Anda di halaman 1dari 59

UNDANG – UNDANG KEPERAWATAN

KAITANNYA DENGAN PENYELENGGARAAN


JAMINAN KESEHATAN NASIONAL BAGI
PERAWAT HOME CARE/PRAKTEK MANDIRI

Ni Made Ayu Sri Ratna Sudewi


Kepala BPJS Kesehatan Divisi Regional XI

www.bpjs-kesehatan.go.id
Robert Mehr (Principles of Insurance)

Asuransi merupakan suatu alat untuk


mengurangi risiko keuangan, dengan cara
pengumpulan unit-unit exposure dalam
jumlah yang memadai, untuk membuat agar
kerugian individu dapat diperkirakan
KUH Dagang
Asuransi atau pertanggungan adalah
suatu perjanjian dengan mana
seorang penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan
menerima premi, untuk memberikan
penggantian kerugian keuangan
kepadanya atas suatu kerusakan,
kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa
yang tidak tentu
Undang-Undang Nomor 2 tahun
1992

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian


antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kerugian keuangan
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti; atau
Untuk melakukan pembayaran sejumlah uang yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan
7 PRINSIP ASURANSI
Insurable
Interest

Utmost
Profit Sharing Goodfaith

Prinsip
Asuransi Indemnity
Contribution

Subrogation Proximate
Cause
7 PRINSIP ASURANSI
Insurable
Interest

Utmost
Profit Sharing Goodfaith

Prinsip
Asuransi Indemnity
Contribution

Subrogation Proximate
Cause Takaful
The Principle of Insurable Interest
 Hubungan secara hukum atas objek yang
diasuransikan :
- Pemilik
- Wakil Pemilik
- Pemberi Pinjaman
- Berdasarkan Perjanjian
- Pelanggaran Perdata
The Principle of Utmost Good Faith
 Mentaati prinsip itikad yang terbaik
- Pihak asuransi memberikan keterangan yang
lengkap mengenai pertanggungannya.
- Pihak Nasabah memberikan keterangan yang
benar mengenai kondisi objek pertanggungan.
- Saling percaya
The Principle of Indemnity
 Prinsip Ganti Rugi
Ganti Rugi dilakukan dengan cara :
- Pembayaran Tunai
- Penggantian
- Perbaikan
- Pembangunan kembali
The Principle of Proximate Cause
 Prinsip penyebab terdekat
- Penyebab yang aktif
- Penyebab yang efisien
- Tanpa intervensi penyebab lain
The Principle of Subrogation
 Prinsip Pengalihan Hak
- Pasal 284 KUHD
- Tidak boleh lebih besar dari kerugian
- Scrapt menjadi milik asuransi
The Principle of Contribution
 Prinsip pembagian ganti rugi
- Ditutup oleh lebih dari 1 asuransi
- Penggantian secara proporsional
The Principle of Profit Sharing
 Prinsip Bagi Hasil
 Pengembalian sebagian premi jika :
- Tidak pernah klaim
- Berakhirnya masa pertanggungan
- Sesuai rate bulan jatuh tempo
Sistem Jaminan Sosial Nasional
9 Perlindungan dasar :
kecelakaan kerja, sakit, hamil,
Pemerintah wajib tingkatkan bersalin , hari tua, meinggal ,
kesejahteraan masy. & pensiun, tunjangan keluarga
kembangkan sistem jaminan sosial Setiap warga negara berhak & pengangguran
mendapatkan jaminan sosial

UUD 45 Konvensi ILO


UUD 45 Pasal 34 ayat 2 102/1952
Pasal 28 H ayat 3

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR YANG


LAYAK

UU 40/2004 UU 24/2011
SJSN BPJS

16
18
GAMBARAN JAMINAN KESEHATAN SJSN

Kepeserta
Cakupan nasional
an
Setiap orang yang membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh Pemerintah

Anggota keluarga peserta


(maksimal 5 orang)

Anggota keluarga lain yang menjadi


tanggungannya dengan penambahan iuran
Berasal dari peserta, pemberi kerja atau
pemerintah

