OLEH
CI Lahan CI Institusi
(…………………………….) (…………………………….)
EDUKASI MAKASSAR
2021
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Tuberkulosis paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik
yang sudah sangat lama dikenal pada manusia, misalnya dia
dihubungkan dengan tempat tinggal di daerah urban, lingkungan
yang padat, dibuktikan dengan adanya penemuan kerusakan
tulang vertebra otak (Amin 2006 : hal 242). Tuberkulosis (TB)
adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobakterium Tuberkulosis ( A.Sylvia 2006 : hal 852).
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi terutama yang
menyerang parenkim paru (Smeltzer 2002 : hal 584).
B. Etiologi
Penyebab penyakit Tuberkulosis adalah Mycobakterium
Tuberkulosa. Bakteri ini mempunyai ciri sebagai berikut : bakteri
berbentuk basil / batang, berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal
0,3-0,6 mikron, bersifat aerob, terdiri atas asam lemak (lipid)
peptidoglikan dan arabionomanan, hidup berpasangan atau
berkelompok, tahan asam, dapat bertahan hidup lama pada udara
kering maupun pada udara dingin dan suasana lembab dan gelap
dapat bertahan sampai berbulan-bulan, mudah mati dengan sinar
ultraviolet dan dapat tahan hidup lama pada suhu kamar, sudah
mati pada air mendidih (5 menit pada suhu 80 0C dan 20 menit pada
suhu 600C), penularan tuberkulosis terjadi karena kuman
dibatukkan atau dibersihkan keluar menjadi droplet nuklei dalam
udara.
C. Patofisiologi
1. Proses perjalanan penyakit
Kuman Mycobacterium tuberkulosis masuk melalui saluran
pernapasan, saluran pencernaan (GI), dan luka terbuka pada kulit.
Kebanyakan infeksi TB terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi
droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang
berasal dari orang yang terinfeksi. Partikel dapat masuk ke dalam
alveolar, bila ukuran vartikel kurang dari 5 mikrometer. Kuman akan
dihadapi terlebih dulu oleh neutropil, kemudian baru oleh makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan dibersihkan oleh makrofag keluar dari
cabang trakea bronkhial bersama gerakan sillia dengan sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru maka ia akan tumbuh dan
berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Di sini ia dapat
terbawa masuk ke organ tubuh lainnya.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya
diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil;
gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan di saluran
hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan
penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus, biasanya di bagian
bawah lobus atas paru atau di bagian atas lobus bawah, basil
tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Alveoli yang
terserang akan mengalami konsolidasi, dan timbul pneumonia akut.
Jika kuman sudah menjalar ke pleura maka akan terjadi efusi
pleura.
Kuman yang masuk ke dalam saluran gastrointestinal,
jaringan limfe, orofaring, dan kulit secara otomatis kuman masuk ke
dalam vena dan menjalar keseluruh organ, seperti paru, otak,
ginjal, tulang. Bila masuk ke dalam arteri pulmonalis maka terjadi
penjalaran keseluruh bagian paru dan menjadi TB milier. Sarang
primer akan timbul peradangan getah bening menuju hilus
(limfangitis lokal), dan diikuti pembesaran getah bening hilus
(limfangitis regional). Sarang primer limfangitis lokal serta regional
menghasilkan komplek primer (range). Proses sarang paru ini
memakan waktu 3–8 minggu.
D. Manifestasi klinik
Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang mempunyai
banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan
gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita
gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-
kadang asimtomatik.
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi 2 golongan, gejala
respiratorik dan gejala sisitemik:
1. Gejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan
yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non
produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila
sudah ada kerusakan jaringan.
b. Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin
tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan
darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk
darah terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat
ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya
pembuluh darah yang pecah.
c. Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah
luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi
pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.
d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang
ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura
terkena.
TB tidak berat
INH : 5 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari
TB berat (milier dan meningitis TBC)
INH : 10 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari
Dosis prednison : 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)
G. Penyimpangan KDM
Kuman mycobacteri
Infasi Kesaluran pernapasan
Mengandung Neukrosis Bakteri Mencapai Basil Berdistribusi
Alveolus Kehipotalamus
Tuber Kel Membesar Sistem Imunn Menurun Respon Menggigil
Erosi pada dindingBronchiolus Reaksi Radang Peningkatan suhu tubuh
Hemaptoe Membentukan Seratonin
Merangsang Ke hipotalamus Hipertermia
Anoreksia Triptopan
Resiko Infekksi
Obstruksi Saluran Napas Asupan Nutrisi Tidak Adekuat Infasi Kesistem
Saraf Pusat
Peningkatan Sekret BB menurun Fatique &
Malase
Batuk Tidak Efektif Keletihan
Ketidakseimbangan
Ketidakefektivan Nutrisi Kurang Dari Intoleransi
Bersihan Jalan Napas Kebutuhan Tubih Aktivitas
GangguanASUHAN
Pola KEPERAWATAN DENGAN KASUS
TidurTUBERCOLOSIS PADA Tn. G DI RUANGAN
KEPERAWATAN ICU
OLEH
Yance Djilarpoin S.Kep
N2011228
CI Lahan CI Institusi
(…………………………….) (…………………………….)
EDUKASI MAKASSAR
2021
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama : Tn H
b. Usia : 64 tahun
c. Jenis kelamin : Laki - laki
d. Pendidikan : SMA
e. Suku bangsa : bugis/indonesia
f. Alamat : poros buring kassi
g. Agama : islam
h. Diagnosa medis : TUBERCOLOSIS
2. Penanggung jawab
a. Nama :Ny.”H”
b. Umur : 30 Tahun
c. Pekerjaan :
d. Hubungan : anak kandung
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : sasak napas
b. Riwayat keluhan utama : keluarga pasien mengatakan pasien
sesak napas, pasien datang di ruangan perawatan icu dengan
keadaan lemas, dan tidak sadarkan diri
c. Riwayat kesehatan keluarga :keluarga pasien mengatakan tidak
ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit seperti pasien
4. Pengkajian Primer
a. Airway
Terdapat sumbatan jalan napas sedikit secret, terdengar adanya
bunyi aliran udara pernafasan, bunyi auskultasi paru, ronkhi.
b. Breathing
1) Napas Cepat (Takipnea). RR 30x/m
2) Pasang O2 NRM 10 liter ,monitor
3) Spo2 100?
c. Circulation
Nadi 158x/menit, TD 90/60
d. Disability
Kesadaran coma = 3 GCS E 1 M 1 V 1
A : klien kesadaran coma
V : tidak ada respon suara
P : respon nyeri tidak ada
5. Pengkajian Sekunder
a. TTV
TD 90/60
N 158x/menit
S 38,9 C
RR 30x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
bentuk bulat, rambut hitam ,sedikit beruban, tidak ada luka,
tidak ada kerontokan
2) Hidung
Tidak ada secret yang mengganggu, bersih, ada cuping
hidung.
3) Telinga
Simetris, bersih, tidak terlihat adanya benjolan
4) Mulut
Klien tidak memakai gigi palsu, tidak ada pendarahan atau
muntahan di rongga nafas
5) Leher
Tidak ada pembesaran tiroid , tidak ada pembesaran kelenjar
limfoid
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Radiologi
Hasil belum dibacakan
2) EKG
d. Terapy
pasang 02 NRM
pasang infus RL
Paracetamol 1,gr
Vascon dosis 0,1
Analisa data
Data Etiologi Masalah
keperawatan
Ds : Kuman mycobacteri
Do : Infasi Kesaluran
1. Pernapasan pernapasan Ketidakefektifan
30x/m pola napas
2. Bradipnue Bakteri Mencapai
3. Menggunakan Alveolus
otot bantu
pernapasan Leukost, pmn
neutrophil
menyerang dan
memfagositosis
bakteri
Reaksi peradangan
Kerja sel goblet
Akumulasi secret
Obstruksi jalan
napas
Ketidakefektifan
pola napas
Ds Kuman mycobacteri
1. Keluarga pasien
mengatakan kulit Infasi Kesaluran
pasien terasa pernapasan HIPERTERMI
sangant panas
Do: Bakteri Mencapai
1. S: 38,9 C Alveolus
Basil Berdistribusi
Kehipotalamus
Pyrogen aktif
melepaskan
prostaglandin
Menggeser sel
point thermostat
dari titik normal
Peningkatan suhu
tubuh
Hipertermia
DS : Kuman mycobacteri
DO :
1. Pasien tampak Bakteri Mencapai Intoleransi
berbaring Alveolus aktivitas
2. Pasien terlihat
sangat lemah Leukost, pmn
3. Kesadaran neutrophil
menurun menyerang dan
memfagositosis
bakteri
Reaksi peradangan
Akumulasi secret
Obstruksi jalan
napas
menghalangi
ventilasi disfusi
perfusi jaringan
produksi anerob
ptoduksi ATP
kelemahan fisik,
aktivitas terbatas
intoleransi
aktivitas
B. Diagnosa keperawatan
Ditandai dengan
batasan
karakteristik :
DS :
DO :
1. Pasien terlihat
berbaring