net/publication/330577631
CITATIONS READS
4 6,205
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
APPLICATION DISCOVERY LEARNING ASSISTED BY MANIPULATIVE DEMONSTRATIVE TOOLS TO INCREASE STUDENTS MATHEMATIC PROBLEM SOLVING ABILITY View
project
All content following this page was uploaded by Latifah Nur Ahyani on 24 January 2019.
1
Badan Penerbit
Universitas Muria Kudus
Nama :
NIM :
1
BUKU AJAR
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
ANAK DAN REMAJA
BADAN PENERBIT
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
1
BUKU AJAR
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA
Penulis:
Latifah Nur Ahyani, S. Psi., M.A, Psikolog
Rr. Dwi Astuti, M.Psi. Psikolog
Desain Sampul
Jayanti Putri Purwaningrum, S.Pd., M.Pd
Desain Layout
Ridwan Budi Pramono, S. Psi., M.A.
2
PRAKATA
Penulis
3
DAFTAR ISI
Prakata ............................................................................................... 2
Daftar isi .............................................................................................. 4
Pendahuluan ....................................................................................... 6
Deskripsi ............................................................................................. 6
Manfaat ............................................................................................... 6
Capaian Pembelajaran ....................................................................... 6
BAB I. PERKEMBANGAN MASA BAYI .............................................. 7
A. Pendahuluan ............................................................................. 7
B. Perkembangan Masa Bayi ....................................................... 9
Latihan /Tugas .......................................................................... 44
Rangkuman .............................................................................. 45
C. Penutup .................................................................................... 45
Evaluasi ..................................................................................... 45
Tindak Lanjut ............................................................................ 47
Daftar Pustaka .......................................................................... 48
BAB II. PERKEMBANGAN MASA KANAK KANAK
A. Pendahuluan ............................................................................ 49
B. Perkembangan Masa Kanak Kanak ......................................... 51
Latihan /Tugas ......................................................................... 75
Rangkuman .............................................................................. 76
C. Penutup .................................................................................... 76
Evaluasi .................................................................................... 77
Tindak Lanjut ............................................................................ 78
Daftar Pustaka .......................................................................... 79
BAB III. PERKEMBANGAN MASA REMAJA
A. Pendahuluan ............................................................................ 80
B. Perkembangan Masa Remaja ................................................... 81
Latihan /Tugas ......................................................................... 126
4
Rangkuman .............................................................................. 127
C. Penutup .................................................................................... 128
Evaluasi .................................................................................... 128
Tindak Lanjut ............................................................................ 130
Daftar Pustaka .................................................................................... 131
5
PENDAHULUAN
DESKRIPSI
MANFAAT
CAPAIAN PEMBELAJARAN
6
BAB I
PERKEMBANGAN
MASA BAYI
A. PENDAHULUAN
DESKRIPSI
(URAIAN TENTANG PERKEMBANGAN MASA BAYI)
MANFAAT
Mahasiswa memahami perkembangan masa bayi secara optimal
7
CAPAIAN PEMBELAJARAN
8
B. PERKEMBANGAN MASA BAYI
A. Masa Bayi Neonatal
Ciri-ciri Masa Bayi Neonatal / bayi yang baru lahir:
a. Masa bayi neonatal merupakan periode yang tersingkat dari semua
periode perkembangan dimulai dari kelahiran dan berakhir saat bayi
menjelang dua minggu.
9
d. Masa bayi neonatal merupakan pendahuluan dari perkembangan
selanjutnya.
e. Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya.
Secara fisik: sulitnya mengadakan penyesuaian diri secara radikal
yang penting pada lingkungan yang sangat baru dan sangat berbeda
Secara psikologi: saat terbentuknya sikap dari orang-orang yang
berarti bagi bayi.
Penyesuaian Pokok yang Dilakukan
Bayi Neonatal
a. Perubahan suhu
b. Bernapas, kalau tali pusar diputus, bayi mulai harus bernapas sendiri
c. Mengisap dan menelan, bayi harus memperoleh makanan dengan
jalan mengisap dan menelan, tidak lagi memperolehnya melalui tali
pusar
d. Pembuangan, alat-alat pembuangan bayi mulai berfungsi segera
setelah dilahirkan, sebelumnya pembuangan dilakukan melalui tali
pusar
10
Kondisi yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Bayi pada
Kehidupan Pascanatal
1. Lingkungan pranatal
Lingkungan pranatal yang sehat akan memberi penyesuaian diri yang
baik pada kehidupan pascanatal
2. Lamanya periode kehamilan
Bayi yang belum cukup umur / premature biasanya mengalami
komplikasi dalam penyesuaian diri dengan lingkungan pascanatal, ini
dapat mempengaruhi penyesuaian mendatang
3. Jenis persalinan (normal atau tidak)
Bayi yang dilahirkan secara spontan akan lebih cepat dan lebih
berhasil menyesuaikan diri pada lingkungan pascanatal daripada bayi
yang kelahirannya cukup sulit sehingga harus menggunakan alat atau
pembedahan caesar
4. Pengalaman yang berhubungan dengan persalinan
a. Seberapa jauh ibu terpengaruh oleh obat-obat selama proses
persalinan
b. Mudah atau sulitnya bayi dapat bernapas, apabila terjadi gangguan
dalam penyediaan oksigen untuk otak sebelum dan selama
persalinan anoxia, maka bayi akan mati atau akan menderita
kerusakan otak sementara atau selamanya
5. Perawatan pascanatal
a. Banyaknya perhatian yang diperoleh bayi untuk meyakinkan bahwa
kebutuhannya akan dipenuhi dan dalam yang relative cepat
b. Banyaknya rangsangan yang diperoleh dari waktu ke waktu sejak
dilahirkan
c. Derajat kepercayaan diri orang tua, terutama ibu dalam memenuhi
kebutuhan bayi
11
6. Sikap orang tua
Jika sikap orang tua kurang menyenangkan dan tercermin dalam
perlakuan terhadap bayi maka akan menghalangi keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan pascanatal. Sebaliknya orang tua
yang sikapnya menyenangkan dalam memperlakukan bayi akan
mendorong penyesuaian yang baik
12
Sumber : www.sayangianak.com
MASA BAYI
Masa bayi disebut sebagai periode vital, karena kondisi fisik dan
psikologis bayi merupakan fondasi yang kokoh bagi perkembangan dan
pertumbuhan selanjutnya. Masa bayi berlangsung dalam 2 tahun pertama
dari periode pascanatal.
Ciri-ciri masa bayi :
a. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, karena pola
perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk.
13
FREUD → Penyesuaian diri yang kurang baik di masa dewasa
berpangkal pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak yang
kurang baik.
ERICKSON → Masa kanak-kanak merupakan kancah manusia untuk
mulai berfungsi sebagai manusia, tempat di mana kebaikan dan
keburukan berkembang dengan lambat tetapi pasti dan tempat di
mana sifat-sifat itu menjadi terasa, cara bayi diperlakukan akan
mempengaruhi apakah ia akan mengembangkan dasar percaya atau
dasar tidak percaya, memandang dunia sebagai suatu yang aman dan
dapat dipercaya atau sebagai ancaman, tidak dapat diramal dan tidak
selalu tepat.
4 alasan yang menyebabkan dasar-dasar yang diletakkan pada
masa bayi penting :
1. Sifat-sifat yang buruk tidak berkurang dengan bertambahnya
usia anak, sebaliknya pola-pola yang terbentuk pada permulaan
kehidupan cenderung mapan.
2. Apabila pola perilaku yang kurang baik dan sifat yang buruk
mulai berkembang maka semakin cepat hal itu diperbaiki akan
semakin mudah bagi anak.
3. Dasar-dasar awal cepat berkembang menjadi kebiasaan melalui
pengulangan, dasar-dasar itu akan selamanya mempengaruhi
penyesuaian pribadi dan social.
4. Faktor belajar dan pengalaman memiliki peranan yang penting
dalam perkembangan, jika hal itu dapat diarahkan dan
dikendalikan maka memungkinkan terjadi penyesuaian pribadi
dan social yang baik.
14
dan mengerutkan dahi, maka disaat itu juga perubahan perubahan di
dalam otaknya sedang berlangsung.
c. Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan
d. Masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas.
e. Masa bayi adalah permulaan sosialisasi. Marry Ainsworth (Santrock,
1995) berpendapat bahwa dalam keterikatan yang aman (secure
attachment), bayi menggunakan pengasuh, biasanya ibu, sebagai
suatu landasan yang aman untuk mengeksplorasi lingkungannya.
Ainsworth yakin bahwa keterikatan yang aman dalam satu tahun
pertama kehidupan memberi suatu landasan yang penting bagi
perkembangan psikologis dikemudian hari di dalam kehidupan bayi.
Ainsworth yakin bahwa bayi yang tidak mengalami secure attachment
dapat diklasifikasikan sebagai bayi yang mudah cemas dan
menghindar (anxious-avoidant) atau mudah cemas dan menolak
(anxious-resistant).
f. Masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggolongan peran
seks
g. Masa bayi adalah masa yang menarik
h. Masa bayi merupakan permulaan kreativitas
i. Masa bayi adalah masa berbahaya. Adanya sindrom kematian bayi
secara tiba-tiba (sudden infant death syndrome (SIDS), yakni suatu
kondisi yang terjadi ketika seorang bayi berhenti bernafas, biasanya
saat malam hari, dan secara tiba tiba meninggal tanpa sebab yang
jelas. Sekitar 13 persen kematian bayi disebabkan oleh SIDS, bagi
bayi yang berusia antara 10 hari setelah kelahiran dan 1 tahun, SIDS
merupakan penyebab kematian yang lebih banyak bila dibandingkan
dengan faktor lain. Walaupun tidak diketahui secara pasti apa yang
menyebabkan SIDS, bayi bayi yang meninggal oleh kondisi ini
memperlihatkan kerapuhan biologis sebelumnya dalam
perkembangan mereka, yang meliputi peristiwa kelahiran prematur,
rendahnya berat lahir, rendahnya skala Apgar, dan masalah masalah
15
permafasan (Barness & Gilbert-Barness, 1992; Buck,dkk, 1989;
Woolsey,1992).
Bahaya fisik : penyakit, kecelakaan
Bahaya psikologis : apabila diletakkan dasar-dasar yang buruk pada
masa ini maka pola perilaku, minat dan sikap mulai terbentuk pada
masa ini.
16
Perkembangan Masa Bayi
sumber : www.eriaselviana.com
a. Perkembangan Fisik
1. Berat
Pada usia empat bulan, berat badan bayi biasanya bertambah dua kali
lipat. Pada usia satu tahun berat bayi rata – rata tiga kali beratpada
waktu lahir atau sekitar 21 pon. Pada usia dua tahun rata – rata berat
bayi adalah 25 pon.
17
2. Tinggi
Pada usia empat bulan, ukuran bayi antara 23 dan 24 inci, pada usia
satu tahun antara 28 dan 30 inci, dan pada usia dua tahun antara 32
dan 34 incii
3. Proporsi Fisik
Pertumbuhan kkepala berkurang dalam masa bayi, sedangkan
pertumbuhan badan dan tungkai meningkat.
4. Tulang
Jumlah tulang meningkat selama masa bayi. Pengerasan tulang
diawali sejak tahun pertama, tapi belum selesai sampai masa puber.
Ubun –ubun atau daerah otak yang lunak pada 50% bayi yang baru
lahir telah tertutup pada usia delapan bulan, dan hampir semua bayi
telah tertutup pada usia dua tahun.
