Anda di halaman 1dari 17

SISTEM PENCERNAAAN 2

ANATOMI ABDOMEN

















DISUSUN OLEH :

Aris septiana ( 1211032 )




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PATRIA HUSADA BLITAR
2014



A. ORGAN INTRA PERITONIAL DAN RETROPERITONIAL






















I. ORGAN INTRAPERITONIAL
Organ intraperitoneal adalah organ di dalam cavum abdomen yang sebagian besar (>
2/3 permukaan organ nya) diliputi oleh peritoneum visceral, dan biasanya organ-organ yang
termasuk dalam organ intraperitonealini adalah organ yang memiliki penggantung. Organ
yang termasuk kedalam organ intraperitoneal antara lain : Gaster, vesicafellea, lien,
duodenum pars superior, hepar, jejunum, ileum, colon transversum, colon sigmoidea,
caecum , appendix vermiformis, caudapancreas.

1) Organ Intraperitonial :
a. Gaster (Lambung)
Gaster adalah organ yang terletak di peritoneum, regio epigastrium dan
berbentuk seperti huruf J. Terdiri dari fundus, corpus, cardia, dan pylorus.
Memiliki dua pintu, yaitu orifisiumkardia dan pylori. Memiliki dua buah
curvatura, yang sebelah dalam curvatura minor, dan yang sebelah luar curvatura
major. Gaster dibungkus oleh peritoneum viscerale, difiksasi oleh ligamentum
gastrophrenicum, ligamentum gastrolienale, omentum majus dan omentum minus.
Omentum minus mengikat curvatura minor dengan hepar dan diaphragma thorax,
sedangkan omentum majus mengikat curvatura major dengan colon transversum.
Permukaan anterior lambung berhubungan dengan diafragma, lobus kiri dari hepar
serta dinding anterior abdomen. Permukaan posterior berbatasan dengan aorta,
pancreas, limpa, ginjalkiri, kelenjar supra renal serta mesokolon transversum.





b. Jejunum
Jejunum memiliki panjang antara 1,5 m 1,75 m. Di dalam ususini, makanan
mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding usus.
Getah usus yang dihasilkan mengandung lendir dan berbagai macam enzim yang
dapat memecah makanan menjadi lebih sederhana. Di dalam jejunum, makanan
menjadi bubur yang lumat yang encer.




c. Ileum
Usus penyerapan (ileum), panjangnya antara 0,75m 3,5m terjadi penyerapan
sarisari makanan. Permukaan dinding ileum dipenuhi oleh jonjot-jonjot usus/vili.
Adanya jonjot usus mengakibatkan permukaan ileum menjadi semakin luas
sehingga penyerapan makanan dapat berjalan dengan baik. Dinding jonjot usus
halus tertutup sel epithelium yang berfungsi untuk menyerap zat hara. Terdapat
sekitar 1000 mikrovili (gambar 3) dalam tiap sel. Dinding tersebut juga
mengeluarkan mucus. Enzim pada mikrovili menghancurkan makanana menjadi
partikel yang cukup kecil untuk diserap. Di dalam setiap jonjot terdapat pembuluh
darah halus dan saluran limfa yang menyerap zat hara dari permukaan jonjot.
Vena porta mengambil glukosa dan asam amino, sedangkan asam lemak dan
gliserol masuk ke sel limfa.



d. Colon Tranvesum
Colon Transversum :usus Yang melintang dimulai dari hepatik kanan dan
fleksura merupakan yang terpanjang dan bagian dapat bergerak dari usus besar.
Hal ini sedikit melengkung kebawah dengan kenaikan tajam keatas mendekati
akhir, di mana ia membungkuk kebawah untuk membentuk fleksura kolik kiri atau
lentur lienalis, yang terletak di dekat limpa. Ini adalah dari ini fleksura kolik kiri,
usus descending dimulai. Usus Transversus terhubung keperut oleh sekelompok
jaringan, yang dikenal sebagai omentum yang lebih besar. Sisi usus besar
melintang. Posterior melekat kedinding posterior abdomen oleh peritoneum
(selaput yang melapisi rongga perut) dan keterikatan ini disebut mesokolon
transverse.






e. Kolon sigmoid
Kolon sigmoid adalah struktur berbentuk S, yang berisi otot, bahwa kontraksi
untuk membuat tekanan dalam usus besar, untuk mengeluarkan kotoran dan
memindahkan kotoran kerektum.


f. Appendix vermiformis
Appendix vermiformis merupakan sisa apex sekum yang belum di ketahui
fungsinya padamanusia. Appendix vermiformis berupa pipa buntu yang terbentuk
seperti cacing dan berhubungan dengan caecum di sebelah kaudal peralihan
ileosekal (ileocecal junction). Appendix vermiformis memiliki meso-appendix
yang menggantungnya pada mesenterium bagian akhir ileum.






g. Hepar
Hepar adalah organ viscera abdominalis terbesar. Terletak di cavum
abdominalis kanan, menempati regio hipokondria kanan bahkan sampai
epigastrium dan hipokondrium kiri. Holotopi: dinding anterior abdomen.
Warnanya coklat kemerahan saat segar. Memiliki capsula hepatis untuk
mempertahankan bentuk. Pembagian lobus ada 2, pertama secara anatomi kolehfis
surasagitalissin sitra dibagi menjadi: lobus dextra, sinistra, quadratus, dan
qaudatus. Kedua, menurut coui-naud (dengan batas dari vesicabiliaris di anterior
dan vena cava di posterior=fossa sagitalis dextra) dibagi menjadi lobus dextra dan
lobus sinistra. Terdapat beberapa ligament.













