PADA LANSIA
BY : WIWIN NUR SIAM
KELUMPUHAN ?
PARALYSYS ??
APOPLEKSI ?
PENGERTIAN
Kelumpuhan adalah hilangnya kekuatan yang
dalam hal ini mempengaruhi anggota tubuh
yaitu kaki dan lengan ataupun kelompok otot.
(Sunardi, 2005)
PENYEBAB
Kelumpuhan disebabkan oleh adanya luka di
otak.
Kelumpuhan terjadi apabila aliran darah ke
satu bagian di otak tiba-tiba tertutup.
Hasilnya, semua jaringan yang berhubungan
dengan bagian tersebut mengalami luka/
kelumpuhan.
Thrombosis
Fisiologi
Jaras motorik dari otot ke
medula spinalis dan juga
dari serebrum ke batang
otak dibentuk oleh UMN.
UMN mulai di dalam
korteks pada sisi yang
berlawanan di otak,
menurun melalui kapsul
internal, menyilang ke sisi
berlawanan di dalam
batang otak, menurun
melalui traktus
kortikospinal dan ujungnya
berakhir pada sinaps LMN.
LMN menerima impuls di
bagian ujung saraf
posterior dan berjalan
menuju sambungan
mioneural. Berbeda
dengan UMN, LMN
berakhir di dalam otot.
Tipe paralisis :
monoplegia yaitu hanya mengenai satu
anggota badan
diplegia yaitu mengenai bagian badan yang
sama pada kedua sisi badan, contohnya :
kedua lengan atau kedua sisi wajah
Paraplegia mengenai separuh badan
hemiplegia yaitu mengenai satu sisi badan
quadriplegia yaitu mengenai semua keempat
anggota badan dan batang tubuh
AKIBAT
KELUMPUHAN
KETIDAKMAMPUAN/KETERBATASAN
MELAKUKAN AKTIVITAS BAGI DIRI
DAN ORANG LAIN
AN &
T
A
W
I
PERA BILITAS
A
REH
BERGANTUNG
PADA ORANG
LAIN
MARAH, BENCI
PADA DIRI
SENDIRI
DEPRESI
Penatalaksanaan
Penurunan fungsi disebabkan kelumpuhan dalam waktu
lama dapat diatasi melalui program rehabilitasi.
Rehabilitasi termasuk :
Terapi fisik : terapi fisik difokuskan pada pergerakan.
ROM pada bagian yang terkena dan yang sehat
mempertahankan fungsi dan mencegah
kontaktur/atropi
Penggunaan otot yang masih berfungsi normal
Menggunakan alat bantu seperti penyangga badan dan
A. Pengertian:
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan
kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi.
B. Tujuan:
1. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindro disuse
2. Memberikan kenyamanan
3. Mempertahankan kontrol diri pasien
4. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
5. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang
toleransi dengan kegiatan ini)
6. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah
baring
7. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik.
C. Langkah:
1. Ikuti protokol standar
2. Bantu klien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat
posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika
menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kursi ini dalam
posisi terkunci
3. Pasang sabuk pemindahan pila perlu, sesuai kebijakan
lembaga
4. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang satabil
dan anti slip
5. Regangkan kedua kaki anda
6. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda
dengan klien
7. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui
aksila klien dan tempatkan tangan pada skapula klien
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH