Anda di halaman 1dari 13

Siklus Menstruasi dan Struktur Organ Genitalia Feminina

Jessica Prissilya (102013005), Karlina Handayani (102016010), Retno Agustina Sokko(10201651) ,Grace
Marta Tanjung (102016092), Vincensiana Retno (102016108) ,Ni Putu Anastasia Diana Yanti
(102016192), Donna Patandianan (102016225), Priscilla Sari (102016252)

B2

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida wacana


Alamat Korespondensi :
Jln. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Abstrak
Umumnya semua wanita yang normal akan mengalami siklus haid. Organ genitalia
feminina terdiri dari dua bagian, yaitu bagian interna dan eksterna. Bagian interna meliputi
uterus, tuba uterine, overium dan vagina manakala bagian eksterna terdiri daripada mons pubis,
labia majora, labia minora dan vestibulum. Pubertas merujuk kepada perubahan fisik dan
fisiologis yang merubah seroang anak menjadi manusia dewasa yang matang dengan
kemampuan reproduksi. Setelah pubertas dimulai dengan ovarium yang secara terus-menerus
mengalami siklus ovarium yang terdiri dari dua fase secara bergantian yaitu fase folikular dan
fase luteal. Siklus menstruasi normal diatur secara cermat oleh sistem kontrol umpan balik antara
hipothalamus-hipofisis-ovarium yang melalui kerja beberapa hormone. Siklus haid terdiri dari
tiga fase yaitu fase haid, fase proliferatif, dan fase sekretorik atau progestasional.

Kata kunci: menstruasi, pubertas, siklus ovarium, siklus haid

Abstract
Generally, all normal women will experience menstrual cycle. Female genitalia consists
of two parts, namely the internal and external. The internal part includes the uterus, uterine
tubes, and vagina overium while the external part consists than mons pubis, labia majora, labia
minora and the vestibule. Puberty refers to the physical and physiological changes that alter a
girl to become a mature adult with the reproductive capability. Once puberty begins, starting
with the ovarian which continuously undergo ovarian cycle consisting of two phases alternately,
namely the follicular phase and the luteal phase. The normal menstrual cycle is meticulously
regulated by a feedback control system between the hypothalamus-pituitary-ovarian through the

1
work of some hormones. Menstrual cycle consists of three phases which menstruation,
proliferative phase and secretory or progestational phase.

Keywords: menstruation, puberty, the ovarian cycle, menstrual cycles

Pendahuluan
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan
dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi merupakan
pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari awalnya
menstruasi sampai terjadinya menopause.
Di dalam ovarium sudah terdapat oosit primer namun pembelahan miosis II baru terjadi
apabila wanita tersebut pertama kali mengalami menstruasi lalu kemudian sampai terbentuknya
ovum dan jika terjadi fertilisasi maka akan berkembang menjadi embrio tetapi jika tidak terjadi
fertilisasi maka akan luruh dengan dinding endometrium sehingga disebut menstruasi. Dalam hal
ini melibatkan organ-organ yang terkait baik organ genitalia feminina interna maupun eksterna.1
Selain itu juga berperan hormon-hormon yang membantu kelancaran siklus menstruasi yang
dipicu dari hipotalamus terutama hipofisis yang akan menghasilkan FSH dan LH juga yang
berperan langsung dalam siklus menstruasi adalah hormon estrogen dan progesteron. Tetapi
tidak semua wanita mengalami siklus menstruasi yang normal dan teratur karena banyak faktor
sehingga perlu diketahui secara normal siklus menstruasi itu sendiri.1

Pembahasan
o Makroskopik Organ Genitalia Feminina

Organ genitalia feminina terdiri dari dua bagian, yaitu bagian interna dan eksterna.
Genitalia feminina eksterna terdiri dari :
1. Vulva

Vulva ialah tempat bermuaranya system urogenital. Vulva dibatasi oleh labium mayor.  Vulva
sama dengan skrotum pada pria.2
2. Mons pubis
Mons pubis ialah suatu bantalan jaringan lemak yang ditutupi oleh kulit,yang terletak diatas
symphysis pubis setelah pubertas akan ditumbuhi rambut/pubis.

2
3. Labia mayora
Labia mayora ialah dua lipatan membulat besar jaringan lemak yang tertutup oleh kulit yang
bertemu didepan pada mons pubis pada saat kedua labia mayora berjalan ke belakang ke arah
anus, kedua labia menjadi lebih datar dan menuju ke depan corpus perinealis.bagian akhir
ligamentum teres berinsersi pada jaringan lemak ini.permukaan sebelah dalam labia mayora
halus dan mengandung banyak kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak
(glandula sabacea), sedangkan permukaan luarnya setelah pubertas akan tertutup oleh rambut.
4. Labia minora
Labia minora ialah dua lipatan kulit yang berwarna merah muda yang lebih kecil terletak
memanjang dibagian dalam labia mayora. Kedua labia minora ini halus, tidak tertutup oleh
rambut, tetapi mengandung sejumlah glandula sudorifera dan glandula sabacea.daerah yang
ditutupi oleh kedua labia minora ini disebut vestibulum.masing masing labium minus terbagi
menjadi dua lipatan dibagian anterior. Lipatan bagian atas mengelilingi klitoris dan bertemu
untuk membentuk prepusium. Dua lipatan bagian bawah melekat pada permukaan bawah klitoris
dan disebut frenulum. Di bagian posterior kedua labia minora bertemu untuk membentuk lipatan
tipis yang disebut vosa vestibule vaginae (fourchette), yang dapat mengalami robekan pada
terjadinya robekan perineum derajat satu selama melahirkan.
5. Vestibula

Adalah area yang dikelilingi oleh labia minora. Vestibula menutupi mulut uretra, mulut vagina,
dan duktus kelenjar bartolini (vestibular besar).

a. Kelenjar Bartolin homolog dengan kelenjar bulbouretral pada laki-laki.Kelenjar ini


memproduksi beberapa tetes sekresi mukus untuk membantu melumasi orifisium
vaginal saat eksitasi seksual.
b. Bulba vestibular adalah massa jaringan erektil dalam di substansi jaringan labial. Bagian
ini sebanding dengan korpora spongiosum penis.2

3
Gambar 1. Genitalia feminina eksterna

Genitalia feminina interna terdiri dari :

 Uterus
Uterus berbentuk oval, menyerupai telur ayam, dan konsistensinya kenyal. Ukuran uterus
pada nullipara adalah 7,5 x 5 x 2,5 cm. Uterus pada anak ukurannya lebih kecil, dan akan
membesar saat usia pubertas karena pengaruh hormon estrogen. Pada saat hamil uterus juga
membesar karena ada hipertrofi myometrium.Lapisan dinding uterus terdiri atas endometrium,
myometrium, dan perimetrium. Endometrium merupakan lapisan dinding uterus yang terdalam,
sedangkan lapisan uterus yang terluar adalah perimetrium. Myometrium adalah lapisan otot
polos yang banyak mengandung pembuluh darah dan terletak antara endometrium dan
myometrium. Letak uterus normal adalah anteversio 90⁰ (versio = sudut yang dibentuk oleh
sumbu uterus dan sumbu vagina; anteversio = sudut membuka ke depan) dan antefleksio 170⁰
(fleksio = sudut yang dibentuk oleh sumbu corpus uteri dan sumbu panjang cervix uteri). Uterus
dapat mengalami kelainan letak, misalnya torsio. Torsio adalah sumbu transversal uteri terputar
sekeliling sumbu panjang uterus. Pada umumnya torsio ke arah kanan, artinya sisi kanan uterus
terputar ke belakang.

Uterus dipendarahi oleh a.uterina dan a.ovarica. sedangkan aliran darah balik bermuara ke
v.uterina. Darah dari v.uterina kemudian dialirkan ke dalam v.iliaca interna, berlanjut ke v.iliaca
communis dan akhirnya ke v.cava inferior. Aliran getah bening pada uterus dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Dari fundus uteri : aliran getah bening mengikuti a.ovarica dan berakhir pada nnll.para
aortae (setinggi vertebra lumbal 1).

4
2. Dari corpus dan cervix uteri : aliran getah bening berakhir di nnll.iliaca interna.
3. Sebagian kecil getah bening mengikuti lig.teres uteri memasuki canalis inguinalis dan
berakhir pada nnll.inguinalis superficialis.

