Anda di halaman 1dari 8

Asal Usul Kehidupan Berdasarkan Biologi Sel

Intan Mentari Siregar (102017131)

Kelompok A4

Fakultas Kedokteran

Uiversitas Kristen Krida Wacana

Intan.2017fk131@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Asal usul kehidupan telah menjadi perdebebatan diantara banyak ilmuwan. Para
ilmuwan tersebut telah melakukan penelitian setelah beberapa tahun mengenai
keanekaragaman makhluk hidup di bumi. Ilmuan juga mempelajari bagaimana
kehidupan di bumi ini terbentuk. Namun masih dipertanyakan darimana kehidupan
berasal. Teori yang diungkapkan dari para ilmuwan seperti teori abiogenesis, teori
biogeneis, teori evousi kimia dan teori evolusi biologi. Teori abiogenesis menyatakan
bahwa kehidupan berasal dari benda atau materi yang tidak hidup dan kehidupan
terjadi secara spontan (generatio spontenae). Sedangkan, teori biogenesis menyatakan
bahwa mahkluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Teori-teori ini
mengarah pada satu tujuan yaitu mengenai asal-usul kehidupan.

Kata kunci: Asal-usul kehidupan. Teori Abigenesis, Teori Abiogenesis

Abstract

The origin of life has become a debate among many scientists. The scientists have
conducted research after several years regarding the diversity of living things on
earth. Scientists also study how life on earth was formed. But it is still questionable
where life comes from. The theories expressed by scientists such as the theory of
abiogenesis, biogeneic theory, chemical evolution theory and the theory of biological
evolution. Abiogenesis theory states that life originates from matter or material that
does not live and life occurs spontaneously (generatio spontenase). Meanwhile, the
theory of biogenesis states that living things came from living things before. These
theories lead to one purpose, namely regarding the origin of life.

Keywords: The origin of life, Theory of Abigenesis, Theory of Biogenesis


Pendahuluan

Asal-usul kehidupan terdiri dari berbagai pandangan yang berbeda. Banyak ilmuwan
yang memberikan pendapat yang berbeda-beda tentang asal-usul kehidupan.

Skenario 3

Oparin dan Haldane mengatakan bahwa di laut prebiotik, kehidupan terjadi secara
tidak spontan namun membutuhkan waktu yang cukup lama (evolusi kimia). Namun
sejak penemuan Hooke pada gabus tanaman mati dan menamakan ruang kosong yang
ada sebagai sel, ditambah penemuan mikroskop oleh Antoni Van Leeweenhoek, teori
abiogenesis mulai ditinggalkan, dan berubah menjadi bigenesis berdasarkan evolusi
kimia dan evolusi biologi. Didukung dengan adanya teori Sel yang ditemukan oleh
Schleiden dan Schwan “makhluk hidup saat ini berasal dari makhluk hidup
sebelumnya”.

Rumusan Masalah

Teori abiogenesis mulai ditinggalkan dan diganti dengan teori biogenesis berdasarkan
evolusi kimia dan evolusi bilogi.

Hipotesis

Evolusi biologi dan evolusi kimia menjelaskan tentang asal-usul kehidupan.

PEMBAHASAN

Asal-Usul Kehidupan dan Sejarah Kehidupan

Asal-usul kehidupan adalah suatu proses secara bertahap dan lambat serta terjadi
dalam waktu yang cepat. Untuk menjawab asal-usul kehidupan, muncullah para
ilmuwan yang mengemukakan berbagai pendapat tentang asal-usul kehidupan.

a. Teori Harold Urey


Urey mengemukakan pendapat bahwa kehidupan berasal dan terjadi
peratama kali di atmosfer (udara). Pada saat tertentu dalam sejarah
perkembangan bumi yang hanya terjadi satu kali, terbentuk atmosfer yang
kaya akan molekul-molekul CH4, NH3,H2 dan H2O. Dengan
menggunakan penghantar listrik sebagai penghantar panas, karena adanya
loncatan listrik akibat halilintar dan sinar kosmik, terjadilah suatu cahaya
yang disebut asam amino yang memungkinkan terjadinya kehidupan.
b. Paham Oprain
Oprain adalah seorang Ilmuwan Rusia. Ia berpendapat bahwa kehidupan
pertama terjadi dalam bentuk molekul-molekul di laut prebiotik melalui
suatu proses seleksi alam.

Teori Abiogenesis

Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tidak
hidup atau bisa disebut muncul dengan sendirinya. Maka teori ini disebut sebagai teori
generatio spontena. Aristoteles (384-322 SM) merupakan salah satu pelopor teori ini.
Ia memberi contoh pada serangga dan tanaman terlihat seperti muncul dari air kolam
yang telah kering sebelumnya. Seperti yang terlihat dari isi teorinya, penganut dari
abiogenesis adalah ilmuwan-ilmuwan di masa lampau seperti Aristoteles (384-322
SM) yang kemudian, Antony an Leuwenhoek, seorang Belanda, pada tahun 1677 ikut
mendukungnya. Antony memerlihatkan, melalui mikroskopnya, bahwa makhluk renik
berasal dari jerami yang direndam. Lalu, pada abad ke-19, teori ini disanggah.

Teori Biogenesis

Teori biogenesis adalah teori asal usul kehidupan yang menyatakan bahwa


makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lain. Adapun para ilmuwan yang
mengemukakan teori ini Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
Mereka melakukan pengamatan tersendiri yang lebih terencana dan terstruktur.
Berikut dari masing-masing para ahli:

- Franscesco Redi (1626-1697)


Seorang dokter dari Italia mempertentang teori generatio spontanae.
Untuk membuktikannya maka Redi mendesain suatu percobaan dimana
Redi membiarkan daging membusuk pada wadah yang terbuka dan setelah
beberapa hari ulat belatung muncul pada permukaan daging. Setelah 20
hari, hasilnya ulat membentuk cangkang yang keras yang mengelilingi
seluruh tubuhnya. Beberapa minggu kemudian lalat dewasa keluar dari
cangkangnya. Redi kembali melihat jenis lalat yang sama pada daging di
awal percobaan nya. Dari percobaan ini, Redi menarik kesimpulan bahwa
belatung dan lalat tidak mungkin tiba-tiba terbentuk dari daging busuk saja,
tetapi dari telur lalat yang tertinggal pada daging dan kain kasa saat lalat
hinggap. Dengan percobaan ini, Redi menyatakan bahwa “telur merupakan
asal-usul kehidupan (Omne Vivum ex Ovo)”

- Lazzaro Spallanzani (1729-1799)


Seorang ahli biologi dari Italia mencoba mengetahui kekurangan dan
kelemahan hasil percobaan Needham dan memutuskan untuk melakukan
percobaan sendiri. Percobaan pertama memperlihatkan bahwa mendidihkan
kaldu daging selama 5-10 menit tidak menghancurkan semua
mikroorganisme sehingga selanjutnya Spallanzani menggunakan metode
yang sedikit berbeda yaitu dengan menggunakan wadah kaldu daging
berupa tabung atau labu Erlenmeyer. Spallanzani yakin bahwa
mikroorganisme terbawa di udara dan tidak sepenuhya yakin b ahwa
penutup gabus untuk wadah kaldu daging yang digunakan oleh Needham
benar-benar kuat. Setelah kaldu daging dalam labu Erlenmeyer dipanaskan
dengan waktu yang lebih lama (lebih dari satu jam), Spallanzani menutup
labu Erlenmeyer dengan memanaskan labu sehingga gelasnya meleleh dan
menutup ujung labu sepenuhnya. Pada saat Spallanzani merusak ujung labu
yang telah ditutup ternyata masih ditemukan mikroorganisme dalam kaldu
daging selama 1 jam. Dari hasil percobaan ini, Spallanzani menyatakan
bahwa “mikroorganisme ada di udara dan memproduksi dirinya sendiri
pada saat masuk ke dalam kaldu daging”.