5. Otot dan Lemak
Urat otot sudah ada pada usia lahhir tetapi dalam bentuk yang belum
berkembang. Urat otot itu berkembang secara lambat pada masa bayi
dan lemah. Sebaliknya jaringan lemak berkembang pesat, sebagian
karena tingginy akadar lemak di dalam susuyang merupakan bahan
makanan pokok bayi.
6. Bagian Tubuh
Selama tahun kedua, ketika proporsi tubuh berubah, bayi mulai
memperlihatkan kecenderungan bagunan tubuh yang karakteristik.
Tiga bangunan tubuh yang paling lazim adalah ektomorfik yang
cenderung panjang dan langsing, endomorfik yang cenderung bulat
dan gemuk dan mesomorfikyang cenderung berat keras, dan empat
persegi panjang.
7. Gigi
Rata – rata bayi mepunyai empat hingga enam gigi susu pada usia
satu tahun dan enam belas pada usia dua tahun. Gigi yang pertama
muncul adalah gigi depan sedangkan yang ter akhir adalah gigi
raham. Empat gigi terakhir biasanya baru muncul pada tahun pertama
masa kanak – kanak.
18
8. Susunan Saraf
Pada waktu lahir, berat otak adalah seperdelapan berat total bayi.
Pertumbuhan berat otak paling peset pada usia dua tahun. Otak kecil
yang berperan penting untuk menjaga keseimbangan dan
pengendalian tubuh, bertambah beratnya tiga kali satu tahun setelah
kelahiran. Ini berlaku juga untuk otak besar. Sel –sel yang belum
matang pada waktu kelahiran, terus berkembang sesudah kelahir
tetapi secara relative beberapa sel baru terbentuk.
9. Perkembangan Organ Perasa
Pada usia tiga bulan, otot mata sudah cukup terkoordinasi untuk
memungkinkan bayi bisa melihat sesuatu secara jelas dan nyata dan
sel – sel kerucut sudah berkembang baik untuk memungkinkan
mereka melihat warna. Pendengaran berkembang pesat pada waktu
ini, pengecapan dan penciuman yang berkembang baik pada waktu
kelahiran, terus membaik pada masa bayi. Bayi sangat tanggap
terhadap semua rangsangan kullit karena tekstur kulit mereka yang
tipis dan semua organ perasa yang berhhubungan dengan peraba,
tekanan, rasa sakit dan suhu berkembang dengan baik.
b.
S ecara garis besarnya, urutan perkembangan keterampilan
motorik ini mengikuti dua prinsip. Prinsip cephalocaudal (dari
kepala keekor), menunjukkan urutan perkembangan dari atas ke bawah,
seperti gerakan – gerakan kepala, mata, koordinasi otot –otot bagian atas
berfungsi lebih efektif dari pada otot – otot bagian bawah. Prinsip
proximodistal (dari dekat kejauh), menunjukkan perkembangan
keterampilan motorik, dimana bagian tengah badan lebih dahulu
terampilan sebelum bagian-bagian disekelilingnya atau bagian yang lebih
jauh, seperti gerakan menjangkau benda di mana bahu dan siku bergerak
sebelum pergerakan lengan tangan dan jari – jari tangan. Setelah itu baru
19
perubahan yang bersifat missal kegerakan yang khusus terbatas
sampai pada penggunaan jari –jari sesuai denga fungsinya.
Secara garis besarnya ke-12 reflek tersebut dapat dibagi menjadi dua
1. Refleks survival adalah refleks yang secara nyata untuk memenuhi
kebutuhan fisik bayi,terutama dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan barunya.
2. Refleks primitif adalah refleks yang tidak secara nyata berguna bagi
pemenuhan kebutuhan fisik, walaupun mungkin merupakan tingkah
laku refleks yang penting pada tahap awal evolusi manusia.
20
Keterampilan motorik kasar
Sumber : www.isbahhabibi.com
20
Keterampilan Motorik Halus
21
b. Perkembangan Kognitif
T
eori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori
yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dan
menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian
sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-
objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial
seperti diri, orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan
objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-
perbedaannya, untuk memahami sebab terjadinya perubahan dalam
objek-objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk membentuk perkiraan
tentang objek dan peristiwa tersebut.
Piaget berpendapat bahawa anak memainkan peranan aktif dalam
menyusun pengetahuannya mengenai realiti. Walaupun proses berfikir
dalam konsepsi anak mengenai realiti telah dimodifikasi oleh pengalaman
dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperanan aktif dalam
menginterpretasikan informasi yang diperolehnya melalui pengalaman,
serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi
mengenai dunia yang telah dipunyai olehnya.
Skema (struktur kognitif) adalah proses atau cara merespon
berbagai-bagai pengalaman. Dengan kata lain, skema adalah suatu pola
sistematis daripada tindakan, fikiran, dan strategi pemecahan masalah
yang memberikan suatu kerangka pemikiran dalam menghadapi pelbagai
tentangan dan jenis situasi.
Adaptasi (struktur fungsional) adalah sebuah istilah yang
digunakan oleh Piaget untuk menunjukkan pentingnya pola hubungan
individu dengan lingkungannya dalam proses perkembangan kognitif.
Menurut Piaget, adaptasi ini terdiri dari dua proses yang saling
melengkapi, yaitu asimilasi dan akomodasi.
22
Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke
dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi
adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Piaget mengatakan bahwa kita melampui perkembangan melalui
empat tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait
dengan usia dan terdiri dari cara berpikir yang berbeda. Pada masa bayi
berada pada Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi
dari lahir hingga usia 2 tahun. Pada tahap ini, perkembangan mental
ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan
mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Pada
tahapan ini anak menggunakan penginderaan dan aktivitas motorik untuk
mengenal lingkungannya. Diawali dengan modifikasi refleks yang
semakin lebih efisien dan terarah, dilanjutkan dengan reaksi
pengulangan gerakan yang menarik pada tubuhnya dan keadaan atau
objek yang menarik, koordinasi reaksi dengan cara menggabungkan
beberapa skema untuk memperoleh sesuatu, reaksi pengulangan untuk
memperoleh hal-hal yang baru, serta permulaan berpikir dengan adanya
ketetapan objek. Pada masa sensorimotor, berkembang pengertian
bahwa dirinya terpisah dan berbeda dengan lingkungannya. Anak
berusaha mengkoordinasikan tindakannya dan berusaha memperoleh
pengalaman melalui eksplorasi dengan indera dan gerak motorik. Jadi,
perkembangan skema kognitif anak dilakukan melalui gerakan refleks,
motorik, dan aktivitas indera. Selanjutnya, anak juga mulai mampu
mempersepsi ketetapan objek.
23
Piaget Membagi Tahap Sensorimotor dalam
Enam Periode, Yaitu:
24
Periode 3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4
– 8 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi
objek apapun yang ada di sekitarnya (Piaget dan Inhelder 1969). Tingkah
laku bayi semakin berorientasi pada objek dan kejadian di luar tubuhnya
sendiri. Ia menunjukkan koordinasi antara penglihatan dan rasa jamah.
Pada periode ini, seorang bayi juga menciptakan kembali kejadian-
kejadian yang menarik baginya. Ia mencoba menghadirkan dan
mengulang kembali peristiwa yang menyenangkan diri (reaksi sirkuler
sekunder). Piaget mengamati bahwa bila seorang anak dihadapkan pada
sebuah benda yang dikenal, seringkali hanya menunjukkan reaksi singkat
dan tidak mau memperhatikan agak lama. Oleh Piaget, ini diartikan
sebagai suatu “pengiaan” akan arti benda itu seakan ia mengetahuinya.
25
mencoba-coba (eksperimen) bila dihadapkan pada suatu persoalan yang
tidak dipecahkan dengan skema yang ada, anak akan mulai mecoba-coba
dengan Trial and Error untuk menemukan cara yang baru guna
memecahkan persoalan tersebut atau dengan kata lain ia mencoba
mengembangkan skema yang baru. Pada periode ini, anak lebih
mengamati benda-benda disekitarnya dan mengamati bagaimana benda-
benda di sekitarnya bertingkah laku dalam situasi yang baru. Menurut
Piaget, tingkah anak ini menjadi intelegensi sewaktu ia menemukan
kemampuan untuk memecahkan persoalan yang baru. Pada periode ini
pula, konsep anak akan benda mulai maju dan lengkap. Tentang
keruangan anak mulai mempertimbangkan organisasi perpindahan benda-
benda secara menyeluruh bila benda-benda itu dapat dilihat secara
serentak.
26
Karakteristik anak yang berada pada tahap ini adalah sebagai
berikut:
a) Berfikir melalui perbuatan (gerak)
b) Perkembangan fisik yang dapat diamati adalah gerak-gerak refleks
sampai ia dapat berjalan dan bicara.
c) Belajar mengkoordinasi akal dan geraknya.
d) Cenderung intuitif egosentris, tidak rasional dan tidak logis.
c. Perkembangan Emosi
27
Yang menjadi obyek cinta bagi mereka adalah setiap orang yang
mengajaknya bermain, mengurus kebutuhan jasmaninya, orang yang
memperlihatkan afektinya, mainan dan hewan kesayangan keluarga.
Dengan meningkatnya usia anak, reaksi emosional menjadi
kurang menyebar, kurang sembarangan, dan lebih dapat dibedakan.
Sebagai contoh, anak yang lebih muda memperlihatkan ketidaksenangan
semata mata hanya dengan menjerit dan menangis. Kemudian reaksi
mereka semakin bertambah yang meliputi perlawanan, melemparkan
benda, mengejangkan tubuh, lari menghindar dan bersembunyi. Dengan
bertambahnya umur maka reaksi yang berwujud bahasa meningkat,
sedangkan reaksi gerak otot berkurang.
Pola dari berbagai macam emosi dapat diramalkan. Sebagai
contoh, reaksi ledakan marah (temper tantrum) mencapai puncaknya pada
usia antara 2 hingga 4 tahun dan kemudian diganti dengan pola ekspresi
kemarahan yang lebih matang, seperti cemberut dan sikap bengal.
Keberhasilan emosi di dalam memenuhi kebutuhan anak akan
mempengaruhi variasi pola emosi. Jika ledakan marah berhasil memenuhi
kebutuhan anak akan perhatian dan memberikan apa yang mereka
inginkan, mereka tidak hanya akan terus menggunakan perilaku tersebut
untuk mencapai tujuan, tetapi juga akan menambah intensitas ledakan
marah, sehingga penilaian mereka terhadap ledakan marah akan
meningkat sebagai cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Perkembangan Bahasa
28
yaitu aspek kemampuan untuk melukiskan sesuatu, meletakkan atau
mengerti hubungan antara hal yang satu dengan yang lain, dapat
memformulasikan ide-ide. Belajar bahasa yang dilakukan anak melalui
imitasi, belajar model, dan belajar dengan reinforcemen. Biasanya bayi
belajar bahasa dengan ibunya, ibu mempunyai kecenderungan untuk
menerima kalimat yang salah menurut tata bahasa, asal isinya di pahami
oleh ibunya, anak semakin lama makin dapat menciptakan struktur verbal
baru karena interaksi dengan berbagai objek, karena apa yang dilihat dan
dilakukan, di cobanya untuk dinyatakan dengan kata-kata.