Uterus dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior. Dalam rongga pelvis,
uterus difiksasi untuk mencegah terjadinya prolapsus uteri, yaitu keadaan dimana uterus masuk
ke dalam vagina.fiksasi uterus dibedakan menjadi :
1. Alat-alat penahan uterus, yaitu diaphragma pelvis (m.levator ani) dan pars membranacea
diaphragma urogenitale.
2. Alat-alat penggantung uterus, yaitu :
 Lig. cardinale (Mackenrodt), yaitu jaringan ikat yang berjalan dari batas antara cervix dan
corpus uteri menuju dinding panggul. Di dalam jaringan ikat ini berjalan a.uterina.
 Lig. Teres uteri, yaitu jaringan ikat yang berjalan dari sudut antara tuba uterina dengan
corpus uteri menuju inguinal, berakhir pada labium majus. Lig.teres uteri berfungsi
menahan uterus dalam kedudukan anteversi dan anteflexi.
 Plica rectouterina, merupakan lipatan peritoneum dari uterus menuju rectum dan di
dalamnya berjalan serabut-serabut otot polos.
Pada masa kehamilan, alat-alat fiksasi uterus yang penting adalah lig.ters uteri
dan plica rectouterina. Pada kehamilan uterus membesar dan menonjol ke dalam rongga
perut sehingga kedua alat di atas akan berjalan dari bawah ke atas. Pada waktu partus
(persalinan) uterus berkontraksi kuat, serabut-serabut otot polos kedua alat di atas juga
berkontraksi, sedangkan fundus uteri tidak dapat bergerak ke cranial. Akibat fiksasi
fundus dan kontraksi uterus, isi uterus akan didorong keluar.

Gambar 2. Uterus

 Tuba Uterina/ Falopii

5
Tuba uterina dimulai dari fundus uteri sampai fimbriae. Muara tuba uterina pada corpus uteri
disebut ostium internum tuba uterina. Tuba uterina dapat dibedakan menjadi bagian-bagian
berikut : 3

- Isthmus tuba uterina : bagian tuba yang paling sempit


- Ampula tuba uterina : bagian tuba yang paling lebar dan merupakan tempat
terjadinya proses fertilisasi
- Infundibulum : bagian tuba berbentuk corong dan mempunyai fimbriae
- Pars intertitialis : bagian tuba yang terdapat dalam dinding uterus
Tuba uterina berfungsi sebagai jalan yang dilalui sperma untuk mecapai ovum. Tuba uterina
dipendarahi oleh a.uterina (cabang a.iliaca interna) dan a.ovarica (cabang aorta abdominalis).
Aliran pembuluh balik mengikuti aliran pembuluh nadinya.

Gambar 3. Tuba falopii

 Ovarium
Bentuk ovarium yaitu oval dengan ukuran 4 x 2 cm. Ovarium melekat pada bagian belakang
ligamentum latum uteri. Penggantung ovarium pada dinding belakang panggul adalah
mesovarium. Ovarium terletak dalam fossa ovarii Waldeyer pada dinding lateral pelvis, yang
dibatasi oleh : 3
- Cranial : a.v. iliaca externa
- Distal : a.uterina
- Dorsal : a.v. iliaca interna dan n. Obturatorius
- Ventral : perlekatan lig. latum

Bagian-bagian ovarium :
a. Permukaan
- Facies medialis : bagian ovarium yang menghadap cavum Douglasi
- Facies lateralis : bagian ovarium yang menghadap dinding panggul
b. Tepi
- Margo liber : bagian belakang ovarium
- Margo mesovarius : bagian ovarium yang berhadapan dengan lig.latum

6
c. Ujung
- Extremitas tubaria : bagian ovarium yang berdekatan dengan tuba uterina
- Extremitas uterina : bagian ovarium yang berdekatan dengan uterus
Ovarium dipendarahi oleh a.ovarica, yang dipercabangkan oleh aorta abdominalis
setinggi vertebra lumbal 1. Aliran pembuluh darah balik dari ovarium dialirkan ke :
- Vena ovarica dextra, kemudian dialirkan ke dalam v.cava inferior
- Vena ovarica sinistra, kemudian dialirkan ke dalam v.renalis sinistra
Aliran getah bening dari ovarium mengikuti a.v. ovarica menuju nnll. Para aortae
setinggi vertebra lumbal 1. Ovarium dipersarafi oleh plexus aorticus yang terletak di
sekitar a.ovarica. Ikat-ikat pada ovarium, yaitu :
- Ligamentum ovari propium, yaitu jaringan ikat yang terbentang dari extremitas uterina
ovarii menuju uterus.
- Ligamentum suspernsorium ovarii, yaitu jaringan ikat yang terbentang dari extremitas
tubaria ovarii menuju tuba uterina.

