102017191
Riani.2017fk191@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Setiap manusia memiliki alat gerak, dimana alat gerak tersebut sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Ada tiga macam pembagian yang terlibat untuk
mewujudkan sistem gerak yaitu tulang, otot dan persendian. Tulang berfungsi sebagai
cadangan fosfat, kalsium dan ion lain yang dapat dilepaskan atau disimpan dengan cara
terkendali untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion penting ini di dalam cairan tubuh. Gangguan yang
paling sering dialami pada alat gerak adalah patah tulang, yaitu terputusnya jaringan tulang,
baik seluruhnya atau hanya sebagian saja. Keadaan seperti ini tentu akan merusak sistem
kerja alat gerak. Sehingga perlu dilakukan pengembalian fungsi alat gerak tersebut sehingga
pertumbuhan tulang bisa kembali normal dan alat gerak bisa berfungsi sebagaimana
mestinya.
Abstract
Every human being has a means of motion, where the motion is very important for human
survival itself. There are three kinds of divisions involved to realize the motion system ie
bone, muscle and joints. Bone serves as a reservoir of phosphate, calcium and other ions that
can be released or stored in a controlled way to maintain the concentration of these
important ions in the body fluids. The most frequent disturbance in the motion device is a
fracture, ie the breaking of bone tissue, either entirely or only partly. Such circumstances
will certainly damage the working system of the motion. So it is necessary to restore the
function of the motion device so that bone growth can be back to normal and the tool can
work properly.
Anatomi merupakan cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan
organisasi makhluk hidup. Anatomi bisa juga kerap disebut sebagai ilmu urai tubuh. Anatomi
terdiri dari anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Tak hanya itu,
ada juga beberapa cabang ilmu anatomi lain, yakni anatomi perbandingan, histologi, dan
anatomi manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu melakukan segala macam aktivitas, apa pun
aktivitas yang kita lakukan selalu melibatkan alat gerak seperti tulang, otot, dan sendi. Tulang
yang membentuk tubuh, otot yang menggerakan, dan sendi yang melekatkan antar tulang.
Tulang pada tubuh manusia sebanyak 206 tulang, otot pada manusia dibagi atas 3 jenis yaitu:
otot polos, otot jantung dan otot lurik. Pada otot terdapat berbagai protein khusus yang
menghasilkan energi. Energi ini yang digunakan untuk kita beraktivitas.
Tulang dibagi menjadi 2 bagian yakni tulang aksial dan tulang apendikular. Tulang
aksial terdiri dari ossa cranii (tulang tengkorak), columna vertebralis (tulang belakang) dan
ossa thoracis. Tulang apendikular juga masih dibagi lagi menjadi ossa membri superioris
(anggota gerak atas) dan ossa membri inferioris (anggota gerak bawah).1
Yang akan dibahas pada makalah ini adalah ossa membri inferioris (anggota gerak
bawah). Ossa membri inferioris dibagi menjadi 4 bagian yakni os coxae, femur, cruris dan
pedis. Os coxae terdiri dari 3 tulang yaitu os ilium, os ischium dan os pubis. Os coxae
bersama os sacrum akan membentuk pelvis. Rongga pelvis pada wanita lebih besar
dibandingkan rongga pelvis pada laki-laki, hal ini terjadi agar rongga pada wanita dapat
dilewati oleh kepala janin yang berdiameter sekitar 10cm.2
1. Os coxae
Os coxae adalah tulang yang besar, tebal, kuat berbentuk ireguler. Tulang ini
berartikulasi di bagian belakang dengan sacrum dan di depan dengan tulang pasangannya dari
sisi yang berlawanan. Terdiri dari 3 tulang yang berfusi menjadi satu, yaitu :
I. Os illi. Os illi membentuk bagian atas dan posterior coxae. Crista iliaca adalah
batas atasnya, ujung crista di bagian depan pada spina iliaca anterior superior
(yang dapat diraba pada orang hidup) dan di belakang pada spina illiaca
posterior superior. Permukaan dalamnya licin dan berongga dan merupakan
tempat perlekatan musculus iliacus. Permukaan luarnya berigi dan merupakan
perlekatan musculus gluteus
II. Os ichii. Os ischia di bawah os illo, memiliki tuberositas ischia, massa besar
dan tebal pada region gluteal dan berartikulasi di depan dengan os pubis.
Gambar 1. Os coxae3
2. Femur
Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang itu bersendi
asetubulum dan formasi persendian panggul dan dari sini menjulur medial ke lutut dan
membuat sendi dengan tibia. Tulangnya berupa tulang pipa dan mempunyai sebuah batang
dan dua ujung.
Ujung atas : memperlihatkan sebuah kepala menduduki dua pertiga daerah itu;
dipuncaknya ada lekukan seperti bentuk kulit telur dengan permukaan kasar, untuk
kaitan ligamentum teres. Dibawah kepala ada leher yang panjang dan disebelah
belakang dan tengah terdapat trokonter minor. Pada dasar tulang ada dua garis yang
menghubungkan trokanter mayor dan minor, yaitu garis intertrokanter didepan dan
krista intertrokanter disebelah belakang.
Batang femur : berbentuk silinder, halus dan bundar didepan dan di sisi-sisinya; jelas
disebut linea aspera, tempat kaitanya sejumlah otot di antaranya aduktor paha.
Ujung bawah : adalah lebar dan memperlihatkan dua kondil, sebuah lekukan
interkondiler, sebuah permukaan popliteum dan sebuah permukaan patelatis, kedua
kondilnya sangat jelas menonjol yang medial lebih rendah daripada yang lateral.
Kedua-duanya masuk dalam formasi persendian lutut.
Gambar 2. Os femur4
3. Patella
Patella atau tempurung lutut adalah tulang baji atau tulang sesamoid yang
berkembang di dalam tendon otot kuadrisep ekstensor, aspek patella meruncing ke bawah.
Permukaan anterior tulang ialah kasar. Permukaan psterior halus dan bersendi dengan
permukaan pateler ujung bawah femur. Letaknya di depan sendi lutut, tetapi tidak ikut serta
di dalamnya.
Gambar 3. Os patella5
4. Tibia
Tibia berada dibagian medial dan menopang berat badan. Terdiri dari : ujung atas,
corpus, ujung bawah. Ujung atas secara transversal dan memiliki permukaan sendi superior
pada tiap condyles, medial dan lateral. Terdapat daerah kasar non-artikular di antara
permukaan sendi untuk perlekatan ligamentum. Kartilago semilunaris terdapat pada
permukaan atas tibia, memisahkannya dari condyles femoris. Ujung atas fibula melekat pada
permukaan sendi pada condyles lateralis. Corpus adalah bagian segitiga dan batas anteriornya
membentuk penonjolan yang dapat diraba. Corpus menyempit pada sekitar pertengahanya
kemudian melebar.
Ujung bawah mempunyai a) malleolus medialis, penonjolan tajam pada aspek bagian
dalam pergelangan kaki, b) permukaan sendi untuk bawah fibula dan c) permukaan sendi di
bawah dan medial untuk talus.
5. Fibula
Fibula adalah tulang panjang kurus pada aspek lateral tangkai tulang ini memiliki :
Ujung atas, yang berartikulasi dengan condyles lateralis tibia,corpus.
Ujung bawah, yang memiliki:
a. Malleolus lateralis pergelangan kaki
b. Permukaan sendi untuk tibia
c. Permukaan sendi untuk talus
Tibia dan fibula bergabung menjadi satu di atas di bawah dengan sendi yang tidak
dapat bergerak. Membran interossea melekat pada corpus kedua tulang dan
mengisi ruang di antaranya merupakan tempat perlekatan otot.
Macam-macam otot :
Otot dibagi menjadi 2 bagian besar yakni otot pada extremitas superior dan otot pada
extremitas inferior. Ciri-ciri otot yaitu dapat memendek (kontraktilitas), peka terhadap
rangsang (eksitabilitas), meregang bila ditarik (ekstensibilitas) dan dapat kembali ke bentuk
semula setelah kontraksi atau ekstensi (elastisitas). Fungsi otot yaitu sebagai alat penggerak
tulang, menopang dan mempertahankan postur tubuh serta menghasilkan panas untuk
mempertahankan suhu normal tubuh.8
Otot ekstremitas bawah dibagi menjadi otot pangkal paha, otot tungkai atas, otot
tungkai bawah dan otot kaki. Berikut adalah gambar-gambarnya.
Gambar 1.4 Otot pangkal paha
Histologi tulang
Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang, pembentukan tulang dimulai dari
perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan (kartilago) yang berkembang
menjadi tulang keras, pertumbuhan tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan
berlangsung sampai dewasa, pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan ketiga
kehamilan. Pertumbuhan tulang bayi didalam rahim dipengaruhi oleh hormon plasenta dan
kalsium. Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya diatur oleh hormon perumbuhan,
kalsium dan aktivitas sehari-hari. Osteoblas dan osteoklas berperan dalam porses
pembentukan tulang, dimana keduanya berkerja secara bertolak belakang (osteoblas memicu
pertumbuhan tulang, sedangkan osteoklas menghambat pertumbuhan tulang) agar tercapai
proses pembentukan tulang yang seimbang, osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim
memasuki dari osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan
membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.9
Pada awalnya pembuluh darah menembus perikondrium dibagian tengah barang
tulang rawan, merangsang sel-sel perikondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini
akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perikondrium berubah menjadi periosteum.
Bersamaan dengan proses ini pada bagian tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga
pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi
kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan dengan demikian terganggulah
nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat
interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini,
sehingga membetuk rongga untuk sum-sum tulang.9
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise sehingga
terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih
tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan
satu tulang rawan di anatara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.9 Selama
pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus menetus membelah kemudian
hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal
cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter
(lebar) tulang, tulang di daerah tongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga
sumsum membesar dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk
lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.
Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang berasal dari
mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk
tulang) osteoblas membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan
melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan
mengeluarkan dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Jenis osifikasi :9
a. Osifikasi endokondral : pembentukan tulang dari tulang rawan, terjadi pada
tulang panjang.
b. Osifikasi intramembranosus : pembentukan tulang dari mesenkim, seperti tulang
pipih pada tengkorak.
c. Osifikasi heteropik : pembentukan tulang diluat jaringan lunak.
Mekanisme Kontraksi
Kontraksi otot dapat terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf yang sifatnya elektrik,
dihantar ke sel-sel otot secara kimiawi oleh sambungan otot-saraf. Impuls sampai ke
sambungan otot-saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil asetikolin yang
kemudian akan dilepaskan ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps). Ketika
asetikolin yang dilepaskan menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot.11,12
Gambar 3. Proses Kontraksi Otot.11
Proses ini kemudian di ikuti dengan pelepasan ion Ca2+ (kalsium) yang berada
diantara sel otot. Ion kalsium akan masuk ke dalam otot dan kemudian mengangkut
troponin dan tropomiosin ke aktin, sehingga posisi aktin berubah. Impuls listrik yang
menyebar akan merangsang kegiatan protein aktin dan miosin hingga keduanya akan
bertempelan membentuk aktomiosin. Aktin dan miosin yang saling bertemu akan
menyebabkan otot memendek dan terjadilah peristiwa kontraksi. Kejadian ini akan
menyebabkan pergeseran filamen (sliding filamen) yang berujung pada peristiwa kontraksi.13