PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
Khusus : diharapkan mahasiswa mampu memahami konsep dari
perikarditis
Umum :
- Diharapkan mahasiswa / i memperoleh pengetahuan tentang
perikarditis.
1
- Mengetahui asuhan keperawatan perikarditis
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium
viseral, atau kedua-duanya.
Perikarditis adalah peradangan perikardium viseralis atau parietalis
dengan atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikardium
baik bersifat transudat atau eksudat atau purulen dan disebabkan oleh
berbagai macam penyebab (Ngatisyah, 2005).
Jenis perikarditis :
a. Perikarditis akut
Trias klasik perikarditis akut adalah nyeri dada, pericardial friction rup
dan abnormalitas EKG yang khas
b. Perikarditis Subkutan dan Kronik
Sindrom perikarditis subakut (6 minggu sampai 6 bulan) menyerupai
perikarditis kronik dalam hal etiologi , manifestasi klinis, diagnosis
dan pengobatannya. Variasi patologis berupa:
- Perikarditis kontriktif
- Perikarditis kronik rekurens tanpa efusi/kontriksi
1. Perkarditis kronik bisa muncul dalam 4 bentuk, yaitu :
a. efusiperikardial kronik,
b. efusi kontriktif,
c. kontriktif dan
d. andhesif
2. perikardinal dibagi menjadi :
a. Efusi perikardial kronik
2
b. Kecurigaan efusi perikardial kronik timbul bila ditemukan adanya
kombinasi sebagai berikut : pembengkakan bayangan jantung pada
foto rontgen, tekanan vena meningkat , bunyi jantung lemah tapi
tanpa adanya kegagalan jantung.
c. Perikarditis Efusi-Kontriktif
Jenis ini ditandai oleh penebalan perikard sertaefusi, sehingga
terjadi konstriksi akibat penebalan dan tamponade akibat
efusi.Biasanya diketahui setelah aspirasi cairan perikard,
sedangkan tanda-tanda kompresi masih tetap ada
Penyebap paling sering ialah radiasi. Penyebap lain adalah
neoplasma atau tuberkolusis. Manifestasi klinis berupa lelah
(fatique), dysnea d’effot dan perasaan berat perikardial.Gejalanya
meliputi peninggian tekanan vena, tekanan nadi normal atau sedikit
menurun, pulpus paradoksus. Fotorontgen dada menunjukan
adanya pembesaran bayangan jantung sedang EKG sama seperti
perikarditis kontriktif.
d. Perikarditis Kontriktif
Perikarditis kontriktif terjadi bila jaringan parut (sikatriks) perikard
viseral dan atau parietal cukup berat sehingga menghambat
pengembangan volume jantung pada fase diastolik. Manifestasi
klinis sangat bervariasi, bergantung pada berat, distribusi dan
kecepatan terjadinya sikatriks.
e. Perikarditis Adhesif
Perikarditis adhesif merupakan akibat perlengkatan di antara kedua
lapis perikard dengan jaringan sekeliling mediastinum. Peradangan
kronik biasanya tidak ada. Gangguan hemodinamik biasanya juga
tidak ada.
3
B. ANATOMI FISOLOGI
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
A. STRUKTUR JANTUNG
Dinding jantung terdiri dari 3lapisan :
1. Lapisan luar (epikardium)
2. Lapisan tengah (Miokardium)
3. Lapisan dalam (endokardium)
1. Ruang – Ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut
atrium(serambi) dan 2 berdinding tebal disebut ventrikel (bilik)
4
1. Atrium
a. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen
dari seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan
melalui katub dan selanjutnya ke paru.
b. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru
melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke
ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui
aorta.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
2. Ventrikel
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang
menonjol disebut muskulus papilaris, ujungnya dihubungkan dengan
tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda
tendinae.
a. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan
dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis
b. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan
keseluruh tubuh melalui aorta
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum
ventrikel.
2. Katup Katup Jantung
1. Katup atrioventrikuler
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara
atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup
( trikuspid). Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan
ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup ( Mitral).
Memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel pada fase
diastole dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.
2. Katup Semilunaris
5
a. Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan
memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan.
b. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3
buah daun katup yang simetris. Danya katup ini memungkinkan
darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama sistole
dan mencegah aliran balik pada waktu diastole.
Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel
berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan
didalam pembuluh darah arteri.
C. ETIOLOGI
6
D. PATOFISIOLOGI
Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada
perikarditis akan memberikan respons sebagai berikut:
1. Terjadinya vasodilatasi dengan peningkatan akumulasi cairan ke
kantong perikardium.
2. Peningkatan permeabilitas vaskular sehingga kandungan protein,
termasuk fibrinogen atau fibrin, di dalam cairan akan meningkat.
3. Peningkatan perpindahan leukosit terutama pada perikarditis
purulenta.
4. Perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang
mungkin.
7
diakibatkan oleh perforansi selama prosedur diagnostik: TBC dan tumor,
yang kebanyakan adalah karsinoma paru dan payudara, serta limfoma.
Tamponade juga dapat timbul pada perikarditis idiopatik dan perikarditis
akut oleh karena virus, perikarditis pasca-penyinaran, gagal ginjal selama
dialisis, dan hemoperikardium sebagai akibat pengobatan antikoagulan
pada klien dengan berbagai bentuk perikarditis akut.
Jumlah cairan yang cukup untuk menimbulkan tamponade jantung adalah
250 cc bila pengumpulan cairan tersebut berlangsung cepat, dan 1000 cc
bila pengumpulan cairan tersebut berlangsung lambat, karena perikardium
mempunyai kesempatan untuk meregang dan menyesuaikan diri dengan
volume cairan yang bertambah tersebut. Jumlah cairan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan tamponade bervariasi tergantung dari tebalnya
miokardium ventrikel, dan kebalikannya dengan tebalnya perikardium
parietal.
8
E. PATHWAYS
Tekanan ventrikel
Pengisian diastolik
Nyeri dada
Tekanan vena
Iskemia miokardium Volume sekuncup
Kongesti Pemenuhan
Kondisi dan
pulmonalis produk HCL, Kelemahan fisik prognosis penyakit
mual, muntah
Sesak napas
Pemenuhan Gangguan Kecemasan
nutrisi kurang pemenuhan Koping individu
Gangguan dari kebutuhan kebutuhan sehari- tidak efektif
pertukaran tubuh hari
gas
Pola napas
9
tidak efektif
F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda yang khas:
Friction rub (suara tambahan) adalah bising gesek yang terjadi
karena kantong berisi cairan membengkak.
Gejala-gejala :
1. Sesak nafas saat bekerja
2. Panas badan 39º c -40ºc
3. Malaesa
4. Kadang nyeri dada
5. Effuse cardial
6. Nyeri dapat menyebar dari leher,bahu,punggung atau perut
7. Rasa tajam menusuk
8. Berkeringat
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. EKG; dapat menunjukkan iskemia, hipertropi, blok konduksi,
disritmia.
b. Ekokardiogram; dapat menunjukkan efusi pericardial, hipertropi
jantung, disfungsui katup, dilatasi ruang.
c. Enzim Jantung; CPK mungkin tingggi, tetapi isoenzim MB tak ada.
d. Angiografi; dapat menunjukan stenosis katup dan regurgutasi dan/atau
penurunan gerak dinding.
e. Sinar X dada; dapat menunjukkan pembesaran jantung, infiltrasi
pulmonal.
f. JDL; dapat menunjukkan proses infeksi akut/kronis.
g. Kultur darak; dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus, dan jamur
penyebab.
h. LED
10
i. Perikardiosentesis; cairan pericardial dapat diperiksa intik etiologi
infeksi, seperti bakteri tuberculosa, infeksi virus atau jamur, SLE,
penyakir rheumatoid, keganasan.
H. PENGOBATAN/PENATALAKSANAAN
a. Tirah baring, disertai elevasi bagian kepala tempat tidur untuk perbaiki
pernapasan.
b. Terapi oksigen.
c. Pembedahan dengan melakukan perikardiosintesis atau drainase untuk
mengatasi tamponade.
d. Drainase cairan perikardium atau pengangkatan perikardium.
e. Pemberian antibiotik selama empat sampai enam minggu bila terjadi
pada perikarditis purulen.
f. Pemberian kortikosteroid pada pasien dengan gagal jantung atau post
perikardioektomi syndrome.
Diuretik (obat yang membuang kelebihan cairan) bisa
memperbaiki gejala, tetapi penyembuhan hanya mungkin terjadi jika
dilakukan pembedahan untuk mengangkat perikardium. Pembedahan
memiliki resiko kematian sebesar 5-15 %, karena itu pembedahan
hanya dilakukan jika penyakit ini telah sangat menganggu aktvitas
penderita sehari-hari.
I. FOKUS PENGKAJIAN
1. pengkajian
- riwayat keperawatan
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit dulu dan sekarang
- pemeriksaan fisik
Inspeksi : ritme nafas
Palpasi : eksparsi paru
Auskultasi : adanya bunyi tambahan
Perkusi : thorak anterior & posterior (normal resonan)
11
- Pemeriksaan diagnostic
EKG
Ekokardiogram
3. Diagnosa
Diagnosa keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajiaan, diagnosa keperawatan utama yang
mencakup ini:
Implementasi
Evaluasi
Hasil yang di harapkan:
12
1. Pasien bebas dari nyeri
Melakukan aktifitas hidup sehari hari dengan nyaman
Suhu badan pasien kembali kebatas normal.
