Anda di halaman 1dari 16

Gangguan Fungsi yang Terjadi pada Femur Dextra Diakibatkan Karena

Gangguan Fungsi Otot


Riani Setiadi

102017191

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat

Riani.2017fk191@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Setiap manusia memiliki alat gerak, dimana alat gerak tersebut sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Ada tiga macam pembagian yang terlibat untuk
mewujudkan sistem gerak yaitu tulang, otot dan persendian. Tulang berfungsi sebagai
cadangan fosfat, kalsium dan ion lain yang dapat dilepaskan atau disimpan dengan cara
terkendali untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion penting ini di dalam cairan tubuh. Gangguan yang
paling sering dialami pada alat gerak adalah patah tulang, yaitu terputusnya jaringan tulang,
baik seluruhnya atau hanya sebagian saja. Keadaan seperti ini tentu akan merusak sistem
kerja alat gerak. Sehingga perlu dilakukan pengembalian fungsi alat gerak tersebut sehingga
pertumbuhan tulang bisa kembali normal dan alat gerak bisa  berfungsi sebagaimana
mestinya.

Kata kunci: Tulang, otot, persendian, fosfat, kalsium, ion.

Abstract

Every human being has a means of motion, where the motion is very important for human
survival itself. There are three kinds of divisions involved to realize the motion system ie
bone, muscle and joints. Bone serves as a reservoir of phosphate, calcium and other ions that
can be released or stored in a controlled way to maintain the concentration of these
important ions in the body fluids. The most frequent disturbance in the motion device is a
fracture, ie the breaking of bone tissue, either entirely or only partly. Such circumstances
will certainly damage the working system of the motion. So it is necessary to restore the
function of the motion device so that bone growth can be back to normal and the tool can
work properly.

Keywords: Bone, muscle, joint, phosphate, calcium, ion.


Pendahuluan

Anatomi merupakan cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan
organisasi makhluk hidup. Anatomi bisa juga kerap disebut sebagai ilmu urai tubuh. Anatomi
terdiri dari anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Tak hanya itu,
ada juga beberapa cabang ilmu anatomi lain, yakni anatomi perbandingan, histologi, dan
anatomi manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu melakukan segala macam aktivitas, apa pun
aktivitas yang kita lakukan selalu melibatkan alat gerak seperti tulang, otot, dan sendi. Tulang
yang membentuk tubuh, otot yang menggerakan, dan sendi yang melekatkan antar tulang.
Tulang pada tubuh manusia sebanyak 206 tulang, otot pada manusia dibagi atas 3 jenis yaitu:
otot polos, otot jantung dan otot lurik. Pada otot terdapat berbagai protein khusus yang
menghasilkan energi. Energi ini yang digunakan untuk kita beraktivitas.

Struktur Makro Ekstremitas Inferior

Tulang dibagi menjadi 2 bagian yakni tulang aksial dan tulang apendikular. Tulang
aksial terdiri dari ossa cranii (tulang tengkorak), columna vertebralis (tulang belakang) dan
ossa thoracis. Tulang apendikular juga masih dibagi lagi menjadi ossa membri superioris
(anggota gerak atas) dan ossa membri inferioris (anggota gerak bawah).1

Yang akan dibahas pada makalah ini adalah ossa membri inferioris (anggota gerak
bawah). Ossa membri inferioris dibagi menjadi 4 bagian yakni os coxae, femur, cruris dan
pedis. Os coxae terdiri dari 3 tulang yaitu os ilium, os ischium dan os pubis. Os coxae
bersama os sacrum akan membentuk pelvis. Rongga pelvis pada wanita lebih besar
dibandingkan rongga pelvis pada laki-laki, hal ini terjadi agar rongga pada wanita dapat
dilewati oleh kepala janin yang berdiameter sekitar 10cm.2

1. Os coxae

Os coxae adalah tulang yang besar, tebal, kuat berbentuk ireguler. Tulang ini
berartikulasi di bagian belakang dengan sacrum dan di depan dengan tulang pasangannya dari
sisi yang berlawanan. Terdiri dari 3 tulang yang berfusi menjadi satu, yaitu :
I. Os illi. Os illi membentuk bagian atas dan posterior coxae. Crista iliaca adalah
batas atasnya, ujung crista di bagian depan pada spina iliaca anterior superior
(yang dapat diraba pada orang hidup) dan di belakang pada spina illiaca
posterior superior. Permukaan dalamnya licin dan berongga dan merupakan
tempat perlekatan musculus iliacus. Permukaan luarnya berigi dan merupakan
perlekatan musculus gluteus
II. Os ichii. Os ischia di bawah os illo, memiliki tuberositas ischia, massa besar
dan tebal pada region gluteal dan berartikulasi di depan dengan os pubis.

