BLOK REPRODUKSI II
“Anatomi Klinis Sistem Digestive”
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2021/2022
Anatomi Klinis Sistem Digestive
I. LATAR BELAKANG
Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak diantara toraks
dan pelvis. Rongga ini berisi viscera dan dibungkus dinding abdomen yang
terbentuk dari dari otot abdomen, columna vertebralis, dan tulang ilium.
Untuk kepentingan klinis rongga abdomen dibagi menjadi tiga regio yaitu :
rongga peritoneum, rongga retroperitoneum dan rongga pelvis. rongga pelvis
sebenarnya terdiri dari bagian dari intraperitoneal dan sebagian 11 retroperitoneal.
Rongga peritoneal dibagi menjadi dua yaitu bagian atas dan bawah. Rongga
peritoneal atas, yang ditutupi tulang tulang toraks, termasuk diafragma, liver, lien,
gaster dan kolon transversum. Area ini juga dinamakan sebaga komponen torako-
abdominal dari abdomen. Sedangkan rongga peritoneal bawah berisi usus halus,
sebagian kolon ascenden dan descenden, kolon sigmoid, caecum, dan organ
reproduksi pada wanita. Rongga retroperitoneal terdapat di abdomen bagian
belakang, berisi aorta abdominalis, vena cava inferior, sebagian besar duodenum,
pancreas, ginjal, dan ureter, permukaan paskaerior kolon ascenden dan descenden
serta komponen retroperitoneal dari rongga pelvis. Sedangkan rongga pelvis
dikelilingi oleh tulang pelvis yang pada dasarnya adalah bagian bawah dari rongga
peritoneal dan retroperitoneal. Berisi rektum, kandung kencing, pembuluh darah
iliaka, dan organ reproduksi interna pada wanita
Peritoneum merupakan pelindung dari hati, spleen, lambung, dan usus.
Memilikimembran semipermeabel, memiliki reseptor nyeri dan memiliki
kemampuan proliferatifceluluar proteksi. Peritoneum permeabel terhadap cairan,
elektrolit, urea dan toksin.Rongga peritoneum ini pada bagian atas dibatasi oleh
diafragma, bagian bawaholeh pelvis, bagian depan oleh dinding depan abdomen,
bagian lateral oleh dindinglateral abdomen dan bagian belakang oleh dinding
belakang abdomen serta tulang belakang. Ketika bernafas khususnya pada saat
II. PEMBAHASAN
à Intraperitoneum:
à Ekstraperitoneum:
Primary Secondary
Portal Vein
Sistem vena portal (PVS) mengalirkan darah dari saluran pencernaan
(terlepas dari bagian bawah rektum), limpa, pankreas, dan kandung empedu ke hati.
Vena portal (PV) adalah pembuluh utama PVS, yang dihasilkan dari pertemuan
limpa dan vena mesenterika superior, dan mengalir langsung ke hati, menyumbang
sekitar 75% dari aliran darahnya. Arteri hepatik menyediakan aliran darah hepatik
yang tersisa. Setelah di hati, PV bercabang dan mencapai sinus-soid, dengan darah
hilir diarahkan ke vena sentral di tingkat lobulus hepatik, kemudian ke vena hepatik
dan vena cava inferior (IVC) untuk mencapai sistem vena sistemik. (Corness JA,
2006)
Embriologi dari PVS adalah proses kompleks yang terjadi dari minggu ke-4
sampai ke-12, berkembang dari sistem vena vitelline dalam hubungan dekat dengan
sistem vena umbilikalis. Seiring waktu, ada involusi selektif dari jaringan vena,
dengan anastomosis vitelline dorsal dan kranial-ventral memberikan kenaikan PV
utama dan PV kiri, masing-masing. Pada anatomi normal, biasanya, vena limpa
(SV) bergabung dengan vena mesenterika superior (SMV) anterior ke IVC dan
Portocaval Shunting
Indikasi utama untuk portacaval shunt adalah dalam kaitannya dengan
perdarahan saluran cerna bagian atas. Portacaval shunt digunakan untuk
mengontrol perdarahan gastrointestinal bagian atas yang masif karena varises yang
tidak dapat dikendalikan dengan ablasi endoskopik dan shunt portosistemik
III. KESIMPULAN
Corness JA, McHugh K, Roebuck DJ, Taylor AM (2006) The portal vein in
children: radiological review of congenital anomalies and acquired
abnormalities. Pediatr Radiol
Leung KK, James PD, Jaberi A, Hirschfield GM. Esophageal Stenting as Bridge
Therapy to Direct Intrahepatic Portocaval Shunt for Refractory Variceal
Bleeding. Hepatology. 2021
Zatevakhin II, Tsitsiashvili MS, Shipovskiy VN, Monakhov DV, Chelyapin AS.
[Redo surgery for portacaval shunt dysfunction after TIPS
procedure]. Khirurgiia (Mosk). 2019 (Zatevakhin II, 2019)