Menurut William Stern & Clara Stern bayi usia 0 – 2 tahun tiga masa
perkembangan bahasa yaitu masa pendahuluan, masa pertama dan masa
kedua :
a) Masa pendahuluan (6 bulan – 1 tahun), anak mengeluarkan bunyi tak
sengaja, tak berarti. Akhirnya mengeluarkan bunyi tertentu. Mula –
mula bunyi tunggal, tersusun huruf hidup, mati bibir sehingga terbentuk
kata mama papa. Kata tersebut diulanga lalu diberi arti oleh orang
dewasa melalui bimbingan perbaikan sehingga bahasa. Seandainya
tidak dibimbing maka anak tak bisa bercakap. Oleh karena itu tak baik
kalau kita bersikap gagu dalam membimbing sebab akibatnya bisa
fatal.
b) Masa pertama (1 tahun – 1 tahun 6 bulan), anak sudah mengucapkan
sepatah kata yang merupakan kalimat lengkap (single word sentence).
Contoh Mim (Ibu saya minum), Makan (Ibu saya makan).
c) Masa kedua (1 tahun 6 bulan – 2 tahun), anak sudah timbul kesadaran
bahwa setiap benda mempunyai nama. Anak haus kekayaan bahasa,
anak mulai bertanya Apa Itu? Mula – mula nama benda, nama
pekerjaan, nama sifat.
29
Bentuk-bentuk Komunikasi
1. Menangis
2. Berceloteh
30
3. Isyarat
4. Ungkapan-ungkapan Emosi
31
berbicara dengan lambat dan jelas kepada anak serta menggunakan kata-
kata yang dapat di mengerti. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan
perkembangan tersebut, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses
belajar. Pada gilirannya anak akan dapat berkembang dan tumbuh
menjadi pribadi yang bahagia karena dengan mulai berkomunikasi dengan
lingkungan, bersedia memberi dan menerima segala sesuatu yang terjadi
di lingkungannya.
Pada mulanya, pembicaraan anak-anak bersifat egosentris dalam
arti bicara tentang dirinya sendiri, berkisar pada minat, keluarga dan
miliknya.menjelang akhir awal kanak-kanak mulai bicara sifat social bicara
tentang orang lain disamping dirinya sendiri. Akan tetapi pembicaraan
tidak bersifat social karena isinya lebih mengarah pada kritik kepada orang
lain dalam bentuk pengaduan atau keluhan.
Perkembangan bahasa yang semakin meningkat dianggap
sebagai hasil perkembangan simbolisasi. Dengan demikian anak-anak
telah mengalami sejumlah nama-nama dan hubungan antara symbol-
simbol. Pada masa ini penguasaan kosa kata anak juga meningkat pesat.
Anak mengucapkan kalimat yang makin panjang dan makin bagus,
menunjukkan panjang pengucapan rata-rata anak telah mulai menyatakan
pendapatnya dengan kalimat majemuk. Schaerlaekens(1977),
membedakan perkembangan bahasa pada masa awal anak-anak ini atas
tiga yaitu : periode pralingual (kalimat satu-satu), periode lingual awal
(kalimat 2 kata) dari 1 hingga 2,5 tahun, dan periode differensiasi (kalimat
3 kata dengan bertambahnya diferensiasi pada kelompok kata dan
kecakapan verbal) (Monks, Knors & Haditono,2001).
Segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan
scseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang
lain disebut juga bahasa. Oleh karena itu, perkembangan bahasa dimulai
dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan
bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1
tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai srat
anak mengucapkan kata kata yang, pertama. Yang merupakan saat paling
32
menabjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase
besar, yaitu:
33
Fase Ketiga Fase
Diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua
setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai
lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak buKan saja
menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai
mampu mengucapkan kata dcmi kata sesuai dengan jenisnya, terutama
dalam pcmakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu
mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu
mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan
berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat
mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, member! tahu dan bentuk-
bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
Penelitian Mar’at (1982) di kota bandung terhadap 30 anak balita
mengenai perkembangan bahasa menunujukkan bahwa anak-anak juga
mengikuti tingkatan perkembangan bahasa sebagaimana yang disebutkan
oleh Schaerlaenkens tersebut, yakni pada periode pra lingual anak-anak
ini sudah dapat membuat kalimat satu kata, dan pada periode lingual awal
menjadi 2 kata. Pada periode differensi terbentuk kalimat 3 kata.
Penelitian lain oleh Reni Akbar Hawadi(2001), ternyata bahwa 46,67 %
anak mampu membaca pada usia 5 tahun, 34,44 % pada usia 6 tahun,
dan hanya 4,49 % pada usia 7 tahun.
Untuk mengetahui perkembangan bahasa anak-anak pra sekolah
ini, dapat digunakan indeks perkembangan bahasa yang dikembangkan
oleh Roger Brown(1973), yang dikenal dengan Mean Length of Utterance
(MLU), yaitu sebuah indeks perkembangan bahasa yang didasarkan atas
jumlah kata dalam kalimat. Dengan menggunakan MLU ini, Brown
mengidentifikasi 5 tahap perkembangan bahasa anak.
34
Tahap-tahap Perkembangan Bahasa
Kalimat
Tahap Usia/bulan MLU Karakteristik
khas
“Dada
Perbendaharaan kata terdiri mama”
atas kata benda dan kata “Dada papa”
1 12-26 1-2
kerja, dengan sedikit kata “Anjing
sifat dan kata bantu besar”
35
kalimat sederhana dan es krim”
hubungan-hubungan “Aku mau
proposisi terkoordinasi kelinci
karena lucu”
Bahasa Tubuh
36
Bicara
37
Untuk dapat mcmpengaruhi pikiran dan perasaan orang lain(Anak
yang suka,berkomentar, menyakiti atau mengucapkan sesuatu
yang tidak menyenangkan tentang orang lain dapat menyebabkan
anak tidak populer atau tidak disenangi lingkungannya dan
sebaliknya)
Untuk mempengaruhi perilaku orang lain(Dengan kemampuan
berbicara dengan baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat
mempengaruhi orang lain atau teman sebaya yang berperilaku
kurang baik menjadi teman yang bersopan santun)
38
4. Kesempatan berlatih
Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara
akan timbul frustasi dan bahkan sering kali marah yang tidak
dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya: Pada
gilirannya anak kurang memperoleh motivasi untuk belajar berbicara
yang pada umumnya disebut “anak ini lamban” bicaranya.
5. Motivasi untuk belajar dan berlatih
Memberikan motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat
penting bagi anak karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk
memanfaatkan potensi anak.
6. Bimbingan
Bimbingan bagi anak sangat penting untuk mengembangkan
potensinya.
Anak cengeng
Anak yang sering kali menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan
gangguan pada fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik, gangguan tersebut
dapai berupa kurangnya energi sehingga secara otomatis dapat menyebabkan
kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul adalah perasaan
ditolak atau tidak dicintai oleh orang tuanya, atau anggota keluarga lain.
Sedangkan reaksi sosial terhadap tangisan anak biasanya bernada negatif. Oleh
karena itu peranan orang tua sangat penting untuk menanggulangi hal tersebut,
salah satu cara untuk mengajarkan komunikasi yang efektif bagi anak.
Perkembangan emosi anak sangat dipengarugi oleh pola asuh orang tua,
sebagai orang tua dapat memberikan perhatian, menjalin kedekatan dengan
anak. Hasil penelitian Goldberg (1995) mengungkapkan bahwa kelekatan
orang tua dengan anak, juga sangat mempengaruhi kondisi emosional
anak saat dewasa. ketika anak merasakan kenyamanan, ketenangan,
merasakan orang tua dapat memahami anak, maka anak akan tumbuh
39
menjadi individu yang memiliki emosi matang, relatif stabil dan kontrol diri
baik (Goldberg, Muir, & Kerr, 1995)
e. Perkembangan Sosial
40
Perkembangan sosial disertai dengan timbulnya minat bermain
sang bayi. Dalam bermain bayi tidak dapt diatur – atur, ia bermmain kapan
saja dan dengan cara apa pun, tanpa persiapan atau pembatasan –
pembatasan dalam cara bermain. Sepanjang masa bayi permainan lebih
merupakan bentuk permainan sendiri dan tidak bersifat sosial.
Pada usia 6 bulan sampai 1 tahun, bayi bermain dengan dirinya
antara lain tangan, kaki, lidah dan suaranya sendiri. Pada usia 1 sampai 2
tahun bayi, bayi mencoba meniru kelakuan orang lain disekitar mereka,
seperti membaca majalah, menyapu lantai, dan menulis dengan pencil
atau krayon.
f. Perkembangan Moral
41
Sedang keserasian antara subsistem kepribadian dalam perkembangan moral
akan berpuncak pada efektifnya kata hati (superego) menampilakan
watak/perilaku bermoral seseorang. Moral pada anak dapat dilatih dan di
bangun oleh orang tua, yang dapat melalui pembiasaan, maupun pola asuh.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Eisenberg (2001) bahwa orang tua
yang dengan pola asuh yang kasar dan menbuat anak tidak nyaman akan
mengakibatkan anak tumbuh dengan emosi sulit di kendalikan, selain itu
memunculkan kontrol perilaku yang kurang.
1. Peran hati nurani atau kemampuan untuk mengetahui apa yang benar dan
salah apabila anak dihadapkan pada situasi yang memerlukan
pengambilan keputusan atas tindakan yang harus dilakukan.
2. Peran rasa bersalah dan rasa malu apabila bersikap dan berperilaku tidak
seperti yang diharapkan dan melanggar aturan.
3. Peran interaksi sosial dalam memberik kesepakatan pada anak untuk
mempelajari dan menerapkan standart perilaku yang disetujui masyarakat,
keluarga, sekolah, dan dalam pergaulan dengan orang lain.
Menurut Piaget bayi berada dalam tahapan perkembangan moral yang
disebut moralitas dengan paksaan yang merupakan tahap pertama dari tiga
tahapan perkembangan moral. Tahapan ini berakhir sampai usia tujuh tahun
dan ditandai oleh kepatuhan otomatis terhadap peraturan tanpa penalaran
atau penilaian.
Pada tahap ini bayi harus melakukan reaksi – reaksi khusus yang
benar terhadap berbagai situasi tertentu dirumah dan di sekelilingnya. Bayi
harus belajar apa yang benar dan apa yang salah. Hadiah berupa pujian dan
perhatian diberikan kalau apa yang dilakukan benar daripada menghukum
42
kalau perilaku salah. Ini tidak berarti bahwa hukuman tidak boleh digunakan.
Hukuman harus digunakan karena mempunyai nilai mendidik. Kalau tangan
dipukul karena melakukan sesuatu yang dilarang, maka pukulan menandakan
bahwa tindakan salah dan tidak boleh diulangi.
43
Latihan / Tugas
1. Lakukan observasi perkembangan masa bayi
2. Identifikasi perkembangan pada masa bayi
3. Analisa keterlambatan perkembangan pada masa bayi
4. Analisa faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa bayi
Semua hasil review (1-3) diketik dengan font Calibri 12/Times New
Roman 12/Arial 14 dengan spasi 1.5 pada kertas ukuran kuarto
Siapkan Slide PPT tayangan dari makalah review yang anda buat
maksimal 20 slide. Slide dibuat semenarik mungkin sehingga dapat
menggambarkan keseluruhan hasil identifikasi dan analisa.