Besarnya iuran untuk peserta penerima upah ditentukan


berdasarkan presentase dari upah sampai batas tertentu
yang secara bertahap ditanggung oleh pekerja dan
pemberi kerja

Besarnya iuran untuk peserta yang tidak menerima upah


ditentukan berdasarkan nominal yang ditinjau secara
berkala

Besarnya iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI) ditentukan


berdasarkan nominal yang ditetapkan secara berkala

Ditetapkan dengan Peraturan Presiden


Kebutuhan kesehatan dasar
Manfaat
Promotif, Preventif, Kuratif, dan
Rehabilitatif
Termasuk obat dan Bahan Habis
Pakai
Rawat Inap di RS berdasarkan kelas
standar
Jenis pelayanan yang tidak dijamin BPJS akan
diatur dalam Peraturan Presiden
24
Perjalanan Panjang Askes

Menkes 1966-1978 Prof Dr GA Siwabessy


Cita-cita asuransi kesehatan bagi rakyat semesta BPJS
KESEHATAN

Tahun 1992
PP 69/1991 dan PP 6/1992 Tahun 2014
BPDPK Peserta : PNS dan Penerima Pensiun UU 24 tahun 2011
Veteran, Pensiunan TNI/POLRI Peserta : Peserta Askes,
dan Badan Usaha Lainnya Jamkesmas, TNI/POLRI,
Jamsostek dan
Sistem : Managed Care PT ASKES seluruh masyarakat
Sistem : Managed Care

Tahun 1968
Keppres 230/1968 PHB
Peserta : PNS dan Penerima Pensiun
Sistem : Reimbursement Tahun 1984
PP 23/1984
Peserta : PNS dan Penerima Pensiun
Veteran, Pensiunan TNI/POLRI
Managed Care
26
2• UU NO 24/2011.
BENEFIT Jaminan Kesehatan Nasional tidak boleh
lebih rendah dari yang diterima saat ini (minimal
sama)
– SAAT INI BENEFIT ASKES SOSIAL BAGI PESERTA ASKES ADL YANG
PALING LENGKAP.

DIUSULKAN AGAR
BENEFIT ASKES DIJADIKAN ACUAN
UNTUK BENEFIT JKN
ATAU DITINGKATKAN !!
27
• ASPEK MEDIS
SAMA UNTUK SELURUH PESERTA (EKUITAS)

• ASPEK NON MEDIS


ADA PERBEDAAN HANYA PADA KELAS PERAWATAN
: PNS GOL I DAN II JIKA OPNAME DIRAWAT DI RUANG
RAWAT KELAS II, DAN GOLONGAN III, IV JIKA OPNAME
DIRAWAT DI RUANG RAWAT KELAS I. (KEADILAN)

ASKES_5 Maret 2012 28


KONSEP : MANAGED CARE SYSTEM

suatu sistem dimana pelayanan


kesehatan dan pembiayaan kesehatan
diselenggarakan dan tersinkronisasi dalam
kerangka kendali mutu dan biaya,
sehingga menghasilkan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan dengan
biaya yang “efisien”
(DAN TERJANGKAU).

29
29
TINGKAT PENGHASILAN

MAMPU
SEKALI
20-25%

MAMPU MISKIN DAN KURANG


MAMPU 40%
35-40% =/- 95 JUTA

JUMLAH PENDUDUK
30
BPJS DAN HOME CARE
AGENDA

• PENGANTAR
1

• UU KEPERAWATAN KAITANNYA DENGAN


PENYELENGGARAAN JKN BAGI PRAKTIK
2 MANDIRI PERAWAT/HOME CARE

• HARAPAN BPJS KESEHATAN


3
Regulasi berkaitan dengan Pelayanan Kesehatan JKN
1. UU No. 40 Tahun 2004 : Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
2. UU No. 24 Tahun 2011: Tentang BPJS Kesehatan
3. Perpres No. 12 Tahun 2013 : Tentang Jaminan Kesehatan
4. Perpres No. 111 Tahun 2013 : Perubahan atas Perpres No. 12 Tentang Jaminan
Kesehatan
5. Permenkes No. 71 Tahun 2013 : Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional
6. Permenkes No. 59 Tahun 2014 : Proses Verifikasi dan Pengajuan Klaim
7. Kepmenkes No. 455 Tahun 2013 : Asosiasi Fasilitas Kesehatan
8. SE Menkes No. 31 Tahun 2014 : Standar Tarif Pelayanan di FKTP dan FKTL
9. SE Menkes No. 32 Tahun 2014 : Pelaksanaan Pelayanan di FKTP dan FKTL
10. Permenkes No.5 Tahun 2014 : Panduan Praktis Klinis Dokter di Fasyankes Primer
11. Permenkes No. 9 Tahun 2014 : Implementasi Pengaturan Penyelenggaraan Klinik
12. Permenkes No. 27 Tahun 2014 : Juknis Sistem INA CBG’s
13. Permenkes No. 28 Tahun 2014 :Pedoman Pelaksanaan JKN
14. Permenkes No. 59 Tahun 2014 : Standar Tarif JKN
KEPESERTAAN

34
www.bpjs-kesehatan.go.id
Roadmap Kepesertaan
PerPres RI Nomor : 111 Tahun 2013 pasal 6 :
Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat
WAJIB dan mencakup SELURUH penduduk
Indonesia
2019 1 Januari
Universal
2016 Coverage

Paling lambat 1 Januari 2016


Usaha mikro
2015 Paling lambat 1 Januari 2015
1. BUMN
2. Usaha besar
3. Usaha menengah
2014 4. Usaha kecil
Mulai 1 Januari 2014
1. PBI Keterangan:
2. TNI/POLRI
Pengalihan Program
3. Eks Askes
4. Eks Jamsostek Sektor Formal (PPU)
5. Lain-lain
Data Kepesertaan Provinsi Bali

Bukan PBI
Pekerja Penerima Upah (PPU) Pekerja Bukan Penerima Upah
Penerima b. d. Pekerja Warga
Jumlah e. Pegawai
No. Kantor Cabang Bantuan TNI/POLRI/ c. Pegawai Penerim Asing a. Pekerja b. PBPU
Penduduk Swasta/ Sub Total
Iuran (PBI) a. PNS PNS Pejabat Pemerin a Upah bekerja Sub Total PPU Mandiri selain
BUMN/Lain PBPU
Kemhan/Po Negara tah Non selain a) - ≥ 6 (PM) PM
nya
lri PNS e) Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12=5+..+11 13 14 15=13+14
1 DENPASAR 1.752.834 241.863 121.766 38.560 42 280 178.406 339.054 51.968 51.968
2 KLUNGKUNG 1.440.058 367.437 104.177 13.524 33 1.307 25.922 144.963 13.076 13.076
3 SINGARAJA 885.763 295.563 49.558 12.759 13 100 15.354 77.784 5.280 5.280
TOTAL PROV. BALI 4.078.655 904.863 275.501 64.843 88 1.687 219.682 - - 561.801 70.324 - 70.324
Bukan PBI
Bukan Pekerja (BP)
Jamkesda
e. f. g. BP
c. Penerima dan PJKMU
No. Kantor Cabang b. Perintis Penerim Mampu Total %
a. Pensiun Sub Total Askes
Pemberi d. Veteran Kemerde a Bayar
Investor (PP) Eks BP (transisi)
Kerja kaan Pensiun selain a) -
Askes Sosial
(PK) Swasta f)
1 2 16 17 18 19 20 21 22 23=16+..+22 24 25=4+12+15+23 26 = 25/3
1 DENPASAR - - 37.986 16.309 6 - 54.301 - 687.186 39,20%
2 KLUNGKUNG - - 18.864 2.082 - - 20.946 - 546.422 37,94%
3 SINGARAJA - - 18.601 3.254 7 17 21.879 - 400.506 45,22%
TOTAL PROV. BALI - - 75.451 21.645 13 17 - 97.126 - 1.634.114 40,07%
Data Kepesertaan Provinsi NTB

