Anda di halaman 1dari 10

Mekanisme Kerja dan Fungsi Lambung pada Pencernaan Manusia

Aldo m hamka 102013209


aldo.2013fk209@civitas.ukrida.ac.id
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021)5694-2061, fax : (021) 563-1731

Pendahuluan
Pada dasarnya setiap makhluk hidup, terutama mamalia akan terjadi proses
pencernaan. Pencernaan adalah proses pemecahan makanan yang dimakan dalam bentuk
yang besar kemudian dirubah menjadi bentuk yang lebih sederhana dan kemudian akan di
serap yang terjadi mulai dari mulut hingga anus. Pada proses pencernaan ini terjadi berbagai
macam proses yang dipengaruhi secara kimiawi, hormon, ataupun factor interinsik dan
eksterinsik. Tetapi dalam kesempatan ini penulis akan lebih membahas tentang gaster atau
lambung secara makro maupun mikoronya, vaskularisasi lambung, mekanisme lambung, dan
enzim-enzim yang terkandung didalam lambung manusia. Tujuan penulis membuat tinjauan
pustaka ini adalah agar pembaca dapat lebih memahami tentang proses pencernaan ditubuh manusia terutama
dilambung.

1. Struktur Makroskopik Lambung


Lambung merupakan bagian yang paling lebar dari saluran pencernaan dan bagian
yang sangat berdilatasi dari saluran cerna. Mulai dari oesophagus sampai duodenym dan
berfungsi sebagai tempat penampungan makanan untuk dicerna menjadi “chyme” dan
mengatur pengaliran hasil cerna itu ke usus kecil. Kapasitas lambung kurang lebih 1,5 liter,
tetapi dapat dilebarkan sampai 2-3 liter. Pada bayo yang baru lahir kapasitasnya kira-kira
30cc. jika dilihat dari depan abdomen dan pada posisi berbaring, lambung terletak di regio
hypocondiaca kiri, epigastrica dan umbilicalis. Letak lambung dan bentuknya bergantung
pada berbagai keadaan, seperti isi dan tingkat pencernaan, keadaan alat-alat sekitarnya,
bentuk tipe morfologi individu, serta pernapasan dan letak tubuh. Bentuk umum adalah
bentuk J dengan paras pylorica sedikit naik ke atas ke pylorus; bentuk ini terutama ditemui
pada orang-orang yang kurus. Bentuk tegak seperti huruf L terbalik terdapat pada lambung
yang mempunyai tonus otot yang lebih kuat.1
Lambung mempunyai peritoneum viscerale yang meliputi permukaan anterior dan
posterior. Kedua lapisan tersebut dari curvatura minor ke arah hepar membentuk ligamentum
hepatogastrica yang merupakan bagian dari omentum minus. Ke bawah kedua lapisan pada
curvatura major berhubungan dengan omentum gastrolienalis dan mesocolon transversum
membentuk omentum majus.1
Bagian-bagian lambung
 Lambung mempunyai 2 lubang : ostium cardiacum dan pylorus
 Lambung mempunyai 2 lengkungan : curvatura major dan minor
 Lambung mempunyai 2 permukaan : facies anterior dan posterior
 Lambung terdiri dari 5 bagian : cardia, fundus, corpus, pars pylorica, dan pylorus
Cardia merupakan daerah tempat masuknya oesophagus ke dalam lambung. Fundus
gastricus yang berbentuk kubah merupakan bagian lambung yang berada di atas kiri dari

10
ostium cardiacum, pada fundus ini biasanya berkumpul gas yang sering tampak pada foto
sinar x. Antara fundus dan pars abdominalis oesophagei terdapat sudut yang tajam, disebut
incisura cardiaca. Corpus gastricum yang merupakan bagian utama, terletak kurang lebih
vertikal (sedikit ke arah depan kanan) antara fundus dan incisura angularis beralih menjadi
pars pylorica. Curvatura minor yang merupakan batas kanan lambung terbentang dari cardia
sampai pylorus. Curvatura major yang lebih besar terbentang dari incisura cardiaca terus ke
fundus dan pinggir kiri lambung sampai pylorus. Pada curvatura minor di batas antara corpus
dengan pars pylorica terbentuk sudut yang disebut incisura angularis. Sudut ini tampak lebih
jelas pada lambung bentuk J. Pars pylorica terdiri dari antrum pyloricum yang lebar di
sebelah proximalis dan canalis pyloricus yang lebih sempit di sebelah distalis yang berakhir
pada pylorus. Pada batas anatara kedua bagian ini kadang-kadang terdapat suatu sulcus
dangkal. Pylorus merupakan daerah terdapatnya penyempitan berupa sphincter yang
umumnya berada dalam keadaan kontraksi tonik. Sphincter pylori mempunyai otot circularis
tebal (muscularis sphincter pylori) yang mengatur/mengontrol aliran isi lambung ke
duodenum.1

2. Letak Lambung
Ostium cardiacum terletak kurang lebih 3cm disebelah kiri garis tengah, setinggi
vertebra thoracalis 11, dan 10cm di sebelah dalam dari rawan iga 7 kiri. Lubang ini
merupakan tempat yang paling tetap dari lambung. Pylorus letaknya relatif tetap, yaitu pada
posisi berbaring terletak di atau sedikit kanan dari linea mediana setinggi vertebra lumbalis 1,
pada linea transpyloricum. Pylorus dapat turun sampai vertebra lumbalis 2 atau 3 pada posisi
berdiri, atau bahkan dapat bergeser 5cm ke kanan pada lambung yang penuh. Fundus
letaknya paling superior di belakang iga ke-5 kiri di linea medioclavicularis. Fiksasi paling
kuat dari lambung terdapat pada cardia karena hubungannya dengan oesophagus yang
terfiksasi pada diaphragma. Omentum minus juga dapat membantu fiksasi lambung pada
tempatnya.1
Gaster berhubungan dengan sejumlah alat/struktur, yaitu hepar diatas, kanan, dan
depan, diaphragma di atas, limpa ke arah kiri, pancreas, ginjal dan glandula suprarenalis kiri
di belakang, ke bawah dengan colon dan mesocolon/omentum majus, serta dengan dinding
depan abdomen dan thorax ke depan. Gaster mempunyai permukaan anterior dan posterior
yang bertemu pada curvatura major dan minor. Facies anterior diliputi oleh peritoneum
visceralis dari cavum peritonei dan berhubungan dengan lobus kiri hepar, diaphragma, iga-
iga dan dinding depan abdomen. Hubungan dengan iga-iga dan dinding depan abdomen
tergambar pada apa yang disebut lapang lambung, yaitu hubungan lambung langsung dengan
dinding depan thorax (iga-iga) dan dinding depan abdomen. Batas-batas lapang lambung
adalah pada hepar di sebelah kanan, diaphragma, dan paru-paru kiri di sebelah atas, limpa di
sebelah kiri dan mesocolon transversum di bawah. Bagian lapang lambung yang berada di
belakang iga yang disebut ruang traube atau traube’s semilunar space dengan batas-batasnya,
di medial pada pinggir kiri sternum, diatas pada garis dari rawan iga 6 ke pinggir bawah
rawan iga 9 pada linea medioclavicularis, dan di bawah pada arcus costarum.1
Facies posterior diliputi peritoneum viscerale dari bursa omentalis yang tepat berada
di belakang lambung. Hubungan facies posterior dengan bursa omentalis dan sejumlah alat
membentuk apa yang disebut palungan lambung, lekukan yang terbentuk oleh bursa

10
omentalis, bersama diaphragma, lien, dan glandula suprarenalis kiri ke arah atas, serta bagian
atas ren kiri, corpus dan cauda pancreas, dan mesocolon transversum ke arah bawah. Fundus
lambung terletak pada kubah diaphragma, sehingga pada foto rontgen sering tampak gas tepat
di bawah kubah diaphragma.1