Gambar 1. Os coxae3

2. Femur
Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang itu bersendi
asetubulum dan formasi persendian panggul dan dari sini menjulur medial ke lutut dan
membuat sendi dengan tibia. Tulangnya berupa tulang pipa dan mempunyai sebuah batang
dan dua ujung.
 Ujung atas : memperlihatkan sebuah kepala menduduki dua pertiga daerah itu;
dipuncaknya ada lekukan seperti bentuk kulit telur dengan permukaan kasar, untuk
kaitan ligamentum teres. Dibawah kepala ada leher yang panjang dan disebelah
belakang dan tengah terdapat trokonter minor. Pada dasar tulang ada dua garis yang
menghubungkan trokanter mayor dan minor, yaitu garis intertrokanter didepan dan
krista intertrokanter disebelah belakang.
 Batang femur : berbentuk silinder, halus dan bundar didepan dan di sisi-sisinya; jelas
disebut linea aspera, tempat kaitanya sejumlah otot di antaranya aduktor paha.
 Ujung bawah : adalah lebar dan memperlihatkan dua kondil, sebuah lekukan
interkondiler, sebuah permukaan popliteum dan sebuah permukaan patelatis, kedua
kondilnya sangat jelas menonjol yang medial lebih rendah daripada yang lateral.
Kedua-duanya masuk dalam formasi persendian lutut.

Gambar 2. Os femur4

3. Patella
Patella atau tempurung lutut adalah tulang baji atau tulang sesamoid yang
berkembang di dalam tendon otot kuadrisep ekstensor, aspek patella meruncing ke bawah.
Permukaan anterior tulang ialah kasar. Permukaan psterior halus dan bersendi dengan
permukaan pateler ujung bawah femur. Letaknya di depan sendi lutut, tetapi tidak ikut serta
di dalamnya.

Gambar 3. Os patella5
4. Tibia
Tibia berada dibagian medial dan menopang berat badan. Terdiri dari : ujung atas,
corpus, ujung bawah. Ujung atas secara transversal dan memiliki permukaan sendi superior
pada tiap condyles, medial dan lateral. Terdapat daerah kasar non-artikular di antara
permukaan sendi untuk perlekatan ligamentum. Kartilago semilunaris terdapat pada
permukaan atas tibia, memisahkannya dari condyles femoris. Ujung atas fibula melekat pada
permukaan sendi pada condyles lateralis. Corpus adalah bagian segitiga dan batas anteriornya
membentuk penonjolan yang dapat diraba. Corpus menyempit pada sekitar pertengahanya
kemudian melebar.
Ujung bawah mempunyai a) malleolus medialis, penonjolan tajam pada aspek bagian
dalam pergelangan kaki, b) permukaan sendi untuk bawah fibula dan c) permukaan sendi di
bawah dan medial untuk talus.

5. Fibula
Fibula adalah tulang panjang kurus pada aspek lateral tangkai tulang ini memiliki :
 Ujung atas, yang berartikulasi dengan condyles lateralis tibia,corpus.
 Ujung bawah, yang memiliki:
a. Malleolus lateralis pergelangan kaki
b. Permukaan sendi untuk tibia
c. Permukaan sendi untuk talus
Tibia dan fibula bergabung menjadi satu di atas di bawah dengan sendi yang tidak
dapat bergerak. Membran interossea melekat pada corpus kedua tulang dan
mengisi ruang di antaranya merupakan tempat perlekatan otot.

