Anda di halaman 1dari 4

2 Anatomi Fisiologi

Dinding perut mengandung struktur muskulo-aponeurosis yang kompleks. Dibagian


belakang struktur ini melekat pada tulang belakang sebelah atas pada iga, dan di bagian bawah
pada tulang panggul. Dinding perut ini terdiri dari berbagai lapis, yaitu dari luar ke dalam, lapis
kulit yang terdiri dari kuitis dan sub kutis, lemak sub kutan, facies superfisial (facies camper)
dan facies profunda (fascies scarpae), kemudian ketiga otot dinding perut m. obliquus
abdominis eksterna, m. obliquus abdominis internus dan m. transversum abdominis, dan
akhirnya lapis preperitonium dan peritonium, yaitu fascia transversalis, lemak preperitonial dan
peritonium. Otot di bagian depan tengah terdiri dari sepasang otot rektus abdominis dengan
fascianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba (Sjamsuhidayat.R. 2011). Dinding
perut membentuk rongga perut yang melindungi isi rongga perut. Integritas lapisan muskulo-
aponeurosis dinding perut sangat penting untuk mencegah
5 terjadilah hernia bawaan, dapatan,
maupun iatrogenik. Fungsi lain otot dinding perut adalah pada pernafasan juga pada proses
berkemih dan buang air besar dengan meninggikan tekanan intra abdominal.

Gambar 1 :Tampak anterior otot dinding abdomen dan penampang melintang otot
abdomen (Putz R & Pabst R. 2007)

Peritoneum adalah membran serosa rangkap yang terbesar di dalam tubuh. Peritoneum terdiri
atas dua bagian utama, yaitu peritoneum parietal, yang melapisi dinding rongga abdominal dan
berhubungan dengan fascia muscular, dan peritoneum visceral, yang menyelaputi semua organ
yang berada di dalm rongga itu. Peritoneum parietale mempunyai komponen somatic dan
visceral yang memungkinkan lokalisasi yang berbahaya dan menimbulkan defans muscular dan
nyeri lepas. (Sjamsuhidayat.R. 2011).

Ruang yang bisa terdapat di antara dua lapis ini disebut ruang peritoneal atau cavitas
peritonealis. Ruang di luarnya disebut Spatium Extraperitoneale. Di dalam cavitas peritonealis
terdapat cairan peritoneum yang berfungsi sebagai pelumas sehingga alat-alat dapat bergerak
tanpa menimbulkan gesekan yang berarti. Cairan peritoneum yang diproduksi berlebihan pada
kelainan tertentu disebut sebagai asites (hydroperitoneum). 2 Luas peritoneum kira- kira 1,8
meter2, sama dengan luas permukaan kulit orang dewasa. Fungsi peritoneum adalah setengah
bagiannya memiliki membran basal semipermiabel yang berguna untuk difusi air, elektrolit,
makro, maupum mikro sel. Oleh karena itu peritoneum punya kemampuan untuk digunakan
sebagai media cuci darah yaitu peritoneal dialisis dan menyerap cairan otak pada operasi
ventrikulo peritoneal shunting dalam kasus hidrochepalus (Schrock. T. R.. 2000).
Lapisan peritonium dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Lembaran yang menutupi dinding usus, disebut lamina visceralis (tunika
serosa).
2. Lembaran yang melapisi dinding dalam abdomen disebut lamina parietalis.
3. Lembaran yang menghubungkan lamina visceralis dan lamina parietalis.
Peritoneum viscerale berhubungan dengan parietale pada dinding abdomen melalui suatu
duplikatur yang disebut mesenterium (Schrock. T. R.. 2000).
Cavitas peritonealis pada laki-laki tertutup seluruhnya tetapi pada perempuan mempunyai
hubungan dengan dunia luar melalui tuba uterina, uterus dan vagina. Spatium Extraperitoneale
dapat dibedakan menurut letaknya , di depan (spatium praepitoneale), di belakang (spatium
retroperitoneale) dan dibawah (spatium subperitoneale). Alat yang terletak di dalam cavitas
peritoneale disebut letak intraperitoneale, seperti pada lambung, jejunum, ileum, dan limpa.
Sedangkan yang terletak di belakang peritoneum disebut retroperitoneale seperti pada ginjal dan
pancreas (Schwartz, Shires, Spencer. 2000).
Omentum adalah dua lapisan peritoneum yang menghubungkan lambung dengan alat
viscera lainnya seperti dengan hepar (omentum minus), dengan colon transversum (omentum
majus), dan dengan limpa (omentum gastrosplenicum). Peritoneum dari usus kecil disebut
mesenterium, dari appendik disebut mesoappendix dari colon trnsversum dan sigmoideum
disebut mesocolon transversum dan sigmoideum. Mesenterium dan omentum berisi pembuluh
darah dan limfe serta saraf untuk alat viscera yang bersangkutan.
Gambar 2. Struktur peritoneum (Sjamsuhidayat.R. 2011).
Peritoneum parietale sensitif terhadap nyeri, temperatur, perabaan dan tekanan dan
mendapat persarafan dari saraf-saraf segmental yang juga mempersarafi kulit dan otot yang ada
si sebelah luarnya. Iritasi pada peritoneum parietale memberikan rasa nyeri lokal, namun
insicipada peritoneum viscerale tidak memberikan rasa nyeri. Peritoneum viscerale sensitif
terhadap regangan dan sobekan tapi tidak sensitif untuk perabaan, tekanan maupun temperature.
Perdarahan dinding perut berasal dari beberapa arah. Dari kraniodorsal diperoleh
perdarahan dari cabang aa. Intercostalis VI – XII dan a. epigastrika superior. Dari kaudal
terdapat a. iliaca a. sircumfleksa superfisialis, a. pudenda eksterna dan a. epigastrika inferior.
Kekayaan vaskularisasi ini memungkinkan sayatan perut horizontal maupun vertikal tanpa
menimbulkan gangguan perdarahan. Persarafan dinding perut dipersyarafi secara segmental
oleh n.thorakalis VI – XII dan n. lumbalis I (Sjamsuhidayat.R. 2011).
Sangat penting untuk memahami posisi dari alat-alat viscera abdomen agar dapat segera
mengetahui atau memperkirakan alat apa yang terkena tusukan pada perut:
1) Hepar merupakan suatu organ yang besar yang mengisi bagian atas rongga abdomen.

2) Kandung empedu merupakan kantong berbentuk seperti buah per melekat pada
permukaan visceral lobus kanan hepar. Ujung buntunya (fundus) menonjol di bawah
pinggir bawah hepar.
3) Esophagus di daerah abdomen pendek, 1,25 cm terletak di belakang lobus kiri hepar.
4) Gaster (ventriculus) terletak pada regio hypochondriaca kiri, epigastrica dan umbilicalis
5) Duodenum terletak di regio epigastrica dan umbilicalis
6) Pancreas terbentang dari regio umbilicalis sampai ke regio hypochondriaca kiri pada
lien.
7) Lien terletak pada bagian atas kiri dari rongga abdomen antara lambung dan diaphragma
di regio sepanjang sumbu iga x kiri.
8) Ren terletak pada dinding belakang abdomen posterior dari peritoneum parietale di sisi
kanan dan kiri columna transversalis.
9) Glandula suprarenalis terletak pada dinding belakang abdomen di sisi kana dan kiri
columna vertebralis.
10) Jejunum mengisi bagian atas kiri rongga abdomen dan ileum mengisi bagian kanan
bawah rongga abdomen dan rongga pelvis.
11) Colon terbentang mengelilingi jejunum dan ileum, terbagi atas caecum, colon
ascendens, colon tranversum, colom desendens dan colon sigmoid.

Anda mungkin juga menyukai