PENDAHULUAN
Pneumoperitoneum merupakan keadaan adanya udara bebas dalam kavum
peritoneum.
Pencitraan
radiologi
yang
digunakan
untuk
mendeteksi
pneumoperitoneum meliputi foto polos abdomen, USG, MRI, CT scan yang juga
dapat dilakukan dengan kontras. Foto polos abdomen menjadi pencitraan utama
pada akut abdomen (Breen dkk., 2008).
Gambaran radiologi foto polos tergantung pada posisi, dimana posisi terbaik
adalah posisi lateral dekubitus kiri yang menunjukkan gambaran radiolusen antara
batas lateral kanan dari hati dan permukaan peritoneum. Pemeriksaan CT scan
merupakan kriteria standar pencitraan pneumoperitoneum, namun mahal, dan
memiliki bahaya radiasi. Pada pencitraan MRI, pneumoperitoneum terlihat
sebagai area dengan intensitas rendah pada gambar semua potongan. Pada
pencitraan USG, pneumoperitoneum tampak sebagai daerah linier peningkatan
ekogenisitas dengan artifak reverberasi atau distal ring down. USG tidak
dipertimbangkan
sebagai
pemeriksaan
definitif
untuk
menyingkirkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Pneumoperitoneum adalah keadaan adanya udara bebas dalam kavum
peritoneum (Meulen dan DB, 2008).
.
2. Penyebab
-
3. Gambaran Radiologi
FOTO POLOS:
Paling tidak diambil 2 radiografi : posisi supine dan foto dada posisi erect
atau LLD
Udara bebas walaupun dalam jumlah yang sedikit dapat terdeteksi pada
foto polos. Pasien tetap berada pada posisi tersebut selama 5-10 menit
sebelum foto diambil.
Pada FPA atau foto dada posisi tegak gambaran udara (radiolusen)
berupa daerah berbentuk bulan sabit (semilunar shadow) diantara
diafragma kanan dan hepar atau diafragma kiri dan lien. Juga bisa tampak
area lusen bentuk oval (perihepatik) di anterior hepar.
Pada posisi LLD radiolusen antara batas lateral kanan dari hepar dan
permukaan peritoneum. Pada posisi RLD, tampak triangular sign seperti
segitiga (triangular) yang kecil-kecil dan berjumlah banyak karena pada
posisi miring udara cenderung bergerak ke atas sehingga udara mengisi
ruang-ruang di antara incisura dan dinding abdomen lateral.
Proyeksi yang paling baik adalah LLD udara bebas dapat terlihat antara
batas lateral kanan dari hati dan permukaan peritoneum dan dapat
digunakan untuk setiap pasien yang sangat sakit.
Tanda
peritoneum
pada
foto
polos
diklasifikasikan
menjadi
Football sign
2)
3)
4)
5)
6)
Cupula sign
cupula sign
7)
http://emedicine.medscape.com/article/372053-overview
CT scan
USG
2.
3.
4.
5.
1.
Dilatasi colon
2.
3.
4.
5.
Komplikasi Ileus
1. Nekrosis usus
2. Perforasi usus
3. Syok hipovolemik
4. Pnemuniaspirasi dari proses muntah
5. Gangguan elektronik
(Sjamsuhidajat dan Dejong , 2003)
BAB III
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama
: Ny.SM
Usia
: 51 tahun
Alamat
Agama
: Islam
Pekerjaan
No. CM
: 693055
Tanggal masuk RS
: 18 Oktober 2013
II. Anamnesis :
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS):
Keluhan Utama
Onset
Kualitas
Kuantitas
: hilang timbul
Kronologi
dengan keluhan sakit perut sekitar 4 hari SMRS yang bertambah berat,
awalnya pasien mengalami diare setelah itu pasien tidak bisa BAB selama
4 hari dan tidak bisa kentut, perut terasa kembung.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
Riwayat penyakit serupa sebelumnya disangkal.
Riwayat Hipertensi disangkal.
Riwayat DM disangkal
10
11
Keadaan Umum
: lemah
Kesadaran
: composmentis
Tanda vital
Nadi
: 110 x/ menit
Suhu badan
: 40 0 C
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Pernafasan
: 24x/ menit
Pemeriksaan fisik
Kulit
: Sawo Matang
Kepala
: Mesocephal
Mata
Telinga
Hidung
: discharge (-)
Leher
Cor
: tidak dilakukan
Pulmo
: tidak dilakukan
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: hipertimpani
12
Palpasi
Ekstremitas
: dbn
GAMBARAN RADIOLOGI
Abdomen 2 posisi:
Tampak dilatasi dan distensi usus halus dengan gambaran coil spring dan
hearing bone. Tak tampak gambaran udara pada colon dan rektum.
Tampak multiple air fluid level yang pendek-pendek dan tidak tampak free
air.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Tampak dilatasi dan distensi usus halus dengan gambaran coil spring dan
hearing bone. Tak tampak gambaran udara pada colon dan rektum.
Tampak multiple air fluid level yang pendek-pendek dan tidak tampak
free air.
penunjang mengarah pada ileus obstruktif letak tinggi tetapi tidak mengalami
perforasi sehingga gambaran pneumoperitoneum pada kasus ini tidak
ditemukan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Khan,
AN.
2011.
Pneumoperitoneum
Imaging.
Diakses
dari
http://emedicine.medscape.com/article/372053-overview
Sjamsuhidajat, R.dan Dejong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II,
Jakarta:EGC.2003
14