Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS

ANEMIA PADA Ny. R DI RUANGAN


KEPERAWATAN SERUNI

OLEH

Yance Djilarpoin S.Kep


N2011228

CI Lahan CI Institusi

(…………………………………) (…………………………………)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN (STIKES) GRAHA

EDUKASI MAKASSAR

2021
KONSEP MEDIS

A. Pengertian

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin


dalam 10o ml darah (Ngastiyah , 1997). Anemia adalah keadaan zat gizi yang
berlangsung lama yang disebabkan makanan yang dikonsumsi kurang
mengandung zat gizi atau suatu keadaan terganggunya sistem pencernaan
sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan penyerapan makanan yang
dikonsumsi (Supandiman, 1997).

Anemia adalah diman kadar hemoglobin menurun sehingga tubuh akan


mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas pengangkutan
oksigen berkurang . sedangkan menurut Arif Mansoer et al , (2000)
menyebutkan bahwa anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan
kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan
eritrosit.

B. Etiologi
Anemia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit , namun semua kerusakan
tersebut secara signifikan akan mengurangi banyak oksigen yang tersedia
untuk jaringan . menurut Brunner dan Suddart (2001), beberapa penyebab
anemia secara umum antara lain :

1. Secara fisiologis , anemia terjadi bila terdapat kekurangan jumlah


hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan .
2. Akibat sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel darah merah
yang berlebihan
3. Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
4. Faktor lain yang meliputi : kehilangan darah , kekurangan nutrisi , faktor
keturunan , penyakit kronis , dan kekurangan zat besi.

C. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum
tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor,
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut
terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah
(disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping
proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam
aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan
dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau
kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera. Anemia
merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan
dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ
penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya
lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki
(Sjaifoellah, 1998).

D. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala anemia antara lain :

1. Pusing
2. Mudah berkunang-kunag
3. Lesu
4. Aktivitas kurang
5. Rasa mengantuk
6. Susah berkonsentrasi
7. Cepat lelah
8. Prestasi kerja fisik /pikiran menurun
9. Konjungtiva pucat
10. Telapak tangan pucat
11. Anoreksia

Gejala khas masing-masing anemia :

1. Pendarahan berulang / kronik pada anemia pasca perdarahan , anemia


defisioensi besi.
2. Ikterus , urin berwarna kuning tua / cokelat , perut merongkol/ makin
buncit pada anemia hemolitik.
3. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan .

E. Klasifikasi anemia:
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis :
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik
1) Penyebab:
a) Agen neoplastik/sitoplastik
b) Terapi radiasi, antibiotic tertentu
c) Obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
d) Infeksi virus (khususnya hepatitis)
2) Gejala-gejala:
a) Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
b) Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan
saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan
saraf pusat
b. Anemia pada penyakit ginjal
1) Gejala-gejala:
a) Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
b) Hematokrit turun 20-30%
Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah
maupun defisiensi eritopoitin
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia
jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan
warna yang normal).  Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses
paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
Anemia defisiensi besi
a. Penyebab:
1) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,
menstruasi
2) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
3) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis,
varises oesophagus, hemoroid, dll.)
b. Gejala-gejalanya:
1) Atropi papilla lidah
2) Lidah pucat, merah, meradang
3) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
1. Anemia megaloblastik
a. Penyebab:
1) Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
2) Malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan
keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan
ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
1. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh destruksi sel darah merah:
a. Pengaruh obat-obatan tertentu
b. Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia
limfositik kronik
c. Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
d. Proses autoimun
e. Reaksi transfusi
f. Malaria

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
a. Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam
folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan
yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat
darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
a. Dicari penyebab defisiensi besi
b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan
fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor
intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau
malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan
gangguan absorbsi.

G. Komplikasi
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1. Gagal jantung,
2. Kejang dan parestesia (perasaan yang menyimpang seperti rasa terbakar ,
Kesemutan)
3. Perkembangan otot buruk (jangka panjang)
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

H. Pencegahan
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Tapi anda dapat membantu
menghindari iron deficiency anemia dan vitamin deficiency anemias dengan
makanan sehat yang mengandung:
1. Zat besi. Dapat ditemukan pada daging. Jenis lain adalah kacang, sayuran
berwana hijau gelap, buah yang dikeringkan, dan lain-lain.
2. Folat. Dapat ditemukan pada jeruk, pisang, sayuran berwarna hijau gelap,
kacang-kavangan, sereal dan pasta.
3. Vitamin B-12. Vitamin ini banyak terdapat pada daging dan susu.
4. Vitamin C. Vitamin C membantu penyerapan zat besi. Makanan yang
mengandung vitamin C antara lain jeruk, melon dan buah beri

Makanan yang mengandung zat besi penting untuk mereka yang


membutuhkan zat besi tinggi seperti pada anak-anak, wanita menstruasi dan
wanita hamil. Zat besi yang cukup juga penting untuk bayi, vegetarian dan
atlet
I. Penyimpangan KDM

Terhentinya
Defisiensi Penghancuran pembuatan sel
vitamin B₁₂ & erotrosit yang darah merah oleh
Pendarahan asam folat berlebihan sumsum tulang
masif
belakang

Gangguan sintesis ANEMIA


DNA
Ketidakefektifan
Kadar HB Perfusi Jaringan
menurun Perifer
Gangguan maturasi
inti sel darah merah

Komparten sel
penghantar oksigen zat
Absorbsi nutrisi nutrisi ke sel menurun
Membran
dalam usus halus mukosa mulut
berkurang kering
Peradangan pada
mulut dan lidah

Anoreksia
Kesulitan
menelan
Impuls saraf ke
hipotalamus

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS


Malnutrisi Lemas

Reseptor nyeri
Cepat lelah
Ketidakseimbangan
Nutrisi : Kurang Persepsi nyeri
ANEMIA PADA Ny. R DI RUANGAN
KEPERAWATAN SERUNI

OLEH

Yance Djilarpoin S.Kep


N2011231

CI Lahan CI Institusi

(…………………………………) (…………………………………)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN (STIKES) GRAHA

EDUKASI MAKASSAR

2021

A. Pengkajian Keperawatan
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK
( PSYSYCAL ASSASSMENT )

1. BIODATA PASIEN

a. Nama : Ny. R
b. Tanggal lahir : 24-04-1997
c. Jenis Kelamin : perempuan
d. Agama : Islam
e. No. Register ; 131654
f. Alamat : Malewang
2. ANAMNESE
a. Keluhan Utama (Alasan MRS) :
Saat Masuk Rumah Sakit : pasien merasa lemas dan nyeri uluh hati
Saat Pengkajian : pasien mengeluh sakit kepala ,Pasien
tampak lemas, pasien terpasang infus RL,
TTV: TD: 110/80, suhu 36, nadi 90
b. Riwayat Penyakit Yang lalu : Tidak ad
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada yang menderita penyakit
3. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN
a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit


Makan/Minum

1 Jumlah/Waktu Pagi : 2 x , 2 gelas Pagi : 1x , ½ gelas


Siang : 1 x, 3 gelas Siang : -
Malam : 1x, 2 gelas Malam : 1x, 2 gelas

2 Jenis Nasi : padat Nasi : lunak


Lauk : ikan Lauk : telur/ikan
Sayur : lain-lain Sayur : bayam, labu
Minum : air putih/teh Minum/Infus : air
putih/RL

3 Pantangan Makan yang padat

b. Pola Istirahat tidur

No Pemenuhan istirahat tidur Di Rumah Di Rumah Sakit

1 Jumlah/Waktu Pagi :- Pagi :-


Siang :- Siang:3 jam
Malam : 7 jam Malam : 6 jam

2 Gangguan tidur - -

c. Pola kebersihan diri/personal Hygiene :

N Pemenuhan personal Hygiene Di Rumah Di Rumah Sakit


o

1 Frekuensi mencuci rambut 2x sehari 1x sehari

2 Frekuensi mandi 2x sehari -

3 Frekuensi gosok gigi 2x sehari -

4 Keadaan kuku Bersih Bersih

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

1) Tensi : 160/60 mmHg


2) Nadi : 90×/menit
3) Suhu : 36×/menit

5. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU


a. Integument
Inspeksi : tidak ada lesi, bersi
Warna kulit : sawo matang,
Palpasi : Tekstur tidak kasar, Turgor/Kelenturan baik
b. Pemeriksaan Rambut
a. Inspeksi : Rontok (-), Warna hitam
6. PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER
a. Pemeriksaan kepala
Inspeksi : bentuk kepala brakhiocephalus, simetris kiri dan kanan, tidak
ada luka, tidak ada darah, trepanasi (-).
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b. Pemeriksaan mata
Inspeksi :
1) Kelengkapan dan kesimetrisan mata (+)
2) Kelopak mata/palpebra : oedem (-), ptosis (-),peradangan (-), luka (-),
benjolan (-).
3) Bulu mata : tidak rontok
4) Konjunctiva dan sclera : tidak ada perubahan warna
c. Pemeriksaan telinga
Insoeksi dan palpasi
Bentuk telinga luar : normal
Ukuran : sedang
Lesi : tidak ada
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada peradangan
c. Pemeriksaan hidung
1) Inspeksi dan palpasi
Bentuk hidung simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada
pembengkakan, polip (-)
d. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Inspeksi dan palpasi
Tidak ada kelainan konginetal, warna bibir pucat, bibir pecah (+), gigi
bersih, lidah bersih, tidak ada kotoran, tidak ada perdarahan.
7. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : datar
Massa/benjolan (-), kesimetrisan (-),
Bayangan pembuluh darah vena (-)
b. Palpasi
ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran, perabaan lunak.

Status Nyeri

a. Menurut Skala Intensitas Numerik


KLASIFIKASI DATA

Data subjektif Data objektif

1. Pasien mengeluh lemas 1. Pasien tampak meringis


2. Pasien mengatakan cepat Lelah 2. Pasien tampak lemas
3. Pasien mengeluh sakit kepala 3. TTV: TD: 110/80
S : 36 C
N : 90

ANALISA DATA

No Data Etiologi Diagnose


keperawatan

1 DS: Anemia Nyeri akut

1. Klien mengeluh
kadar Hb
letih Klien
mengatakan O2 dan nutrisi kejaringan
depresi otak

2. Klien mengeluh
sakit kepala pusing
DO : nyeri akut

1. Posisi tubuh
tidak tegak
2. Klien terlihat
gelisah
3. Wajah klien
terlihat meringis
4. Tampak
kesakitan

P:

Q: Seperti ditusuk-
tusuk

R: di kepala

S: skala 6 (nyeri
sedang)

T: menetap, 10
menit, semakin
berat bilah
melakukan aktifitas

2 DS: Anemia Intoleransi aktivitas

1. Klien mengeluh
letih dan lemah kadar Hb
2. Klien mengeluh
dispnea saat
bekerja O2 dan nutrisi kejaringan
3. Klien
mengatakan Penurunan suplai O2/ nutrisi
pola tidur keotot
terganggu

DO : Lemah, letih, aktivitas


berkutang
1. TD klien tidak
stabil/normal
Intoleransi aktivitas

A. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut (00132)berhubungan dengan agen injuri fisik/biologis


2. Intoleransi aktivitas ( 00092) berhubungan dengan kelemahan umum .

B. Intervensi

NO Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


. Keperawatan Kriteria Hasil
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Pengkajian :
(00132)berhubungan tindakan 1. Kaji skala 1. Untuk
dengan defisiensi keperawatan selama intensitas nyeri mengetahui
vitamin B₁₂ dan asam 3x24 jam , nyeri Tindakan Mandiri : skala
folat dalam sel. dapat teratasi 2. Observasi isyarat intensitas
Defenisi : dibuktikan dengan ketidaknyamanan nyeri
Pengalam sensori dan kriteria hasil : dari klien 2. Untuk
emosional yang tidak 1. Ekspresi nyeri Penyuluhan : mengetahui
menyenangkan yang pada wajah 3. Ajarkan teknik tingkat nyeri
muncul akibat klien berkurang distraksi kepada yang
kerusakan jaringan 2. Klien akan pasien dirasakan
yang aktual atau menunjukkan Kolaboratif : klien
potensial atau yang tingkat nyeri 4. Berikan analgesia 3. Untuk
digambarkan dalam yang dapat atau strategi memberi rasa
hal kerusakan dipertahankan nonfarmakologis nyaman
sedemikian rupa 3. Gelisah yang untuk kepada klien
(International dialami klien menghilangkan 4. Untuk
Association for the dapat teratasi nyeri yang mengurangi
study of pain ) ; dirasakan nyeri yang
awitan yang tiba-tiba dirasakan
atau lambat dari oleh klien
intensitas ringan
hingga berat dengan
akhir yang dapat
diantisipasi atau
diprediksi dan
langsung < 6 bulan.
Faktor yang
berhubungan :
Agen zat kimia
Ditandai dengan
batasan
karakteristik :
DS :
1. Klien mengeluh
letih
2. Klien mengatakan
depresi
3. Klien mengeluh
sakit kepala
DO :
1. Posisi tubuh tidak
tegak
2. Klien terlihat
gelisah
3. Wajah klien
terlihat meringis
4. Tampak kesakitan
P:
Q: Seperti ditusuk-
tusuk
R: di kepala
S: skala 6 (nyeri
sedang)
T: menetap, 10 menit,
semakin berat bilah
melakukan aktifitas

2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Pengkajian :


( 00092) berhubungan tindakan 1. Kaji respon 1. Untuk
dengan kelemahan keperawatan selama emosi , sosial , dan mengetahui
umum . 3x24 jam , spritual terhadap emosi, sosial
Definisi : intoleransi aktivitas aktivitas dan spritual
Ketidakcukupan teratasi dibuktikan Tindakan mandiri : saat
energi psikologis atau dengan kriteria hasil 2. Pantau pola tidur beraktivitas
fisiologis untuk : pasien 2. Untuk
melanjutkan atau 1. Klien 3. Pantau tanda-tanda mengetahui
menyelesaikan menunjukkan vital klien sebelum pola tidur
aktivitas kehidupan toleransi aktivitas , selama dan klien
sehari-hari yang harus 2. Klien dapat sesudah 3. Untuk
atau yang ingin menyeimbang beraktivitas mengetahui
dilakukan aktivitas dan Penyuluhan : tanda-tanda
Faktor yang istirahat 4. Instruksikan vital klien
berhubungan : penggunaan teknik 4. Untuk
Kelemahan umum relaksasi selama memberikan
Ditandai dengan beraktivitas rasa nyaman
batasan karakteristik : 5. Ajarkan tentang kepada klien
DS : pengaturan 5. Agar
1. Klien mengeluh aktivitas dan aktivitas
letih dan lemah teknik manajemen klien dapat
2. Klien mengeluh waktu untuk teratur
dispnea saat mencegah dengan baik
bekerja kelelahan 6. Untuk
3. Klien mengatakan Kolaboratif : memberikan
pola tidur 6. Kolaborasikan pertahanan
terganggu dengan ahli terapi tubuh yang
DO : okupasi untuk kuat dalam
1. TD klien tidak latihan pertahanan beraktivitas
stabil/normal dalam beraktivitas

C. Implementasi dan Evaluasi


Hari pertama

No Diagnosa Wakt Pelaksanaan waktu Evaluasi


u keperawatan
1 Nyeri akut 11:00 1. mengkaji skala 15:00 S : pasien mengatakan
intensitas nyeri masi merasakan nyeri
11: 30 hasil : skala nyeri 6 O : skala nyeri 3
2. menganjurkan P:
kepada pasien untuk Q: Seperti ditusuk-
13:00 menggunakan tusuk
thenik relaksasi R: di kepala
3. mengajarkan teknik S: skala 3
distraksi kepada T: menetap, 10 menit,
pasien semakin berat bilah
hasil : pasien dapat melakukan aktifitas
melakukan thenik A : Masalah belum
relaksasi teratasi
4. memberikan obat P : Lanjutkan intervensi
analgesia: 1. mengkaji skala
hasil: obat cetorolac intensitas nyeri
2. menganjurkan
kepada pasien
untuk
menggunakan
thenik relaksasi
2 Intoleransi 10:00 1. memanantau pola S : pasien mangatakan
aktivitas tidur pasien masi merasakan lemas
hasil: pasien tidur O : pasien terlihat lemas
tidak teratur A : Masalah belum
2. memantau tanda- teratasi
tanda vital klien P : lanjutkan intervevsi
sebelum, selama dan 1. memantau tanda-
sesudah beraktivitas tanda vital klien
hasil: TTV: TD: sebelum, selama dan
110/80, suhu 36, sesudah beraktivitas
nadi 90 2. mengInstruksikan
3. mengInstruksikan penggunaan teknik
penggunaan teknik relaksasi selama
relaksasi selama beraktivitas
beraktivitas
hasil: pasien
menggunakan
thenik relaksasi
4. mengjarkan tentang
pengaturan aktivitas
dan teknik
manajemen waktu
untuk mencegah
kelelahan
hasil: pasien terlihat
paham

Hari kedua
No Diagnosa Wakt Pelaksanaan keperawatan Evaluasi
u
1 Nyeri akut 1. mengkaji skala intensitas S : pasien mengatakan
nyeri masi merasakan nyeri
hasil: skala nyeri 3 O : skala nyeri 3
2. menganjurkan teknik A : Masalah belum
relaksasi kepada pasien teratasi
hasil: pasien melakukan P : Lanjutkan intervensi
tehnik relaksasi
2 Intoleransi 10:00 1. memantau tanda-tanda vital S : pasien mangatakan
aktivitas klien sebelum, selama dan masi merasakan lemas
sesudah beraktivitas O : pasien terlihat lemas
hasil: TTV: TD: 110/60, A : Masalah belum
suhu 36, nadi 70, P 18x/m teratasi
2. mengInstruksikan P : lanjutkan intervevsi
penggunaan teknik relaksasi
selama beraktivitas.
Hasil: pasien menggunakan
thenik relaksasi

Anda mungkin juga menyukai