- Louis Pasteur (1822-1895)


Seorang ahli biologi asal prancis, membuktikan ketidakbenaran
teori abiogenesis. Percobaan dilakukan dengan meletakkan air kaldu
yang sudah dipanaskan ke dalam tabung leher angsa (leher yang meski
corongnya terbuka tetapi udara tidak dapat masuk). Air kaldu tersebut
didiamkan selama beberapa waktu namun bakteri tidak dapat
membusukkan nya. Baru setelah tabung dimiringkan hingga kaldu
sampai ke ujung corong, bakteri pembusuk dapat membusukkan air
kaldu. Dengan percobaan ini Pasteur menyatakan bahwa “asal usul
kehidupan dimulai dari kehidupan sebelumnya (Omne Vivum ex
Vivum)”.

Evolusi Kimia

Pada awal abad ke-19, banyak ilmuwan yang merasa tidak puas dengan teori
asal-usul kehidupan yang ada saat itu. Mereka terus memikirkan dan berusaha
merumuskan teori tentang asal-usul kehidupan, serta banyak melakukan penelitian
demi mencari bukti-bukti yang dapat memperkuat teorinya. Sekitar tahun 1920-an,
Oparin seorang ahli biokim Rusia dan Haldane seorang ilmuwan Inggris secara
terpisah memberikan hipotesis mengenai asal-usul kehidupan di muka bumi. Oparin
dan Haldane menjelaskan bahwa kondisi bumi primitif penuh dengan reaksi-reaksi
kimia yang membentuk senyawa organik dari komponen anorganik yang prosesnya
berlangsung di atmosfer dan lautan. Evolusi kimia dianggap sebagai proses perubahan
bumi pada awal terbentuknya. Disini bumi diartikan hanya memiliki bahan-bahan
dasar kehidupan. Dimana bahan-bahan kimia yang termasuk asam amino ini, bereaksi
dengan lingkungan sekitar dalam kurun waktu yang panjang. Pada akhirnya,
menghasilkan senyawa yang lebih kompleks, misalnya protein dan polisakarida
Walupun evolusi ini sudah diterima, molekul pertama yang hadir dan bagaimana
mereka membentuk organisme kehidupan masih tetap diperdebatkan.

Evolusi Biologi

Makhluk hidup pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik


(Evolusi Kimia) yang kemudian berkembang menjadi struktur kehidupan (sel). Asal-
usul kehidupan berasal dari sintesis dan akumulasi monomer organik pada kondisi
abiotik. Molekul yang dihasilkan secara abiotik disebut protobion. Protobion
menunjukkan ciri-ciri hidup yaitu mengalami metabolisme. Protobion yag terbentuk
dengan sendirinya menjadi tetes-tetes kecil yang didinginkan, kemudian menjadi
berupa bentuk bola yang memiliki struktur dan ukuran yang bervariasi disebut sebagai
Protenoid. Bahan dasar pembentuk sel purba adalah protobion atau progenot. Progenot
merupakan cikal bakal universal semua jenis sel yang ada sekarang. Progenot
berkembang menjadi kelompok Prokariotik. Sekitar tahun 1970, diyakini bahwa Sel
Prokariotik berevolusi secara perlahan-lahan menjadi senyawa kompleks dan menjadi
Sel Eukariotik.

Teori Sel

Sel berasal dari kata cellula yang berarti ruang kecil. Pada 1665, seorang ilmuwan
Inggris, Robert Hooke, meneliti sayatan gabus dibawah mikroskop. Robert Hooke
melihat bahwa sayatan gabus tersebut tersusun atas ruangan-ruangan kecil. Ia
memberi nama ruangan-ruangan kecil tersebut dengan nama sel. Sel merupakan unit
fungsional dan struktural dasar dari suatu makhluk hidup. Sel tersusun atas  beberapa
bagian yang masing-masing memiliki struktur dan fungsi secara berbeda. Bagian-
bagian sel:
a. Membran Sel

Membrane sel merupakan lapisan tipis yang membatasi satu sel (plasmalema).
Membran sel tersusun atas molekul-molekul protein, lapisan senyawa lemak
(fosfolipid), air, karbohidrat, dan sedikit kolesterol. Setiap lapisan senyawa lemak
(fosfolipid) bersifat tidak suka air (hidrofobik), sedangkan gugus fosfat bersifat suka
air (hidrofilik). Gugus lipid sering disebut ekor dan gugus fosfat disebut kepala. Setiap
fosfolipid akan saling berpasangan sehingga membentuk dua lapisan (bilayer)
fosfolipid yang saling berlawanan.