Bukan PBI
Pekerja Penerima Upah (PPU) Pekerja Bukan Penerima Upah
Penerima b. d. Pekerja Warga
Jumlah e. Pegawai
No. Kantor Cabang Bantuan TNI/POLRI/ c. Pegawai Penerim Asing a. Pekerja b. PBPU
Penduduk Swasta/ Sub Total
Iuran (PBI) a. PNS PNS Pejabat Pemerin a Upah bekerja Sub Total PPU Mandiri selain
BUMN/Lain PBPU
Kemhan/Po Negara tah Non selain a) - ≥ 6 (PM) PM
nya
lri PNS e) Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12=5+..+11 13 14 15=13+14
4 MATARAM 3.293.481 1.680.917 155.921 25.329 39 281 40.736 222.306 39.216 39.216
5 BIMA 1.358.908 578.639 92.987 10.820 33 371 5.868 110.079 15.195 15.195
TOTAL PROV. NTB 4.652.389 2.259.556 248.908 36.149 72 652 46.604 - - 332.385 54.411 - 54.411

Bukan PBI
Bukan Pekerja (BP)
Jamkesda
e. f. g. BP
c. Penerima dan PJKMU
No. Kantor Cabang b. Perintis Penerim Mampu Total %
a. Pensiun Sub Total Askes
Pemberi d. Veteran Kemerde a Bayar
Investor (PP) Eks BP (transisi)
Kerja kaan Pensiun selain a) -
Askes Sosial
(PK) Swasta f)
1 2 16 17 18 19 20 21 22 23=16+..+22 24 25=4+12+15+23 26 = 25/3
4 MATARAM - 5 36.296 554 32 - 36.887 74.932 2.054.258 62,37%
5 BIMA - 2 19.617 1.136 2 - 20.757 24.558 749.228 55,13%
TOTAL PROV. NTB - 7 55.913 1.690 34 - - 57.644 99.490 2.803.486 60,26%
Data Kepesertaan Provinsi NTT

Bukan PBI
Pekerja Penerima Upah (PPU) Pekerja Bukan Penerima Upah
Penerima b. d. Pekerja Warga
Jumlah e. Pegawai
No. Kantor Cabang Bantuan TNI/POLRI/ c. Pegawai Penerim Asing a. Pekerja b. PBPU
Penduduk Swasta/ Sub Total
Iuran (PBI) a. PNS PNS Pejabat Pemerin a Upah bekerja Sub Total PPU Mandiri selain
BUMN/Lain PBPU
Kemhan/Po Negara tah Non selain a) - ≥6 (PM) PM
nya
lri PNS e) Bulan
6 KUPANG 2.046.936 1.107.554 156.840 31.677 43 591 19.120 208.271 34.301 34.301
7 MAUMERE 701.619 320.793 48.050 4.088 4 250 1.995 54.387 12.277 12.277
8 ENDE 1.359.180 728.383 71.685 6.143 20 443 1.565 79.856 4.394 4.394
9 WAINGAPU 734.295 513.827 35.040 3.199 3 89 1.012 39.343 1.539 1.539
TOTAL PROV. NTT 4.842.030 2.670.557 311.615 45.107 70 1.373 23.692 - - 381.857 52.511 - 52.511
TOTAL 13.573.074 5.834.976 836.024 146.099 230 3.712 289.978 - - 1.276.043 177.246 - 177.246
Bukan PBI
Bukan Pekerja (BP)
Jamkesda
e. f. g. BP
c. Penerima dan PJKMU
No. Kantor Cabang b. Perintis Penerim Mampu Total %
a. Pensiun Sub Total Askes
Pemberi d. Veteran Kemerde a Bayar
Investor (PP) Eks BP (transisi)
Kerja kaan Pensiun selain a) -
Askes Sosial
(PK) Swasta f)
1 2 16 17 18 19 20 21 22 23=16+..+22 24 25=4+12+15+23 26 = 25/3
6 KUPANG - 18 43.196 2.528 12 - 45.754 16.025 1.411.905 68,98%
7 MAUMERE - - 10.542 22 - - 10.564 26.246 424.267 60,47%
8 ENDE - - 16.093 11 - - 16.104 - 828.737 60,97%
9 WAINGAPU - 6 8.803 1 - - 8.810 49.608 613.127 83,50%
TOTAL PROV. NTT - 24 78.634 2.562 12 - - 81.232 91.879 3.278.036 67,70%
TOTAL - 31 209.998 25.897 59 17 - 236.002 191.369 7.715.636 56,85%
REKAPITULASI JARINGAN
FASKES
Rekapitulasi Data Faskes Divre XI