3. Lapisan-Lapisan Dinding Lambung


Paling luar tunica serosa dilapisi oleh lapisan peritoneum viscerale dari cavum
peritonei di depan dan bursa omentalis di belakang. Di sebelah dalamnya terdapat tunica
mescularis yang terdiri dari 3 lapisan otot polos. Yang paling dalam adalah fibrae obliquae
terbentuk dengan baik pada daerah cardia dan menyebar ke fundus dan permukaan anterior
dan posterior corpus ventriculi. Yang paling luar adalah tunica longitudinalis yang tipis
tersebar pada permukaan depan dan belakang corpus gastrica, namun tebal pada curvatura
major dan minor, serta meliputi seluruh bagian pars pylorica. Disebelah dalamnya terdapat
tunica circularis, yang melingkar pada seluruh bagian lambung kecuali fundus dan menebal
pada sphincter pylori dan membentuk m.sphincter pylori. Di sebelah dalam dari lapisan otot
terdapat tunica submucosa yang terdiri dari jaringan penghubung longgar, dan mengandung
sejumlah pembuluh darah dan limfe. Lapisan paling mengandung sejumlah pembuluh darah
dan limfe. Lapisan paling dalam yang cukup tebal (dapat sampai 2mm) dan bersifat vascular
disebut tunica mucosa gastricae. Lapisan ini mempunyai sejumlah lipatan disebut plicae
gastricae. Arahnya umumnya longitudinalis dan sepanjang curvatura membentuk saluran,
canalis gastricus. Saluran ini dapat mengalirkan cairan dan sejumlah makanan yang telah
dikunyah langsung dari cardia ke dalam duodenum. Kelenjar lambung bermuara pada lubang-
lubang kecil yang disebut foveola gastricae. Dapat dibedakan tiga macam kelenjar lambung
yaitu glandulae gastricae, gandula cardiaca dan glandula pylociae. Yang paling banyak
adalah glandulae gastricae yang tersebar di fundus dan corpus gastrica.1

Gambar1 . Hubungan-Hubungan Lambung dengan Alat Sekitarnya1

10
Gambar2 . Lapisan-Lapisan Dinding Lambung1

4. Pembuluh Darah Lambung


Lambung mendapat darah dari cabang-cabang artaria celiaca, yaitu arteri gastrica
sinistra et dextra, gastro-omentalis (epiploica) dextra et sinistra, dan gastricae breves. A.
gastrica sinistra yang merupakan cabang langsung dari a.celiaca berjalan ke oesophagus dan
turun kembali ke curvatura minor. A. gastro-omentalis dextra merupakan cabang dari
a.gastroduodenalis (yang merupakan cabang dari a.hepatica communis). A. gastro-omentalis
sinistra dan a. gastricae breves merupakan cabang dari a. lienalis.1
Vena gastrica dextra dan sinistra mengalirkan darah langsung ke dalam vena porta
hepatis, sedangkan v. gastro-omrntalis kanan masuk ke v. mesenterica superior terus ke v.
porta hepatis.1
Persarafan parasimpatis berasal dari cabang-cabang n. vagus, sedangkan yang dari
sistem simpatis berasal dari plexus celiacus. Serabut-serabut eferen dari sistem simpatis
berasal dari segmen thoracal 6-9.1

5. Struktur Mikroskopik Lambung


Ada tiga lapisan jaringan dasar pada struktur histologi lambung, yaitu mukosa,
submukosa, dan jaringa muskularis beserta modifikasinya. 2 Lambung dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu cardia, fundus, dan pilorus. Pada bagian fundus, lapisan mukosa lambung
dilapisi epitel selapis torak. Dinding gaster sangat berlipat disebut rugae yang terdiri dari
lapisan otot tebal. Gaster memiliki tiga bagian yaitu kardia, fundus dan pylorus. Masing-
masing bagian ini memiliki kelenjar dengan ciri khas tertentu.3
Kelenjar pada kardia dan pilorus memiliki sifat yang hampir mirip yaitu tersusun dari
tubulosa kompleks yang mensekresikan mukus. Kelenjar pilorus relatif pendek, simpleks dan
tubulosanya bercabang. Mukus dari kelenjar ini berfungsi melindungi lambung dari

10
autodigestion akibat sekresi enzim proteolitik yang cenderung asam. Sedangkan kelenjar
pada fundus memiliki bagian leher, corpus dan fundus.3
Dapat ditemukan 4 macam sel pada bagian ini, yaitu Mucous neck cell atau biasa
disebut sel mukus leher, sel parietal, sel chief, dan sel argentafin. Pada bagian pilorus, epitel
yang melapisinya sama dengan epitel kubah yaitu selapis torak. Pilorus mempunyai sumur-
sumur lambung yang dalam. Di dalam lamina propia terdapat nodulus limfatikus yang
kadang-kadang meluas sampai ke lapisan submukosa. Lapisan otot yang melingkar amat
tebal karena membentuk otot lingkar yaitu sfingter pilorus. Berikut keterangan 4 macam sel
tersebut:
a. Chief cell
Merupakan sel terbanyak, berbentuk piramid, inti di basal, oval dan kromatin agak padat.
Pada bagian apikal sel terdapat butir-butir zymogen yang mengandung pepsinogen.4
b. Parietal cell/ Oxyntic cell/ HCL cell
Menghasilkan HCL dan faktor intrinsik lambung, bentuk oval/poligonal, banyak
terdapat pada korpus kelenjar Inti bundar 1-2 dan sitoplasma asidofil.4
c. Mucous Neck cell
Bentuk sel kubus atau torak rendah ,sitoplasma bergranula halus pucat (mengandung
musigen), lebih pucat dari chief cell, mucigen dari epitel permukaan lebih kental dan
tergolong neutral polysacharida.4
d. Argentafin cell/ enterochromafin cell/ enteroendocrine cell
Dapat dilihat dengan pewarnaan perak atau garam chromium (berwarna kuning
kecoklatan). Di gaster terdapat beberapa sel enteroendokrin yang mensekresi
serotonin,histamin, gastrin dan enteroglukagon. Sel paneth dan sel argentafin sedikit sekali,
terdapat limfonodus solitarius, tunika muskularis longitudinal membentuk 3 pita
longitudianal hingga taenia coli.4

