REMENOTOMI
OLEH
1509010011
KUPANG
2018
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Contoh Kasus
Seekor kambing berumur 5 tahun dengan berat badan 14 kg mengalami pembengkakan
pada bagian abdomen karena adanya akumulasi gas, mengalami gangguan pernapasan dan tidak
mampu untuk berjalan. Kambing tersebut telah dilaporkan dan diberikan terapi lokal dengan
menggunakan anti bloat berbentuk bubuk, tetes dan dalam bentuk padat. Diberikan juga sodium
bikarbonat, liver stimulant, injeksi vitamin B komplek tetapi kondisinya tidak juga membaik.
4. Diagnosa
A. Sinyalemen
Ras :-
Jenis kelamin :-
Umur : 5 tahun
Warna bulu :-
Ciri khas :-
B. Anamnesa
Seekor kambing mengalami bloat, yang ditemukan disekitar pasar dan
kemudian menunjukan gejala penurunan nafsu makan, terlihat adanya pembengkakan
dibagian abdomen, pada bagian mulut terdapat luka lecet dan kambing susah untuk
berjalan. Kambing tersebut telah dilaporkan dan diberikan terapi lokal dengan
menggunakan anti bloat berbentuk bubuk, tetes dan dalam bentuk padat. Diberikan
juga sodium bikarbonat, liver stimulant, injeksi vitamin B komplek tetapi kondisinya
tidak juga membaik.
a. Teknik Operasi
A. Pre Operasi
Hewan terlebih dahulu telah dipuasakan 24 jam terhadap makanan dan 12 jam
terhadap minuman (Can J Vet,1995 dalam Dehghani and Ghadrani,)
Menjaga kebersihan ruangan operasi serta menstresilkan alat dan bahan operasi
Melakukan preparasi tim operasi, ruang dan peralatan operasi
Hewan dioperasi dengan posisi recumbency, karena pada kasus ini hewan tidak
dapat dioperasi dalam keadaan berdiri (Frank,2002)
Hewan di restrain secara manual dan menggunakan anastesi local
Pada kambing dan domba sangat rentan terhadap efek toksik dari lidocaine,
sehingga lidocaine yang digunakan di dilusi 1% (Fubini and Duchame,2004)
Yang paling terakhir adalah 6 teknik anastesi yang dilakukan yaitu, paralumbar
fossa dan dinding abdominal (a) infiltrasi (b) proximal paravertebral
thoracolumar (c) distal paravertebral thoracolumar (d) segmental dorsolumbar
epidural (e) continuous lumbar segmental epidural (f) dan thoracolumbar
subarachnoid anastesi (Tranquilli et all,.2007)
B. Operasi
L block menggunakan anastesi infiltrasi diberikan 5 ml lidocaine (2%) dan 5ml
air distilasi
Satu inci dari garis tranversal pada lumbar vertebrae dan bagian tengah dari fossa
paralumbar di insisi sepanjang 3 inci secara vertical pada kulit dan otot abdominal
Kemudian bagian peritoneum dan rumen diincisi
Dinding rumen digunakan Mc Lintocks rumenotomi set dengan hook
(Venugopalan,2004)
Ketika rumen terbuka, maka isi dari dalam rumen seperti plastik, bahan non
logam, polythene dan bahan-bahan lainnya dikeluarkan dari rumen. Tetapi
rumput hijau dan konsentrat tetap berada dalam rumen dan tidak dikeluarkan
Dinding abdomen yang diincisi dibersihkan dengan menggunakan larutan NSS
dan dinding rumen ditutup
Penutupan rumen biasanya digunakan pola jahitan menggunakan metode
Lambert’s (O’Connon,1985). Tetapi agar lebih mudah dan cepat dapat digunakan
metode chusing pattern
Peritoneum dan otot dapat dijahit menggunakan pola continous suture dan pada
kulit digunakan pola mattress suture
C. Post Operasi
Tahap post operasi merupakan tahap pemeriksaan kesehatan hewan dan bekas
luka penyayatan, pemberian antibiotic untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder,
serta analgesic untuk mengurangi rasa nyeri post operasi.
Terapi yang dilakukan setelah operasi adalah dengan cara pemberian cairan
infus secara IV bersamaan dengan nervine tonic, antibiotic (intacef), analgesik dan
injeksi anti inflamasi(melonex) diberikan selama 7 hari. Pada hari ke 8 setelah
operasi jahitan dibuka. Terapi yang diberikan adalah dengan memberikan appetizer
dan rumenotoric sebagai elekturi. Kemudian hewan akan kembali pulih tanpa
menunjukan gejala komplikasi selama 1-2 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Jayakrushna Das J, Behera S S, Pati S. 2011. Acute Bloat in a Goat and its Surgical
management by Rumenotomy. Intas Polivet (2011) Vol. 12 (II): 322-324