 Vagina
Vagina merupakan bumbung buntu di bagian sebelah cranial dan pada bagian caudalis bermuara
pada introitus vagina. Panjang vagina dari vulva sampai cervix kira-kira 8 cm. Jalan vagina
adalah vertikal dari craniodorsal ke arah ventrocaudal dan dinding depan vagina bagian cranial
ditembus oleh cervix uteri. Separuh bagian cranial vagina terletak di atas dasar panggul, sedang
sisanya terletak di dalam perineum. Pada dinding depan vagina, cervix uteri menonjol ke dalam
vagina sehingga di belakang portio vaginalis cervicis ini terdapat lekukan yang disebut fornix
posterior, lekukan di sebelah depan disebut fornix anterior. Fornix posterior lebih dalam daripada
fornix anterior, karena fornix posterior langsung berhubungan dengan peritoneum yang melapisi
excavatio rectouterina.4
Tunica mukosa vagina berlipat-lipat dan dibedakan menjadi lipat transversa atau rugae vaginales
dan lipat longitudinal atau columna rugarum anterior dan posterior. Pada sekitar orificium vagina
terdapat selaput tipis berbentuk bulan sabit, yang disebut hymen. Setelah coitus pertama kali,
hymen akan robek di bagian posterior. Setelah partus, hymen akan tercabik-cabik, dan sisanya
disebut caruncula hymenalis.

Pada dinding muka bagian distalis terdapat tonjolan memanjang disebabkan adanya urethra di
depan vagina = carina urethralis. Dinding depan atas vagina berbatasan dengan fundus vesica
uterina dengan perantara septum vesico vaginale. Jika septum tidak kuat, maka dinding vesica
urinaria menonjol ke dalam vagina disebut vesicocele. Dinding depan bagian bawah juga
berbatasan dengan urethra yang penghubungnya lebih erat, sehingga sulit memisahkan vagina
dari urethra. Dinding belakang vagina bagian proximal berbatasan dengan excavatio recto
uterina. Dinding belakang vagina bagian distal berbatasan dengan flexura perinealis recti,
dimana antara vagina dan rectum terdapat septum rectovaginale, jika sekat ini lemah dinding
rectum menonjol ke dalam lumen vagina, yang disebut rectocele. 4

7
Vagina difiksasi pada tempatnya oleh alat-alat berikut :
- Bagian proximal : m. levator ani, lig. transversum cervicis, lig. pubocervicale, lig.
sacrocervicale (dengan perantaraan fascia pelvis)
- Bagian tengah : diaphragma urogenitale
- Bagian distal : perineal body (centrum tendineum perinei)
Vagina dipendarahi oleh a.vaginalis (cabang a.iliaca interna), r.vaginalis a.uterina, r.vaginalis a.
vesicalis inferior, dan r.vaginalis a.pudenda interna. Aliran getah bening dari vagina bermuara ke
:
- 1/3 proximal vagina : nnll. Iliaca externa dan interna
- 1/3 tengah vagina : nnll. Iliaca interna
- 1/3 distal vagina : nnll. Inguinalis superficialis
Persarafan vagina oleh anyaman saraf plexus hypogastricus inferior.

Gambar 5. Vagina

o Mikroskopik Organ Genitalia Feminina

 Uterus
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
 Endometrium : lapisan membrane mukosa yang mempunyai aktivitas sekretoris. Karena
endometrium dipengaruhi oleh hormone ovarium maka gambarannya bervariasi dari hari
ke hari siklus menstruasi. Ketebalan pasca menstruasi dini ± 1 – 2 mm dan menjelang
menstruasi ± 4 – 7 mm. 5
 Miometrium : merupakan otot yang menyusun bagian terbesar uterus selama masa
kehidupan seksual aktif. Serabut otot involunter saling bercampur dengan jaringan
areolar, pembuluh darah, saluran limfa dan serabut saraf. Serabut otot sirkuler di bagian
dalam dan otot longitudinal di bagian luar berlanjut sebagai serabut otot sirkuler
involunter membentuk ligamentum penggantung uterus, memasuki uterus untuk menyatu