6. Fungsi Lambung
Fungsi lambung yang pertama dan yang terpenting adalah menyimpan makanan yang
masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk
pencernaan dan penyerapan yang optimal. Diperlukan waktu beberapa jam untuk mencerna
dan menyerap satu porsi makanan yang dikonsumsi hanya dalam bilangan menit. Karna usus
halus adalah tempat utama pencernaan dan penyerapan, maka lambung perlu menyimpan
makanan dan menyalurkannya secara mencicil ke duodenum dengan kecepatan yang tidak
melebihi kapasitas usus halus.5
Fungsi yang kedua adalah untuk memproduksi kimus. Melalui gerakan mencampur
lambung, makanan yang tertelan dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung untuk
menghasilkan campuran cairan kental yang dikenal seagai kimus. Isi lambung harus diubah
mejadi kimus sebelum dapat dialirkan ke duodenum. Fungsi yang terakhir adalah untuk
digesti protein. Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan enzim yang dapat
memicu pencernaan protein.5

10
7. Mekanisme Lambung
Kita telah mengetahui struktur anatomi maupun histologi serta fungsi dari lambung.
Sekarang kita akan membahas bagaimana lambung melaksanakan fungsi-fusngi diatas
berdasarkan keempat mekanisme dasar dari sistem pencernaan (motilitas, sekresi,
pencernaan, dan penyerapan).5
7.1 Motilitas Lambung
Pengisian
Ketika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50ml tetapi volume lambung dapat
bertambah hingga sekitar 1 liter saat makan. Lambung dapat terisi tanpa mengalami
perubahan tegangan didindingnya melalui mekanisme berikut. Bagian interior lambung
membentuk lipatan-lipatan dalam. Sewaktu makan, lipatan menjadi lebih kecil dan nyaris
mendatar sewaktu lambung sedikit meleas setiap kami makanan masuk. Relaksasi refleks
lambung seaktu menerima makanan ini disebut relaksasi reseptif. Relaksasi ini meningkatkan
kemampuan lambung menampung volume makanan dengan hanya menyebabkan sedikit
peningkatan tekanan lambung.5
Penyimpanan
Sekelompok sel pemacu yang terletak di fundus bagian atas lambung menghasilkan
potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah sepanjang lambung menuju sfingter
pilorus dengan frekuensi tiga kali per menit. Pola ritmik depolarisasi spontan ini (BER)
terjadi terus menerus dan disertai oleh kontrkasi lapisan otot sirkular.
Sekali dimulai, gelombang peristaltik menyebar melalui fundus dan korpus ke antrum
dan sfigter pilorus. Karena lapisan otot di fundus dan korpus titpis maka kontraksi di bagian
ini lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang kontraksi menjadi jauh lebih kuat karena otot
disini lebih tebal. Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur berlangsung lemah maka
makanan yang disalurkan ke lambung disimpan di bagian korpus yang relatif tenang tanpa
mengalami pencampuran.5
Pencampuran
Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung
untuk menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus maju
menuju sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter pilorus normalnya menyebabkan sfigter ini
nyaris tertutup. Lubang yang terbentuk cukup besar untuk dilalui oleh air dan cairan lain
tetapi terlalu kecil untuk kimus kental kejuali jika didorong oleh kontraksi peristaltik antrum
yang kuat.5
Dari sekitar 30 ml kimus yang dapat ditampung di antrum, biasanya hanya beberapa
mililiter yang terdorong ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik. Masa kimus antrum
yang sedang terdorong maju tetapi tidak dapat masuk ke duodenum tertahan mendadak di
sfingter yang tertutup dan memantul balik ke antrum, hanya untuk didorong kembali ke
sfingter dan memantuk balik oleh gelombang peristaltik baru. Gerakan maju mundur ini
disebut retropulsi yang berfungsi untuk mencampur kimus secara merata.5
Pengosongan
Selain mencampur isi lambung, kontraksi peristaltik antrum adalah gaya pendorong
untuk mengosongkan isi lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum bergantung pada
kekuatan peristalsis. Intensitas peristaltis antrum dipengaruhi oleh faktor lambung dan