Gambar 4. Os tibia dan os fibula6


6. Tulang – Tulang Kaki
 Tulang tarsal(tulang pangkal kaki). Ada tujuh tulang yang secara kolektif dinamakan
tarsus. Tulang-tulang itu adalah pendek, terbuat dari jaringan tulang berbentuk jala
dengan pembungkus jaringan kompak. Tulang-tulang ini mendukung berat badan
kalau berdiri.
 Calcaneus : atau tulang tumit dan mengalihkan berat badan di atas tanah ke belakang
membentuk tumit dan mengalihkan berat badan di atas tanah ke belakang, memberi
kaitan pada otot besar dari betis dengan perantara tendon achilles atau tendon
calcaneus. Di sebelah atas bersendi dengan talus dan di depan dengan kuboid.
 Talus atau tulang loncat : merupakan pusat dan titik tertinggi tapak kaki. Tulang itu
mendukung tibia dan di setiap sisi bersendi dengan meleolus, dibawah dengan
calcaneus.
 Navikuler : (tulang bentuk kapal) ada di sebelah medial kaki, antara talus di selah
belakang dan tiga tulang kunieformis didepan.
 Kuboid(atau tulang dadu) ada di sebelah lateral kaki. Posterior bersendi dengan
calcaneus dan di depan kedua tulang metatarsal yang di sebelah lateral.
 Matetarsi/matatarsalia : terdapat lima metatsalia pada pedis di beri nomor 1 sampai
lateral. Matatasale I, berikatan dengan hallux adalah yang paling panjang. Setiap
metatarsale pada ujung distal, corpus metatarsalis bersendi dengan phalanx proximalis
digiti pedis dan basis metatarsalis bersendi dengan satu atau lebih kelompok distal
tulang tarsi. Permukaan planta caput metataesale I juga bersendi dengan tulang
sesamoidea.
 Phalanges/digitorum : merupakan digiti pedis. Setiap digitus pedis memiliki tiga buah
phalanges(pahalanx proximalis, media dan distalis) kecuali hallux, yang hanya
memiliki dua (proximales dan distalis). Setiap phalanx terdiri dari basis, corpus dan
caput phalangis pada bagian distal:
 Basis phalangis setiap phalanx proximalis bersendi dengan caput metatarsale
terkait
 Caput phalangis setiap phalanx distal bersifat nonarticulare dan mendatar di
dalam tuberositas plantaris yang berbentuk bulan sabit dibawah bantalan
plantaris pada ujung digitus.
Gambar 5. Regio pedis7

Macam-macam otot :

Otot dibagi menjadi 2 bagian besar yakni otot pada extremitas superior dan otot pada
extremitas inferior. Ciri-ciri otot yaitu dapat memendek (kontraktilitas), peka terhadap
rangsang (eksitabilitas), meregang bila ditarik (ekstensibilitas) dan dapat kembali ke bentuk
semula setelah kontraksi atau ekstensi (elastisitas). Fungsi otot yaitu sebagai alat penggerak
tulang, menopang dan mempertahankan postur tubuh serta menghasilkan panas untuk
mempertahankan suhu normal tubuh.8

Otot ekstremitas bawah dibagi menjadi otot pangkal paha, otot tungkai atas, otot
tungkai bawah dan otot kaki. Berikut adalah gambar-gambarnya.
Gambar 1.4 Otot pangkal paha

Gambar 1.5 Otot tungkai atas

Gambar 1.6 Otot tungkai bawah


Gambar 1.7 Otot kaki

Histologi tulang
Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang, pembentukan tulang dimulai dari
perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan (kartilago) yang berkembang
menjadi tulang keras, pertumbuhan tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan
berlangsung sampai dewasa, pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan ketiga
kehamilan. Pertumbuhan tulang bayi didalam rahim dipengaruhi oleh hormon plasenta dan
kalsium. Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya diatur oleh hormon perumbuhan,
kalsium dan aktivitas sehari-hari. Osteoblas dan osteoklas berperan dalam porses
pembentukan tulang, dimana keduanya berkerja secara bertolak belakang (osteoblas memicu
pertumbuhan tulang, sedangkan osteoklas menghambat pertumbuhan tulang) agar tercapai
proses pembentukan tulang yang seimbang, osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim
memasuki dari osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan
membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.9
Pada awalnya pembuluh darah menembus perikondrium dibagian tengah barang
tulang rawan, merangsang sel-sel perikondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini
akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perikondrium berubah menjadi periosteum.
Bersamaan dengan proses ini pada bagian tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga
pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi
kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan dengan demikian terganggulah
nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat
interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini,
sehingga membetuk rongga untuk sum-sum tulang.9
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise sehingga
terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih
tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan
satu tulang rawan di anatara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.9 Selama
pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus menetus membelah kemudian
hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal
cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter
(lebar) tulang, tulang di daerah tongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga
sumsum membesar dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk
lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.
Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang berasal dari
mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk
tulang) osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan
melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan
mengeluarkan dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Jenis osifikasi :9
a. Osifikasi endokondral : pembentukan tulang dari tulang rawan, terjadi pada
tulang panjang.
b. Osifikasi intramembranosus : pembentukan tulang dari mesenkim, seperti tulang
pipih pada tengkorak.
c. Osifikasi heteropik : pembentukan tulang diluat jaringan lunak.