8
dengan serabut-serabut longitudinal dan sirkuler di sana. Semua serabut tersebut saling
bersilangan membentuk spiral yang berjalan searah jarum jam dan berlawanan arah jarum
jam, tetapi membentuk lingkaran padat disekelilingi kornu dan cervix.
 Perimetrium atau peritoneum : melapisi uterus dengan halus dan hampir menutupi
seluruh uterus. Daerah yang tidak tertutup oleh perimetrium adalah daerah cervix dan
daerah sempit pada dinding lateral uterus. Perimetrium melekat erat pada uterus, kecuali
pada bagian istmus, perlekatan yang longgar di sini peritoneum membentuk excavatio
vesicouterina. Di posterior peritoneum membentuk cavum douglasi (excavatio
rectouterina).

 Tuba Falopii (tuba uterina)


 Epitel bersilia : melapisi permukaan dalam tuba. Epitel tersebut mengalami perubahan
jika ovum yang mengalami fertilisasi tertanam di dalam tuba. Epitel tersebut tersusun
sebagai lipatan-lipatan yang disebut plicae yang dapat dilalui oleh ovum yang telah
mengalami fertilisasi untuk turun secara perlahan dengan memungkinkan epitel tersebut
berkembang dalam mempersiapkan implantasi ovum yang telah mengalami fertilisasi
tersebut ke dalam uterus. Di dalam ampulla terdapat susunan plicae yang lebih nyata.
 Jaringan ikat : terletak di bawah epitel.
Otot tersusun dalam dua lapis :
1.      Lapisan dalam terdiri atas serabut otot involunter tersusun sirkuler involunter.
2.      Lapisan luar terdiri atas serabut otot involunter tersusun longitudinal yang melanjutkan diri
ke dalam corpus uteri. Kerja peristaltic otot-otot ini yang terutama mendorong ovum ke dalam
uterus. Kontraksi serabut-serabut longitudinal menyebabkan fimbria lebih mendekati ovarium
pada saat ovulasi.
 Peritoneum : membungkus tuba dan tidak ada pada permukaan inferior tuba

 Ovarium
 Epithelium  germinativum : nama lain untuk peritoneum yang menutupi ovarium.
 Tunica albuginea ; merupakan selubung luar fibrosa yang keras.
 Cortex : terutama terdiri atas stroma jaringan fibrovaskuler tempat folikel de graaf
terkubur. Folikel-folikel ini masing-masing berisi ovum dan dapat ditemukan dalam
berbagai tingkat perkembangan. Corpus luteum adalah jaringan parut yang terbentuk
setelah folikel pecah. Dengan demikian cortex merupakan bagian fungsional pada
ovarium.
 Medulla : bagian tengah dan tempat masuknya pembuluh darah, limfa, dan saraf. Medulla
terutama terdiri atas jaringan fibrosa dan elastic. 5

 Vagina
 Epitel skuamosa : suatu jenis kulit yang mengalami modifikasi dan membentuk lapisan
dalam vagina.
 Jaringan ikat vaskuler
9
 Dinding otot yang tersusun menjadi dua lapisan dari serabut otot involunter yaitu serabut-
serabut sirkuler bagian dalam dan serabut-serabut longitudinal bagian luar.
 Fascia dibentuk dari jaringan ikat longgar yang merupakan bagian dari jaringan seluler
pelvis.
 Dinding vagina tidak halus, tetapi terdapat lipatan-lipatan transversal yang disebut rugae,
yang memungkinkan vagina dapat meregang.

o Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi terdiri dari tiga fase yaitu fase menstruasi (haid) fase proliferasi, fase
sekresi atau progestasional.6