10
duodenum. Karena itu, pengosongan lambung juga dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut.
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi eksitabilitas lambung dengan sedikit mendepolarisasi
atau menghiperpolarisasi otot polos lambung, yang kemudian dapat menentukan derajat
akivitas peristaltik antrum.5
Faktor lambung yang mempengaruhi adalah jumlah kimus dan derajat keenceran
kimus. Jumlah kimus menimbulkan efek langsung pada eksitabilitas otot polos lambung,
serta bekerja melalui pelksus intrinsik, saraf vagus dan gastrin. Akibatnya, peningkatan
jumlah kimus merangsang motilitas dan pengosongan. Derajat keenceran memiliki efek
langsung karena isi harus berbentuk cair sebelum dievakuasi. Semakin encer, maka semakin
cepat pengosongannya. Faktor duodenum meliputi adanya lemak, asam, hipertonisitas, dan
peregangan duodenum. Kesemuanya itu memulai refleks enterogastrik atau memicu
pelepasan enterogastron. Faktor-fakto yang ada di duodenum ini menghambat motilitas dan
pengosongan lambung lebih lanjut sampai duodenum mengatasi faktor-faktor yang ada.5
7.2 Sekresi Lambung
Setiap hari lambung mensekresikan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel yang
mengeluarkan getah lambung berada di lapisan dalam lambung, mukosa lambung, yang
dibagi menjadi dua daerah berbeda. Daerah yang pertama adalah mukosa oksintik yang
melapisi korpus dan fundus. Daerah kedua adalah daerah kelenjar pilorus yang melapisi
antrum.
Di dinding foveola gastrika dan kelenjar mukosa oksintik ditemukan tiga jenis sel
sekretorik eksokrin lambung, yaitu sel mukus, chief cell, dan parietal sel. Sel mukus melapisi
foveola gastrica dan pintu masuk kelenjar. Sel-se ini mengelurkan mukus encer. Bagian lebih
dalam di kelenjar lambung dilapisi oleh chief cell dan sel parietal. Chief cell  yang jumlahnya
lebih banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen. Sel parietal mengeluarkan HCl dan
faktor intrinsik.
7.3 Pencernaan Lambung
Dua proses pencernaan terpisah berlangsung di dalam lambung. Di korpus lambung,
makanan berada dalam keadaan setengah padat karena kontraksi peristaltik di bagian ini
terlalu lemah untuk melakukan pencampuran. Karena di korpus lambung makanan tidak
dicampur maka disini tidak berlangsung banyak pencernaan proterin.
Namun, di bagian dalam masa makanan, pencernaan karbohidrat berlanjut dibawah
pengaruh amilase liur. Meskipun asam menginaktifkan amilase liur, namun bagian dalam
masa makanan yang tidak tercampur, bebas dari asam. Pencernaan pleh getah lambung itu
sendiri berlangsung di antrum lambung, tempat makanan dicampur merata dengan HCl dan
pepsin, yang mengawali pencernaan protein.
7.4 Penyerapan Lambung
Tidak ada makanan atau air yang diserap ke dalam darah melalui mukosa lambung.
Namun, dua bahan non-nutrien dapat diserap langsung dari lambung. Kedua bahan tersebu
adalah etil alkohol dan aspirin. Alkohol bersifat agak larut lemak sehingga zat ini dapat
berdifusi melalui membran lemak sel epotel yang melapisi bagian dalam lambung dan dapat
masuk ke darah melalui kapiler submukosa.