Jaringan Otot dari Aspek Histologi


Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan
jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Jaringan otot terdiri atas susunan sel-sel
yang panjang tanpa komponen lain. Sel-sel khusus jaringan otot memiliki bagian khusus yang
dikaitkan dengan aktivitas kontraksi. Bentuknya memanjang membentuk serabut.
Berdasarkan bentuk serta jaringan ikat karena serabut jaringan ikat bersifat ekstraseluler.
Serabut otot tersusun dalam berkas, sumbunya parallel dengan arah kontraksi. Dalam serabut
otot banyak terdapat fibroprotein dalam sarkoplasma yang mudah menyerap zat warna untuk
sitoplasma. Terdapat 3 jenis otot yaitu : otot polos yang merupakan pada tubuh, berorigo dan
berinserio pada bungkul tulang dan otot jantung yang merupakan dinding jantung.10
Dengan gambaran mikroskopik pada sayatan memanjang otot kerangka dan otot
jantung pada myofibrinya terdapat garis-haris melintang yang khas sedangkan pada otot
polos tidak. Peranan otot yang utama ialah sebagai penggerak alat tubuh, yaitu tulang. Hal ini
disebabkan oleh sifat otot yang mampu berkontraksi, sedangkan kontraksi dapat berlangsung
bila ada rangsangan (stimulus) baik oleh pengaruh saraf atau oleh pengaruh lain. Kontraksi
dapat terjadi karena adanya energi kimia berupa ATP yang terbentuk pada sel otot. Kontraksi
terjadi sangat dipengaruhi oleh dua jenis protein yaitu aktin dan myosin. Interaksi dari 2
protein tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi pada otot kedua protein ini menyusun
myofilamen dari otot.10
Adanya fibril serta polsa susunannya maka otot dibedakan menurut morfologinya, yakni:10
 Otot polos (smooth muscle)
 Otot serat melintang (striated muscle), meliputi:
A. Otot kerangka (skeletat muscle) yang dibagi menjadi:
a. Otot pucat (white muscle)
b. Otot merah (red muscle)
B. Otot Jantung (cardic muscle)
Otot polos dan otot jantung mendapat inversi dari susuan saraf otonom, karena
aktivitasnya bersifat involunter dan sering disebut sebagai otot tidak sadar. Otot polos
memperbaiki otot dengan melalui cara mitosis dan otot jantung dengan cara melalui fibrosis.
Jaringan otot polos mempunyai sel/serat otot polos. Otot polos umumnya terdapat di
dalam organ berlumen (pembuluh darah, usus, saluran pernapasan dan lain). Otot polos
bentuk seratnya ialah fusiformis. Sedangkan otot kerangka mendapat inversi dari susunan
saraf pusat (serrebrospinal) aktivitasnya bersifat volunter disebut otot sadar. Tapi pada
pembahasan kali ini akan lebih ditekankan pada pembahasan otot rangka.
- Otot kerangka
Satuan otot kerangka (seklet) umumnya disebut “serabut” (fibers) dan bukan sel.
Bentuk serabut silindris dan memiliki banyak inti sel yang terletak di tepi, berbatasan
dengan sarkolena, pada manusia panjang serabut berkisar antara 3-4cm.
- Bangun histologi
Sarkolema:
Pengamatan dengan mokroskop cahaya tampak sebagai selaput dan tembus
cahaya (transparan) tetapi dengan mikroskop elektron tampak adanya selaput ganda
(double membrane).
Selaput luar mirip membran basal epitel yang dibalut serabut retikuler. Selaput
dalam (plasmalemma) terdiri dari dua lapis protein yang ditengahnya di isi lemak
(lipid). Secara umum sarkolema bersifat transparan, kenyal dan resisten terhadap
asam dan alkali. Serabut-serabut otot kerangka yang bergabung membentuk berkas
serabut otot primer disebut fasikulus, yang dibalut oleh jaringan ikat kolagen pekat
(Endomisium) ada 5 sel utama dijumpai dalam fasikulus yaitu : seabut otot, sel
endotel, perisit, fibroblast dan miosatelit.
 Sarkoplasma :
Sarkoplasma (cyntoplasmic matrix)
Mengandung organoida, antara lain : mitokondria (sarcosomes)- rinosom,
