu menyelesaikan suatu hal

norma-norma sosial dan kebudayan secara dengan cara yang dapat diterima

umum yang berlaku. Dengan kata lain individu oleh norma-norma masyarakat.

tersebut masih dalam batas normal ketika (Stuart 2013)

menyelesaikan masalah.
Berikut adalah sikap yang termasuk respon adaptif :

1. Menyendiri, respon yang dibutuhkan seseorang untuk


1. Menyendiri,apa
merenungkan respon
yangyang
telahdibutuhkan seseorang untuk
terjadi di lingkungan sosialnya.
merenungkan apa yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.
2. Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan
2. Otonomi, kemampuan
menyampaikan individu
ide, pikiran, untuk menentukan
dan perasaan dan sosial.
dalam hubungan
menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial.
Kebersamaan, kemampuan individu dalam hubungan interpersonal
3. Kebersamaan, kemampuan
3. yang saling membutuhkan satuindividu dalam hubungan interpersonal
sama lain.
yang saling membutuhkan satu sama lain.
Saling ketergantungan (Interdependen), suatu hubungan saling
4. Saling ketergantungan (Interdependen), suatu
4. ketergantungan antara individu dengan orang lainhubungan saling
ketergantungan antara individu dengan orang lain
Mekanisme Koping

Koping adalah upaya atau tindakan yang Mekanisme koping adalah semua upaya
berorientasi untuk mengelola lingkungan yang diarahkan untuk mengelola stres
baik tuntutan internal, konflik dan lain yang dapat bersifat konstruktif atau
sebagainya melebihi kemampuan seseorang destruktif

(Cohen & Lazarus, 1979 dalam Baqutayan (Stuart,2016).


2015).
3 Jenis Utama Mekanisme Koping

a. • Mekanisme Koping Yang Berfokus Pada Masalah


• Mekanisme Koping Yang Berfokus Pada Masalah
yaitu Mekanisme yang melibatkan tugas dan upaya yg disengaja untuk
yaitu Mekanisme
memecahkan yang
masalah melibatkan
dalam tugas dan
menyelesaikan upayadan
konflik yg disengaja
memuaskan untuk
kebutuhan
memecahkan
untuk mengatasimasalah dalam
ancaman. menyelesaikan
Contohnya, konflik
konfrontasi, dan memuaskan
negoisasi, kebutuhan
dan mencari saran
untuk mengatasi ancaman. Contohnya, konfrontasi, negoisasi, dan mencari saran

•Mekanisme Koping Yang Berfokus Secara Kognitif,


b. •Mekanisme Koping Yang Berfokus Secara Kognitif,
Yaitu Mekanisme yang mencoba untuk mengendalikan makna dari suatu masalah
Yaitu
lalu Mekanisme
menetralisir nyayang mencoba
.contohnya untuk mengendalikan
Perbandingan makna dari suatu
positif , ketidaktahuan masalah
selektif,
lalu menetralisir
substitusi nya .contohnya
penghargaan, Perbandingan
dan devaluasi positif , ketidaktahuan selektif,
objek yg diinginkan
substitusi penghargaan, dan devaluasi objek yg diinginkan

c. • Mekanisme Yang Berfokus Pada Emosi Atau Egoiorientasi


• Mekanisme Yang Berfokus Pada Emosi Atau Egoiorientasi
Yaitu untuk mengurangi distres emosionalnya. Contohnya Kompensasi,
Yaitu untukmengalihkan,
mengingkari, mengurangi distres emosionalnya.
disosiasi, isolasi. Contohnya Kompensasi,
mengingkari, mengalihkan, disosiasi, isolasi.
01
Respon Adaptif
Psikologi
Pengalaman suatu penyakit akan
membangkitkan berbagai perasaan dan reaksi
stres, frustasi, kecemasan, kemarahan,
penyangkalan, rasa malu, berduka dan
ketidakpastian menuju pada adaptasi terhadap
penyakit...

(Ning, A.W & Erni, S., 2016)


Tahapan Reaksi Psikologis Pasien HIV AIDS (Grame Stewart, 1997), adalah :

REAKSI PROSES PSIKOLOGIS HAL-HAL YANG BIASA DI JUMPAI

1. Shock (kaget, goncangan Merasa bersalah, marah, tidak Rasa takut, hilang akal, frustrasi,
batin berdaya rasa sedih, susah, acting out

2. Mengucilkan diri Merasa cacat dan tidak berguna, Khawatir menginfeksi orang lain,
menutup diri murung

3. Membuka status secara Ingin tahu reaksi orang lain, Penolakan, stres, konfrontasi
terbatas pengalihan stres, ingin dicintai

4. Mencari orang lain yang Berbagi rasa, pengenalan, Ketergantungan, campur tangan,
HIV positif kepercayaan, penguatan, dukungan tidak percaya pada pemegang
sosial rahasia dirinya
Tahapan Reaksi Psikologis Pasien HIV AIDS (Grame Stewart, 1997), adalah :

Reaksi Proses Psikologis Hal-hal yang biasa di jumpai

5. Status khusus Perubahan keterasingan menjadi Ketergantungan, dikotomi kita dan


manfaat khusus, perbedaan menjadi mereka (semua orang dilihat sebagai
hal yang istmewa, dibutuhkan oleh terinfeksi HIV dan direspon seperti
yang lainnya itu), over identification

6.Perilaku Mementingkan Komitmen dan kesatuan kelompok, Pemadaman, reaksi dan kompensasi
orang lain kepuasan memberi dan berbagi, yang berlebihan
perasaan sebagi kelompok

7. Penerimaan Integrasi status positif HIV dengan Apatis, sulit berubah.


identitas diri, keseimbangan antara
kepentingan orang lain dengan diri
sendiri, bisa menyebutkan kondisi
seseorang

(Ning, A.W & Erni, S., 2016)


Respon Adaptasi Psikologis

Kubler ross (1974) menguraikan 5 tahap reaksi emosi


seseorang terhadap penyakit, yaitu :

1 2 3 4 5

Bargaining
Denial Anger Depression Acceptance
(Tawar
(Pengingkaran) (Marah) (Depresi) (Penerimaan)
Menawar)

(Nursalam & Ninuk, 2007)


Strategi Untuk Meningkatkan Koping Respon Adaptif Psikologis

Koping Yang Positif


Koping Yang Negatif
1). Pemberdayaan Sumber Daya Psikologis (Potensi
1. Penyangkalan (Avoidance) Diri)
- Pikiran yang positif tentang dirinya (harga diri)
2. Menyalahkan diri sendiri (Self-blame)
- Mengontrol Diri
3. Pasrah (Wishfull Thinking)
2). Rasionalisasi (Teknik Kognitif)
Upaya memahami dan mengiterpretasikan
secara spesifik terhadap stres dalam mencari arti
dan makna stres.

3). Teknik Perilaku


Teknik perilaku dapat dipergunakan untuk
membantu individu dalam mengatasi situasi stres
dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Respon Adaptif
02 Spiritual
Respon Adaptif Spiritual Menurut Ronaldson (2000) Serta Kauman & Nipan (2003)

1. Harapan yang realistis 2. Pandai mengambil hikmah

Menguatkan harapan yang realistis Peran perawat dalam hal ini adalah

kepada pasien terhadap kesembuhan mengingatkan dan mengajarkan kepada

Harapan merupakan salah satu unsur pasien untuk selalu berpikiran positif

yang penting dalam dukungan terhadap semua cobaan yang dialaminya.

sosial.perawat harus meyakinkan Pasien harus difasilitasi untuk lebih

kepada pasien bahwa kesecil apapun mendekatkan diri kepada sang pencipta

kesembuhan,misalnya akan dengan jalan melakukan ibadah, sehingga

memberikan ketenangan dan keyakinan pasien diharapkan memperoleh suatu

pasien untuk berobat. ketenangan selama sakit


Respon Adaptif Spiritual Menurut Ronaldson (2000) Serta Kauman & Nipan (2003)

3. Tabah dan sabar


Individu yang mempunyai kepribadian yang kuat dan tabah dalam
menghadapi cobaan. Individu tersebut biasanya mempunyai
keteguhan hati dalam menentukan kehidupannya. Perawat dapat
menguatkan diri pasien dengan meberikan contoh nyata atau
mengutip kitab suci bahwa tuhan tidak akan memberikan cobaan
kepada umatnya melebihi kemampuannya.

Nursalam,dkk. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Isu Permasalahan Spiritual
pada Klien HIV/AIDS

1. Menyalahkan Tuhan
2. Menolak Beribadah
3. Beribadah Tidak Sesuai
Ketentuan
4. Gangguan dalam Beribadah
5. Distress Spiritual

(Armiyati,Rahayu,Aisah,2015)
Manajemen Masalah Spiritual pada Klien
HIV/AIDS

Upaya dukungan spiritual yang dapat dilakukan :


1. Peningkatan Partisipasi Dalam Beribadah
2. Fasilitasi Pelaksanaan Ibadah
3. Fasilitasi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
4. Keterlibatan Keluarga Dalam Penyediaan Perlengkapan
5. Evaluasi Kemampuan Beribadah
6. Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
7. Libatkan Sistem Pendukung Dalam Penyediaan Perlengkapan
8. Dukung Penggunaan Sumber Spiritual.
(Armiyati,Rahayu,Aisah,2015)
Respon
Adaptif Sosial 03
Aspek Psikososial Menurut Stewart (1997) Dibedakan Menjadi 3 Aspek, Yaitu :

1. Stigma sosial memperparah depresi dan


pandangan yang negatif tentang harga diri pasien

2. Diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV,


misalnya penolakan bekerja dan hidup serumah
juga akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan.

3. Terjadinya waktu yang lama terhadap respons


psikologis mulai penolakan marah-marah, tawar
menawar, dan depresi berakibat terhadap
keterlambatan upaya pencegahan dan pengobatan.
Pasien akhirnya mengkonsumsi obat-obat terlarang
untuk menghilangkan stres yang dialami.

(Nursalam dan dian,2007)


Isu Permasalahan Social

1. Menarik diri 2. Gangguan sosialisasi

3. Gangguan peran 4. Kekhawatiran terhadap


hubungan dengan pasangan

6. Kehilangan semangat akibat adanya


5. Perubahan gaya hidup pembatasan pembatasan serta adanya
perasaan terisolasi

(Armiyati,Rahayu,Aisah,2015)
Jenis/ Dimensi Dukungan Sosial

Dukungan Emosional : Mencakup Dukungan Instrumental : Mencakup


ungkapan empati, kepedulian, dan bantuan langsung misalnya memberi
perhatian terhadap orang yang bantuan/pertolongan.
bersangkupan.

Dukungan Penghargaan : Terjadi


lewat ungkapan hormat/ Dukungan Informatif : Mencakup
penghargaan positif untuk orang pemberian nasehat, petunjuk,
itu. dan sarana.  

(Adistia Syafitri, 2015)


Mekanisme Dukungan Sosial

Ada tiga mekanisme social support secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kesehatan
seseorang (Pearlin Dan Aneshensel, 1986:418) yaitu :

1. Mediator prilaku, mengajak individu untuk mengubah perilaku yang jelek dan meniru
perilaku yang baik ( misalnya, berhenti merokok)
2. Psikologis, meningkatkan harga diri dan menjembatani suatu interaksi yang bermakna
3.Fisiologis, membantu relaksasi terhadap suatu yang mengancam dalam upaya
meningkatkan sistem imun seseorang
Peran Perawat dalam Askep Pasien HIV/AIDS

1. Memfasilitasi strategi koping:

Memfasilitasi sumber penggunaan


01 potensi diri agar tjd respons penerimaan
sesuai tahapan dari Kubler-Ross
Teknik Kognitif, penyelesaian
masalah; harapan yang realistis;
dan pandai mengambil hikmah
02

Teknik Perilaku, mengajarkan perilaku


(Buku Asuhan Keperawatan pada Pasien 03 yang mendukung kesembuhan
Terinfeksi HIV, 2007)
Lanjutan…

2. Dukungan Sosial:

Dukungan emosional, pasien merasa


01 nyaman; dihargai; dicintai; dan
diperhatikan
Dukungan informasi,
meningkatnya pengetahuan dan
penerimaan pasien terhadap
02
sakitnya
Dukungan material, bantuan /

(Buku Asuhan Keperawatan pada Pasien 03 kemudahan akses dalam pelayanan

Terinfeksi HIV, 2007) kesehatan pasien


Referensi
1) Stuart, G.W., (2016). Prinsip dan praktik : Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi
Indonesia. Singapore : Elsevier Singapore Pte Ltd.
2) Sutejo. 2017. Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Persst.
3) Baqutayan, S. M. (2015). Stress and Coping Mechanisms: A Historical Overview.
Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol 6 No 2 S1.
4) Wulandari, N.A. & Setiyorini, E. (2016). Asuhan Keperawatan pada ODHA. Blitar : Media
Nusantara Creative.
5) Nursalam & Ninuk. (2007). Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV. Jakarta :
Salemba Medika
6) Armiyati, Y., Rahayu,D.A & Aisah, S. (2015). Mnajemen masalah psikososiospiritual
pasien HIV/IDS di kota Semarang. In Prosiding seminar nasional dan international. 548-
556.
7) Syafitro, A. (2015). Pengaruh Tingkat Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Tingkat
Kecemasan Menjelang Pensiun Pada Karyawan Perusahaan X Di Kecamatan Kebomas
Kabupaten Gresik.Jurnal Psikosains, 10(1), 25-42
8) Buku Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV, 2007

Anda mungkin juga menyukai