44
Rangkuman
45
Kunci Jawaban
1. Menurut William Stern & Clara Stern bayi usia 0 – 2 tahun tiga masa
perkembangan bahasa yaitu masa pendahuluan, masa pertama dan
masa kedua:
Masa pendahuluan (6 bulan – 1 tahun), anak mengeluarkan bunyi tak
sengaja, tak berarti. Akhirnya mengeluarkan bunyi tertentu. Mula –
mula bunyi tunggal, tersusun huruf hidup, mati bibir sehingga
terbentuk kata mama papa. Kata tersebut diulanga lalu diberi arti oleh
orang dewasa melalui bimbingan perbaikan sehingga bahasa.
Seandainya tidak dibimbing maka anak tak bisa bercakap. Oleh
karena itu tak baik kalau kita bersikap gagu dalam membimbing sebab
akibatnya bisa fatal.
Masa pertama (1 tahun – 1 tahun 6 bulan), anak sudah mengucapkan
sepatah kata yang merupakan kalimat lengkap (single word sentence).
Contoh Mim (Ibu saya minum), Makan (Ibu saya makan).
Masa kedua (1 tahun 6 bulan – 2 tahun), anak sudah timbul
kesadaran bahwa setiap benda mempunyai nama. Anak haus
kekayaan bahasa, anak mulai bertanya Apa Itu? Mula – mula nama
benda, nama pekerjaan, nama sifat.
46
b. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu
sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan
munculnya kebiasaan-kebiasaan.
c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia
empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan
koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
d. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia
sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya
kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen
walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda
(permanensi objek).
e. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua
belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama
dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
f. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama
dengan tahapan awal kreativitas.
Tindak Lanjut
47
DAFTAR PUSTAKA
48
BAB II
PERKEMBANGAN
MASA KANAK-KANAK
A. PENDAHULUAN
49
CAPAIAN PEMBELAJARAN
50
A. PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK
51
d. Usia menjelajah dan bertanya
Salah satu cara yang umum dalam menjelajah lingkungan adalah
dengan bertanya.
e. Usia meniru dan usia kreatif
Yang paling menonjol adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang
lain. Meskipun demikian, anak lebih menunjukkan kreativitas dalam
bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan dengan masa-masa
lain dalam kehidupannya.
1. Perkembangan Fisik
52
Kebiasaan fisiologis. Nafsu makan anak sering diwarnai dengan
perkembangan minat terhadap makanan yang disukai dan yang tidak
disukai. Jumlah tidur yang dibutuhkan sehari-hari berbeda, tergantung
pada berbagai faktor tertentu, misal banyaknya latihan di siang hari dan
macam kegiatan yang dilakukan. Pada usia 3 atau 4 tahun anak sudah
harus dapat mengendalikan kantung kemih meski belum sempurna,
sehingga sekalipun merasa lelah dan mengalami ketegangan emosi,
anak-anak akan tetap tidak mengompol.
Sumber: www.Khumairoh.com
2. Perkembangan Motorik
53
motorik halus juga meningkat secara substansial selama masa awal anak
anak.
Adapun Penguasaan Keterampilan yang Umum pada
Masa Ini Adalah:
Keterampilan Tangan
Keterampilan Kaki
54
Sumber: www.Sayangianak.com
3. Perkembangan Kognitif
55
Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional atau
symbolic function, yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk
mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol (bahasa,
gambar, tanda/isyarat, benda, gesture atau peristiwa) untuk
melambangkan suatu kegiatan, benda yang nyata atau peristiwa.
Melalui kemampuan di atas, anak mampu berimajinasi atau
berfantasi tentang berbagai hal. Adapun kemampuan anak berimajinasi
dengan menggunakan peristiwa adalah tampak dalam permainannya
bermain peran seperti sekolah-sekolahan, perang-perangan, dan lain
sebagainya.
Pada akhir periode ini ditandai dengan pemikiran intuitif, yaitu
persepsi langsung akan dunia luar tanpa dinalar terlebih dahulu. Begitu
seorang anak berhadapan dengan suatu hal, ia mendapatkan
gagasan/gambaran dan langsung digunakan. Maka, intuisi merupakan
pemikiran imajinasi atau sensasi langsung tanpa dipikir terlebih dahulu.
Karakteristik anak anak pada tahap praoperasional adalah mereka
menanyakan serentetan pertanyaan. Pertanyaan mereka memberi
petunjuk akan perkembangan mental mereka dan mencerminkan rasa
ingin tahu intelektual. Pertanyaan ini menandai munculnya minat anak
anak akan penalaran dan penggambaran mengapa sesuatu seperti itu.
Perkembangan kognitif dan Bahasa anak anak tidak berkembang
dalam suatu situasi social yang hampa. Lev Vygotsky (1896 – 1934)
menyampaikan konsep penting tentang Zona Perkembangan Proximal
(Zone of Proximal Development) dimana tugas tugas yang terlalu sulit
untuk dikuasai sendiri oleh anak anak, tetapi yang dapat dikuasai dengan
bimbingan dan bantuan dari orang orang dewasa atau anak anak yang
lebih terampil. Batas ZPD yang lebih rendah ialah level pemecahan
masalah yang dicapai oleh seorang anak yang bekerja secara mandiri.
Batas yang lebih tinggi ialah level tanggungjawab tambahan yang dapat
diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur yang mampu.
Penekanan Vygotsky pada ZPD menegaskan keyakinannya tentang
56
pentingnya pengaruh social terhadap perkembangan kognitif dan peran
pengejaran terhadap perkembangan anak. (Steward, 1994)
4. Perkembangan Bahasa
Isi Pembicaraan
Jumlah Bicara
57
5. Perkembangan Emosi
Amarah
Takut
Cemburu
58
Ingin Tahu
Iri Hati
Hal ini diungkapkan dengan berbagai cara, dan yang paling umum
adalah mengeluh tentang benda miliknya, dengan mengungkapkan
keinginan untuk memiliki barang seperti dimiliki orang lain. Atau dengan
mengambil benda orang lain yang menimbulkan iri hatinya tersebut.
Gembira
Sedih
Kasih Sayang
59
6. Perkembangan Sosial
7. Perkembangan Moral
60
Awal masa kanak-kanak ditandai dengan apa yang oleh Piaget
disebut “moralitas dengan paksaan”. Dalam tahap ini, anak secara
otomatis mengikuti peraturan tanpa berpikir ataupun menilai, ia
menganggap orang dewasa yang berkuasa sebagai mahakuasa. Anak
sebaiknya cenderung dilatih untuk berdisiplin. Disiplin merupakan cara
masyarakat mengajarkan kepada anak-anak berperilaku moral sesuai
yang diterima kelompoknya. Tujuannya adalah memberitahukan kepada
anak tentang perilaku mana yang baik dan mana yang buruk dan
mendorongnya untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ada.
Selama awal masa kanak-kanak yang harus ditekankan adalah
aspek pendidikan dari disiplin sedangkan hukuman hanya diberikan jika
terbukti dia mengerti apa yang diharapkan dan terlebih lagi kalau ia
sengaja melanggar harapan tersebut. Dan jika sudah berperilaku baik,
maka untuk lebih meningkatkan keinginan untuk berperilaku baik maka
anak diberi hadiah (reward).
1. Perkembangan Fisik
Perbandingan Tubuh
61
Gigi
2. Perkembangan Motorik
62
Keterampilan menolong orang lain
Keterampilan sekolah
Keterampilan bermain
63
3. Perkembangan Kognitif
64
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul
antara usia tujuh sampai sebelas tahun dan mempunyai ciri berupa
penggunaan logika yang memadai.
Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
Pengurutan
Klasifikasi
Decentering
Reversibility
65
cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4,
jumlah sebelumnya.
Konservasi
4. Perkembangan Bahasa
66
Kata-kata populer dan kata-kata makian
5. Perkembangan Emosi
6. Perkembangan Sosial
67
5 hingga 12 tahun kurang dari setengah waktu yang dihabiskan ketika ana
kanak masih lebih kecil (Hill & Stafford, 1980).
Perkembangan sosial pada masa ini adalah pencapaian kematangan
dalam hubungan sosial dan dapat juga dikatakan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan dengan norma kelompok, tradisi dan moral. Selama
masa pertengahan dan akhir anak kanak, beberapa kendali dialihkan dari
orang tua kepada anak, walaupun prosesnya bertahap dan merupakan
coregulation (koregulasi, aturan yang dibuat secara bersama sama)
daripada dikendalikan oleh anak saja atau oleh orang tua saja (Maccoby,
1984). Selain itu kelekatan orang tua dengan anak yang baik akan
memunculkan dampak positif untuk fase perkembangan sosial anak di
masa selanjutnya. Saat orang tua mampu mencurahkan perhatian, kasih
sayang, pada anak, maka anak akan merasa nyaman, tenang dan
terpenuhinya fase trust, maka anak akan percaya pada orang di
sekitarnya, mempercayai jika didinya diterima oleh lingkungannya
sehingga hal tersebut menjadi dasar awal kemampuan anak untuk dapat
menjalin hubungan sosial dengan orang lain (Bowlby, 1988., Perry, 1995.,
Karl Morse&wiley, 1997)
68
Selama masa pertengahan dan akhir anak anak, anak anak
meluangkan banyak waktunya dalam berinteraksi dengan teman sebaya.
Dalam suatu investigasi, diketahui anak anak berinteraksi dengan teman
teman sebaya 10 persen dari waktu siang mereka pada usia 2 tahun, 20
persen pada usia 4 tahun, dan lebih dari 40 persen antara usia 7 dan 11
tahun (Barker & Wright, 1951).
Anak anak sering berpikir apa yang menyebabkan seorang anak
lebih populer. Anak anak yang memberi paling banyak bantuan
(reinforcements) seringkali populer. Menjadi diri sendiri, gembira,
memperlihatkan antusiasme (semangat) dan perhatian kepada orang lain,
serta percaya diri, tetapi tidak sombong, adalah ciri ciri yang membantu
anak dalam pencarian popularitas diantara teman sebaya (Hartup, 1983).
Ada dua tipe anak yang tidak populer di mata teman teman sebaya
mereka, anak yang diabaikan dan anak yang ditolak (Albrecht &
Silbereisen, 1992; Coie, 1993; Coie & Koeppl, 1990; Roedel & Bendixen,
1992). Anak anak yang diabaikan (neglected children) menerima sedikit
perhatian dari teman-teman sebaya mereka, tetapi tidak berarti mereka
tidak disukai oleh teman teman sebaya mereka. Anak anak yang ditolak
(rejected children) adalah anak anak yang tidak disukai oleh teman teman
sebaya mereka. Mereka cenderung lebih bersifat mengganggu dan agresif
dibandingkan anak anak yang diabaikan.
Kasus sosial yang saat ini merupakan faktor risiko bagi anak anak
hingga kemudian dimasa remaja adalah bullying (Bender & Losel, 2011;
Brunstein-Klomek, Marrocco, Kleinman, Schonfeld, & Gould, 2007;
Ivarsson, Broberg, Arvidsson, & Gillberg, 2005;. Nansel et al, 2001).
Masalah bullying telah dibingkai dalam perspektif ekologi sosial yang
mempertimbangkan bagaimana fenomena ini berbentuk tidak hanya oleh
karakteristik individu tetapi juga oleh sistem kontekstual sekolah,
kelompok sebaya, hubungan guru-murid, hubungan orang tua-anak,
69
orangtua hubungan sekolah, lingkungan, dan budaya atau masyarakat
(Bronfenbrenner, 1979; Swearer, Espelage, Vaillancourt, & Hymel, 2010).
Bullying berasal dari kata Bully, yaitu suatu kata yang mengacu
pada pengertian adanya “ancaman” yang dilakukan seseorang terhadap
orang lain (yang umumnya lebih lemah atau “rendah” dari pelaku), yang
menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya (korban disebut bully boy
atau bully girl) berupa stress (yang muncul dalam bentuk gangguan fisik
atau psikis, atau keduanya; misalnya susah makan, sakit fisik, ketakutan,
rendah diri, depresi, cemas, dan lainnya). Apalagi Bully biasanya
berlangsung dalam waktu yang lama (tahunan) sehingga sangat mungkin
mempengaruhi korban secara psikis. Sebenarnya selain perasaan-
perasaan di atas, seorang korban Bully juga merasa marah dan kesal
dengan kejadian yang menimpa mereka. Ada juga perasaan marah, malu
dan kecewa pada diri sendiri karena “membiarkan” kejadian tersebut
mereka alami. Namun mereka tak kuasa “menyelesaikan” hal tersebut,
termasuk tidak berani untuk melaporkan pelaku pada orang dewasa
karena takut dicap penakut, tukang ngadu, atau bahkan disalahkan.
Dengan penekanan bahwa bully dilakukan oleh anak usia sekolah, perlu
dicatat bahwa salah satu karakteristik anak usia sekolah adalah adanya
egosentrisme (segala sesuatu terpusat pada dirinya) yang masih dominan.
Sehingga ketika suatu kejadian menimpa dirinya, anak masih
menganggap bahwa semua itu adalah karena dirinya.
70
diri, dan usaha bunuh diri (Brunstein-Klomek et al., 2007). Hasil penelitian
membuktikan bahwa terdapat sekitar 88 persen dalam kondisi terintimidasi
(Hawkins, Pepler, & Craig, 2001).
Tanggapan dari teman teman untuk perilaku bullying, seperti
mengabaikan atau menolak, mampu meningkatkan atau menurunkan
frekuensi perilaku bully (Arnett, 2010; Salmivalli, Voeten, &
Poskiparta,2011). Hal ini memungkinkan teman teman sebagai kelompok
pencegah terhadap tindakan intimidasi (Salmivalli et al., 2011). Pembela,
atau pengamat yang aktif, dapat mengambil banyak tindakan untuk
menghentikan intimidasi. Ini termasuk melakukan upaya aktif siswa untuk
menghentikan atau siswa melaporkan kejadian tersebut atau meminta
bantuan guru atau orang dewasa lainnya; atau mendukung, menghibur,
menghibur, atau berpihak pada siswa yang diintimidasi (Espelage et al.,
2012; Pozzoli & Gini, 2010; Salmivalli et al., 1997).
7. Perkembangan Moral
Menurut Piaget pada masa ini pengertian anak tentang baik dan
buruk, tentang keadilan, menjadi lebih beragam dan lentur. Dalam hal
penilaian baik-buruk ia mulai mempertimbangkan dampak dari situasi
khusus. Ia mulai memahami bahwa penilaian tentang baik dan buruk
71
dapat berubah, tergantung dari keadaan atau situasi munculnya perilaku
itu. Piaget percaya bahwa ana kanak kecil ditandai oleh moralitas
heteronom, tetapi pada usia 10 tahun mereka beralih ke suatu tahap yang
lebih tinggi yang disebut moralitas otonom. Menurut Piaget, anak anak
yang lebih tua memperhitungkan maksud maksud individu, percaya bahwa
aturan dapat berubah, dan sadar bahwa hukuman tidak selalu menyertai
suatu perbuatan yang salah.
Pada usia ini anak sudah dapat mengikuti tuntutan dari orang tua
atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat
memahami alasan yang mendasari suatu peraturan. Disamping itu anak
sudah dapat mengelompokkan setiap bentuk perilaku dengan konsep
benar-salah. Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral
didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang secara
bertahap. Kohlberg percaya terdapat tiga tingkat perkembangan moral,
yang masing masing ditandai oleh dua tahap. Konsep kunci untuk
memahami perkembangan moral, khususnya teori kohlberg adalah
internalisasi, yaitu perubahan perkembangan dari perilaku yang
dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara
internal.
Tahap 1
72
Tahap 2
Tahap 2
Tahap 3
73
Tingkat Tiga : Penalaran Pascakonvensional
Penalaran pascakonvensional adalah tingkat tertinggi dalam teori
perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas benar benar
diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar standar orang lain.
Seseorang mengenal tindakan tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan
pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi.
Tahap 5
Tahap 6
74
Latihan / Tugas
Semua hasil review (1-3) diketik dengan font Calibri 12/Times New Roman
12/Arial 14 dengan spasi 1.5 pada kertas ukuran kuarto
Siapkan Slide PPT tayangan dari makalah review yang anda buat
maksimal 20 slide. Slide dibuat semenarik mungkin sehingga dapat
menggambarkan keseluruhan hasil identifikasi dan analisa.
75
RANGKUMAN
Salah satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak
telah mengalami perkembagan dengan baik adalah memulai
apa yang disebut dengan tugas-tugas perkembangan atau
Development Task. Tugas perkembangan masa anak adalah
belajar berjalan, belajar mengambil makanan yang padat,
belajar berbicara, toilet training, belajar membedakan jenis
kelamin dan dapat kerja kooperatif, belajar mencapai
stabilitas fisiologis, pembentukan konsep-konsep yang
sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik, belajar
untuk mengembangkan diri sendiri secara emosional dengan
orang tua, sanak saudara dan orang lain serta belajar
membedakan baik dan buruk.
1. Sebut dan jelaskan apa saja yang dipejari anak dalam proses
sosialisasi !
2. Sebut dan jelaskan perkembangan kognitif pada masa awal kanak
kanak menurut Piaget !
76
Kunci Jawaban
77
gagasan/gambaran dan langsung digunakan. Maka, intuisi merupakan
pemikiran imajinasi atau sensasi langsung tanpa dipikir terlebih dahulu.
Tindak Lanjut
78
DAFTAR PUSATAKA
Bowlby, 1988., A Secure Base, Clinical Application of Attacement Theory.
London: Routledge.
Hurlock B. Elizabeth. 1990. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta. Erlangga;
Jahja Yurdik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Kencana;
Karl-Morse, R., & Wiley,M.,1997. Ghosts from Nursery: Tracing the Root
of Violance. New York: The Atlantic Press.
Muhmila M., Hardisana., dan Indria Dini. 2010. Psikologi Umum dan Anak:
AKBID YPSDMI GARUT;
Perry, B.D., Pollaerd,R.A,Barker,W.L.,Struges,C.,Vigilante,D.,&
Blakley,T.L. 1995., Continous Heartratebmonitoring in maltreated
children (Abstract). Annual Meeting of AmericanAcademic of
Child and Adolescent Psychiatry, New Reserch.
Soemanto Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Malang: Penerbit Rineka
Cipta;
Zulkifli.Drs. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
79
BAB III
PERKEMBANGAN
MASA REMAJA
A. PENDAHULUAN
DESKRIPSI
(URAIAN TENTANG PERKEMBANGAN MASA REMAJA)
80
B. MASA REMAJA
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih
luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik
(Hurlock, 1992). Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang
jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan
dewasa atau tua.
81
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa
adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan
sosial-emosional.
• Freud
Menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa mencari hidup
seksual yang mempunyai bentuk yang definitif. Charlotte Buhler
menafsirkan masa remaja sebagai masa kebutuhan isi-mengisi. Spranger
memberikan tafsiran masa remaja sebagai masa pertumbuhan dengan
perubahan struktur kejiwaan yang fundamental.
• Hofmann
Menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa pembentukan sikap-
sikap terhadap segala sesuatu yang dialami individu.
G. Stanley Hall
Menafsirkan masa remaja sebagai masa storm and drang (badai dan
topan).
Erickson
Masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian
identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang
menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja
yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity
achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss,
1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari
identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
82
Harold Alberty (1957)
Mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode
dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak
berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa.
Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang amat
kritis yang mungkin dapat merupakan the best of time and the worst of
time.
Masa Remaja
Pada masa ini terjadi perubahan yang cepat. Disebut jiga masa puber.
Ciri-ciri masa remaja yaitu:
1. Perubahan emosional secara cepat
2. Perubahan yang cepat secara fisik
3. Terjadi perubahan dalam keterkaitan terhadap sesuatu
Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya
kematangan; biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada
wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya ke
kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu
dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka.
83
Menurut Kartono (1990), dibagi tiga yaitu :
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah
mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan
sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan
menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu
berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.
84
Karakteristik Masa Remaja
Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan, baik
secara fisik maupun psikis, yang mungkin saja dapat menimbulkan
problema atau masalah tertentu bagi si remaja. Apabila tidak disertai
dengan upaya pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, bahkan
dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal.
85
menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba
gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat
yang paling sesuai bagi dirinya.
Masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh
anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat 2 alasan bagi kesulitan
itu : 1) sepanjang masa kana-kanak, masalah anak-anak sebagian
diselesaikan oleh orang tua dan guru, sehingga kebanyakan remaja tidak
berpengalaman dalam mengatasi masalah. 2) karena para remaja merasa
diri mandiri, menolak bantuan orang tua dan guru. Karena
ketidakmampuan mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut
cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa
86
penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka. Menurut
Anna freud “ banyak kegagalan yang sering kali disertai akibat yang tragis,
bukan karena ketidakmampuan individu tetapi karena kenyataan bahwa
tuntutan yang diajukan kepadanya justru pada saat semua tenaganya
telah dihabiskan untuk mengatasi masalah pokok yang disebabkan oleh
pertumbuhan dan perkembangan seksual”.
87
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic.
1. Perkembangan Fisik
88
pertumbuhan yang cepat, yang membawa tubuh mendekati tinggi dan
berat dewasanya dalam sekitar dua tahun. Dorongan pertumbuhan terjadi
lebih awal pada pria daripada wanita, juga menandakan bahwa wanita
lebih dahulu matang secara seksual daripada pria. Pencapaian
kematangan seksual pada gadis remaja ditandai oleh kehadiran
menstruasi dan pada pria ditandai oleh produksi semen. Hormon-hormon
utama yang mengatur perubahan ini adalah androgen pada pria dan
estrogen pada wanita, zat-zat yang juga dihubungkan dengan penampilan
ciri-ciri seksual sekunder : rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan suara
yang mendalam pada pria; rambut tubuh dan kelamin, pembesaran
payudara, dan pinggul lebih lebar pada wanita. Perubahan fisik dapat
berhubungan dengan penyesuaian psikologis; beberapa studi
menganjurkan bahwa individu yang menjadi dewasa di usia dini lebih baik
dalam menyesuaikan diri daripada rekan-rekan mereka yang menjadi
dewasa lebih lambat.
2. Perkembangan Kognitif
89
Pemikiran operasional formal
Piaget yakin bahwa pemikiran operasional formal (formal
operational stage), berlangsung antara usia 11-15 tahun. Pemikiran
operasional formal lebih abstrak, idealistis, dan logis daripada pemikiran
operasional konkret. Piaget yakin bahwa remaja semakin mampu
menggunakan pemikiran deduktif hipotesis yaitu konsep operasional
formal piaget, yang menyatakan bahwa remaja memiliki kemampuan
kognitif untuk mengembangkan hipotesis, atau dugaan terbaik, mengenai
cara memecahkan masalah, seperti persamaan aljabar. Kemudian mereka
menarik kesimpulan secara sistematis, atau menyimpulkan pola mana
yang diterapkan dalam memecahkan masalah. Jadi, pada tahap ini anak
sudah mampu meninjau masalah dari berbagai sudut pandang dan
mempertimbangkan alternatif atau kemungkinan dalam memecahkan
masalah, bernalar berdasarkan hipotesis, menggabungkan sejumlah
informasi secara sistematis, menggunakan rasio dan logika dalam
abstraksi, memahami arti simbolik, dan membuat perkiraan di masa
depan. Dengan mengetahui tahap perkembangan kognitif tersebut,
diharapkan orang tua dan guru dapat mengembangkan kemampuan
kognitif dan intelektual anak dengan tepat sesuai dengan usia
perkembangan kognitifnya. Peserta didik usia SD/MI, misalnya, berada
pada tahap konkret operasional. Untuk mengembangkan kemampuan
koginitifnya, terutama pembentukan pengertian dan konsep, dilakukan
dengan menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan alat
peraga dalam pembelajaran.
90
Kognisi sosial
Perubahan-perubahan yang mengesankan dalam kognisi sosial
menjadi ciri perkembangan remaja. Remaja mengembangkan suatu
egosentrisme khusus, mulai berpikir rentang kehidupan tidak ubahnya
seperti cara para ahli teori kepribadian berpikir tentang kepribadian, dan
memantau dunia sosial mereka dengan cara-cara canggih. Pemikiran
remaja bersifat egosentris. David Elkind (1976) yakin bahwa egosentrisme
remaja (adolescent egosentrism) memiliki dua bagian: penonton khayalan
dan dongeng pribadi. Penonton khayalan (imaginary audience) ialah
keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaimana
halnya dengan dirinya sendiri.
Dongeng pribadi ialah bagian dari egosentrisme remaja yang
meliputi perasaan unik seorang anak remaja. Perasaan unik pribadi
remaja membuat mereka merasa bahwa tidak seorangpun dapat mengerti
bagaimana perasaan mereka sebenarnya. Misalnya : seorang anak
perempuan remaja menganggap bahwa ibunya tidak mungkin dapat
merasakan sakit yang dia rasakan karena pacarnya memutuskan
hubungan dengannya.
Pengambilan keputusan
Masa remaja ialah masa semakin meningkatnya pengambilan keputusan.
Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan
dibanding remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten
daripada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak
menjamin kemampuan itu akan diterapkan, karena dalam kehidupan
nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak
peluang untuk mempraktekkan dan memdiskusikan keputusan yang
realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada
remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah
91
orientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untuk memberi
mereka pilihan-pilihan yang memadai.
3. Perkembangan Seksual
92
4. Perkembangan Emosional
Permasalahan Remaja
Permasalahan yang mungkin timbul pada masa remaja diantaranya :
93
dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga,
perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ
reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika
tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan
perilaku seksual.
94
isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat
diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan
merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema
perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya,
namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk
dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya
remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi
adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat
menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan
orang tua, terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan
organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan pada masa
remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungan
khusus dengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus
tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa
remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan
menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja
akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan
lingkungannya.
95
Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan
emosinya.
Selain yang telah dipaparkan di atas, tentunya masih banyak problema
remaja lainnya. Timbulnya problema remaja dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik internal maupun eksternal. Agar remaja dapat terhindar dari
berbagai kesulitan dan problema kiranya diperlukan kearifan dari semua
pihak.
96
a. Ketidakstabilan emosi
97
dewasa. Misalnya, remaja akan meragukan bahkan menentang pendapat
orangtua yang melarangnya pulang malam jika orangtua menggunakan
hantu yang berkeliaran di malam hari sebagai alasannya.
98
PERUBAHAN FISIK PADA MASA REMAJA AWAL
(PUBER)
Perubahan fisik pada masa puber, yaitu perubahan pada tinggi dan
berat badan. Anak-anak perempuan rata-rata mengalami peningkatan
tinggi per tahun sebelum haid 7,5 cm. Setelah haid, tingkat pertumbuhan
menurun kira-kira 2,5 cm per tahun dan berhenti sekitar usia 18 tahun.
Pada anak laki-laki, permulaan periode pertumbuhan pesat tinggi tubuh
dimulai rata-rata usia 12,8 tahun dan berakhir pada usia 15,3 tahun
dengan puncaknya pada usia 14 tahun. Setelah itu, terjadi perlambatan
pertumbuhan hingga usia 20-21 tahun.
Sementara pertambahan berat badan tidak hanya karena munculnya
lemak, tetapi juga karena tulang dan jaringan otot bertambah besar.
Peningkatan pertambahan berat badan pada anak perempuan terjadi
sesaat sebeljum dan sesudah haid, setelah itu terjadi perlambatan. Bagi
anak laki-laki, pertambahan berat maksimum terjadi setahun atau 2 tahun
setelah anak perempuan dan mencapai puncaknya pada usia 16 tahun,
setelah itu pertambahan berat badan melambat.
99
bertahan hingga sekitar usia 15 tahun. Lengan mulai memanjang.
Pertumbuhannya mendahului pertumbuhan pesat badan, sehingga
tampak terlalu panjang.
100
Laki-laki Perempuan
1. Rambut kemaluan timbul sekitar 1 tahun setelah testes dan penis
mulai membesar.
2. Rambut ketiak dan rambut di wajah timbul setelah hampir selesainya
pertumbuhan rambut kemaluan, demikian pula rambut tubuh.
3. Perubahan pertumbuhan rambut ini terjadi lebih gelap, lebih kasar,
lebih subur dan agak keriting.
4. Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah
kulit.
5. Kulit mejadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-pori
meluas.
6. Payudara mulai berkembang.
7. Puting susu membesar dan menonjol. Dengan berkembangnya
kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan bulat.
8. Kelenjar lemak atau yang memproduksi minyak dalam kulit semakin
membesar dan menjadi lebih aktif, sehingga dapat menimbulkan
jerawat.
9. Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara berkembang.
Bulu ketiak dan bulu wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut
kecuali rambut wajah menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan
agak keriting.
10. Otot-otot bertambah besar dan kuat, sehingga memberi bentuk
lengan, tungkai kaki dan bahu. Kulit menjadi lebih kasar, lebih
tebal, agak pucat dan pori-pori bertambah besar.
11. Mula-mula suara menjadi serak, kemudian tinggi suara menurun,
volumenya meningkat hingga mencapai nada yang lebih dalam.
12. Kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif, sehingga
menyebabkan munculnya jerawat.
101
13. Benjolan-benjolan kecil di sekitar kelenjar susu pria tumbuh sekitar
usia 12-14 tahun. Ini berlangsung selama beberapa minggu dan
kemudian menurun baik jumlahnya maupun besarnya.
14. Otot semakin besar dan kuat, sehingga memberikan bentuk pada
bahu, lengan dan tungkai kaki.
15. Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.
Seiring terjadinya perubahan fisik individu pada masa remaja awal, maka
berkembang pula kemampuan psikologisnya. Perkembangan psikologis ini
ditinjau dari berbagai segi, di antaranya:
1. Perkembangan Kemampuan
Berpikir (Kognitif)
102
c. Periode operasional konkret (7-11 tahun) yang ditandai dengan
kemampuan melakukan aktifitas logis tertentu, tetapi hanya dalam
situasi yang konkrit. Jika dihadapkan pada suatu masalah secara
verbal ataupun abstrak, yaitu tanpa adanya bahan yang konkrit, maka
dia belum mampu menyelesaikannya dengan baik.
d. Periode operasional formal (mulai umur 11 tahun) yang ditandai
dengan kemampuan berpikir secara sistematis dan mencakup
pemikiran logika yang kompleks.
Hal ini mengandung arti bahwa remaja awal termasuk dalam tahap
operasional formal di mana mereka mampu menerima dan mengolah
informasi abstrak dari lingkunganya dan telah dapat menilai benar atau
salahnya pendapat-pendapat orangtua atau orang dewasa lainnya .
Misalnya, remaja awal akan menentang pendapat orangtua yang
menyatakan bahwa gerhana bulan atau matahari terjadi karena bulan dan
matahari tersebut dimakan monster. Hal ini dikarenakan, remaja awal
telah memahami mekanisme gerhana yang diajarkan di sekolah.
103
dan merasakan perasaan orang lain (empati) mulai berkembang pada
usia remaja awal. Remaja awal berusaha bersikap sesuai dengan
kebiasaan dalam kelompoknya, dengan kata lain mereka mulai
menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya, termasuk dalam hal
berpakaian. Hal ini dilakukan agar mereka diterima dan tidak dikucilkan
oleh kelompok sebayanya.
Bentuk-bentuk emosi yang sering tampak pada masa remaja awal,
antara lain adalah marah, malu, takut, cemas (anxiety), cemburu
(jealoucy), iri hati (envy), sedih, gembira, kasih-sayang dan ingin tahu.
Dalam hal emosi negatif, umumnya remaja belum dapat
mengendalikannya dengan baik, sehingga emosi ini lebih menguasai
tingkah laku mereka.
3. Perkembangan Minat dan
Cita-cita Remaja Awal
Minat ini merupakan yang paling kuat dimiliki oleh remaja awal.
Minat pribadi timbul karena remaja menyadari bahwa penerimaan sosial
sangat dipengaruhi oleh kesan yang ditampakkan remaja kepada
lingkungan sekitarnya. Hal-hal yang bersifat pribadi seperti tampang,
bentuk tubuh, pakaian atau perhiasan sangat diminatinya, karena erat
kaitannya dengan keberhasilan dalam pergaulan. Keadaan ini dapat
dimengerti, karena masa remaja awal merupakan masa di mana mereka
mulai mengambil bagian dalam kehidupan sosial. Misalnya, bagi remaja
104
putri cenderung berminat mengenakan tren pakaian terbaru untuk
menunjukkan prestise ataupun sebagai penyesuaian terhadap lingkungan
pergaulannya.
Umumnya minat ini sangat kuat terjadi pada masa remaja awal. Namun,
sejumlah remaja awal mengarahkan minat rekreasi ini pada
pengembangan hobi, terutama olahraga. Dalam hal ini, terjadi perbedaan
yang mencolok atas apa yang diminati oleh kedua kelompok jenis kelamin.
Misalnya, bagi remaja pria lebih menyukai kegiatan rekreatif yang bersifat
maskulin dan membutuhkan energi fisik, seperti sepak bola, badminton,
basket dan yang lainnya. Sementara bagi remaja wanita lebih menyukai
kegiatan rekreatif yang bersifat feminin, seperti renang, senam dan
sebagainya.
105
d. Minat terhadap sekolah dan karier
Pada masa remaja awal minat ini dipengaruhi oleh minat orangtua dan
kelompok pergaulannya. Artinya, jika orangtua atau kelompok
pergaulannya berorientasi pada kerja, maka remaja cenderung lebih
meminati sekolah-sekolah kejuruan yang mengedepankan keterampilan
kerja. Sementara jika orangtua atau kelompok pergaulan lebih berorientasi
pada pendidikan, maka remaja cenderung lebih meminati pencarian
pengetahuan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Namun demikian, minat sekolah dan karier pada masa remaja awal
cenderung berubah-ubah. Dalam hal ini Eli Ginzberg membagi periode
pemilihan karier atas tiga periode , yaitu:
- Periode pemilihan fantasi (fantacy choices), yakni ketika anak-anak
berusia kurang dari 11 tahun, di mana mereka menganggap karier
hanya sebatas fantasi.
- Periode pemilihan sementara (tentative choices), yakni ketika remaja
berusia antara 11-17 tahun, di mana pemikiran tentang karier sering
berubah-ubah.
- Periode pemilihan realistis (realistic choices), yakni ketika individu
berusia 17 hingga masa dewasa, di mana seseorang menentukan
pilihan, meski masih terbuka kemungkinan untuk mengembangkan
pilihan tersebut lebih lanjut.
4. Perkembangan Moral
106
lakukan. Misalnya, ketika remaja minum-minuman keras dan hal ini
menimbulkan reaksi negatif (ketidaksetujuan) dari orang-orang di
sekitarnya, berarti perilaku ini merupakan hal yang tidak baik.
5. Perkembangan Sosial
107
b. Sering terjadi gangguan percernaan dan nafsu makan kurang baik
akibat perubahan kelenjar, ukuran dan posisi organ-organ internal.
c. Sering terjadi anemia sebagai akibat kebiasaan makan yang tidak
menentu.
d. Selama awal periode haid, anak perempuan sering mengalami sakit
kepala, sakit punggung, kejang dan sakit perut yang diiringi pingsan,
muntah-muntah, gangguan kulit, pembengkakan tungkai dan
pergelangan kaki, sehingga timbul rasa lelah, tertekan dan mudah
marah.
108
beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan
membaik secara bertahap.
d. Antagonisme sosial
Anak puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan
menentang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan
diungkapkan dalam kritik dan komentar-komentar yang merendahkan.
e. Emosi yang meninggi
Pada masa ini, anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah.
Dengan semakin matangnya keadaan fisik anak, ketegangan ini
lambat laun berkurang dan anak mulai mampu mengendalikan diri.
f. Menurunnya kepercayaan diri
Anak remaja menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan
karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik dari orang-orang di
sekitarnya.
g. Berpenampilan terlalu sederhana
Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak
menjadi sangat sederhana dalam hal penampilan, karena takut orang
lain akan memperhatikan perubahan-perubahan yang dialaminya dan
memberi komentar buruk.
109
Sebagian pemimpin kelompok anak laki-laki adalah yang matang lebih
awal dan hal ini juga menambah martabat di mata anak perempuan.
Sementara anak laki-laki yang matang terlambat cenderung gelisah,
tegang, memberontak dan menarik perhatian. Anak kurang populer di
antara teman-teman dan orang-orang dewasa dan jarang dipilih sebagai
pemimpin.
Bagi anak perempuan, matang lebih awal kurang menguntungkan.
Anak perempuan yang matang lebih awal berperilaku lebih dewasa dan
lebih berpengalaman. Namun penampilan dan tindakannya dapat
berlebihan dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Anak perempuan yang matang terlambat tidak mengalami
gangguan psikologis seperti yang dialami anak laki-laki, karena
perempuan tidak terlalu terlibat dalam perilaku mencari status. Namun
demikian, anak perempuan yang matang terlambat berperilaku malu-malu
dan enggan.
Anak yang cepat matang mengalami kekakuan dan kejanggalan
dalam perilaku karena cepatnya laju pertumbuhan, membuat anak tidak
mempunyai waktu untuk menguasai pengendalian gerak tubuhnya.
Perubahan yang dialami anak yang cepat matang terlalu cepat, sehingga
melemahkan tenaga. Anak menjadi lesu dan prestasi cenderung menurun.
Anak yang cepat matang juga memiliki emosi lebih tinggi.
Sebaliknya, perubahan tubuh pada anak yang lambat matangnya,
berjalan sangat lambat, sehingga anak memiliki cukup waktu untuk belajar
pengendalian gerak tubuh dan anak tersebut tidak menunjukkan kekakuan
atau kecanggungan dalam berperilaku. Anak yang lambat matang sering
dihantui ketakutan bahwa ia tidak akan pernah menjadi dewasa. Anak
yang lambat matang cenderung diperlakukan seperti anak kecil baik oleh
orang-orang dewasa maupun teman-teman sebayanya.
110
BAHAYA PADA MASA REMAJA AWAL (PUBER)
1. Bahaya fisik
Bahaya fisik yang terjadi pada masa puber lebih disebabkan karena
kondisi fisiologis di dalam tubuh, di antaranya adalah:
a. Kekurangan hormon pertumbuhan
Kurangnya jumlah hormon pertumbuhan pada akhir masa kanak-
kanak dan awal masa puber menyebabkan anak menjadi lebih kecil
dari rata-rata pada waktu ia matang.
b. Kekurangan hormon gonad
Kurangnya hormon gonad untuk mengendalikan hormon pertumbuhan
dapat menyebabkan masa pertumbuhan anggota badan yang
berlangsung terlalu lama, sehingga individu lebih besar dari rata-rata
normal. Kurangnya hormon gonad juga mempengaruhi perkembangan
normal organ-organ seks dan ciri-ciri seks sekunder, sehingga postur
individu lebih kekanak-kanakan.
c. Kelebihan hormon gonad
Ketidakseimbangan berfungsinya kelenjar pituitary dan gonad, dapat
menyebabkan produksi hormon gonad yang berlebihan. Hal ini dapat
menyebabkan datangnya puber pada usia dini, yakni usia 5-6 tahun.
Puber terlalu awal dikenal dengan puberty precox. Meskipun anak
tersebut matang secara seksual dalam arti bahwa organ-organ seks
sudah mulai berfungsi, tetapi bentuknya masih kecil dan ciri-ciri
111
sekunder belum berkembang seperti anak yang matang pada usia
normal.
2. Bahaya psikologis
112
d. Kurang bisa menerima perubahan tubuh
Salah satu tugas perkembangan masa puber adalah menerima
kenyataan bahwa tubuhnya mengalami perubahan. Hanya sedikit
anak puber yang mampu menerima kenyataan ini, sehingga mereka
tidak puas dengan penampilannya.
113
phisik dan perkembangan aspek-aspek psikis dan sosial terus terjadi
hingga masa dewasa awal.
Sepanjang garis masa remaja akhir, mereka secara gradual
menjadi pria muda secara penuh atau "young men" atau menjadi wanita
muda secara utuh (young women) dan istilah "teenagers" biasanya tidak
lagi mereka sandang. Masa perkembangan dewasa muda atau remaja
akhir ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan segala ide pikiran
yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan tinggi. Mereka
bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi. Karena
itu. Mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan
kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai
keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti. Sebab dengan
keberhasilan itu. Ia akan meningkatkan harkat dan martabat hidup mereka
di mata orang lain.
Para young men dan young women ini menunjukkan ada dan
meningkatnya kestabilan dalam aspek-aspek phisik dan psikis.
Pertumbuhan jasmani yang sempurna bentuknya, membedakannya
dengan parohan awal masa remaja awal. Dalam masa remaja akhir ini
terjadi keseimbangan tubuh dan anggota badan, panjang dan besar yang
berimbang. Demikian pula stabil dalam minat-minatnya; pemilihan
sekolah, jabatan, pakaian, pergaulan dengan sesama atau pun lain jenis.
Demikian pula soal sikap dan cara pandang mereka. Stabilitas itu
mengandung pengertian bahwa mereka relatif tetap atau mantap dan
tidak mudah berubah pendirian akibat adanya rayuan atau propaganda.
114
Akibat positip dari keadaan ini, adalah si remaja akhir lebih "well adjusted",
lebih dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian dalam dalam banyak
aspek kehidupannya dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang
lingkup penghayatannya .Ia lebih bersifat ‘menerima’dan ‘mengerti’
malahan sudah mulai menghargai sikap orang/pihak lain yang mungkin
sebelumnya ditolak. Memiliki karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural,
politik, maupun etikanya lebih mendekati orang tuanya. Bila kondisinya
kurang menguntungkan, maka masa turut diperpanjang dengan
konsekuensi .imitasi, bosan, dan merosot tahap kesulitan jiwanya.
Memerlukan bimbingan dengan baik dan bijaksana, dari orang-orang di
sekitarnya.
Argumen lain tentang ciri-ciri remaja dan berbagai sudut pandang
dikemukakan oleh Mustaqim dan Abdul Wahid (1991:49-50). Menurutnya
pada masa remaja umumnya telah duduk dalam bangku sekolah lanjutan.
Pada permulaan periode anak mengalami perubahan-perubahan jasmani
yang berwujud tanda-tanda kelamin sekunder seperti kumis, jenggot, atau
suara berubah pada laki-laki. Lengan dan kaki mengalami pertumbuhan
yang cepat sekali sehingga anak-anak menjadi canggung dan kaku.
Kelenjar-kelenjar mulai tumbuh yang dapat menimbulkan gangguan
phisikis anak.
Perubahan rohani juga timbul remaja telah mulai berfikir abstrak,
ingatan logis makin lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis
yang satu dengan yang lain tidak dalam keadaan seimbang akibatnya
anak sering mengalami pertentangan batin dan gangguan, yang biasa
disebut gangguan integrasi. Kehidupan sosial anak remaja juga
berkembang sangat luas. Akibatnya anak berusaha melepaskan diri
darikekangan orang tua untuk mendapatkan kebebasan, meskipun di sisi
lain masih tergantung pada orang tua. Dengan demikian terjadi
pertentangan antara hasrat kebebasan dan perasaan tergantung.
(Mustaqim dan Abdul Wahid, 1991:50).
115
Lebih lanjut dikatakan Mustaqim dan Abdul Wahid, pada masa
remaja akhir umumnya telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta,
persahabatan, agama, kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Masa ini
biasa disebut masa pembentukan dan menentuan nilai dan cita-cita.Lain
dari pada itu anak mulai berfikir tentang tanggung jawab sosial, agama
moral, anak mulai berpandangan realistik, mulai mengarahkan perhatian
pada teman hidupnya kelak, kematangan jasmani dan rohani, memiliki
keyakinan dan pendirian yang tetap serta berusaha mengabdikan diri
dimasyarakat juga ciri remaja yang menonjol, tetapi hanya remaja yang
sudah hampir masuk dewasa.Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap,
dari dewasa dalam ruang lingkup penghayatannya .Ia lebih bersifat
‘menerima’dan ‘mengerti’ malahan sudah mulai menghargai sikap
orang/pihak lain yang
c.
b. Menghadapi Masalahnya
Secara Lebih Matang
116
realistis. Akibat selanjutnya adalah diperolehnya perasaan yang lebih
tenang.
Masalah-masalah Remaja
117
Teori perkembangan remaja akhir atau dewasa awal
118
mengapa sesuatu itu terjadi. Yang membedakan adalah bagaimana
kemampuan individu dalam memecahkan masalah.
Bagi remaja awal kadang kala mereka mengalami hambatan
terutama cara memahami suatu persoalan masih bersifat harfiah artinya
individu memahami suatu yang tersurat dalam tulisan dan belum
memahami sesuatu yang tersirat dalam masalah tersebut.
Sementara itu, menurut turner dan helms (1995), remaja akhir atau
dewasa awal itu tidak hanya mencapai taraf operasional formal melainkan
telah memasuki penalaran post formal, kemampuan ini ditandai dengan
pemikiran yang bersifat dialektikal yaitu kemampuan untuk memahami,
menganalisis dan mencari titik temu dari ide-ide, gagasan-gagasan dan
pemikiran-pemikiran yang saling kontradiktif sehingga individu mampu
menyintensiskan dalam pemikiran yang baru dan kreatif. Menurut Gisela
labouvie ( dalam turner dan helms 1995 )setuju kalau operasi formal tepat
untuk remaja awal, sedangkan remaja akhir atau dewasa awal mampu
memahami masalah-masalah yang bersifat paradoks sehingga diperoleh
pemikiran-pemikiran baru.
2) Dimensi mental
Biasanya menurut turner dan helms untuk mengetahui
kemampuan mental secara kuantitatif di perlukan suatu pengukuran yang
menggunakan skala angka-angka secara eksak atau pasti.
119
dilakukannya dengan penuh semangat menyala-nyala tetapi ia
sendiri belum mengetahui akan hakekat dengan sesuatu yang
dicarinya .
Tentang tanda-tanda masa ini E spranger menyebutkannya ada 3
aktivitas yaitu :
1. penemuan aku
2. pertumbuhan pedoman hidup
3. masuknya pada kegiatan masyarakat.
b. Pada tahap spesifikasi individu sudah dapat mengetahui kondisi
dirinya, ia sudah dapat membuat rencana kehidupan serta sudah
dapat memilih dan menentukan jalan hidup yang hendak dipilih . Hal
ini nampak ketika individu memasuki program pendidikan SMA ke
program studi universitas, misalnya : studi hukum, ekonomi dan
psikologi. Masa ini ditempuh pada usia 18-25 tahun.
c. Pada tahap implementasi individu mulai menerapkan pengetahuan
dan ketrampilan yang diperoleh pada masa sebelumnya, secara
nyata dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang keahlian
atau profesinya misalnya, setelah individu menyelesaikan pendidikan
di perguruan tinggi, ia akan menjadi seorang ahli seperti sarjana
hukum ekonom dan psikologi.
d. Pada tahap stabilisasi individu menekuni bidang profesinya sampai
benar-benar ahli di bidangnya sehingga individu dapat mencapai
prestasi puncak. Tahap ini ditandai dengan prestasi individu
menduduki posisi penting misalnya, sebagai dekan, rektor dan lain-
lain. Dengan demikian individu bukan hanya ahli dalam bidang
profesinya, melainkan juga mengatur suatu organisasi atau lembaga
masyarakat.
e. Pada tahap konsolidasi individu mulai memikirkan kembali sesuatu
yang telah dilakukan selama ini baik yang berhasil maupun yang
gagal. Lebih dari itu individu mulai mengintegrasikan seluruh
pengalamannya ke dalam aspek kepribadiannya agar ia dapat
melangkah ke masa depan lebih baik. Masa ini tercapai pada usia
120
diatas 50 tahun. Dalam hal ini upaya menyatukan berbagai
pengalaman di masa-masa sebelumnya diarahkan agar individu
semakin menyadari makna kehidupannya sehingga ia dapat lebih arif
dan bijaksana. Kebijaksanaan dirinya tampak dalam setiap
keputusan yang di ambil yaitu menekankan unsur nilai keadilan,
kejujuran, kebenaran berdasarkan hati nuraninya yang tulus .
121
Yang dimaksud dengan perbandingan dengan orang lain yakni setiap
individu akan membandingkan rasio input-output dirinya dengan orang
lain, bila perbandingan itu tidak seimbang maka individu tersebut merasa
tidak puas.
Yang dimaksud dengan teori empat faktor, secara umum as’ad
menyatakan ada empat faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja bagi
seorang individu yaitu faktor fisiologis, psikologis, sosial dan finansial.
122
mereka dapat memahami bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan yang
dapat mengatasi masalah hidupnya. Mereka juga yakin bahwa Tuhan
bersifat adil, oleh karena itu Tuhan akan memberi ganjaran yang setimpal
terhadap setiap perbuatan .
c. keyakinan sintesis- konvensional
Keyakinan ini terjadi pada usia 10-13 tahun yang diyakini sebagai
masa transisi dari anak-anak menuju remaja awal. Kohlberg menyatakan
bahwa secara kognitif remaja mulai memasuki tahap perkembangan
operasi formal , mereka tidak lagi menerima apa yang dikatakan atau
dipelajari secara mentah-mentah karena mereka sudah mampu berpikir
kritis. Dalam diri remaja tumbuh keyakinan untuk tunduk dan patuh
terhadap yang diyakini dalam hatinya. Namun, mereka belum mampu
menganalisis alternatif ideologi agama secara tepat. Akibatnya mereka
tidak mampu mencapai tahap yang lebih tinggi.
d. keyakinan refleksi ke dalam diri sendiri
Masa ini terjadi pada masa transisi antara masa dewasa dan
remaja. Menurut fowler, bahwasanya individu mampu mengambil dan
melakukan tanggung jawab secara penuh terhadap apa yang diyakininya
atau kepercayaannya yang terlepas dari pengaruh orang lain atau
kelompok masyarakat. Hal ini dilakukan karena mereka sadar dan merasa
tahu secara sungguh-sungguh bahwa keyakinan itu sangat berarti dalam
hidupnya bahkan harus dipertahankan sampai akhir hayatnya.
e. keyakinan konjungtif
Menurut fowler, sebagian orang dewasa menengah telah memasuki
tahap ini, mereka bersikap kritis yaitu mampu menganalisis pandangan-
pandangan dalam ajaran yang dianggap saling bertentangan. Kadang-
kadang antara logika dan ajaran agama saling bertentangan. Meski
demikian, individu yang bersikap positif akan berupaya memenuhi hasrat
murni yang paling dalam dengan makin mendalami imannya. Sehingga ia
dapat memahami sesuatu sebagai rahmat dan melihat peristiwa sebagai
kepastian kehendak Tuhan .
123
f. keyakinan universal
Tahap ini dianggap sebagai tahap yang paling tinggi. Keyakinan ini
berkaitan dengan sistem keyakinan trasendental yang melampaui seluruh
ajaran agama atau kepercayaan di dunia orang yang telah mencapai
tahap ini tidak memiliki pandangan yang sempit, yaitu hanya terbatas
pada ajaran agamanya saja, dimana segala hal yang bersifat paradoks
dan menimbulkan pertentangan telah dihapuskan yang ada hanyalah
kesederajatan, keselarasan, dan kesamaan antara manusia dihadapan
Tuhan
124
Kasus Remaja Akhir
Penyalahgunaan Narkotika
Fungsi utama narkotika dalam segi medis adalah sebagai analgetik
untuk mengurangi rasa sakit dan penenang yang hanya digunakan
dirumah sakit untuk orang yang mendirita sakit beraty (misalkan kangker)
dengan rekomendasi dokter atau diberikan kepada orang-orang yang
akan menjalani operasi. Disamping itu, narkotika juga menimbulkan efek
yang disebut halusinasi (khayalan), impian yang indah-indah atau rasa
nyaman. Dengan timbul efek halusinasi inilah yang menyebabkan
sekelompok masyarakat terutama kalangan remaja ingin menggunakan
narkotika meskipun tidak sedang menderita sakit. Hal itulah yang
mengakibatkan penyalahgunaan obat (narkotika). Bahaya penggunaan
narkotika yang tidak sesuai dengan peraturan adanya adiksi atau
ketergantungan.
Adiksi adalah keracunan obat yang bersifat kronik atau periodic
sehingga penderita kehilangan control terhadap dirinya dan menimbulkan
kerugian terhadap dirinya sendiri dan masyarakat. Beberapa jenis
tanaman bahan narkotika dan obat bius antara lain candu atau opium,
morfin, alcohol, kokain, ganja atau mariyuana, kafein, LSD (Lasergic Adid
Diethy Lamide) dan tembakau.
125
Latihan / Tugas
Semua hasil review (1-3) diketik dengan font Calibri 12/Times New Roman
12/Arial 14 dengan spasi 1.5 pada kertas ukuran kuarto
Siapkan Slide PPT tayangan dari makalah review yang anda buat
maksimal 20 slide. Slide dibuat semenarik mungkin sehingga dapat
menggambarkan keseluruhan hasil identifikasi dan analisa.
126
RANGKUMAN
127
1. Sebut dan jelaskan problem kepribadian yang dialami remaja !
2. Sebut dan jelaskan perkembangan kognitif pada masa awal remaja
menurut Piaget !
128
Kunci Jawaban
1. Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self
identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan
menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi.
Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan
mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin
saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan
keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional
yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat
berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi
sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi
orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian
seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya.
2. Piaget yakin bahwa pemikiran operasional formal (formal operational
stage), berlangsung antara usia 11-15 tahun. Pemikiran operasional
formal lebih abstrak, idealistis, dan logis daripada pemikiran
operasional konkret. Piaget yakin bahwa remaja semakin mampu
menggunakan pemikiran deduktif hipotesis yaitu konsep operasional
formal piaget, yang menyatakan bahwa remaja memiliki kemampuan
kognitif untuk mengembangkan hipotesis, atau dugaan terbaik,
mengenai cara memecahkan masalah, seperti persamaan aljabar.
Kemudian mereka menarik kesimpulan secara sistematis, atau
menyimpulkan pola mana yang diterapkan dalam memecahkan
masalah. Jadi, pada tahap ini anak sudah mampu meninjau masalah
dari berbagai sudut pandang dan mempertimbangkan alternatif atau
kemungkinan dalam memecahkan masalah, bernalar berdasarkan
hipotesis, menggabungkan sejumlah informasi secara sistematis,
menggunakan rasio dan logika dalam abstraksi, memahami arti
simbolik, dan membuat perkiraan di masa depan. Dengan mengetahui
129
tahap perkembangan kognitif tersebut, diharapkan orang tua dan guru
dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan intelektual anak
dengan tepat sesuai dengan usia perkembangan kognitifnya. Peserta
didik usia SD/MI, misalnya, berada pada tahap konkret operasional.
Untuk mengembangkan kemampuan koginitifnya, terutama
pembentukan pengertian dan konsep, dilakukan dengan
menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan alat peraga
dalam pembelajaran.
Tindak Lanjut
130
DAFTAR PUSATAKA
Ali, Mohammad dan Muhammad Asrori. Psikologi Remaja: Perkembangan
Peserta Didik . Jakarta: P.T. Bumi Aksara, 2006.
Brancorft. J, Herbenick, D., & Reynolds. M., (In Press). Mastrubasion as a
marker an sexual development. Brancorft (end). Sexual
Development Bollmington. IN: Indiana University Press.
Bertental. B., & Champos,J., 1987. New Direction in Study of Early
Exsperience Child Development, 58, 1089-1096.
Freud, S. The Standart edition of the Complete Psychological Works Of
Sigmun Freud. London : Hogarth,1953-1962. 21 Vols.
Hurlock, Elizabeth B. 1953. Psikologi perkembangan, edisi kelima.
Jakarta, Erlangga.
Jahja Yurdik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Kencana;
Muhmila M., Hardisana., dan Indria Dini. 2010. Psikologi Umum dan Anak:
AKBID YPSDMI GARUT;
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak, edisi ketujuh, jilid 2.
Jakarta , Erlangga.
Samsu Yusuf LN.1998.Model bimbigan dan konseling dengan pendekatan
ekologis disertasi.Bandung: Paska sarjana IKIP Bandung.
Tanner, J.M,.1967. Pub. Mc Laren (Ed). Advancesin
ReproductivePhysiology (Vol.II). New York: Academic Press.
Thornburg, H. D. Peers: Three distinct groups. Adolescence,1971,6,59-76
Soemanto Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Malang: Penerbit Rineka
Cipta;
Udry, J.R.,1988Biological Predesposition and Social Control in Adolensce
Sexual Behavior.American Sociological Review, 53, 709-722.
Zulkifli.Drs. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
131
132
View publication stats