10
Pencernaan karbohidrat
Karbohidrat terdapat dalam diet dalam banyak bentuk, seperti polisakarida,
disakarida, dan monosakarida. Polisakarida yang dapat dimetabolisme adalah zat pati ( dari
tanaman) dan glikogen (dari sumber hewani). Kedua polisakarida ini adalah polimer glukosa.
Polisakarida utama adalah zat pati dan pencernaan dimulai di mulut, tempat amilase saliva
mulai memecahnya menjadi polimer glukosa yang lebih pendek, seperti maltosa dan dekstrin.
Kerja amilase pada zat pati mungkin sangat pendek pada saat makanan di mulut dengan cepat
ditelan dan, ketika makanan mencapai lambung, asam hidroklorida menginaktifkan amilase.6
Pencernaan protein
Protein merupakan senyawaan yang penting dalam kehidupan, terdiri dari berbagai
kombinasi asam amino. Fungsi utama protein adalah membentuk jaringan baru dan
mengganti jaringan yang rusak. Pada hewan dan manusia, protein merupakan komponen
pembentuk urat, otot, kulit, kuku,rambut, bulu, tanduk dan jaringan penunjang seperti tulang
rawan. Di samping itu, protein dapatberfungsi sebagai alat pengangkut oksigen, pembentuk
antibody,katalisator biokimia dan pengatur metabolisme.7
Pencernaan lemak
Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigliserida yaitu lemak
netral yang masing-masing terdiri dari kombinasi gliserol dengan tiga molekul asam lemak
melekatpadanya. Lemak dicerna dan diserap lebih lambat dibandingkan dengan nutrient lain.
Selain itu,pencernaan dan penyerapan lemak hanya berlangsung di lumen usus halus. Oleh
karena itu,apabila duodenum sudah terdapat lemak, pengosongan isi lambung yang berlemak
lebih lanjut kedalam duodenum ditunda sampai usus halus selesai mengolah lemak yang
sudah ada di sana. Pada kenyataannya, lemak adalah perangsang terkuat untuk menghambat
motilitas lambung. Fungsi lemak yaitu sebagai sumber dan pelarut beberapa vitamin tertentu
dan asam-asam lemak,baik esensial maupun non-esensial, sebagai cadangan energy dalam
jaringan adiposa, dansebagai isolator tubuh baik terhadap perubahan suhu maupun terhadap
benturan-benturan. 7

8. Macam-Macam Enzim Pencernaan


A. Enzim ptialin
Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi
enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.
B. Enzim amilase
Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar
pankreas. Kerja enzim amilase yaitu :
Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan
karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase memecah
molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu
maltosa.
C. Enzim maltase
Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul
maltosa menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana
(monosakarida). Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa,

10
sehingga darah dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang
membutuhkan.
D. Enzim pepsin
Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya
pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara kerja enzim pepsin yaitu
: Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih
sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh
darah.
E. Enzim tripsin
Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua
belas jari (duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu :
Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekul pepton.
Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang
membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino
membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.
F. Enzim renin
Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin
untuk mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut
keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.
G. Asam khlorida (HCl)
Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan
oleh kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam khlorida
yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang lambung yang
sering disebut penyakit ”mag”.
H. Cairan empedu
Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu.
Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa
pencernaan berwarna kekuningan.Empedu berasal dari rombakan sel darah merah
(eritrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah
merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran
yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi
ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.
I. Enzim lipase
Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam
usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi
jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu :
Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks yang
berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening, sehingga
perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase memecah
molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul lebih sederhana
dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam air, maka pengangkutannya
dilakukan oleh cairan getah bening (limfe).

10
Enzim pencernaan bekerja untuk mempercepat reaksi pada pencernaan makanan, tetapi
enzim pencernaan tidak ikut diproses.

Kesimpulan
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang
komplek diubah menjadi satuan-satuan yang lebih sederhana. Salah satu organ utama yang
berperan dalam sistem pencernaan adalah lambung karena dilambung terjadi banyak sekali
kerja-kerja pencernaan yang mendukung menyederhanakan makanan-makanan komplek
tersebut. Semua enzim-enzim dalam lambung juga sangat berperan penting untuk
menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh
setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia.

Daftar Pustaka
1. Widjaja H. Anatomi abdomen. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.h.53-62.
2. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: EGC; 2002.
3. Mescher AL. Junqueira’s basic histology text & atlas. Singapore: McGraw Hill Medical
2009.h. 211-5.
4. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas saluran cerna. Jakarta: EGC ;
2007.h.278-307.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2012.h.654-65.
6. Watson R. Anatomi dan fisiologi. 10 Ed. Jakarta: EGC; 2002. Hal : 373-4.
Ed
7. Guyton, Arthur C, Hall John E. Buku ajar fisiologi kedokteran. 11 . Jakarta: EGC; 2007.
Hal : 823-58.

10

Anda mungkin juga menyukai