Tidak ditemukan lagi friction rub perikardium
2. Tidak mengalami komplikasi
Tekanan darah tetap dalam keadaan normal
Bunyi jantung keras dan dapat di auskultasi
Tidak terjadi disentri vena leher
13
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN DIAGNOSA PERIKARDISITIS PADA Tn.A
1. PENGKAJIAN
a. PASIEN
Nama : Tn.A
Umur : 60 tahun
Alamat : Mertoyudan, Magelang
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku/ Bangsa : Indonesia
Tanggal masuk RS : 24 September
No RM : 667788
Ruang : edelweiss
Diagnosis Medis : Perikarditis
Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Nyeri di daerah dada bagian depan
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan awalnya timbul rasa nyeri di daerah dada bagian
depan, terutama sewaktu menarik nafas, batuk aktifitas, dan bila
berbaring. Sakit di dada berkurang bila duduk, nyeri berpindah-
pindah. Pasien gelisah, nyeri pada sendi-sendi.
3. Riwayat penyakit dahulu
14
Klien pernah mengalami gejala- gejala seperti ini sebelumnya
4. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan di keluarganya belum pernah ada yang mengalami
gejala- gejala seperti ini.
15
8. Sexuality
Pasien berjenis kelamin laki-laki. Sebelum sakit klien tidak mengalami
gangguan seksualitas, selama sakit klien tidak melakukan hubungan
suami istri.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Tinggi badan : 175 cm
Berat badan : 60 Kg
16
Respirasi : 28 x / menit
Keadaan umum
Pasien tampak sakit berat
Pasien menggunakan O2
Pemeriksaan dada
Inspeksi
Dada simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, warna coklat, ictus
di ICS 6 SIMC
Palpasi
Ada getaran ictus cordis / tril, lebar ictus cordis 2 cm
Perkusi
Atas ICS 2
Bawah ICS 9
Kanan ICS 4 sentralis distra
Kiri ICS 4
Auskultasi
Friction rub (+)Q2
Pericardial friction rub, pembesaran jantung, hepatomegali, oedem
kaki, bunyi jantung lemah, jeneway lesions (pada telapak tangan
dan kaki)
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- EKG : Segmen ST tidak ada perubahan, QRS voltase rendah
- CKMB : Normal
5. RESUME KASUS
Klien bernama Tn.P berumur 60 tahun, dirawat di rumah sakit dengan
keluhan nyeri di daerah dada bagian depan. Pasien mengatakan awalnya
timbul rasa nyeri di daerah dada bagian depan, terutama sewaktu menarik
nafas, batuk aktifitas, dan bila berbaring. Sakit di dada, berkurang bila
duduk, nyeri berpindah-pindah. Pasien gelisah, nyeri pada sendi-sendi. Klien
17
pernah mengalami gejala- gejala seperti ini sebelumnya. Di keluarganya
belum pernah ada yang mengalami gejala-gejala seperti ini. Klien
mengatakan kesehatan bagi dirinya dan keluarganya sangat penting. Dan
setiap sakit klien selalu memeriksakan kesehatannya ke dokter. Saat
diperiksa tinggi badan klien 175 cm dan BB 60kg, TD :110/70mmHg, suhu
36oC, nadi 102x/menit, serta respirasi 28x/menit, klien tampak sakit berat
dan menggunakan O2 binasal. selama sakit klien mengalami penurunan BB
2kg. Klien mengatakan kesehatan bagi dirinya dan keluarganya sangat
penting. Dan setiap sakit klien selalu memeriksakannya ke dokter. Klien
sebelum sakit makan 3 kali setiap hari. Setelah sakit klien kurang nafsu
makan. Sebelum sakit klien BAB 1/ hari, dan BAK 5 kali / hari tergantung
minuman yang masuk. dan setelah sakit klien mengatakan tidak mengalami
gangguan pada BAB dan BAK. sebelum sakit tidur selama 8 jam sehari.
Selama sakit susah tidur karena nyeri yang dirasakan. Klien tidak
mempunyai gangguan pendengaran maupun penglihatannya. Klien cukup
mengerti tentang penyakitnya dan ingin segera pulang, klien tidak merasa
terbebeni dengan keadaannya. klien mengatakan tidak mengalami masalah
dalam hubungannya dengan keluarga, hubungan klien dengan perawat baik,
klien kooperatif dengan anggota medis lain. Sebelum sakit klien tidak
mengalami disfungsi seksual, selama sakit klien tidak melakukan hubungan
suami istri. Klien mengatakan setiap ada masalah selalu membicarakannya
dengan istri dan anggota keluarganya. Klien beragama islam. Sebelum sakit
klien mengatakan selalu menjalankan ibadahnya ke masjid namun selama
sakit klien hanya melakukan aktivitas ibadah di rumah.
18
19