Anda di halaman 1dari 9

ILMU PENYAKIT DALAM II

PENYAKIT YANG MENYERANG SISTEM URINARIA PADA HEWAN KECIL

NEFRITIS PADA ANJING

NAMA : MARIA MARSINIANI MOI

NIM : 1509010022

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nefritis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan ginjal. Selain jantung, ginjal
adalah salah satu organ tubuh yang paling giat bekerja. Setiap harinya, ginjal menyaring sekitar
50 galon darah, 5 galon di antaranya adalah kotoran yang dikeluarkan dari tubuh melalui urin.
Ketika ginjal berfungsi dengan normal, bagian tubuh lainnya akan terus mendapatkan darah
“bersih” yang kaya oksigen. Namun, ketika mengalami peradangan, ginjal tidak akan dapat
menyaring darah dengan baik. Apabila tidak diobati, ginjal dapat masuk ke masa kritis dan
berhenti bekerja. Gagal ginjal merupakan penyakit yang serius, karena kotoran akan tertimbun di
dalam darah dan meracuni organ tubuh lainnya.

Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, pasien harus menjalani cuci darah (dialisis),
suatu tindakan yang menggunakan alat untuk menggantikan fungsi ginjal. Namun, pasien tidak
akan dapat bertahan hanya dengan dialisis. Nantinya, ginjal harus diganti dengan ginjal yang
sehat melalui transplantasi ginjal. Nefritis dibedakan menjadi beberapa jenis. Setiap jenisnya
dibedakan berdasarkan pada bagian ginjal yang mengalami nefritis. Tiga bagian utama yang
biasanya terkena nefritis adalah glomerulus, tubule, dan jaringan renal interstisial.

 Glomerulonefritis – Penyakit ini adalah peradangan pada pembuluh kapiler kecil di


dalam ginjal yang bernama glomerulus, yang berfungsi untuk menyaring darah. Ketika
mengalami peradangan, glomerulus tidak akan dapat menyaring darah dengan baik.
 Nefritis Interstisial – Apabila peradangan tidak mengenai glomerulus, kemungkinan
besar peradangan akan terjadi pada bagian di antara nefron yang bernama insterstitium
renal, sehingga menyebabkan nefritis interstisial, terkadang dikenal sebagai nefritis
tubulointerstisial.
 Pyelonephritis – Kotoran yang dikeluarkan oleh darah akan dihantarkan ke kandung
kemih melalu tabung yang bernama ureter. Pada beberapa kasus, peradangan akan mulai
timbul di kandung kemih dan menjalar ke ureter sampai ginjal. Kondisi ini dikenal
sebagai pyelonephritis
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian

Nephritis bearti keradangan pada ginjal. Kata ini brasal dari bahasa Yunani ”nephro” yang
berarti ginjal dan ”itis” berarti keradangan.Perubahan-perubahan pada ginjal dapat dibagi dalam
dua bagian yaitu:

1. Perubahan-perubahan ginjal yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kuman-


kuman. Ia disebabkan oleh radang primer dibagian lain dan radang sekunder pada dinjal
disebabkan sebagai akibat reaksi reaksi alergik
2. Perubahan-perubahan ginjal yang langsung disebakan oleh kuman. Prose-proses ini
biasanya bersifat puulen.Tejadinya disertai dengan kehilangan jaringan dan seamnya
berakhir dengan jaringan parut.Selain itu dapat juga perubahan yang disebabkan oleh
kerusakkan primer tubuli. Hal ini dapa t disebabkan oleh disfungsi glomeruli, artinya
permeabilitas glomeruli bertambah. Oleh karena hal ini maka terjadilah penyerapan
kembali zat-zat didalam epitel tubuli yang mengakibatkan degenerasi sel-sel ini.
Nephritis kronis merupakan merupakan keradangan pada ginjal yang disebabkan
berbagai faktor. Peyeabnya meliputi banyak faktor, penyakit biasnya berlangsung lambat,
fungsi ginjal meurun secara progresif, biasanya ditemukan secara mendadak. Melalui
pemeriksaan urinalisis rutin BUN dan kreatinin, maka penyakit dapat diketahui.
Prognosanya sangatburuk.
3. Etiopatogenesis dari Nepritis merupakan suatu gabungan prose-proses yang melibatkan:

1. Komponen komponen ginjal (glomeruli, tubuli, interstitium). Glmerulus dan tubulus


bersangkutan membentuk satu unit nefron. Perubahan pada glomeruli akan menyebabkan
peubahan pada tubuli dan sebaliknya.
2. Perubahn-peubahan degeneratif atau nekrotik pada eitel tubuli mngaibatkan proliferasi
jaringan ikat dalam interstitium.

