Disusun Oleh :
MUHAMMAD GULAM
NPM. 11040 AS 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
BAB II
Pembahasan
1. Definisi
Ruang ICU adalah unit pelayanan rawat inap dirumah sakit yang
memberikan perawatan khusus pada penderita yang memerlukan
perawatan yang lebih intensif yang mengalami gangguan kesadaran,
gangguan pernafasan, dan mengalami serangan penyakit akut. ICU
menyediakan kemampuan, saran dan prasarana serta peralatan
khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan
keterampilan staf medis, perawat dan staf lain yang berpengalaman
dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.(13)
Sebagian besar penderita yang dirawat diruang ICU adalah
pasien yang menderita berbagai penyakit komplikasi, akut, atau kronis
sehingga pasien rentan terhadap terjadinya interaksi antar obat yang
digunakan.
Di sini ICU lebih tepat disebut sebagai unit ketergantungan tnggi (high
dependency). Dapat melakukan observasi ketat dengan EKG monitor
dan resusitasi dengan cepat tetapi ventilator hanya di berikan kurang
dari 24 jam.
Di sini dapat melakukan ventilasi jangka lama, ada dokter residen yang
selalu siap di tempat dan mempunyai fasilitas hubungan dengan
fasilitas fisioterapi, patologi dan radiologi. Bentuk fasilitas lengkap
untuk menunjang kehidupan misalnya dialysis, monitor invasive dan
pemeriksaan canggih (CT scan) jika menunjang peran rumah sakit
sebagai trauma center.
ETIK di ICU
Kontroversi sering terjadi di ICU dalam hal legalitas, moral dan etik
seperti pada kasus Euthanasia atau pengobatan antusias. Etik di ICU
juga di pertimbangkan hal-hal berikut :
Prosedur masuk ICU : pasien yang masuk ICU dikirim oleh dokter
disiplin lain diluar ICU setelah konsultasi dengan dokter ICU.
Transportasi pasien ke ICU masih dalam tanggung jawab dokter
pengirim. Transportasi dapat di bantu perawat ICU bila pasien dalam
keadaan khusus. Pasien dan atau keluarga di beri penjelasan tentang
indikasi masuk ICU, tata tertib ICU, biaya dan segala konsekuensinya
dengan menandatangani informed consent ( surat persetujuan ).
Kontra indikasi Masuk ICU : yang mutlak tidak boleh masuk ICU
adalah pasien dengan penyakit yang menular dimana penularan
penyakit melalui udara. (contohnya : pasien dengan gangrene, TB aktif
dll).
6. Pengelolaan cairan.
8. Nutrisi.
ICU PRIMER.
ICU SEKUNDER.
4. Area pasien :
3. Prioritas 3 :Pasien yang dalam kondisi kritis dan tidak stabil yang
mempunyai harapan kecil untuk disembuhkan atau manfaat dari
tindakan yang didapat sangat kecil. Pasien ini hanya memerlukan
terapi intensif pada penyakit akutnya tetapi tidak dilakukan intubasi
atau Resusitasi Kardiopulmoner.
6. Pasien yang masuk ke ICU boleh dari IGD, Poliklinik, Ruang rawat
inap, Kamar Operasi, Rujukan / pindahan dari RS lain dan dari dokter
praktek, asalkan sesuai dengan kriteria pasien masuk ICU berdasar
prioritas 1,2,3 di atas.
7. Yang menentukan pasien bisa masuk ICU adalah dokter kepala ICU.
8. Apabila ICU dalam keadaan kosong, maka semua dokter
diperkenankan untuk merawat pasien di ruang ICU sesuai dengan
kriteria pasien masuk ICU berdasarkan Prioritas 1, 2, 3 diatas.
Pada pasien yang telah membaik dan cukup stabil sehingga tidak
memerlukan terapi atau pemantauan intensif lebih lanjut.
10. Apabila ICU tidak terisi penuh, maka yang menentukan pasien
keluar ICU adalah dokter primer yang merawat pasien tersebut.
11. Pasien bisa keluar ICU selain berdasar kriteria 1,2,3 diatas adalah
apabila pasien / keluarga menolak untuk dirawat lebih lanjut di ICU
(keluar paksa).
12. Apabila ICU terisi penuh, maka pengaturan pasien masuk dan
keluar ICU dilakukan oleh dokter Kepala ICU
16. Berkas Status ICU dimasukkan dalam berkas status rawat inap
kemudian disimpan di rekam medis paling lambat 2 x 24 jam setelah
pasien tersebut pulang atau rujuk ke RS yang lebih tinggi tingkat
kemampuannya, atau pasien tersebut pulang paksa, atau pindah RS
lain.
17. Bila pasien keluar ICU tetapi masih dirawat di ruang perawatan lain
dalam RS , maka berkas status ICU disertakan dalam status rawat inap
pasien tersebut.
21. Tersedianya Alkes, cairan infus dan alat alat yang menunjang
untuk kebutuhan emergency yang diletakkan di troley Emergency,
seperti : Nasopharing, Oropharing, Laringoscop, Endotrakeal Tube, alat
ventilasi manual, masker oksigen, infus RL, Nacl 0,9 %, Hes 6 %, dan
juga spuit dari ukuran 1 cc hingga 50 cc beserta water injeksi .
Petugas ICU harus memakai skort , alas kaki dan masker khusus
ruang ICU.
Petugas harus mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan.
1. Lingkungan ICU
1. Pintu ruang ICU (luar dan dalam) harus selalu dalam keadaan tertutup
3. Pengaturan batas tegas antara daerah semi steril dan non steril
sesuai prosedur.
1. Petugas ICU harus memakai skort dan alas kaki khusus ruang ICU.
2. Penggantian alat tenun pasien dilakukan setiap shift jaga atau bila
kotor.
ECG 12 lead
Alat ventilasi manual dewasa, anak dan bayi dan alat penunjang jalan
nafas.
Ventilator
Oksigen sentral
Defibrilator Biphasic
Troley emergency yang berisi alat dan obat obat untuk emergency
Hemodialisa
3. ICU RS menerima rujukan dari Rumah sakit atau klinik yang tingkat
pelayanannya lebih rendah.
BAB III
PENUTUP
7. Kesimpulan
1. ICU adalah suatu tempat atau unit tersendiri di dalam rumah sakit, memiliki
1. Ventilasi mekanik
3. Defibrilator
6. Syringe Pump
7. Infusion Pump
1. Saran
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31771/5/Chapter%20I.pdf
http://yulianto14.wordpress.com/2011/11/12/definisi-ruang-icu/
http://akreditasi.web.id/2012/?p=1687
http://belajaricu.wordpress.com/
http://nizazulfiani.blogspot.co.id/2015/03/makalah-icu.html
http://rsa.ugm.ac.id/2015/01/peran-perawat-dalam-meningkatkan-mutu-
pelayanan-keperawatan-intensif/