NO Nama PPK Denpasar Klungkung Singaraja Total Prov Bali Mataram Bima Total Prov NTB Kupang Ende Maumere Waingapu Total Prov NTT Sub Total
1 Puskesmas 44 46 30 120 90 68 158 168 102 52 27 349 627
2 Dokter Umum 103 68 34 205 41 32 73 33 22 17 10 82 360
3 Dokter Gigi 28 13 8 49 1 3 4 10 4 3 2 19 72
4 Klinik 26 13 - 39 - 1 1 5 1 2 - 8 48
5 Faskes TK I TNI 7 5 3 15 7 3 10 10 3 3 2 18 43
6 Faskes TK I Polri 5 4 3 12 7 5 12 11 4 4 2 21 45
7 RS D Pratama/ Rumah
Bersalin/ Balai Pengobatan/ - - - - - - - 4 - - - 4 4
setara
Total Faskes TK I 213 149 78 440 146 112 258 241 136 81 43 501 1.199
1 RS Pemerintah 4 4 2 10 6 5 11 10 3 3 2 18 39
2 RS Khusus 1 1 - 2 1 - 1 2 - - - 2 5
3 RS Swasta 7 5 5 17 5 1 6 5 3 3 5 16 39
4 RS TNI 1 - 1 2 1 - 1 2 - - - 2 5
5 RS Polri 1 - - 1 1 - 1 1 - - - 1 3
Klinik Utama / Balai
6 - - - - 1 - 1 - - - - - 1
Kesehatan
Total Faskes TK Lanjutan 14 10 8 32 15 6 21 20 6 6 7 39 92

Sumber Data : Laporan kantor


Cabang Bulan November 2014
SISTEM PEMBAYARAN

a. FKTP : KAPITASI
b. FKTL : INA CBG’S
KAPITASI
APA DASARNYA?
PERPRES 12/2013 PASAL 39 (1)
BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar
di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
BERAPA BESARANNYA?
PERMENKES 59/2014 Pasal 4 Tarif Kapitasi
Puskesmas : Rp 3.000 – Rp 6.000
RS. Pratama, Klinik Pratama, Praktik Dokter dan Faskes yang setara : Rp 8.000 – Rp 10.000
Praktik Dokter Gigi : Rp 2.000

BAGAIMANA PENENTUAN BESARAN KAPITASI DI PUSKESMAS?


 BERDASARKAN KESEPAKATAN DENGAN ASOSIASI FASKES (ADINKES DAN PKFI) SESUAI
KEPMENKES 455 TAHUN 2013
 BERDASARKAN HASIL KREDENSIALING KETERSEDIAAN DOKTER UMUM DAN DOKTER
GIGI DI PUSKESMAS
• DAMPAK UU KEPERAWATAN TERHADAP
SISTEM JAMIAN SOSIAL KESEHATAN
2 BAGI PRAKTIK MANDIRI PERAWAT
UU NO. 38 TAHUN 2014 TENTANG
KEPERAWATAN
Secara garis besar UU Keperawatan mengatur
tentang:
- Lingkup praktek keperawatan
- Konsil keperawatan
- Standar pendidikan profesi
- Pendidikan berkelanjutan
- Registrasi tenaga perawat
- Penyelenggara praktek keperawatan
BAB IV
REGISTRASI, IZIN PRAKTEK DAN REGISTRASI ULANG
(PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN)
• Bagian kesatu, Umum, Pasal 17:
– Untuk melindungi masyarakat penerima jasa
pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
Perawat, Menteri dan Konsil Keperawatan
bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan
mutu perawat sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
BAB IV
REGISTRASI, IZIN PRAKTEK DAN REGISTRASI ULANG
(PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN)

• Bagian kedua, Registrasi, Pasal 18:


1) Perawat yang menjalankan praktek keperawatan wajib memiliki STR.
2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat 1) diberikan oleh Konsil
Keperawatan setelah memenuhi persyaratan.

• Bagian ketiga, Izin Praktek, Pasal 19:


1) Perawat yang menjalankan praktek keperawatan wajib memiliki izin.
2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1) diberikan dalam bentuk SIPP.
3) SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat 2) diberikan oleh Pemda
kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang
di kab/kota tempat perawat menjalankan prakteknya.
BAB V
PRAKTIK KEPERAWATAN
• Bagian kesatu, Umum, Pasal 28:
1) Praktik Keperawatan dilaksanakan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dan tempat lainnya sesuai
dengan Klien sasarannya.
2) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1) terdiri atas:
a. Praktik Keperawatan mandiri; dan
b. Praktik Keperawatan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
BAB V
PRAKTIK KEPERAWATAN
• Bagian kesatu, Umum, Pasal 28:
3) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1) harus didasarkan pada kode etik,
standar pelayanan, standar profesi dan standar
prosedur operasional.
4) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat 2) didasarkan pada prinsip kebutuhan
pelayanan kesehatan dan/atau Keperawatan
masyarakat dalam suatu wilayah.
BAB V
PRAKTIK KEPERAWATAN

• Bagian kedua, Tugas dan Wewenang, Pasal 29:


1) Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat
bertugas sebagai:
a. Pemberi asuhan Keperawatan
b. Penyuluh dan konselor bagi Klien
c. Pengelola pelayanan Keperawatan
d. Peneliti Keperrawatan
e. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang;
dan/atau
f. Pelaksana tugas dalam keterbatasan tertentu.

2) Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1) dapat dilaksanakan


secara bersama ataupun sendiri-sendiri
BAB V
PRAKTIK KEPERAWATAN
• Bagian kedua, Tugas dan Wewenang, Pasal 30:
1) Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang
upaya kesehatan perorangan, Perawat berwenang:
a. Melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik
b. Menetapkan diagnosis Keperawatan
c. Merencanakan tindakan Keperawatan
d. Melaksanakan tindakan Keperawatan
e. Mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan
f. Melakukan rujukan
g. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensi
h. Memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;
i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat pada klien sesuai dengan
resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN
• Bagian kesatu, hak dan Kewajiban Perawat, Pasal 36:
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak:
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur
operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
b. Memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien dan/atau
keluarganya.
c. Menerima imbalan jasa atas pelayanan Keperawatan yang telah
diberikan;
d. Menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode
etik, standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional,
atau ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN
• Bagian kesatu, hak dan Kewajiban Perawat, Pasal 37 :
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berkewajiban:
a. Melengkapi saran dan prasarana Pelayanan Kepeserawatn sesuai dengan
standar pelayanan keperawatan dan ketentuan peraturan perundang-
uandangan;
b. Memberikan pelayanan keperawatan...
c. Merujuk Klien...
d. Mendokumentasikan asuhan keperawatan...
e. Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah
dimengerti mengenai tindakan...
f. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan
lain yang sesuai dengan kompetensi perawat
g. Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah
Perpres 12 / 2013
• Bab 1, pasal 1, (14)
– Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan
perorangan, baik promotif, preventif, kuartif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau
Masyarakat.
Permenkes No. 71 Tahun 2013 :
Pelayanan Kesehatan pada JKN

• Bab II, Pasal 2


1) Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua fasilitas
kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan berupa
fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan
rujukan tingkat lanjutan.
2) Fasilitas kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada
ayat 1) dapat berupa:
a. Puksesmas atau yang setara
b. Praktik dokter
c. Praktik dokter gigi
d. Klinik pratama atau yang setara;
e. RS Kelas D pratama atau yang setara.
Permenkes No. 71 Tahun 2013 :
Pelayanan Kesehatan pada JKN

• Bab II, Pasal 2


3) Fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1) dapat berupa:
a. Klinik utama atau yang setara
b. RSU; dan
c. RS Khusus
JKN
• Perawat, menjadi komponen/tenaga yang ada
dalam Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
atau Lanjutan.
• Tenaga perawat menjalankan praktik
pelayanan asuhan keperawatan dengan
berkolaborasi atau berafiliasi dengan tenaga
kesehatan medis (dokter) dalam FKTP ataupun
FKTL.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai