DISUSUN OLEH:
NIM : P1813009
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esah atas limpahan rahmat dan karunia – Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan askep yang berjudul “ASKEP KLIEN YANG MENGALAMI WAHAM
CURIGA “. Dalam tugas matakuliah Keperawatan Jiwa.Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam
proses pembuatan askep ini,namun saya mampu menyelesaikan dengan tepat waktu.jika didalam askep masih
banyak kekurangan dan kesalahan,maka saya memohon maaf sebesar-besarnya.saya juga menyadari bahwa
makalah ini jauh lebih sempurna.Lebih dan kurang saya mengucapkan trimakasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN TEORI
A. Pengertian.................................................................................................................................... 3
B. Etiologi.........................................................................................................................................3
C. PsikopatologiWaham...................................................................................................................5
D. Manifestasi Klinis ........................................................................................................................5
E. Macam-macam Waham..............................................................................................................5
F. Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................................................................6
G. Diagnosa Keperawatan...............................................................................................................9
H. Evaluasi dan Perencanaan.........................................................................................................10
BAB 3 TINJAUAN KASUS
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................................12
B. Saran ....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Curiga adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Gangguan mental juga akan berpengaruh pada
kondisi kesehatan secara fisik, sosial serta ekonomi dari masyarakat tersebut, semuanya itu merupakan
lingkaran yang tidak bisa dipisahkan karena saling terkait, diantara berbagai macam permasalahan
gangguan jiwa (Hawari, 2010).
Menurut Melinda Herman, mendefinisikan skizofrenia sebagai penyakit neurologis yang
mempengaruhi persepsi klien, cara berfikir, bahasa, emosi, dan perilaku sosialnya (Yosep, 2007). Waham
adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat / terus-menerus, tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan (Keliat, BA, 2010). Waham curiga adalah individu meyakini bahwa ada seseorang atau
kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak
sesuai kenyataan (Keliat, 2010). Berdasarkan hasil pengamatan di ruang jiwa A Rumkital Dr.Ramelan
Surabaya, penulis menemukan klien dengan diagnosa medis Skizofrenia Paranoid mengalami masalah
keperawatan waham curiga.
Data WHO, prevelensi (angka kesakitan) penderita skizofrenia sekitar 0,2-2%. Riset kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007 menyebutkan 14,1% penduduk indonesia mengalami gangguan jiwa dari ringan hingga
berat, sedangkan lebih dari 80% penderita skizofrenia di Indonesia tidak dapat diobati dan dibiarkan
berkeliaran di jalanan, atau bahkan di pasung. Diperkirakan, 20-30% dari populasi penduduk diperkotaan
mengalami gangguan jiwa dan berat. Setelah melakukan pengamatan di ruang Jiwa A Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya, didapatkan data pada bulan Januari 2015 sebanyak 12 pasien dengan 4 orang
menderita waham. Pada bulan Februari 2015 meningkat menjadi 13 pasien dengan 3 orang menderita
waham. Pada bulan Maret 2015 menurun menjadi 9 pasien dengan 3 orang pasien menderita waham.
Pada bulan April 2015 meningkat menjadi 14 pasien dengan 2 orang pasien menderita waham.
Sedangkan pada bulan Mei 2015 menurun menjadi 12 pasien dengan 3 orang pasien menderita waham.
Gangguan proses pikir waham biasanya diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik
secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan
status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi
kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Waham terjadi karna sangat pentingnya
pengakuan bahwa ia eksis didunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saaat tumbuh
kembang (life span story). Selain itu, juga dapat dipengaruhi oleh tidak ada pengakuan dari lingkungan
dan tingginya kesenjangan antara self ideal dan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan
kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuan yang
canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal
yang melebihillingkungan tersebut. Padahal self realty-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien,
materi, pengalaman, pengaruh support system semuanya sangat rendah (Yosep, 2007).
Keadaan yang timbul sebagai akibat dari proses dimana seseorang melemparkan kekurangan dan rasa
tidak nyaman ke dunia luar. Individu itu biasanya peka dan mudah tersinggung, sikap dingin dan
cenderung menarik diri. Keadaan ini sering kali disebabkan karena merasa lingkungannya tidak nyaman,
merasa benci, kaku, cinta pada diri sendiri yang berlebihan, angkuh dan keras kepala. Kecintaan pada diri
sendiri, angkuh, dan keras kepala, adanya rasa tidak aman, membuat seseorang berkhayal ia sering
menjadi penguasa dan hal ini dapat berkembang menjadi waham besar (Darmayanti dan Iskandar, 2012).
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmko terapi, ECT dan terapi lainnya seperti: terapi
psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatic, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual
dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki perilaku klien dengan waham pada
gangguan skizofrenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi sebagai suatu proses
refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar
dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini perlu adanya pemberian asuhan keperawatan jiwa dengan
masalah keperawatan waham curiga melalui proses terapeutik yang membutuhkan kerjasama antara
perawat dengan klien, keluarga dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Selain
itu tim medis atau perawat dituntut mampu menjalankan peran dan fungsinya secara optimal dalam
mengatasi masalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah
Asuhan Keperawatan Jiwa masalah utama Gangguan Proses Pikir: Waham Curiga pada Ny. L dengan
Diagnosa Medis Skizofrenia Paranoid di Ruang Jiwa A Rumkital dr. Ramelan Surabaya?”
C. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan jiwa dengan masalah utama waham curiga
pada Ny. L dengan diagnosa medis skizofrenia paranoid di ruang Jiwa A Rumkital dr. Ramelan Surabaya.
D. Tujuan Khusus
Melakukan pengkajian asuhan keperawatan jiwa masalah utama waham curiga pada Ny. L dengan
diagnosa medis skizofrenia paranoid diruang Jiwa A Rumkital dr. Ramelan Surabaya.
Merumuskan diagnosa asuhan keperawatan jiwa masalah utama waham curiga pada Ny. L dengan
diagnosa medis skizofrenia paranoid diruang Jiwa A Rumkital dr. Ramelan Surabaya.
Merencanakan asuhan keperawatan jiwa masalah utama waham curiga pada Ny. L dengan
diagnosa medis skizofrenia paranoid diruang Jiwa A Rumkital dr. Ramelan Surabaya.
Melaksanakan asuhan keperawatan jiwa masalah utama waham curiga pada Ny. L
dengan diagnosa medis skizofrenia paranoid diruang Jiwa A Rumkital dr.
Ramelan Surabaya. Mengevaluasi asuhan keperawatan jiwa masalah utama
waham curiga pada Ny. L dengan diagnosa medis skizofrenia paranoid diruang
Jiwa A Rumkital dr. Ramelan Surabaya.
Mendokumentasikan asuhan keperawatan jiwa masalah utama waham curiga pada
Ny. L dengan diagnosa medis skizofrenia paranoid diruang Jiwa A Rumkital dr.
Ramelan Surabaya.
a. Manfaat
Terkait dengan tujuan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan
manfaat:
1. Dari segi akademik, merupakan sumbangan untuk ilmu pengetahuan
khususnya dalam hal asuhan keperawatan jiwa dengan masalah waham
curiga.
2. Dari segi praktis, tugas akhir ini akan bermanfaat bagi:
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di rumah
sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan jiwa dengan waham
curiga dengan baik.
b) Untuk penulis
Hasil karya tulis ilmiah ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi para
penulis berikutnya yang akan melakukan studi kasus pada asuhan
keperawatan jiwa pada pasien dengan waham curiga.
b. Metode Penulisan
1. Metode
a) Wawancara
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari klien.
b) Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat dengan
klien, catatan medik perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim kesehatan
yang lain.
4. Studi Kepustakaan
Yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan judul studi kasus dan masalah
yang dibahas.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Skizofrenia (waham curiga) merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar
pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa
dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar (Ibrahim, 2011).
Menurut Melinda Hermann (2008) dalam buku Yosep (2011), mendefinisikan skizofrenia sebagai
penyakit neurologis yang mempengaruhi persepsi klien, cara berpikir, bahasa, emosi, dan perilaku
sosialnya (Neurological disease that affects a person’s perception, thinking, language, emotional,
and social behavior).
Menurut Faisal (2008) dalam buku Prabowo (2014), penyakit Skizofrenia atau Schizophrenia
artinya kepribadian yang terpecah, antara pikiran, perasaan, den perilaku. Dalam artian apa yang
dilakukan tidak sesuai dengan pikiran dan perasaannya. Secara spesifik Skizofrenia adalah orang
yang mengalami gangguan emosi, pikiran, dan perilaku.
B. Etiologi
Menurut (Ibrahim, 2011) etiologi skizofrenia adalah sebagai berikut :
1. Model diatesis-stress
Suatu model untuk integrasi faktor biologis dan faktor psikososial dan lingkungan yang
merupakan model diatesis. Model ini mengendalikan bahwa seseorang memiliki suatu
kerentanan spesifik (diatesis).
Faktor biologis
Dasar untuk timbulnya abnormalitas mungkin terletak pada perkembangan abnormal
(sebagai contohnya, migrasi abnormal neuron di sepanjang sel glia radial selama perkembangan)
atau dalam generasi neuron setelah perkembangan.
E. Diagnosa Banding
Menurut Ibrahim (2011), diagnosis banding skizofrenia adalah :
1. Pengkajian
Menurut Kusumawati dan Yudi (2011), Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama bagi
tahap berikutnya dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan atau masalah klien berdasarkan seperangkat data yang ada.
1. Identifikasi klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang: Nama klien, Nama perawat, tujuan, waktu pertemuan, topik
pembicaraan.
2. Keluhan utama / alasan masuk
3. Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga
datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah dan perkembangan yang di capai.
4. Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
kriminal.
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin
mengakibatkan terjadinya gangguan:
a. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien.
b. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan
perkembangan individu pada prenatal, neonates dan anak-anak.
c. Sosial Budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya(peperangan,kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.
a. Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat
menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang terkait dengan
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
b. Konsep diri
7. Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien, alam
perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien,
proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung dan
berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik diri.
8. Kebutuhan persiapan pulang
e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah minum
obat.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien.
10. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian yang
dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
11. Aspek medis
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi,
terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi dan
perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam
kehidupan bermasyarakat.
2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang sering muncul pada klien waham menurut
Damaiyanti dan Iskandar (2012) adalah:
1. Gangguan proses pikir: waham.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah interpretasi ilmiah dari data pengkajian yang
digunakan untuk mengarahkan perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Nanda, 2012).
1. Kerusakan Komunikasi verbal b.d waham curiga
a. Tujuan
1) klien dapat berorientasi terhadap realita secara bertahap
2) klien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3) klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4) klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.
b. Tindakan keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham,
saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu
agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan
yang dilakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya,
yaitu:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
a. Tujuan keperawatan
1) Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Identitas klien
Klien adalah seorang perempuan bernama “Ny. L” usia 52 tahun,
beragama katolik, bahasa yang sering digunakan adalah bahasa Indonesia
dan jawa. Klien adalah anak keempat dari enam bersaudara. Klien tinggal
di daerah bendul merisi. Klien masuk rumah sakit tanggal yang terakhir
tanggal 30 maret 2015.
Alasan Masuk
Klien masuk ke rumah sakit Dr. Ramelan Surabaya tanggal 30-03-2015 di
antar. Klien mengatakan dibawa oleh kakaknya ke RSAL. Klien selalu
merasa kalau kakak iparnya berniat buruk terhadapnya karena klien yang
banyak memiliki uang, perhiasan dan mobil. Klien mengatakan dibrankas
rumahnya berisi berlian, tapi tiba – tiba hilang. Klien juga merasa
tetangganya tidak menyukainya dan pernah masuk kerumahnya
mengambil perhiasannya.
Keluhan Utama : saat pengkajian klien mengatakan barang – barangnya
sering hilang dicuri teman sekamarnya dan curiga terhadap mahasiswa
yang memberikan roti di campur sabun.
Pemeriksaan Fisik
X X X
Keterangan :
52 tahun
: Laki-laki : Cerai
: Perempuan : Meninggal
: Tinggal serumah
Penjelasan:
Klien mengatakan anak ke empat dari enam bersaudara, klien pernah menikah dan memiliki
dua anak mereka sudah rumah tangga sendiri dan klien tinggal serumah dengan ibu
kandungnya.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
1.Konsep diri
a. Citra tubuh:
Saat ditanya bagian tubuh mana yang disukainya, klien mengatakan
menyukai semua anggota tubuhnya.
b. Identitas:
Klien mengatakan bahwa klien seorang perempuan berusia 52 tahun
dan seorang janda.
c. Peran:
Klien mengatakan sebagai seorang anak dan seorang ibu yang
memiliki 2 orang anak. Klien pernah bekerja sebagai seorang
administrasi.
d. Ideal diri:
Klien mengatakan ingin cepat pulang dan ingin berkumpul dengan
keluarga.
e. Harga diri:
Klien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaannya, karena
klien merasa dirinya sehat.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
4. Hubungan sosial:
a. Orang yang berarti: klien mengatakan orang yang berarti adalah ibu.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat:
5. Spiritual
Ds :
Klien mengatakan bila
kakak iparnya berniat
Gangguan proses
buruk terhadapnya
pikir:
karena klien yang
Waham curiga
banyak memiliki
uang, perhiasan dan
mobil, saat pengkajian
klien mengatakan
barang – barangnya
sering hilang dicuri
teman
sekamarnya dan
curiga terhadap
mahasiswa yang
memberikan roti di
campur sabun.
Klien mengatakan
bahwa tetangganya
tidak menyukainya
dan pernah
masuk kerumahnya
mengambil
perhiasannya.
Do :
Klien banyak tiduran
dikamar dan bermalas
– malasan di kamar
Klien menatap curiga
dan waspada
kepada orang
yang
mendekatinya
Klien terkadang
tampak gelisah dan
bingung
DS:
Klien mengatakan
lebih senang sendiri
dan diam ketika ada
masalah menimpanya. Koping individu inefektif
Do:
Klien tampak
menyendiri di kamar
Pohon Masalah
Gambar : 3.2 Pohon Masalah Klien dengan gangguan proses piker :waham curiga
Rencana Keperawatan
u hi d. Yakinkan
kebutu klien
Dengan
h annya dalam
mengetahui
5. Klien keadaan
kemampuan yang
mampu aman dan
dimiliki
mengan terlindungi
daripada
hanya
kegiata a. Beri memikirkannya
n pujian pada
harian. penampilan
dan
kemampuan
klien
yang realita
b. Diskusikan
SP 2 :
dengan klien
1. Klien
kemampuan
mampu
yang Penggunaan
menge
dimiliki obat
v aluasi
yang realita secara teratur dan
jadwal
c. Tanyakan benar
kegiata
apa yang
n akan
bisa
harian Klien mau minum mempengaruhi
dilakukan.
klien obat dan mengerti proses
Anjurkan
2. Klien manfaatnya penyembuhan
untuk
mampu dan, member obat
melakukan
berdisk dan efek samping
sendiri
u si obat
d. Jika
tentang
klien bicara
kemam
tentang
p uan
wahamnya,
yang
dengarkan
dimiliki
sampai
3. Klien
kebutuhan
mampu
wahamnya
melatih
selesai
kemam
e. Tunjukkan
p uan
bahwa
yang
klien penting
dimilik
i
SP 3 :
1. Klien
mampu a. Diskusikan
menge dengan klien
v aluasi tentang obat,
jadwal dosis,
kegiata frekwensi
n efek samping
harian obat
klien dan akibat
2. Klien penghentian
mampu b. Diskusikan
membe perasaan
r ikan klien setelah
pendidi minum obat
kan
kesehat c. Berikan obat
an dengan
tentang
penggu prinsip 5
n aan benar
obat
secara
teratur
3. Klien
mampu
mengan
j urkan
klien
memas
u kkan
dalam
jadwal
kegiata
n
harian
klien
Implementasi dan Evaluasi
mengatakan “saya
males mas”
3. Mendiskusikan kebutuhan Klien mengatakan
yang tidak terpenuhi “Selama ini
kebutuhan tidak ada
masalah”
4. Membantu pasien Klien
memenuhi Agus r
mengatakan “Saya
kebutuhannya
lagi males mas”
5. Menganjurkan pasien Klien mengatakan
memasukan dalam “Saya belum bisa
jadwal kegiatan harian memasukan dalam
jadwal mas”
O:
Klien menatap tajam
penuh curiga
Klien tidak mau
menjawab hal yang
membuatnya gelisah
A:
Klien mampu BHSP
Klien belum mampu
mengorientasikan
realita
Klin belum mampu
memasukan jadwal
kegiatan harian.
P : Lanjutkan SP 1
Membantu
orientasi realita
Menganjurkan
pasien memasukkan
Agus
dalam jadwal
R
kegiatan harian
SP 1 S:
26- Ganggua
05- n proses Klien mengatakan
1. Membina hubungan
2015 pikir: “Nama saya Bu L”.
saling percaya
waham
curiga Klien mengatakan
2. Membantu orientasi
“Iya mas ada yang
realita
mau racun saya dan
ada yang mencuri
barang saya”
Klien mengatakan
“Selama ini
3. Menganjurkan pasien kebutuhan tidak ada
memasukan dalam masalah”.
jadwal kegiatan harian. Klien mengatakan
“saya sudah bisa
4. Membantu pasien melakukan semua”.
memenuhi Klien mengatakan
kebutuhannya. “Iya mas
nanti
saya
5. Menganjurkan pasien masukan
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian. dalam jadwal”.
O:
Klien
mampu
menceritakan apa
yang dirasakan
terhadap perawat.
Klien terlihat lebih
Agus
tenang
r
setelah
bercerita
kepada perawat.
Keluarga klien
jarang mengunjungi
klien.
SP 2
O:
Klien menjawab
semua pertanyaan
dengan ekspresi
wajah
yang biasa saja.
A:
Klien mampu
mengevaluasi jadwal
kegiatan harian.
Kilen belum mampu
berdiskusi tentang
kemampuan yang di
miliki.
Klien belum mampu
melatih
kemampuan
yang di miliki.
Agus
P:
r
SP 1 dan SP 2
dipertahankan.
28- Gangguan
05- proses S:
2015 pikir: Klien mengatakan
“iya
waham mas sudah saya
curiga SP 3 masukkan ke dalam
jadwal harian”
1. Mengevaluasi
Klien
jadwal kegiatan
harian pasien. mengatakan
“saya hobi menyanyi
mas”.
2. Berdiskusi tentang
proses kemampuan yang Klien
pikir: dimiliki. mengatakan”saya
waham senang bisa menyanyi
curiga kembali”.
O:
Klien menjawab
semua pertanyaan
dengan penuh
semangat, wajah
klien
3. Melatih kemampuan
tampak senang.
yang dimiliki.
A:
Klien
mampu
mengevaluasi jadwal
kegiatan harian
pasien.
Agus r
Klien mampu
berdiskusi tentang
kemampuan
yang dimiliki.
Klien mampu
melatih kemampuan
yang dimiliki. Agus r
P:
Sp 1 dan Sp
2 dipertahankan.
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan pada pasien waham, maka penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian keperawatan jiwa masalah utama gangguan pola pikir: waham
curiga pada Ny.L dengan diagnosa medis skizofrenia paranoid di dapati
bahwa waham adalah suatu keadaan dimana seseorang individu
mengalami sesuatu kekacauan dalam pengoperasian dan aktivitas-aktivitas
kognitif. Respons ini dapat menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri,
orang lain, maupun lingkungan. Melihat dampak dari kerugian yang
ditimbulkan, penangan pasien waham perlu dilakukan secara cepat dan
tepat oleh tenaga yang profesional.
2. Pada penegakan diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan jiwa
dengan masalah utama gangguan pola pikir: waham curiga pada pasien
Ny.L dengan diagnosa medis skizofrenia paranoid di dapatkan tiga
permasalahan aktual (1) Kerusakaan komunikasi kronik, (2) Gangguan
proses pikir: waham, (3) Harga diri rendah kronik.
3. Pada rencana keperawatan klien dapat berorientasi terhadap realita secara
bertahap, dapat memenuhi kebutuhan dasar, mampu berinteraksi dengan
orang lain dan lingkungan, serta mampu menggunakan obat dengan prinsip
5 benar. Akan tetapi, pada tinjauan kasus SP keluarga tidak direncanakan
karena keluarga tidak pernah mengunjungi klien selama pengkajian
berlangsung.
4. Setelah dilakukan rencana keperawatan maka dilakukan tindakan
keperawatan, yaitu : Bina hubungan saling percaya,Membantu orientasi
realitas, Meningkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional klien, Mendiskusikan tentang kemampuan positif yang dimiliki,
Membantu melakukan kemampuan yang dimiliki, Mendiskusikan tentang
obat yang diminum, Melatih minum obat yang benar. Namun, dalam
tinjauan kasus tidak dilakukan TAK orientasi relitas dan sosialisasi karena
klien menolak untuk diajak TAK (Terapi Aktfitas Kelompok). Dalam
tinjauan kasus selama pengkajian, SP 1 dilakukan selama 2 kali pertemuan
dikarenakan pasien belum mampu orientasi realitas dan memasukkan
jadwal. Dalam tinjauan kasus selama pengkajian, SP 2 dilakukan selama 2
kali pertemuan dikarenakan pasien belum mampu mengidentifikasi
kemampuan positif yang dimiliki, dan mampu memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian. Akan tetapi pada SP keluarga yang terdiri dari SP 1, SP 2,
dan SP 3 pada tinjauan kasus tidak dilaksanakan karena keluarga tidak
pernah mengunjungi klien selama pengkajian berlangsung.
5. Selanjutnya, dilakukan evaluasi. Pada SP 1 pasien, dilakukan SP 1 namun
pasien masih belum mampu merespon dengan baik dan cenderung acuh.
Akan tetapi pasien mampu menceritakan sedikit tentang permasalahan
yang dihadapi dan mampu memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Pada hari ke-2 diulangi lagi SP 1 pasien, pasien mampu mengevaluasi
orientasi realita, mampu mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi,
dan mampu memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Pada hari ke-3
dilakukan SP 2 pasien, pasien belum mampu mengidentifikasi kemampuan
positif yang dimiliki, dan mampu memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian. Pada hari ke-4 diulangi lagi SP 2 pasien, pasien mampu
mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki dan mampu
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian, yaitu dengan kemampuan
bernyanyi lagu rohani.
6. Dokumentasi asuhan keperawatan jiwa dimulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan, dan juga
evaluasi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka saran yang dapat diberikan penulis sebagai
berikut :
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk membekali pengetahuan dan keterampilan bagi
mahasiswa khususnya tentang pemberian asuhan keperawatan pada
pasien jiwa, sehingga mahasiswa lebih profesional dalam mengaplikasikan
pada kasus secara nyata.
2. Bagi Rumah Sakit
Untuk meningkatkan pengetahuan dengan mempelajari konsep gangguan pola pikir:
waham curiga dan meningkatkan keterampilan dengan mengikuti seminar serta
pemahaman perawat tentang perawatan pada pasien jiwa khususnya dengan masalah utama
waham sehingga perawat dapat membantu mengatasi pasien dengan masalah utama
waham.
3. Bagi Mahasiswa
Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu keperawatan jiwa sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta mengetahui terlebih dahulu beberapa masalah
utama dan diagnosa medis yang meliputi keperawatan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Arini, Diyah. Dkk. (2012). Pedoman Penyusunan Studi Kasus. Surabaya: Stikes
Hang Tuah Surabaya.
Kusumawati, F. dan Yudi Hartono. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Medika. Stuart & Sundeen, (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5.
Jakarta : EGC Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika
Aditama.