Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta keadaaan dalam
kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa zaman modern ini mahluk hidup khususnya
manusia telah mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap
pembelajarannya manusia selalu mendapatkan maslah dan perbedaan pendapat mengenai sesuatu
yang ditelitinya. dalam hal ini adalah meneliti asal usul kehidupan yang menjadi permasalahan
dari sejak berabad-abad tahun yang lalu sampai sekarang. karena pada umumnya biologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang alam dan mahluk hidup yang ada disekitarnya. Oleh karena itu,
melalui Makalah ini penulis ingin menjelaskan dan menyampaikan beberapa pendapat para ahli
mengenai asal usul kehidupan itu sendiri. adapun hal lain yang ingin diperdalam dalam Makalah
biologi umum ini adalah mengenai keterkaitan antara ilmu biologi dengan ilmu yang lainnya.
Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang ilmupengetahuan dimana telah diketahui
bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang mampu dibuktikan kebenarannya melalui
metode ilmiah dalam hal ini adalah praktikum biologi umum itu sendiri. Dan tentunya ilmu
pengetahuan itu akan kita peroleh dari pembelajaran, maka dari itu melalui Makalah ini penulis
mencoba menjelaskan dan menerangkan asal usul kehidupan melalui evolusi biokimia untuk
membuktikan beberapa yang diharapkan. dan tentunya dilengkapi dengan berbagai pihak atau
tokoh pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kehidupan itu ?
2. Dari manakah asal kehidupan ?
3. Dimanakah unsure kehidupan itu pertama kali timbul ?






BAB II
PEMBAHASAN

Asal Usul kehidupan
Kehidupan berasal dari Zat-Zat Anorganik Evolusi Kimia Dimulai dari Atmosfir Purba
Sejak berabad-abad yang lalu hingga sekarang asal usul kehidupan di bumi menjadi bahan
perdebatan , sehingga menimbulkan bebrapa pertanyaan antara lain sebagai berikut ;
1. apakah kehidupan itu ?
2. dari manakah asal kehidupan ?
jawaban yang diberika oleh para ahli bermacam-macam , tetapi belum ada jawaban terakhir yang
memuaskan dan dapat diterima semua pihak. Namun bebrapa teori telah mencoba memberikan
jawaban tentang asal-usul kehidupan di planet bumi ini. Teori-Teori tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Teori Ciptaan
Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet diciptakan oleh Tuhan. Bumi yang
dicipta Tuhan pada masa lalu sampai sekarang mempunyai ciri yang tidak berubah. Mereka
mengungkapkan teori ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib yang pernah dilihatnya.
Kejadian gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan , seperti halnya bumi dan kehidupan
yang ada di didalamnya juga diciptakan oleh-Nya.
b. Teori Kedaan bumi yang Selalu Tetap
Menurut teori ini bumi tidak mempunyai asal mula. Begitu pula spesies yang mendiami bumi
juga tidak mempunyai asal mulanya.
c. Teori Cosmozoa
Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan di bumi diperkirakan berasal dari ruang angkasa. Hal
yang mendasari teori ini adalah peyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada batu meteor
maupun vartu komet yang jatuh ke bumi mengandung banyak molekul organic sederhana ,
misalnya cyanogens , asam hidrocyanida.molekul-molekul organic tersebut tatkala jatuh ke bumi
menjadi benih kehidupan. Menurut teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul kehidupan.
Kehidupan dapat timbul sekali atau bebrapa kali di berbagai bagian galaksi dalam waktu yang
berbeda.

d. Teori Abiogenesis
Seorang ahli ilmu pengetahuan alam berkebangsaan Belanda bernama Antonie van Leeuwnhoek
( 1632-1723 ) , dengan mikrosop buatannya berjasil menemukan jasad renik yangn sifatnya
hidup dan bergerak-gerak dari setets air rendaman jerami. Hasil pengamatan ini mengingatkan
kembali pada pandangan generation spontan (abiogenesis) yang dikemukakan olek Aristoteles (
384-322 SM ). Akan tetapi , sebagian orang masih meragukan kebenrannya. Dari sekian banyak
orang yang mempermasalahkan teori tersebut , terdapat seorang ahli ilmu pengetahuan alam
bernama Francesco Redi ( 1626-1628 ) yang dengan teliti tidak segera menerima teori tersbeut.
Ia melakukan percobaan yang hasilnya kemudian membuat pikiran banyak orang menjadi goyah
terhadap teori generation spontanea. Adapun percobaan yang dilakukan oleh Francesco Redi
sebagai berikut. Dia merebus dua potong daging segar sampai mendidih agar terjadi sterilisasi.
Kedua potongan daging itu dimasukkan ke dalam dua stoples ; stoples pertama terbuka dan
stoplrs kedua tertutup rapat. Kedua stoples tersebut dibiarkan bebrapa hari , di dalam stoples
pertama yang mulutnya terbuka banyak didapatkan larva atau tempayak lalat , sedangkan di
dalam stoples kedua tidak ditemukan larva lalat. Dari percobaan Francesco Redi tersebut muncul
kesimpulan bahwa larva yang berada di dalam stoples pertama berasal dari telur lalat yang
masuk ke dalam dan meletakkan telurnya , sedangkan di dalam stoples kedua yang tertutup rapat
tidak ditemukan larva karena lalat tidak dapat masuk ke dalam dan meletakkan telurnya.
Selanjutnya , pada abad ke-18 seorang berkebangsaan Italia bernama Lazzaro Spallanzani (
1729-1799 ) melakukan eksperimen atas dasar pemikiran seperti eksperimen Francesco Redi ,
hanya dalam eksperimenya tidak digunakan daging , tetapi air kaldu. Percobaannya berlangsung
sebgai berikut. Disediakan tiga tabung yang masing-masing diisi dengan air kaldu secukupnya.
Tabung pertama dibiarkan terbuka mulutnya. Tabung kedua dan keyiga dipanaskan sampai
mendidih selama 15 menit. Tabung kedua dibiarkan mulutnya terbuka ,sedang tabung ketiga
mulutnya tertutup rapat dengan lapisan lilin. Setelah dibiiarkan selama tujuh hari , air kaldu di
dalam tabung yang mulutnya terbuka menjadi keruh akibta timbul bakteri , sedang kedaan air
kaldu di dalam tabung yang mulutnya terttutup masih seperti semula. Hasil eksperimen yang
dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani ini membuktikan bahwa timbulnya bakteri bukan terjadi
secara spontan , tetapi bakteri muncul dari spora bakteri yang masuk dan kemudian berkembang
pada air kaldu. Dengan percobaan Redi dan Spallanzani teori generation spontanea menjadi
goyah. Namun demikian , sebagian orang menetang kebenaran percobaan Spallanzani serta
mempertahankan kebenaran teori lama. Mereka menunjuk percobaan tersebut masih ada
kelemahannya , yaitu pada tabung yang tertutup sebenarnya masih terdapat gejala generation
spontanea , tetapi karena tertutup tidak ada gaya yang masuk untuk hidup.
e. Teori Biogenesis
Kelemahaan percobaan spallanzi kemudian dicoba disempurnakan oleh lois Pasteur (1822-1895)
ahli biokimia dan mikrobiologi dari prancis. Pada tabung kedua percobaan spallanzi, mulut
tabung dittutup dengan pipa berbentuk leher angsa sehingga ruangan di dalam bakteri masih
berhubungan dengan udara luar. Bentuk seperti ini memungkinkan bakteri dan spora bakteri
tidak dapat masuk ke dalam air kaldu. Setelah beberapa hari ternyata hasilnya sama dengan
percobaan spallanzi. Maka tumbanglah teori abiogenesis dan timbul teori biogenesis dengan
slogan omne ex ovo omne ovum ex vivo
f. Teori Biologi Modern ( Evolusi Biokimia )
Menurut teori ini , asal kehidupan yang pertama adalah reaksi-reaksi kimiawi yang menghasilkan
asam amino pembentuk protein. Asam amino merupakan dasar pemebntukan setiap sel. Asam
amino tersusun dari unsure C,H,O dan N sebagai unsure utama. Di atmosfer banayak terdapat
gas CH4 , Nh3 , H2O , dan H2 yang jika terkena loncatan bunga api listrik dapat membentuk
asam amino. Teori terbentuknya asam amino do atmosfer dikemukakan oleh Harold Urey dan
Oparin. Teori Urey dibuktikan kebenarannya oleh Stanley Miller. Kehidupan pertama terjadi di
laut , kemudian organisme mengalami evolusi dengan hidup di darat. Perlu diketahui bahwa
Evolusi merupakan perkembangan mahluk hidup yang berlangsung secara perlahan-lahan dalam
jangka waktu lama dari bentuk yang sederhana kea rah bentuk yang kompleks. Setelah
eksperimen lois pateur dapat menumbangkan teori generation spontanea, timbul masalah baru,
yaitu dimanakah unsure kehidupan itu pertama kali timbul.? Banyak pihak yang berpendapat
bahwa kehidupan muncul akibat dari reaksi-reaksi kimiawi yang diawali molekul berukuran
kecil. Molekul-molekul kecil satu dengan yang lain, dengan bantuan energi atau panas,
menghasilkan molekul berukuran besar, atau dari senyawa anorganik menjadi senyawa organic
terutama protein sebagi bahan dasar atau inti sel mahluk hidup. Kejadian ( secara teoritis )
tersebut merupakan awal terbentuknya sel yang bersifat primitive. Kejadianya yang pertama kali
diperkirakan di laut sebgai tempat yang berenergi cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk
reaksi-reaksi kimia. Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa kehidupan pertama terjadi
di atmosfer, atas dasar terbentuknya asam amino ( protein ) sebgagai dasar subsastansi
kehidupan. Pada suatu saat terbentuknya bumi di atmosfer kaya akan molekul CH4,NH3,H2, dan
H2O yang semuanya berupa gas. Gas-gastersebut sampai sekarang banyak terdapat di atmosfer
dan terssusun dari atom-atom C,H,O, dan N yang dijumpai pada asam amino, sedangkan asam
amino merupakan zat penyusun protein. Akibat loncatan bunga listrik sewaktu terjadi halilintar
dan radiasi sinar kosmik, molekul-molekul itu breaksi membentuk asam amino. Adanya asam
amino sinar memungkinkan terbentuknya kehidupan. Bentuk kehidupan ini diperkirakan sama
seperti virus. Perkiraan diatas yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari atmosfer,
dikemukakan oleh Harold Urey ( 1893 ) ahli kimia amerika dan Oparin ( 1929 ) ahli biokimia
Rusia.walupun urey dan oparin berbeda kebangsaan dan zzaman, teapi keduanya berprinsip sama
sehingga pendapat itu dikenal dengan teori Urey maupun Oparin . Melalui proses evolusi bentuk
kehidupan yang pertama itu berkembang menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti sekarang
ini. Untuk membuktikan kebenaran teori yang dikemukakan oleh Harold Urey, seorang
mahasiswa dari universitas Chicago bernama Stanley Miller ( 1953 ) dengan kecermatan dan
ketelitianya, berhasil membuat alat pembuktian berupa tabung kaca dengan kelengkapan
pengaturan untuk memasukan gas-gas CH4,NH3,H2,dan H2O. Alat itu juga dilengkapi dengan
elektroda-elektroda yang berhubungan dengan sumber listrik. Sumber listrik berfungsi sebagi
loncatan bunga api listrik dan sekaligus pencampur gas-gas tadi. Ternyata dalam percobaan ini
apabila loncatan listrik bertegangan tinggi dialirkan segera terjadi reaksi kimia dan terbentuk
senyawa kimia berupa asam amino.

Evolusi Biologi dimlai di Cekungan-Cekungan di Pantai
Telah diterangkan di muka bahwa kehidupan pertama kali diperkirakan terjadi di laut. Dengan
demikian, organisme mengalami evolusi dari air menuju darat. Semua mahluk hidup mempunyai
unsure-unsur persamaan. Sebagai contoh , sel mahluk hidup semuanya mempunyai protoplasma.
Jika setiap hewan diciptakan secara terpisah dan tidak mempunyai hubungan kekerabatan , maka
setiap hewan akan berbeda. Demikian juga pada invertebrate , baik yang habitatnya di air
maupum di darat mempunyai persamaan dan terjadi evolusi dari air menuju darat. Sebagai
contoh , perkembangan capung dari ordo Odonata yang meliputi Isoptera dan Archiptera.
Perkembangan capung mengalami evolusi ; salah satunya adalah pergantian habitat dari air
menuju darat , yaitu penetasan larva trejadi di air sedang imago atau bentuk dewasa hidup di
darat. Perpindahan dari air menuju darat diikuti perubahan fungsi anggota tubuh , seperti alat
pernafasan dan alat berenang. Contoh lain yang mengalami perkembanagn yang sama adalah
ordo Diptera dengan salah satu anggotanga adalah nayamuk. Di samping itu peralihan dari bahan
tidak hidup menjadi sel hidup memerlukan rentang waktu yang sangat lama. Secara hipotetik ,
perkembanagn prokariotik terjadi pada atmosfer purba yang terbatas. Organisme pertama yang
mempu mengembangkan diri dalam perairan yang kaya bahan organic adalah organisme peragi.
Organisme ini memiliki fungsi dasar metabolesme anaerobic. Perairan yang kaya akan CO2 da
SO4 menyebabkan efektifnya evolusi organisme pada atmosfer electron-elekrton kea rah
pembentukan ATP. Peralihan dari atmosfer purba menjadi atmosfer yang mengandung
merupakan masa evolusi besar mahluk hidup. Setelah tersedia oksigen atau O2 perkembanagn
eukariotik mulai terjadi dan banyak menempati relung ekologik. Perkembangan mikroorganisme
, yang meliputi perkembangan fisiologis dan metabolisme , menjadi lebih baik dengan ditandai
perkembangan kromosom maupun pemindahan gen yang cukup cepat.

Teori Evolusi Biokimia
Evolusi Kimia
Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari
bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi
halilintar membentuk senyawa-senyawa organik kompleks. Stanley Miller mencoba
mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala laboratorium. Ia merancang alat yang
seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.
Gambar: Skema alat percobaan Miller Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia)
dan air ke dalam alat. Air dipanasi sehingga uap air
bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang
bertindak sebagai "halilintar" agar gas-gas dan uap air
bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi.
Ternyata timbul reaksi, terbentuk senyawa-senyawa organik
seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti
ribosa. Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa
satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupam seperti
lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di
bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat terjawabnya bagaimana
mekanisme peralihan dari senyawa kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.

Evolusi Biologi
Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi
yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet.
Senyawa organik tersebut merupakan "soppurba" tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa
organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan
(koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid
sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai "selaput sel primitif"
yang memberi stabilitas pada koaservat. Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit
untuk nantinya koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat
menghasilkan "organisme heterotrofik" yang dapat mereplikasikan dirinya dan mengambil
nutrisi dari "sop purba" yang kaya akan bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme
transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup. Teori
evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang teori evolusi biologi belum
ada yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar,
tetap saja belum dapat menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu
muncul, karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan
lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan rohani yang meliputi moral,
etika, estetika dan inteligensia.

ASAL USUL KEHIDUPAN
Evolusionis menyatakan bahwa makhluk hidup membentuk diri mereka sendiri secara mandiri
dari benda mati. Namun, ini adalah dongeng takhayul abad pertengahan yang bertentangan
dengan hukum dasar biologi. Bagi kebanyakan orang, pertanyaan "apakah manusia berasal dari
kera atau tidak" muncul dalam benak mereka ketika teori Darwin disebutkan. Tapi sebelum
membahas masalah ini, sebenarnya masih terdapat beragam pertanyaan yang harus dijawab oleh
teori evolusi. Pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama muncul di bumi.
Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah
sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori
ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme
hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan
evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi: Kehidupan hanya
berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan
kehidupan.
SEL YANG MEMBELAH DIRI
"" Hukum paling mendasar dari kehidupan adalah "kehidupan hanya
berasal dari kehidupan". Suatu makhluk hidup hanya dapat muncul dari
kehidupan sebelumnya"" Kepercayaan bahwa benda mati dapat
memunculkan kehidupan sebenarnya sudah ada dalam bentuk kepercayaan
takhayul sejak abad pertengahan. Menurut teori ini, yang disebut "spontaneous generation", tikus
diyakini dapat muncul secara alami dari gandum, atau larva lalat muncul "tiba-tiba dengan
sendirinya secara kebetulan" dari daging. Saat Darwin mengemukakan teorinya, keyakinan
bahwa mikroba dengan kemauan sendiri membentuk dirinya sendiri dari benda mati juga
sangatlah umum.

LUMPUR YANG BERUBAH MENJADI MAKHLUK HIDUP
" Nama ilmiah dari gambar di samping ini adalah "Bathybius Haeckelii", yang berarti "Lumpur
Haeckel". Ernst Haeckel, seorang pendukung gigih teori evolusi, mencoba mengamati lumpur
yang berhasil dikeruk dengan cawan dan menganggapnya sangat menyerupai sejumlah sel yang
dilihatnya di bawah mikroskop. Berdasarkan pengamatan ini, ia menyatakan bahwa lumpur ini
adalah materi tak hidup yang berubah menjadi organisme hidup. Haeckel dan rekannya, Darwin,
meyakini kehidupan memiliki struktur sederhana sehingga dapat terbentuk dari benda mati. Akan
tetapi, ilmu pengetahuan abad ke-20 menunjukkan bahwa kehidupan tidak pernah dapat muncul
dari sesuatu yang tak hidup. Penemuan biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri
kepercayaan ini. Sebagaimana perkataannya: "Pernyataan bahwa benda mati dapat memunculkan
kehidupan telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya". Setelah Pasteur, para evolusionis
masih berkeyakinan bahwa sel hidup pertama terbentuk secara kebetulan. Namun, semua
percobaan dan penelitian yang dilakukan sepanjang abad ke-20 telah berakhir dengan kegagalan.
Pembentukan "secara kebetulan" sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan untuk
membuatnya melalui proses yang disengaja di laboratorium tercanggih di dunia pun ternyata
tidak mungkin.

SPONTANEOUS GENERATION: TAKHAYUL ABAD PERTENGAHAN
Di antara kepercayaan takhayul yang diyakini masyarakat abad pertengahan adalah benda mati
dapat memunculkan kehidupan dengan sendirinya secara tiba-tiba. Saat itu diyakini, misalnya,
katak dan ikan terbentuk dengan sendirinya dari lumpur di dasar sungai. Di kemudian hari
terungkap, hipotesis yang dikenal sebagai "spontaneous generation (kemunculan tiba-tiba)" ini
adalah kebohongan belaka. Akan tetapi, di kemudian hari dengan skenario yang sedikit berbeda,
kepercayaan ini dihidupkan kembali dengan nama "teori evolusi". Oleh karenanya, pertanyaan
tentang bagaimana makhluk hidup pertama muncul telah menempatkan teori evolusi dalam
kesulitan sejak awal. Salah satu tokoh utama pendukung teori evolusi tingkat molekuler, Prof.
Jeffrey Bada, membuat pengakuan berikut ini: Saat ini, ketika kita meninggalkan abad
keduapuluh, kita masih dihadapkan pada masalah terbesar yang belum terpecahkan pada saat kita
memasuki abad keduapuluh: Bagaimana kehidupan muncul pertama kali di bumi?

MITOS "EVOLUSI KIMIAWI
" Evolusionis terkenal, Alexander Oparin, muncul dengan gagasan "evolusi kimiawi" di awal
abad ke-20. Gagasan ini menyatakan bahwa sel hidup pertama muncul secara kebetulan melalui
sejumlah reaksi kimia yang terjadi pada kondisi bumi purba. Akan tetapi, tak satu evolusionis
pun, termasuk Oparin sendiri, yang mampu memberikan satu pun bukti yang mendukung
gagasan "evolusi kimia". Sebaliknya, setiap penemuan baru di abad ke-20 menunjukkan
kehidup-an terlalu kompleks untuk dapat terbentuk secara kebetulan. Evolusionis terkenal Leslie
Orgel membuat pengakuan berikut ini: "(Dengan mempelajaristruktur DNA, RNA, dan protein)
seseorang mestinya berkesimpulan: ternyata kehidupan tidak akan pernah dapat terbentuk
melalui reaksi-reaksi kimiawi." Selain menggugurkan teori evolusi, hukum "kehidupan muncul
dari kehidupan sebelumnya" juga menunjukkan bahwa makhluk hidup pertama muncul di bumi
dari kehidupan yang ada sebelumnya, dan ini berarti ia diciptakan oleh Allah. Allah, Dia-lah
satu-satunya Pencipta yang dapat menghidupkan benda mati. Dalam Alquran disebutkan, "Dia
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup." (QS.
Ar-Ruum, 30:19)

BAB III
PENUTUP

Simpulan Berdsarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa masing-msing para ahli
ilmu pengetahuan alam memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai asal usul kehidupan
sesuai dengan eksperimen-eksperimen yang telah dilekaukannya. masing-masing pendapat
tersebut didasrkan oleh percobaan yang telah dibuktikan sendiri oleh para ahli tersebut. Dan
berdasarkan percobaan yang telah dilekukan tersebut masing-masing memiliki kelemahan-
kelemahan sehingga masing-masing teori yang dipaparkannya saling melengkapi satu sama lain.

Sudarno.1994.Biologi.Surakarta:PT Pabelan Surakarta dan Dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai