BLOK UROGENITAL II
NIM : 019.06.0082
Kelas :A
I. Pendahuluan
Latar Belakang
II. Isi
Pengertian Infeksi
Pengertiaan Inflamasi
PERADANGAN
Pada proses inflamasi terdapat sel yang berperan dalam respon radang
diantaranya yaitu sel dan protein plasma di sirkulasi, sel dengan pembuluh darah
serta sel ECM dan jaringan ikat sekitarnya. Terlihat dalam penampang pembuluh
darah dibawah yang memiliki kompleks sel- sel yang bertugas untuk respon
radang seperti sel dan protein dalam sirkulasi, sel dinding pembuluh darah, serta
sel matriks (Ganong).
Klasifikasi Peradangan
- Usia
- Hereditas
- Status imunisasi
Traktus Traktus
Urinarius Genitalis
Akut Kronis
Abses Interstitial
Perirenal nephritis
2.2.1 Pielonefritis
1. Pielonefritis Akut
Definisi
Etiologi
Pielonefritis akut terjadi karena infeksi bakteri pada ginjal, seperti flora
intestinal dan fekal normal serta mudah tumbuh di dalam urine. Kikroorganisme
penyebab yang paling sering ditemukan adalah Escherichia coli tetapi Klebsiella,
Proteus, Pseudomonas, Staphylococcus aureus dan Enterococcus faecalis juga
dapat menyebabkan infeksi ini (Kowalak, dkk. 2014 ).
Epidemiologi
Pielonefritis lebih sering ditemukan pada wanita dan kemungkinan hal ini
terjadi karena uretra yang lebih pendek serta kedekatan meatus uretra dengan
vagina dan rectum, kondisi tersebut membuat bakteri lebih cepat mencapai vesica
urinaria. Pielonefritis juga dapat terjadi pada laki- laki karena berkurangnya secret
prostat yang bersifat antibakteri. Insidensi pielonefritis meningkat seiring dengan
pertambahan usia dan lebih tinggi dalam beberapa kelompok yaitu pertama wanita
seksual aktif, ibu hamil, pasien diabetes dan pasien dengan penyakit renal lain
(Kowalak, dkk. 2014 ).
Manifestasi Klinis
Keluhan urgency dan frequency seperti rasa terbakar saat berkemih, disuria,
nokturia, dan hematuria yang dapat berupa mikroskopik ataupun makroskopik.
Urin yang tampak keruh dan memiliki bau mirip ammonia atau berbau amis serta
suhu tubuh 380C atau labih tinggi, demam menggigil, mual serta muntah, rasa
nyeri di daerah pinggang, anoreksia, dan perasaan mudah letih di seluruh tubuh
(Kowalak, dkk. 2014 ).
Diagnosis
Penatalaksanaan
Komplikasi
a. Pielonefritis Kronis
Etiologi
Gejala klinis yang sering ditemukan pada pasien pielonefritis kronis adalah
memiliki riwayat demam yang tidak diketahui penyebabnya dan memiliki riwayat
mengompol pada masa kecilnya. Efek klinisnya dapat meliputi nyeri pinggang,
anemia, berat jenis urin yang rendah, proteinuria, leukosit dalam urine, dan
khusunya pada stadium lanjut yaitu hipertensi. Uremia jarang ditemukan karena
pielonefritis kronis kecuali apabila terdapat bakteri pada urine (Kowalak, dkk.
2014 ).
Diagnosis
Terapi
b. Syok Septik
c. Insufisiensi renal yang kronis
KIE
2.3.1 Sistitis
1. Sistitis Akut
Sistitis akut adalah inflamasi akut pada mukosa buli-buli yang sering
disebabkan oleh infeksi oleh bakteria. Mikroorganisme penyebab infeksi ini
terutama adalah E coli, Enterococci, Proteus, dan Stafilokokus aureus yang masuk
ke buli-buli terutama melalui uretra. Sistitis akut mudah terjadi jika pertahanan
lokal tubuh menurun, yaitu pada diabetes mellitus atau trauma lokal minor seperti
pada saat senggama. Wanita lebih sering mengalami serangan sistitis daripada
pria karena uretra wanita lebih pendek daripada pria. Disamping itu getah cairan
prostat pada pria mempunyai sifat bakterisidal sehingga relatif tahan terhadap
infeksi saluran kemih. Diperkirakan bahwa paling sedikit 10-20% wanita pernah
mengalami serangan sistitis selama hidupnya dan kurang lebih 5% dalam satu
tahun pernah mengalami serangan ini. Inflamasi pada buli-buli juga dapat
disebabkan oleh bahan kimia, seperti pada detergent yang dicampurkan ke dalam
air untuk rendam duduk, deodorant yang disemprot kan pada vulva, atau obat-
obatan yang dimasukkan intravesika untuk terapi kanker buli-buli (siklofosfamid).
(Purnomo, Basuki. 2003)
Gambaran Klinis
Diagnosis
Terapi
2. Sistitis Kronis
Sistitis kronis umumnya terjadi tanpa keluhan dimana keluhan yang akut
akan lebih ringan. Factor predisposisi dari sistitis kronis yaitu pasien dengan
pielonefritis serta fibrosis kandung kemih. Pada pemeriksaan laboratorium
Usia 25 tahun
+ + + +
Anyang-anyangan
+ + + +
Menggigil + + - -
Suhu 38oC + + + +
Leukosituria + + + +
Bakteriuria (++) + + ++ -
(Smeltzer,2001; Sudoyo,2015; Israr,2009; Lumbanbatu, 2003)
Keterangan :
++ : beresiko sangat tinggi
+ : beresiko sedang
+/- : beresiko rendah
- : tidak beresiko
Abses ginjal adalah abses yang terdapat pada parenkim ginjal. Abses ini
dibedakan dalam 2 macam yaitu abses korteks ginjal dan abses kortikomeduler.
Abses korteks ginjal atau disebut karbunkel ginjal pada umumnya disebabkan
oleh penyebaran infeksi kuman Stafilokokus aureus yang menjalar secara
hematogen dari fokus infeksi di luar sistem saluran kemih (antara lain dari kulit).
Abses kotiko-medulare merupakan penjalaran infeksi secara asending oleh bakteri
E.coli, Proteus, atau Klebsiella spp. Abses kortikomedulare ini seringkali
merupakan penyulit dari pielonefritis akut. Abses perirenal adalah abses yang
terdapat di dalam rongga perirenal yaitu rongga yang terletak di luar ginjal tetapi
masih dibatasi oleh kapsula Gerota, sedangkan abses pararenal adalah abses yang
terletak di antara kapsula Gerota dan peritoneum posterior. (Purnomo, Basuki.
Gambaran Klinis
Tindakan
III. PENUTUP
Kesimpulan
Aru W. Sudoyo, dkk. 2016. Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Kowalak, dkk. 2014. Buku Ajar Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Purnomo, Basuki. 2003. Buku Kuliah : Dasar- Dasar Urologi. VI. ISBN. 979-
9472-00-8
Tanto, Chris., dkk. 2016. Kapita Selekta Kedokteran. Essentials medicine; Media
Aesculapius. Edisi IV. ISBN 978-602-1 7338-4-4