b. Inti Sel 

Inti Sel (Nukleus) Inti sel(nukleus) adalah bagian tepenting dalam kehidupan sel
karena nukleus bertugas untuk mengendalikan seluruh aktivitas sel. Nukleus dibatasi
oleh dua lapisan yang disebut membran inti. Membran inti memiliki struktur yang
memili struktur yang mirip dengan membran sel. Membran inti memiliki fungsi
sebagai pelindung inti sel dan sebagai tempat pertukaran zat antara materi inti sel dan
sitoplasma. Inti sel memiliki bagian-bagian di dalamnya, yaitu :

1) Cairan Inti (Nukleoplasma)


Cairan Inti (Nukleoplasma) Cairan inti merupakan suatu cairan kental berbentuk jeli.
Cairan inti ini mengandung senyawa kimia yang sangat kompleks. Selain itu, di dalam
cairan inti terdapat enzim, ion, protein dan nukleotida.

2) Anak Inti (Nukleus)


 Anak inti (Nukleolus) Anak inti adalah suatu struktur berbentuk bulat yang tersusun
dari filamen-filamen dan butiran-butiran. Secara kimiawi, anak inti mengandung
DNA,RNA, dan protein. Nukleolus berperan dalam pembentukan ribosom.
 
3) Kromatin
Kromatin adalah suatu struktur berupa benang-benang halus yang mengandung DNA
(deoxyribonucleic acid). DNA merupakan bahan atau substansi genetic dari suatu
organisme. Pada saat pembelahan sel, kromatin akan memendek dan melingkar
membentuk kromosom.  

c. Sitoplasma Sel

Sitoplasma Sel memiliki cairan yang berada diantara membrane sel dan inti sel.
Cairan tersebut dinamakan dengan sitoplasma. Sitoplasma merupakan cairan koloid
kompleks tempat  beradanya organel-organel sel dan substansi sel yang tidak hidup.
Di dalam sitoplasma  berlangsung beberapa proses metabolisme sel, seperti
mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, mikrobodi dan
sentriol.

1) Mitokondria
 Mitokondria Mitokondria adalah organel berbentuk lonjong yang berada di
sitoplasma. Mitokondria memiliki dua lapis membran yang terpisah dengan membran
inti, membran sel dan RE. Mitokondria berperan dalam proses aerobik. Mitokondria
mengandung enzim yang dapat melepaskan energi dalam bentuk makanan pada
proses respirasi sel. Oleh karena itu, mitokondria sering disebut
sebagai “powerhouse” atau “pabrik energi” dari sel.

2) Ribosom
 Ribosom merupakan organel berbentuk butiran-butiran yang tersusun atas RNA
(ribonucleic acid) dan protein. Ribosom berfungsi sebagai tempat  berlangsungnya
sintesis protein. Di dalan sitoplasma, ribosom ada yang menempel pada retikulum
endoplasma berfungsi menyintesis protein-protein untuk diekskresikan keluar sel.

3) Retikulum Endoplasma
Retikukum Endoplasma Retikukum Endoplasma (RE) adalah organel yang terdiri atas
membrane-membran yang tersusun parallel. RE memiliki rongga-rongga (sistema)
yang  berbentuk pipih dan tubulus. Sistema menghubungkan membrane inti dengan
membran sel. Retikulum endoplasma terdiri atas dua jenis, yaitu RE kasar dan RE
halus. RE kasar adalah RE yang permukaannya ditempeli oleh ribosom. Sedangkan
RE halus permukaannya tidak ditemepeli oleh ribosom.

4) Badan Golgi
 Badan Golgi berbentuk vesikula (kantong) yang akan membawa zat-zat yang
dihasilkan oleh retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus menuju
membran sel.

5) Lisosom
Beberapa vesikula yang berasal dari badan golgi tetap berada di dalam sitoplasma.
Vesikula tersebut dinamakan lisosom, yaitu organel berbentuk oval atau bulat yang
dilapisi oleh satu lapis membran. Lisosom mengandung enzim yang dapat mencerna
polisakarida, fosfolipid, lipid dan protein. Selain itu, lisosom juga berfungsi
mencernakan dan menguraikan organel sel yang tua atau telah rusak. Lisosom juga
berperan di dalam proses kematian sel (autolisis).

Macam dan Jenis Mikroskop

Mikroskop adalah alat bantu untuk melihat benda-benda yang sangat kecil
dengan cara memperbesar ukuran bayangan benda beberapa kali lipat. Mikroskop
terdiri dari dua jenis berdasarkan sumber pembentukan bayangan yang digunakan,
yaitu:
a. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang menggunakan cahaya sebagai sumber
pembentukan bayangan. Sumber cahaya fapat berasal dari cahaya matahari maupun
cahaya lampu listrik. Kekuatan pembesaran mikroskop cahaya merupakan perkalian
kekuatan lensa-lensa penyusunnya, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Mikroskop
cahaya dapat digunakan untuk mengamati objek segar (preparat basah) atau preparat
awetan. Mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop monokuler dan binokuler.
Mikroskop monokuler hanya memiliki satu lensa okuler, sedangkan mikroskop
binokuler memiliki dua lensa okuler untuk digunakan pada mata kanan dan kiri secara
bersamaan.

b. Mikroskop elektron
Mikroskop elektron merupakan mikroskop yang menggunakan elektron. Mikroskop
memiliki perbesaran 250.000 kali jauh lebih besar daripada mikroskop cahaya. Contoh
mikroskop elektron antara lain adalah Scanning Electron Microscope (SEM) yang
diperkenalkan pada tahun 1965 yang dapat menghasilkan gambar dua dimensi.
Mikroskop elektron digunakan dalam berbagai bidang penelitian biologi sehingga
dapat mengetahui struktur terkecil makhluk hidup, yaitu sel dan bagian-bagian
penyusunnya.
Penutup
Kesimpulan
Asal usul kehidupan banyak dikemukakan oleh ilmuwan yang berbeda-beda. Pendapat
dari setiap ilmuwan pun berbeda-beda. Teori abiogenesis dikemukakan oleh
Aristoteles, ia mengambil kesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba
setelah melihat organisme disekelilingnya. Sedangkan Francesco Redi adalah orang
pertama yang melakukan  percobaan untuk menentang teori abiogenesis. Pasteur juga
melakukan penelitian dengan menggunakan air kaldu. Redi dan Pasteur
menyimpulkan bahwa asal usul kehidupan berasal dari kehidupan. Kemudian teori
abiogenesis mulai ditinggalkan setelah munculnya teori evolusi kimia dan teori
evolusi biologi yang memperkuat teori biogenesis.

Daftar Pustaka

1. Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi kedokteran sel & molekuler. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2015. h. 2-3

2. Zakrinal, SS Purnama. Jago biologi sma.Edisi 1.Jakarta:Media Pusindo;2009.


h.175

3. Setiowati T,Furqonita D.Biologi interaktif.Edisi 1.Jakarta:Azka Press;2007.


h.116

4. P Fictor F,Ariebowo M.Praktis belajar biologi 3. Edisi 1.Jakarta :Visindo


Media Persada;2007. h.142-143

5. Karmana Oman. Cerdas belajar biologi.Jakarta:Grafindo Media Pratama;2006.


h.192

6. Firmansyah R, H Agus M, Riandi MU.Buku mudah dan aktif belajar biologi 2


(IPA) kelas 11 sma.Edisi 1.Jakarta:PT Setia Purna;2009. h.3-6

7. P Fictor F,Ariebowo M.Praktis belajar biologi 2.Edisi 1. Jakarta :Visindo


Media Persada;2009. h. 6

8. Furqonita Deswaty. Seri ipa biologi smp kelas vii.Edisi 1.


Jakarta:Quadra;2006. h.15-16

Anda mungkin juga menyukai