Nepritis dimulai dalam jaringan ikat sebagai respon radang eksudatif dan produktif
(edema, infiltrasi sel radang, dan pertumbuhan aktif fibroblas). Pertumbuhan sel-sel terjadi
intertubuler, periglomeruler, dan perivaskuler. Radang ini biasanya tersebar secara loal diseluruh
ginjal, terutama didalam kortek. Bila radang menjadi sub akut atau menahun maka banyak tubuli
yang atropi dan tempatnya digatikan oleh jaringan ikat. Dalam stadium ini bila kausa
dihilangkan, kesembuhan 100% tidak mungkin terjadi, disebabkan pertumbuhan jaringan ikat
yang membentuk jaringan parut. Kesembuhan akan disusl lagi dengan radang (eksaserbasi) akut
yang kemudian berakhir pula dengan pembentukkan jaringan ikat. Ditinjau dari sudut
patogenesisnya, neprtis dapat terjadi secara heatogen maupun urogen, secara hematogen dapat
bersifat supuratif atau non supuratif. Reaksi radang akan ditemuan didalam glomerulus, tubulus,
atau pada jaringan ikat antara.

Etiologi

Setiap jenis nefritis memiliki penyebab tersendiri namun penyebab pasti dari
glomerulonefritis masih belum diketahui. Para dokter dan peneliti telah mengidentifikasi
beberapa faktor yang kemungkinan menyebabkan infeksi, misalnya penyakit sistem kekebalan
tubuh, riwayat kanker, abses yang timbul di bagian tubuh lainnya dan menyebar ke ginjal melalui
peredaran darah. Penyebab utama pyelonephritis adalah bakteri escherichia coli (e. coli). E. coli
ada di usus dan dapat menyebabkan infeksi di ginjal. Selain e. coli, penyebab lain pyelonephritis
adalah batu ginjal, penggunaan sistoskop untuk memeriksa bagian dalam kandung kemih, dan
operasi pada kandung kemih, ureter, atau ginjal. Nefritis Interstisial kebanyakan disebabkan oleh
reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu. Penyebab lainnya adalah konsumsi obat-obatan
dalam jangka panjang dan kadar potasium darah yang rendah.
Gejala Klinis

Nephritis Interstitialis merpakan penyakit glomeruli primer atau sekunder yang umumnya
ditemukan pada anjing dan kucing. Pada anjing dapat disebabkan karena infeksi Leptospira
kanicola, Leptospira ichterhaemorhagika, Canine adenovirus I, dan Encephaltozoa cuniculi.
Ginjal yang terkena dapat mengandung nodul dengan diameter 1 cm. Nodul dapat melekat pada
permukaan ginjal. Secara histologis, lesi akan banyak ditempati oleh limfosit, kadang kadang sel
plasma dan makrofag. Fibrosis yang progresif menghasilkan pembentukan jaringan ikat.
Lesi fokal dari nephritis interstitialis kronis terjadi pada banyak anjing yang berumur lebih dari 8
tahun. Sulit untuk menentukan agen etiologi dari nephritis interstitialis kronis adalah kasus
tunggal. Nephritis intertitialis sering kali tidak menimbulkan gejala klinis terutama pada sadium
awal.

Penyakit ini berjalan lambat dengan hilangnya jaringan ginjal sehingga menurunkan
sedikit demi sedikit fungsi ginjal, atau nefron. Pada akhirya ginjal tidak dapat mengeliminas
kotoran tubuh. Stadium awal dibentuk dengan meningktnya rasa haus dan kadang rasa lapar dan
kekeurusan. Mungkin gejala akan tersamar dengan gangguan pencernaan. Mata terlihat cemas,
kulit kusam dan hewan mengalami dehidrasi. Pada stadium berikutnya diare dapat terjadi, pucat,
dan poliuria dengan spesifik grafviti yang rendah. Diagnosis diteguhkan dengan adanya
plidipsia, pliuria, urinalisis, dan terjadi uremia pada akhir penyakit. Gejala utama dari uremia
adalah muntah, temperatur tubuh yang dibawah normal sampai normal, congesti conjungtiva,
dan perubahan perilaku.

Gejala syarafi seperti depresi, kelemahan umum, dan kecenderungan untuk tidur, kadang
timbul kekejangan otot. Nafas mulut berbau busuk. Nekrotik stomatitis atau glositis dengan
ditandai degan ulcer di mukosa. Mungkin terjadi perubahan warna pada mulut dan gigi menjadi
kecoklatan. Gejala lain yang tampak adalah konstipasi atau malah timbul diare yang mungkin
dasertai darah, anemia hipoplastik sekunder, kekurusan dan mungkin eczema.

Nephritis interstisilias sering ditemukan pada ajing tua. Ginjal menjadi kecil
dibandingkan dengan besar hewan. Permukaannya berbutir atau tidak rata, ada bagian yang
tinggi dan keputihan (tubuli kontorti yang tumbuh giat), diantaranya terdapat bagian yang rendah
yang berwarna pucat kelabu (jaringan ikat beretraksi). Konsistensinya keras dan pada bidang
sayatan terdapat kortek yang tipis dan berlubang-lubang halus. Lubang lubang ini yang
sesungguhnya tuuli yang meluas berupa kista yang tersebar diseluruh bidang sayatan.

Uremia menunjukkan gejala yang komplek akibat peuunan kerja fungsional ginjal.
Penyakit ginjal mungkin dapat menyebabkan uremia jika kemampuan organ secara fungsional
tidak terpenuhi.Pada gagal ginjal kronis Fungsi ginjal yang menurun dan menunjukkan gejala
uremia jika lebih dari ¾ parekim ginjal mengalami kerusakan. Lebih spesifik uremia dapat
terjadi pada kasus Nefitis interstitialis, akut,sub akut dan,kronik glomerulonepfritis, ecalamsia,
lupus eritrematous.
Gejala Klinis

Gejala klinis yang komplek walaupun tidak selalu terjadi, umumnya datang setelah
penurunan onset kerja ginjal. Periode laten terjadi dalam beberapa hari sampai minggu.Pada
kejadian khusus seperti ksu polycystik ginjal, azotemia dapat nampak sejak lma sebeum gejala
uremia nampak. Gejala saraf mulai dari sakit kepala, vertigo, klemahan otot, apatis insomnia,
Relek yang berleihan dapat terjadi namun reflek yang abnormal tidak terjadi kecuali ada
komplikasi dengan enchepalomalasia.gejala tetani dapat tejadi yng diinisiasi ole asidosis atau
alkalosis yang dapat mengakibatkan muntah dan overentilasi. Gejala penceraan yang nampak
adalah mulut yang mengering, dengan lidah tampak ungu atau coklat, ulceratf stomatitis, purpura
dan pelonggaran gigi. Stomatittis menyebabkan mulut berbau busuk saat bernafas.Anoeksia,
poldipsia nausea dan vomiting adalah tanda klinis uremia yang mungkin dikacaukan dengan
gangguan saluran pencernaan. Konstipasi dapat terjadi saat uremia, namun dapat timbul diare
yang berhubungan dengan tenesmus, kejang dan perdarahan. Diare teradi karena tubuh
melepaskan produk-prouksampah. Salah satu ciri khas uremia adalah bau mulut saat bernafas.
Mulut berbau amnia yang dihasilkan dari dekomposisi bakteri yang meningkat kerena adanya
urea pada saliva.Nafas yang terengah-engah terjadi pada stadium asidosis.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:

Nephritis Interstitialis merpakan penyakit glomeruli primer atau sekunder yang umumnya
ditemukan pada anjing dan kucing. Pada anjing dapat disebabkan karena infeksi Leptospira
kanicola, Leptospira ichterhaemorhagika, Canine adenovirus I, dan Encephaltozoa cuniculi.
Ginjal yang terkena dapat mengandung nodul dengan diameter 1 cm. Nodul dapat melekat pada
permukaan ginjal. Secara histologis, lesi akan banyak ditempati oleh limfosit, kadang kadang sel
plasma dan makrofag.
Daftar Pustaka

Holt P. 1983. Urinary Incontinencia in The Dogs. In Practice 5 (5): 167-173.

Jubb KVF, Kennedy PC, Palmer N. 1993. Pathology of Domestic Animals. Vol 2. San Diego
(US): Academic Pr Inc.
Jusuf AA. 2001. Diktat Kuliah Histologi (Fakultas Ilmu Keperawatan). Sistem Perkemihan.
Jakarta (ID): Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai