“”_TB PARU_””
A. Pengertian
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang menyerang paru-paru
yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan
granuloma dan menimbulkan nekrosi jaringan. Penyakit ini bersifat menahun
dan dapat menular dari penderita ke orang lain.
(Manurung Santa,S.SKM,M.kep,dkk.(2008).Seri Asuhan Keperawatan Gangguan
Sistem pernafasan.Penerbit Trans Info media.Jakarta)
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Setelah pemejaman dan infeksi awal, individu dapat mengalami penyakit taktif
karena penyakit tidak ada kuatnya sistem imun tubuh. Penyakit aktif dapat juga
terjadi dengan infeksi ulang dan aktivitas bakteri. Tuberkel memecah,
melepaskan bahan seperti keju ke dalam bronkhi. Euberkel yang pecah
menyembuh dan membnetuk jaringan parut paru yang terinfeksi menjadi lebih
bengkak dan mengakibatkan terjadinya bronkhopneumonia lebih lanjut.
(Manurung Santa,S.SKM,M.kep,dkk.(2008).Seri Asuhan Keperawatan Gangguan
Sistem pernafasan.Penerbit Trans Info media.Jakarta)
D. Manifestasi Klinik
Pada stadium awal penyakit TB tidak menunjukan tanda dan gejala yang spesifik.
Namun seiring dengan perjalanan penyakit akan menambah jaringan parunya
mengalami kerusakan sehingga dapat meningkatkan produksi sputum yang yang
ditunjukan dengan seringnya klien batuk sebagai bentuk kompensasi
pengeluaran dahk.
Selain itu klien merasa letih, lemah, berkeringat pada malam hari dan
mengalami penurunan berat badan yang berarti. Secara rinci tanda dan gejala TB
paru ini dapat dibagi atas 2 golongan yaitu gejala sistemik dan gejala
respiratorik.
a. Demam
b. Malaise
a. Batuk
b. Batuk darah
Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah, berat dan ringanya
batuk darah yang timbul , tergantung dari besarnya pembiluh darah yang
pecah. Batuk darah tidak selalu timbul akibat pecahnya aneurisme pada
dindin kafitas , juga dapat terjadi karena ulserasi pada mukosa bronkus.
Batuk darah inilah yang paling sering membawa penderita berobat ke
dokter.
c. Sesak nafas
Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru
yang luas. Pada awal penyakit gejala ini tidak pernah ditemukan
d. Nyeri dada
» Test diagnostik
Untuk menegakan diagnosa TB paru, maka test diagnostik yang sering dilakukan
pada klien adalah :
Terdapat klasifikasi
Apabila lesi bilateral terutama bila terdapat pada lapangan atas paru
b. Pemeriksaan laboratorium
Darah
Sputum BTA
Pemeriksaan bakterologik dilakukan untuk menemukan kuman
tuberkulosis . diagnosa pasti ditegakkan bila pada biakan
ditemukan kuman tuberkulosis. Pemeriksaan penting untuk
diagnosa definitive dan menilai kemajuan klien. Dilakukan
berturut – turut dan biakan / kultur BTA selama 4- 8 minggu.
Indurasi 0 -5 mm:negatif
Indurasi 6 – 9 mm: meragukan
Test tubeculin negatif berarti bahwa secara klinis tidak ada infeksi
microbcterium tuberculosa, dan bila hasil meragukan dapat disebabkan karena
kesalahan teknik reaksi silang. (Manurung Santa,S.SKM,M.kep,dkk.(2008).Seri
Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem pernafasan.Penerbit Trans Info
media.Jakarta)
E. Komplikasi
a. Malnutrisi
b. Empiemap
c. Efusi pleura
» Penatalaksanaan Medis
Diberikan untuk :
Diberikan untuk:
Penderita baru BTA (-) dan RO (+) sakit ringan
Penderita ekstra paru ringan, yaitu TB kelenjar limfe,
peluritis eksidatif unilateral, TB kulit b tulang
» Pengobatan
A. Jenis Obat
- Insoniasid (H)
- Rifampisin ®
- Pirasinamid (z)
- Etambutol (E)
- Sterptomicin Analgetik
Dosis Tahap Intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sbagai dosis
tunggal. Sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila panduan obat
yang digunakan tidak adekuat Quenis, dosis, dan jangka waktu
pengobatan, Kuman TB akan berkembang menjadi kebal obat
(Resisten)
- Tahap Lanjut
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural)
Bunyi nafas : menurun/tak ada suara bilateral atau unilateral (efusi pleural
atau pneumotorak).
Karateristik sputum ; hijau atau purulen, mukoid kuning atau bercak darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian , mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (Tahap lanjut).
6. Keamanan
Gejala ; adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker, tes HIV
positif.
Tanda ; demam, rendah atau sakit panas akut
7. Interaksi sosial
Gejala ; perasaan isolasi atau penekan/penolakan karena penyakit
menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab atau perubahan
kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.
8. Penyuluhan pembelajaran
Gejala ; Riwayat keluarga KB
Ketidakmampuan umum atau status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik atau kambuhnya TB
Tida berpartisipasi dalam terapi
1. Jalan nafas tidak efektif B/d secret yang kental pada saluran nafas.
Tujuan ;
- mempertahankan jalan nafas pasien
- mengeluarkan secret tanpa bantuan
- menunjukan perilaku untuk memperbaiki atau mempertahankan
bersihan jalan nafas.
INTERVERENSI RASIONAL
Kaji pada pola nafas, frekuensi, irama dan - sebagai tindakan lanjut untuk
kedalaman mengetahui pola nafas pasien.
INTERVERENSI RASIONAL
Kaji kemampuan pasien dalam melakukan - pasien dapat mengetahui seberapa jauh
aktifitas. kemampuan pasien dalam melakukan
aktifitas sendiri.
- kemampuan pasien dapat terpenuhi dan
Berikan bantuan dalam melakukan diharapkan pasien merasa puas dengan
aktifitas pelayanan yang diberikan serta terdorong
untuk melakukan aktifitas sendiri.
- agar tidak terjadi kekakuan pada
persendian pasien.
Tingkatan aktifitas pasien secara bertahap - Untuk meningkatkan semangat pasien
agar lebih mandiri dalam memenuhi
Berikan motifasi dan latihan dalam kebutuhan sehari-hari, dan menghindari
memenuhi sehari-sehari ketergantungan pada orang lain.
3. Pemenuhi Nutrisi kurang dari kebutuhan B/d faktor intake yang tidak adekuat.
Tujuan ; - Pasien mengatakan napsu makan bertambah
- Porsi setiap makan dihabiskan
- BB ideal/ meningkat bagi yang kurang.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji pola makan pasien, frekuensi pola diet - sebagai bahan informasi tentang jumlah
yang disukai dan tidak disukai. intake dan sebagai patokan untuk
intervensi selanjutnya.
- Untuk menjaga kestabilan fungsi tubuh
Beri makan sedikit demi sedikit tapi sering dan mencegah terjadinya pengosongan
dengan TKTP dan karbohidrat. lambung.
Observasi selalu BB Pasien. - Untuk mengetahui status perkembangan
nutrisi protein.
Kolaborasi dengan Tim Gizi dalam
pemberian diet seimbang.
- Diet yang tepat mempercepat proses
penyembuhan.
5. Gangguan pola istirahat dan tidur B/d pola nafas yang tidak efektif.
Tujuan: - asien mengkomunikasikan dapat tidur dengan nyenyak.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji pola istirahat tidur pasien - untuk mengetahui pola dan kebiasaan
tidur serta untuk menentukan intervensi
Ciptakan lingkungan yang tenang. lebih lanjut.
- Lingkungan yang tenang dapat
Anjurkan mengambil posisi senyaman menciptakan suasana yang nyaman dalam
mungkin. beristirahat.
- perubahan posisi dapat merubah area
tahanan serta dapat meningkatkan
kenyamanan.