 Fase Menstruasi
Adalah fase yang paling jelas karena ditandai oleh pengeluaran darah dan debris endometrium
dari vagina. Berdasarkan perjanjian, hari pertama haid dianggap sebagai awal siklus baru. Fase
ini berakhir bersamaan dengan berakhirnya fase luteal ovarium dan permulaan fase folikel.
Sewaktu korpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi pembuahan dan implantasi ovum yang
dikeluarkan dari siklus sebelumnya, kadar esterogen dan progesteron di sirkulasi turun drastis.
Karena efek netto estrogen dan progesteron adalah mempersiapkan endometrium untuk
implantasi ovum yang dibuahi, penarikan kembali kedua hormon steroid tersebut menyebabkan
lapisan endometrium yang kaya akan nutrisi dan pembuluh darah itu tidak ada lagi yang
mendukung secara hormonal. Penurunan kadar hormon – hormon ovarium itu juga merangsang
pengeluaran prostaglandin uterus yang menyebakan vasokontriksi pembuluh – pembuluh
endometrium, sehingga aliran darah ke endometrium terganggu. Penurunan penyaluran O2 yang
terjadi menyebabkan kematian endometrium, termasuk pembuluh-pembuluh darahnya.
Perdarahan yang timbul melalui disintegrasi pembuluh darah itu membilas jaringan endometrium
yang mati kedalam lumen uterus. Pada setiap kali haid, seluruh lapisan endometrium terlepas,
kecuali suatu lapisan dalam dan tipis yang terdiri dari sel-sel epitel dan kelenjar yang akan
menjadi bakal regenerasi endometrium. Prostaglandin uterus juga merangsang kontraksi ritmi
ringan miometrium. Kontraksi-kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan debris
endometrium dari rongga uterus melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus yang kuat
akibat pemebentukan prostaglandin yang berlebihan merupakan penyebab kejang haid
(dismenore) yang dialami oleh sebagian wanita.
Jumlah rata-rata darah yang keluar setiap haid 50-150 ml. Darah yang mengalir lambat melalui
endometrium akan membeku didalam rongga uterus. Fibrinolisin, suatu pelarut fibrin yang
menguraikan fibrin yang membentuk jalinan bekuan, akan bekerja pada bekuan ini. Dengan
demikian, darah haid biasnya tidak membeku lagi karena darh yang membeku sudah dicairkan
sebelum keluar vagina. Namun, apabila darah terlalu cepat mengalir keluar, fibrinolisin mungkin
belum memiliki cukup waktu untuk bekerja, sehingga darah haid darah haid dapat membeku
terutama jika jumlahnya sangat banyak. Selain darah dan debris endometrium, darah haid banyak

10
mengandung leukosit. Sel-sel darah putih ini berperan penting dalam pertahanan endometrium
terhadap infeksi.
Haid biasanya berlangsung selama 5-7 hari setelah degenerasi korpus luteum, bersamaan dengan
bagian awal fase folikel ovarium. Penurunan esterogen dan progesteron akibat degenerasi korpus
luteum secara simultan menyebabkan terlepasnya endometrium (haid) dan perkembangan
folikel-folikel baru di ovarium dibawah pengaruh hormon-hormon gonadotropin yang kadarnya
meningkat. Penurunan sekresi hormon gonad menghilangkan efek inhibisi pada hipotalamus dan
hipofisis anterior, sehingga sekresi LH dan FSH meningkat dan fase folikel baru kembali
dimulai. Setelah lima sampai tujuh hari dibawah pengaruh FSH dan LH, folikel-folikel yang baru
berkembang mengeluarkan cukup banyak esterogen untuk mendorong pemulihanb dan
pertumbuhan endometrium. Dengan demikian hai berhenti dan fase proliferatif dimulai.6

 Fase Proliferatif
Dengan berhentinya haid dimulai fase proliferatif siklus uterus dimulai bersamaan dengan bagian
terakhir fase folikel ovarium pada saat endometrium mulai memperbaiki dirinya dan mengalami
priliferasi dibawah pengaruh hormon esterogen yang berasal dari folikel-folikel baru yang
sedang tumbuh. Sewaktu darah haid berhenti, di uterus tinggal satu lapisan tipis endometrium
setebal kurang dari 1 mm. Esterogen merangsang proliferasi sel epitel, kelenjar, dan pembuluh
darah di endometrium sehingga ketebelan lapisan ini dapat menncapai 3-5 mm. Fase proliferatif
yang di dominasi oleh esterogen berlangsung dari akhir haid sampai ovulasi. Kadar esterogen
puncak memicu lonjakan LH yang menyebabkan ovulasi.

 Fase Sekresi/Progestasional
Setelah ovulasi, pada saat sebuah korpus luteum terbentuk, uterus memasuki fase sekretorik atau
progestasional, yang bersamaan waktunya dengan fase luteal ovarium. Kopus luteum
mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan esterogen. Progesteron bekerja pada endometrium
tebal yang sudah dipersiapkan oleh esterogen untuk mengubahnya menjadi jaringan yang kaya
pembuluh dan glikogen. Periode ini disebut fase sekretorik , karena kelenjar-kelenjar
endometrium secara aktif mengeluarkan glikogen, atau fase progestasional (sebelum kehamilan),
dalam kaitannya dengan pembentukan lapisan endometrium subur yang mampu menunjang
perkembangan mudigah. Jika tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum
berdegenerasi, dan fase folikl dan fase haid kembali dimulai.6

11
Gambar 6. Siklus menstruasi

o Pubertas Pada Wanita

Pubertas berarti dimulainya kehidupan seksual dewasa . periode pubertas terjadi karena
kenaikan sekresi hormon gonadotropin oleh hipofisis yang perlahan dimulai sekitar tahun
delapan dari kelahiran dan biasanya mencapai puncak pada saat menstruasi , yaitu antara usia 11
dan 16 tahun.

Pada wanita kelenjar hipofisis dan ovarium yang infantile akan mampu menjalankan fungsi
penuh apabila dirangsang secara tepat . Pada anak perempuan sudah dapat hamil setelah
menstruasi walaupun beberapa bulan pertama kadang-kadang tidak mengikut sertakan
pematangan telur seperti pada orang dewasa.7

Sekresi esterogen yang dihasilkan oleh ovarium aktif akan menginduksi pertumbuhan dan
pematangan saluran reproduksi wanita serta perkembangan karakteristik seks sekunder wanita.
Efek esterogen yang menonjol pada perkembangan karakteristik seks sekunder adalah
mendorong penimbunan lemak di lokasi-lokasi strategis, misalnya payudara, bokong, dan paha,
sehingga terbentuk sosok melekuk-lekuk khas wanita. Pembesaran payudara pada saat pubertas
terutama disebabkan oleh perkembangan fungsional kelenjar-kelenjar mamaria. Sejak awal
pubertas sampai usia 18 tahun terjadi pertambahan tinggi badan yang cepat. Tiga perubahan
pubertas lainnya pada wanita yaitu : pertumbuhan rambut ketiak dan pubis, lonjakan
pertumbuhan pubertas, dan munculnya libido disebabkan oleh lonjakan sekresi androgen adrenal
pada pubertas , bukan akibat esterogen. Namun, peningkatan esterogen pada masa pubertas
memang menyebabkan lempeng epifisis menutup, sehingga tidak lagi terjadi pertambahan tinggi
tubuh, serupa dengan efek testoteron pada pria.7

12
Pada anak perempuan ciri-ciri seksual sekunder dapat berkembang tanpa dilanjutkan dengan
menstruasi awal . Jika pada anak perempuan berumur 13 tahun dan anak laki-laki 16 tahun tidak
diketemukan ciri-ciri seksual sekunder, hal ini dapat terjadi akibat :

 Keterlambatan konstitusional nonpatologis yang menyertai keterlambatan pertumbuhan


 Gangguan pada kelenjar hipotalamus atau kelenjar hipofisis yang menyebabkan sekresi
Gonadotropin tidak adekuat (hipogonadotropik). Defisiensi sekresi GnRH,LH,dan FSH.
 Gangguan pada gonad sehingga mencegah sekresi steroid seks yang cukup
(hipogonadisme).

Kesimpulan

Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang
dimulai dari awalnya mentruasi sampai terjadinya menopause. Siklus menstruasi normal di atur
oleh hipothalamus-hipofisis-ovarium yang melalui kerja beberapa hormone estrogen dan
progesteron .

Daftar Pustaka

1. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC;
2007.
2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Gramedia; 2009.h.318.
3. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2002.h.421-3.
4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003, h.353-8.
5. Craigmyle MBL. Atlas berwarna histologi edisi ke 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2005
6. Heffner LJ, Schust DJ. At a glance sistem reproduksi. Ed 2. Jakarta: Erlangga; 2004
7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011,h.844-6

13

Anda mungkin juga menyukai