apparatus golgimyofibril dan endoplasmic reticulum. Paraplasma, antara lain : lipid-
glikogen-myoblobin. Selain itu terdapat pula enzim sitokrom oksidatif. Mitokondria
terdapat berbatasan dengan sarkolema dan dekat inti di antara myofibril.
Sarkoplasmik reticulum bersifat agranuler (Smooth ER), karena ribosom pada otot
kerangka terdapat bebas dari matriks. Sisterna pada sarkolamik reticulum terjalin
pararel dengan myofibril yang pada interval tertentu membentuk pertemuan dengan
jalinan tranversal disebut triade. Penelitian pada otot salamander ( amblistoma
puncatum ), triade ini terdapat mengitai garis Z (zwischenschreibe). Pada hewan lain
dan manusia tiap sakomer memiliki dua triade di daerah pertemuan garis A (anstropy)
dan garis I (isotrop). Orgaboida ini berfungsi menyalurkan impuls dari permukaan
otot kerangka ke dalam serabut yang lebih dalam leraknya.
 Miofibril :
Dengan mikroskop cahaya myobfibril tampak memiliki bagian cerah (cakram I)
dan gelap (cakram A), bila menggunakan pewarnaan hematoksilin besi (heidenheia).
Inilah yang memberikan aspek bergaris melintang baik pada otot kerangka maupun otot
jantung, garis melintang baik pada otot kerangka otot jantung. Garis melintang ini dapat
diamati pada otot kerangka yang masih hidup, otot segar tanpa menggunakan pewarnaan
dan otot setelah mengalami fiksasi dan di warnai. Pada saat serabut otot kerangka terdapat
ribuan myofibril, sedangkan tiap nyofibril memiliki ratusan myofilamen yang bersifat
submikroskopis. Jadi myofibril membentuk sebuah filament.
 Miofilamen :
Terdiri dari 2 macam yaitu :
a. Filamen miosin
Sering disebut filament kasar (corse filament), berdiameter 100 angstrom dan
panjangnya 1,5 filament ini membentuk daerah A atau cakram A. Filament ini
tersusun pararel dan berenang bebas dalam matriks. Bagian tengah tebal dari bagian
tepi. Fungsi dari mitosin adalah sebagian enzim katalisator yang berperan memecah
ATP menjadi ADP+ energi ini digunakan untuk kontraksi.
b. Filamen Aktin
Panjangnya I dan diameternya 50 angstrom, terpanjang antara 2 garis Z. Bagian
tengahnya langsing dan elastis. Filament ini membentuk cakram I, meskipun sebagian
ke dalam cakram A. Aktin dan myosin tersusun sejajar dengan sumbu memanjang
serbut otot skelet. Pada persendian histologi yang baik selain cakram I dan A, tampak
pula garis Z dan H bahkan garis M, garis Z (Zwischenschreibe) atau intermediate disc
berupa haris tipis dan gelap yang membagi cakram I sama rata. Daerah antara 2 garis
z disebut “sarkomer” yang panjang sekitar 1,5 garis H (Hellenschreibe) terdapat
dalam cakram A, merupakan bagian agak cerah dikanan-kiri garis M, yang bebas dari
unsur aktin, Garis M (MITTELSCHREIBE) dimana inti dalam satu seabut otot
kerangka terdapat hanya inti, dapat ratusan. Pada mamalia bentuk ini memanjang,
terletak langsung dibawah sarkolema pada otot pucat, sedangkan pada otot merah
letaknya lebih dalam lagi, secara umum pada mamalia posisi inti di tepi, tetapi pada
insaekta dan vertebrata tingkah rendah posisi inti terletak di tengah, seperti halnya
otot jantung.10

Mekanisme Kontraksi
Kontraksi otot dapat terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf yang sifatnya elektrik,
dihantar ke sel-sel otot secara kimiawi oleh sambungan otot-saraf. Impuls sampai ke
sambungan otot-saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil asetikolin yang
kemudian akan dilepaskan ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps). Ketika
asetikolin yang dilepaskan menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot.11,12
Gambar 3. Proses Kontraksi Otot.11

Proses ini kemudian di ikuti dengan pelepasan ion Ca2+ (kalsium) yang berada
diantara sel otot. Ion kalsium akan masuk ke dalam otot dan kemudian mengangkut
troponin dan tropomiosin ke aktin, sehingga posisi aktin berubah. Impuls listrik yang
menyebar akan merangsang kegiatan protein aktin dan miosin hingga keduanya akan
bertempelan membentuk aktomiosin. Aktin dan miosin yang saling bertemu akan
menyebabkan otot memendek dan terjadilah peristiwa kontraksi. Kejadian ini akan
menyebabkan pergeseran filamen (sliding filamen) yang berujung pada peristiwa kontraksi.13

Proses modeling dan remodelling

Tulang mengalami proses pembentukan dan perubahan (modelling dan


remodelling). Secara fisiologi modelling dan remodelling masa tulang dipengaruhi oleh 2
jenis sel yaitu sel osteoblas dan sel osteoklas.14 Osteoblas adalah sel yang membentuk massa
tulang, sementara osteoklas adalah sel yang bersifat merusak massa tulang. Awalnya,
pembentukkan tulang oleh osteoblas dan proses perusakan tulang oleh osteoklas berjalan
seimbang, walau pada umumnya dari usia 0 hingga sekitar 30/35 tahun biasa disebut
modelling tulang karena pada masa ini tulang masih terus mengalami pembentukan. Pada
saat memasuki usia 40 tahun, osteoklas menjadi lebih dominan, hal ini disebabkan perusakan
tulang lebih banyak terjadi dibanding pembentukan tulang sehingga kepadatan tulang juga
berkurang dan tulang menjadi semakin rapuh dan keropos.14
Daftar Pustaka

1. Ethel S. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003


2. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2003
3. Gambar 1. diunduh dari :
https://www.google.co.id/search?
q=os+coxae&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjZ8M6M4ojaAhWHpI
8KHQ9iA5kQ_AUICigB&biw=1360&bih=659#imgrc=jcpDOQm4R-aBrM:
4. Gambar 2. diunduh dari :
https://www.google.co.id/search?
q=femur&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj_tJbd4InaAhWMNI8KH
ReSCFYQ_AUICigB&biw=1360&bih=659#imgrc=AwCgZyihHHqWvM :
5. Gambar 3. diunduh dari:
https://www.google.co.id/search?
q=patella&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi6q_yI5InaAhUW5o8KH
a9bBgIQ_AUICigB&biw=1360&bih=659#imgdii=QOdCcx3SCe0XqM:&imgrc=suG
SfBG6f5pPvM:
6. Gambar 4. diunduh dari :
https://www.google.co.id/search?
q=tibia&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi0zpWC5onaAhXLv48KHc
ZzCAUQ_AUICigB&biw=1360&bih=659#imgdii=B-
du7pN12YAi_M:&imgrc=UOTmCVt_B-_rfM:
7. Gambar 5. diunduh dari :
https://www.google.co.id/search?
q=regio+pedis&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwje__ji74naAhXHKo
8KHVyTDEUQ_AUICigB&biw=1360&bih=659#imgrc=twnp2tX8e-LxzM:
8. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta : EGC; 2003.
9. Victor P. Editor: Anggraini D. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional.
Jakarta: EGC; 2006.
10. Fawcett DW. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; 2002. H.240.
11. Sherwood L. Fisiologi manusia:dari sel ke sistem. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2014.
12. Solane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakrta:EGC;2012.
Diunduh dari:
http://books.google.co.id/books?id=F13RgtrhNc8C&pg=PA122&dq=aerob-
anaerob+saat+proses+kontraksi&hl=en&sa=X&ei=LR8sU8i4IoSzrgfDiICwDw&redi
r_esc=y#v=onepage&q=aerob-anaerob%20saat%20proses%20kontraksi&f=false
Pada tanggal 26 Maret 2018, pukul 14.38.
13. Cambrigde Communication Limited. Anatomi fisiologi: sistem lokomotor dan
penginderaan. Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.
14. Fried GH, Hademenos GJ. Schaum’s outlines biologi. Ed 2. Jakarta: Erlangga; 2006.

Anda mungkin juga menyukai