Anda di halaman 1dari 4

RESUME

TUBERKULOSIS PERITONEAL

Tuberkulosis peritoneal merupakan suatu peradangan peritoneum parietal atau


visceral yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
Penegakan Diagnosis
Anamnesis :
-

Sakit perut

Pembengkakan perut

Demam

Keringat malam

Anoreksia

Berat badan menurun

Mencret

Pemeriksaan Fisik :
-

Distensi abdomen

Nyeri abdomen

Asites

Hepatomegali

Splenomegali

Fenomena papan catur

Limfadenopati

Pemeriksaan Penunjang :
1. Pemeriksaan darah lengkap
Ditemukan anemia normokrom mikrositer, leukositosis, LED meningkat.
2. Ro foto polos abdomen
Dijumpai gambaran peritonitis, massa omentum, dan asites.
3. USG abdomen

Dijumpai cairan bebas atau terlokalisasi dalam rongga abdomen, abses dalam rongga
abdomen, masa di daerah ileosaecal, pembesaran kelenjar limfe retroperitoneal, adanya
penebalan mesentrium, perlengketan lumen usus, dan penebalan omentum.
4. CT scan abdomen
Tidak ada ditemui suatu gambaran khas, namun secara umum ditemui adanya gambaran
peritoneum yang berpasir, penebalan omentum, dan limfadenopati.
5. Analisa cairan asites
Memperlihatkan eksudat dengan protein >3 g/dl dengan jumlah sel 100-3000 sel/ml yang
sebagian besar terdiri dari limfosit (>70%). Gradient serum albumin asites < 1,1 g/dL.
Rasio glukosa darah pada asites <0,96. Penurunan pH cairan asites dam peningkatan
kadar laktat.
6. Laparoskopi
Gambaran yang dapat dilihat :
-

Penebalan peritoneum dengan tuberkel-tuberkel : multiple, berwarna putih


kekuningan, uniform berukuran 4-5 mm tuberkel difus yang terdistribusi pada
peritoneum parietal.

Fibroadhesif peritonitis yang ditandai dengan penebalan peritoneum dan perlengketan


dengan visera.

Peritoneum sering mengalami perubahan dengan permukaan yang sangat kasar,


kadang-kadang gambarannya menyerupai nodul.

Cairan asites sering dijumpai berwarna kuning jernih, kadang-kadanng cairan tidak
jernih lagi tetapi menjadi keruh, dan kadang juga dijumpai cairan asites yang
hemoragis.

7.

Uji tuberculin
Didapatkan indurasi > 10 mm.

Penatalaksanaan
Tatalaksana medikamentosa TB peritoneal pada tahap intensif diberikan minimal 4
macam obat (INH, Ripamfisin, Pirazinamid, Etambutol atau Streptomisin). Pada tahap
lanjutan diberikan INH dan Rifampisin selama 10 bulan. Kortikosteroid diberikan 1-2
mg/kgBB selama 2-4 minggu dengan dosis penuh dilanjutkan tapering off dalam jangka
waktu 2-6 minggu. Tujuan pemberian steroid ini untuk mengurangi proses inflamasi dan
mencegah terjadinya perlengketan jaringan.

Jenis TB

Fase Intensif

Fase lanjutan

Prednison

Peritonitis TB

2HRZE

10HR

minggu

Lama terapi
12 bulan

tapering off

Dosis OAT
Nama obat

Dosis

harian Dosis maksimal (mg/hari)

(mg/kgBB/hari)
Isoniazid (H)

5-15

300

Ripamfisin (R)

10-20

600

Pirazinamid (Z)

15-30

2000

Etambutol (E)

15-20

1250

Streptomisin

15-40

1000

2 bulan tiap hari

4 bulan tiap hari

RHZ (75/50/1500

RH (75/50)

59

1 tablet

1 tablet

10 19

2 tablet

2 tablet

20 32

4 tablet

4 tablet

Dosis OAT KDT pada anak


Berat badan (kg)

Dosis OAT Kombipak fase awa/intensif pada anak


Jenis obat

BB < 10 kg

BB 10-20 kg

BB 20-32 kg

(KOMBIPAK)
Isoniazid

50 mg

100 mg

200 mg

Rifampisin

75 mg

150 mg

300 mg

Pirazinamid

150 mg

300 mg

600 mg

Dosis OAT Kombipak-fase lanjutan pada anak


Jenis obat

BB < 10 kg

BB 10-20 kg

BB 20-32 kg

(KOMBIPAK)
Isoniazid

50 mg

100 mg

200 mg

Ripamfisin

75 mg

150 mg

300 mg

Anda mungkin juga menyukai