Gambar. Anatomy hepar

h. Duodenum pars Superior
Bagianinibermuladr pylorus danberjalankesisikanan vertebrae lumbal I
danterletak di lineatransylorica. Bagianiniterletaksetinggi Vertebrae Lumbal I,
danmemilikisyntopi :
- Anterior : lobusquadratushepatis, vesicafellea
- Posterior : bursa omentalis, a. gastroduodenalis, ductuscholedocus, v.
portaehepatisdan V. cava inferior
- Superior : foramen epiploicawinslow
- Inferior : caput pancreas



i. Limpa
Lien/ spleen/ limpa merupakan organ RES (Reticulo endothelial system) yang
terletak di cavum abdomen pada regio hipokondrium/ hipokondria kasinistra. Lien
terletak sepanjang costa IX, X, dan XI sinistra dan ekstremitas inferiornya
berjalan kedepan sampai sejauh linea aksillaris media. Lien juga merupakan organ
intra peritoneal. Lien memiliki 2 facies, facies diaphragmatica yang berbentuk
konvex dan facies visceralis yang berbentuk lebih datar.










II. ORGAN EKSTRAPERITONEAL
a. Organ retroperitoneal primer/ ekstraperitoneal
Organ ekstraperitoneal adalah organ-organ di dalam cavum abdomen yang
sebagian kecil (hanya< 1/3 bagian organ nya) ditutupi oleh peritoneum visceral sejak
lahir hingga dewasa, biasanya organ-organ yang termasuk dalam organ ekstra
peritoneal ini melputi organ-organ tractus urinarius dan vascular-vaskular besar.
Organ-organ yang termasuk dalam organ ekstra peritoneal antara lain :ren, ureter,
vesica urinaria, Vena Cava Inferior, aorta abdominalis, ductus thoracicus.

b. Organ ekstraperitoneal sekunder
Organ ekstraperitoneal sekunder adalah organ-organ di dalam cavum abdomen
yang semula terletak intra peritoneal kemudian menjad retroperitoneal. Organ-organ
yang termasuk kedalam organ retroperitoneal sekundr antaralain : colon ascendens,
colon descendens, rectum, pancreas (caput, collum, corpus), duodenum (pars
descendens, pars transversum, pars descendens).

2) Organ ekstraperitonial
a. Ginjal
Ginjal terletak di dalam ruang retroperitoneum sedikit di atas ketinggian
umbilikus dan kisaran panjang serta beratnya berturut-turut dari kira-kira 6 cm
dan 24 g pada bayi cukup bulan sampai 12 cm atau lebih dari 150 g pada orang
dewasa. Ginjal mempunyai lapisan luar, korteks yang berisi glomeruli,
tubulus kontortus proksimalis dan distalis dan duktus kolektivus, serta di lapisan
dalam, medula yang mengandung bagian-bagian tubulus yang lurus, lengkung
(ansa) Henle, vasa rekta danduktus koligens terminal.











b. Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil
penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju
vesicaurinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-
masing satu untuk setiap ginjal.


c. Vesicaurinaria
Vesicaurinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan
tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk
selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui
mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic
floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian
usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.








d. Kolon descendens
Kolon descendens mengarah kekolon sigmoid yang berbentuk V terbalik, yang
kemudian menjadi rektum di setinggi Vertebra Sacralis III

e. Pankreas
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal
sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm. Pankreas terbentang dari atas sampai
kelengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke
duodenum (usus 12 jari). Organ ini dapat diklasifikasikan kedalam dua bagian
yaitu kelenjar endokrin dan eksokrin.














f. Rektum
Dinding rektum terdiri atas mukosa, submukosa, dan dua Lapisan muskular
yang kompleet, yaitu sirkuler dalam dan longitudinal Luar. Rektum panjangnya
sekitar 12 - 15cm, dari kolon sigmoid sampai saluran anal sepertiga bagian atas
rektum di tutupi oleh peritoneum di sebelah anterior dan lateral. Sepertiga bagian
tengah rektum di tutupi oleh peritonieum hanya di permukaan anterior nya. Dan,
sepertiga bawah rektum terletak di bawah refleksi peritoneal. Rektum terdiri atas 3
kurva yang berbeda. Tiga lipatan ini memproyeksikan kedalam lumen sebagai
klep dari houston.
















