Anda di halaman 1dari 7

PAPER

ILMU BEDAH KHUSUS

REMENOTOMI

OLEH

PETRICZIA EVARIZTA GANA

1509010011

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2018
1. Pengertian

Rumenotomi adalah pembedahan dengan membedah dinding abdomen sehingga rumen


akan terlihat. Setelah itu rumen dan dinding abdomen dijahit, setelah itu rumen diincisi sehingga
terlihat isi rumen. Bloat atau timpani adalah adanya akumulasi gas dalam rumen. Kondisi ini
bersifat darurat pada hewan ruminansia. Biasanya terjadi pada sapi dan kerbau, tetapi jarang
pada kambing dan domba.

2. Etiologi

Penyebab terjadinya bloat karena adanya akumulasi karbohidrat yang berlebihan


sehingga terjadi pembengkakan pada abdomen, selain itu sistem pemeliharaan semi intensif
yang menyebabkan hewan berkeliaran dijalanan mengakibatkan hewan memakan bahan non
pangan seperti plastik, sampah, bahan logam dan benda asing lainnya. Adanya akumulasi benda
asing tersebut diatas mengakibatkan terjadinya gangguan metabolik, contohnya seperti bloat.
Pada 70% kasus bloat ditangani dengan terapi medis seperti terapi supportive
menggunakan anti bloat. Tetapi dalam kondisi yang darurat untuk mengeluarkan gas dari dalam
rumen dan mengeluarkan benda asing maka digunakan teknik rumenotomi.

3. Contoh Kasus
Seekor kambing berumur 5 tahun dengan berat badan 14 kg mengalami pembengkakan
pada bagian abdomen karena adanya akumulasi gas, mengalami gangguan pernapasan dan tidak
mampu untuk berjalan. Kambing tersebut telah dilaporkan dan diberikan terapi lokal dengan
menggunakan anti bloat berbentuk bubuk, tetes dan dalam bentuk padat. Diberikan juga sodium
bikarbonat, liver stimulant, injeksi vitamin B komplek tetapi kondisinya tidak juga membaik.

4. Diagnosa
A. Sinyalemen
Ras :-
Jenis kelamin :-
Umur : 5 tahun
Warna bulu :-
Ciri khas :-

B. Anamnesa
Seekor kambing mengalami bloat, yang ditemukan disekitar pasar dan
kemudian menunjukan gejala penurunan nafsu makan, terlihat adanya pembengkakan
dibagian abdomen, pada bagian mulut terdapat luka lecet dan kambing susah untuk
berjalan. Kambing tersebut telah dilaporkan dan diberikan terapi lokal dengan
menggunakan anti bloat berbentuk bubuk, tetes dan dalam bentuk padat. Diberikan
juga sodium bikarbonat, liver stimulant, injeksi vitamin B komplek tetapi kondisinya
tidak juga membaik.

a. Teknik Operasi
A. Pre Operasi
 Hewan terlebih dahulu telah dipuasakan 24 jam terhadap makanan dan 12 jam
terhadap minuman (Can J Vet,1995 dalam Dehghani and Ghadrani,)
 Menjaga kebersihan ruangan operasi serta menstresilkan alat dan bahan operasi
 Melakukan preparasi tim operasi, ruang dan peralatan operasi
 Hewan dioperasi dengan posisi recumbency, karena pada kasus ini hewan tidak
dapat dioperasi dalam keadaan berdiri (Frank,2002)
 Hewan di restrain secara manual dan menggunakan anastesi local
 Pada kambing dan domba sangat rentan terhadap efek toksik dari lidocaine,
sehingga lidocaine yang digunakan di dilusi 1% (Fubini and Duchame,2004)
 Yang paling terakhir adalah 6 teknik anastesi yang dilakukan yaitu, paralumbar
fossa dan dinding abdominal (a) infiltrasi (b) proximal paravertebral
thoracolumar (c) distal paravertebral thoracolumar (d) segmental dorsolumbar
epidural (e) continuous lumbar segmental epidural (f) dan thoracolumbar
subarachnoid anastesi (Tranquilli et all,.2007)

B. Operasi
 L block menggunakan anastesi infiltrasi diberikan 5 ml lidocaine (2%) dan 5ml
air distilasi
 Satu inci dari garis tranversal pada lumbar vertebrae dan bagian tengah dari fossa
paralumbar di insisi sepanjang 3 inci secara vertical pada kulit dan otot abdominal
 Kemudian bagian peritoneum dan rumen diincisi
 Dinding rumen digunakan Mc Lintocks rumenotomi set dengan hook
(Venugopalan,2004)
 Ketika rumen terbuka, maka isi dari dalam rumen seperti plastik, bahan non
logam, polythene dan bahan-bahan lainnya dikeluarkan dari rumen. Tetapi
rumput hijau dan konsentrat tetap berada dalam rumen dan tidak dikeluarkan
 Dinding abdomen yang diincisi dibersihkan dengan menggunakan larutan NSS
dan dinding rumen ditutup
 Penutupan rumen biasanya digunakan pola jahitan menggunakan metode
Lambert’s (O’Connon,1985). Tetapi agar lebih mudah dan cepat dapat digunakan
metode chusing pattern
 Peritoneum dan otot dapat dijahit menggunakan pola continous suture dan pada
kulit digunakan pola mattress suture
C. Post Operasi
Tahap post operasi merupakan tahap pemeriksaan kesehatan hewan dan bekas
luka penyayatan, pemberian antibiotic untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder,
serta analgesic untuk mengurangi rasa nyeri post operasi.
Terapi yang dilakukan setelah operasi adalah dengan cara pemberian cairan
infus secara IV bersamaan dengan nervine tonic, antibiotic (intacef), analgesik dan
injeksi anti inflamasi(melonex) diberikan selama 7 hari. Pada hari ke 8 setelah
operasi jahitan dibuka. Terapi yang diberikan adalah dengan memberikan appetizer
dan rumenotoric sebagai elekturi. Kemudian hewan akan kembali pulih tanpa
menunjukan gejala komplikasi selama 1-2 hari.
DAFTAR PUSTAKA

Jayakrushna Das J, Behera S S, Pati S. 2011. Acute Bloat in a Goat and its Surgical
management by Rumenotomy. Intas Polivet (2011) Vol. 12 (II): 322-324

Dehghani S N and Ghadrani A M. 1995. Bovine rumenotomy: comparison of four


surgical techniques. Can Vet J. 1995 Nov; 36(11): 693–697

Anda mungkin juga menyukai