DAFTAR PUSTAKA

Fried, Goerge H. 2005. Schaums Outlines BiologiEdisiKedua. Jakarta: Erlangga.
P. Evelyn , C. 2006. Anatomidanfisiologiuntukparamedik. Jakarta: PT.
GramediaPustakaUmum.
S. Ethel. W. palupi (ed). AnatomidanFisiologiuntukPemula.Jakarta: EGC
Yatim, wildan. 1996. Histologibiologi modern. Bandung: Tarsito.
Anonym. 2011. SistemPencernaanUsus, Pankreas, Empedu, danBerbagai
Fungsinya.http://mediaanakindonesia.wordpress.com/2014/05/019/sistem-
pencernaan-usus-pankreas-empedu-dan-berbagai-fungsinya/.
























PENGKAJIAN
I
D
E
N
T
I
T
A
S

No. Rekam Medis ... ... ... Diagnosa Medis ... ... ...
Nama : Jenis Kelamin : L/P Umur :
Agama : Status Perkawinan : Pendidikan :
Pekerjaan : Sumber informasi : Alamat :
TRIAGE P1 P2 P3 P4
P
R
I
M
E
R

S
U
R
V
E
Y

GENERAL IMPRESSION
Keluhan Utama :

Mekanisme Cedera :



Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) : Baik Tidak Baik, ... ... ...
AIRWAY
Diagnosa Keperawatan:
Inefektif airway b/d
Jalan Nafas : Paten Tidak Paten
Obstruksi : Lidah Cairan Benda Asing N/A
Suara Nafas : Snoring Gurgling Stridor N/A
Keluhan Lain: ... ...



Kriteria Hasil :

Intervensi :
1. Manajemen airway;headtilt-chin lift/jaw
thrust
2. Pengambilan benda asing dengan
forcep
3.
4.

BREATHING
Diagnosa Keperawatan:
1. Inefektif pola nafas b/d
2. Kerusakan pertukaran gas b/d


Gerakan dada : Simetris Asimetris
Irama Nafas : Cepat Dangkal Normal
Pola Nafas : Teratur Tidak Teratur
Retraksi otot dada : Ada N/A
Sesak Nafas : Ada N/A RR : ... ... x/mnt
Keluhan Lain:


Kriteria Hasil :

Intervensi :
1. Pemberian terapi oksigen
ltr/mnt, via
2. Bantuan dengan Bag Valve Mask
3. Persiapan ventilator mekanik
4.
5.

CIRCULATION
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan curah jantung b/d
2. Inefektif perfusi jaringan b/d

Nadi : Teraba Tidak teraba
Sianosis : Ya Tidak
CRT : < 2 detik > 2 detik
Pendarahan : Ya Tidak ada
Keluhan Lain: ... ...


Kriteria Hasil :

Intervensi :
1. Lakukan CPR dan Defibrilasi
2. Kontrol perdarahan
3.
4.


DISABILITY Diagnosa Keperawatan:
1. Inefektif perfusi serebral b/d
2. Intoleransi aktivias b/d
3.

Respon : Alert Verbal Pain Unrespon
Kesadaran : CM Delirium Somnolen ... ...
...
GCS : Eye ... Verbal ... Motorik ...
Pupil : Isokor Unisokor Pinpoint Medriasis
Refleks Cahaya: Ada Tidak Ada
Keluhan Lain :


Kriteria Hasil :

Intervensi :
1. Berikan posisi head up 30 derajat
2. Periksa kesadaran dann GCS tiap 5
menit
3.
4.
5.
EXPOSURE
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan integritas jaringan b/d

2. Kerusakan mobilitas fisik b/d
3.

Deformitas : Ya Tidak
Contusio : Ya Tidak
Abrasi : Ya Tidak
Penetrasi : Ya Tidak
Laserasi : Ya Tidak
Edema : Ya Tidak
Keluhan Lain:


Kriteria Hasil :

Intervensi :
1. Perawatan luka
2. Heacting
3.
4.


S
E
C
O
N
D
A
R
Y

S
U
R
V
E
Y

ANAMNESA
Diagnosa Keperawatan:
1. Regimen terapiutik inefektif b/d

2. Nyeri Akut b/d
3.

Riwayat Penyakit Saat Ini :




Alergi :


Medikasi :


Riwayat Penyakit Sebelumnya:


Makan Minum Terakhir:

Even/Peristiwa Penyebab:

Tanda Vital :
BP : N : S: RR :
Kriteria Hasil :

Intervensi :
1.
2.

P
R
I
M
E
R

S
U
R
V
E
Y

PEMERIKSAAN FISIK Diagnosa Keperawatan:
1.
2.

Kepala dan Leher:
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Dada:
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Perkusi ... ...
Auskultasi ... ...
Abdomen:
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Perkusi ... ...
Auskultasi ... ...
Pelvis:
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Ektremitas Atas/Bawah:
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Punggung :
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Neurologis :



Kriteria Hasil :

Intervensi :
3.
4.


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosa Keperawatan:
1.
2.
RONTGEN CT-SCAN USG EKG
ENDOSKOPI Lain-lain, ... ...
Hasil :



Kriteria Hasil :

Intervensi :
1.
2.


Tanggal Pengkajian :
Jam :
Keterangan :
TANDA TANGAN PENGKAJI:


NAMA TERANG :
S
E
C
O
N
D
A
R
Y

S
U
R
V
E
Y

Anda mungkin juga menyukai