Anda di halaman 1dari 13

BAB I.

TEORI ASAL MULA KEHIDUPAN

PETA KONSEP

STANDAR KOMPETENSI - KOMPETENSI DASAR – INDIKATOR – TUJUAN


PEMBELAJARAN
Standar Kompetensi:
Membeda-bedakan dan menguraikan teori asal usul kehidupan klasik yaitu teori Abiogenesis 1
dan Biogenesis dengan teori asal usul kehidupan modern yaitu Abiogenesis 2.
Kompetensi Dasar:
1. Membedakan teori Abiogenesis 1, Biogenesis dan Abiogenesis 2.
2. Menguraikan teori Abiogenesis 1, Biogenesis dan Abiogenesis 2.
Indikator:
1. Membeda-bedakan teori-teori asal usul kehidupan .
2. Memilah-milah teori-teori asal usul kehidupan yang dikemukakan peneliti ke dalam teori
abiogenesis 1, biogenesis dan abiogenesis 2.
3. Menguraikan masing-masing teori asal usul kehidupan, abiogenesis 1, biogenesis dan
abiogenesis 2.
Tujuan Pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu membeda-bedakan teori-teori asal usul kehidupan yang dikemukakan
para peneliti.
2. Mahasiswa mampu memilah-milah teori-teori asal usul kehidupan kedalam teori
abiogenesis 1, biogenesis dan abiogeesis 2.
3. Mahasiswa mampu menguraikan masing-masing teori asal usul kehidupan, abiogenesis 1,
biogenesis dan abiogenesis 2.

MATERI
Sejak zaman dahulu, beberapa ahli sudah mengeluarkan berbagai pendapat mengenai asal
mula kehidupan yang ada di bumi. Beberapa teori yang diajukan untuk memecahkan misteri
bagaimana asal mula kehidupan sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan peradaban pada
zamannya. Seiring perkembangan zaman, ilmu pengetahuan juga berkembang yang digunakan
sebagai dasar untuk menjawab berbagai dugaan mengenai asal mula kehidupan. Teori yang
diberikan pada bab ini adalah teori yang dikemukakan hingga masa ini.

1. TEORI ABIOGENESIS
Teori ini menekankan bahwa kehidupan berasal dari materi yang tidak hidup atau benda
mati, dan pembentukannya terjadi begitu saja/secara spontan. Salah satu pencetus teori
Abiogenesis yang paling terkenal adalah Aristoteles. Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa
telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-
telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles
berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur. Namun karna menurut penganut paham
abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu,
paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae. Jadi, kalau
pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan,maka pendapat paham tersebut
adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati/tak hidup yang
terjadinya secara spontan, misalnya :
a. Ikan dan katak berasal dari Lumpur.
b. Cacing berasal dari tanah, dan
c. Belatung berasal dari daging yang membusuk.
Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno hingga
pertengahan abad ke-17.
Pada pertengahan abad ke-17, seorang ahli ilmu pengetahuan alam berkebangsaan
Belanda bernama Antonie van Leeuwnhoek (1632-1723), menggunakan mikroskop buatannya
menemukan jasad renik hidup dari setetes air rendaman jerami. Hasil pengamatan ini
menguatkan teori generation spontanea (abiogenesis) yang dikemukakan olek Aristoteles (384-
322 SM). Akan tetapi, sebagian orang masih meragukan kebenarannya.

2. TEORI BIOGENESIS
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, akhirnya orang berpikir secara lebih
ilmiah. Para ilmuwan tidak percaya begitu saja terhadap teori tanpa pembuktian yang sifatnya
ilmiah. Maka itu, beberapa ilmuwan berusaha membuktikan kebenaran teori abiogenesis yang
sudah sangat lama bertahan. Teori biogenesis adalah teori asal usul kehidupan yang
menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lain. Untuk mematahkan teori
abiogenesis, beberapa ilmuan kemudian melakukan percobaan secara ilmiah. Adapun para
ilmuwan yang mengemukakan teori Biogenesis ini antara lain Francesco Redi, Lazzaro
Spallanzani, dan Louis Pasteur. Mereka kemudian membuat pengamatan tersendiri yang lebih
terencana dan terstruktur.

2.1. PERCOBAAN FRANCESCO REDI

Kemudian Francesco Redi ( 1626-1628 ), seorang ahli ilmu pengetahuan alam melakukan
percobaan sebagai berikut. Dia merebus dua potong daging segar sampai mendidih agar terjadi
sterilisasi. Kedua potongan daging itu dimasukkan ke dalam dua stoples ; stoples pertama
terbuka dan stoples kedua tertutup rapat. Kedua stoples tersebut dibiarkan bebrapa hari, dalam
stoples pertama yang terbuka banyak didapatkan larva lalat, sedangkan di dalam stoples kedua
tidak ditemukan larva lalat. Dari percobaan Francesco Redi tersebut muncul kesimpulan bahwa
larva yang berada di dalam stoples pertama berasal dari telur lalat yang masuk ke dalam dan
meletakkan telurnya, sedangkan di dalam stoples kedua yang tertutup rapat tidak ditemukan
larva karena lalat tidak dapat masuk ke dalam dan meletakkan telurnya. Hal ini kemudian
mematahkan teori generation spontanea yang telah dipercaya sebelumnya sebagai teori asal mula
kehidupan.

Percobaan Francesco Redi (Sumber: socratic.com)

2.2. PERCOBAAN LAZZARO SPALLANZANI

Selanjutnya , pada abad ke-18 seorang berkebangsaan Italia bernama Lazzaro Spallanzani (
1729-1799) melakukan eksperimen atas dasar pemikiran seperti eksperimen Francesco Redi,
hanya dalam eksperimenya tidak digunakan daging, tetapi air kaldu. Percobaannya berlangsung
sebgai berikut. Disediakan tiga tabung yang masing-masing diisi dengan air kaldu secukupnya.
Tabung pertama dibiarkan terbuka mulutnya. Tabung kedua dan keyiga dipanaskan sampai
mendidih selama 15 menit. Tabung kedua dibiarkan mulutnya terbuka ,sedang tabung ketiga
mulutnya tertutup rapat dengan lapisan lilin. Setelah dibiiarkan selama tujuh hari, air kaldu di
dalam tabung yang mulutnya terbuka menjadi keruh akibta timbul bakteri , sedang kedaan air
kaldu di dalam tabung yang mulutnya terttutup masih seperti semula. Hasil eksperimen yang
dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani ini membuktikan bahwa timbulnya bakteri bukan terjadi
secara spontan , tetapi bakteri muncul dari spora bakteri yang masuk dan kemudian berkembang
pada air kaldu. Dengan percobaan Redi dan Spallanzani teori generation spontanea menjadi
goyah. Namun demikian, sebagian orang menetang kebenaran percobaan Spallanzani serta
mempertahankan kebenaran teori lama. Mereka menunjuk percobaan tersebut masih ada
kelemahannya, yaitu pada tabung yang tertutup sebenarnya masih terdapat gejala generation
spontanea, tetapi karena tertutup tidak ada gaya yang masuk untuk hidup.

Percobaan Spallanzani(ModifikasiSurjono & Rumanta, 2009)

2.3. PERCOBAAN LOUIS PASTEUR

Kelemahaan percobaan spallanzi kemudian dicoba disempurnakan oleh Louis Pasteur (1822-
1895) ahli biokimia dan mikrobiologi dari prancis. Pada tabung kedua percobaan spallanzi,
mulut tabung ditutup dengan pipa berbentuk leher angsa sehingga ruangan di dalam bakteri
masih berhubungan dengan udara luar. Leher panjang ini berguna sebagai indikator yang
memberitahukan bahwa masih ada hubungan antara labu dan udara di luar (masih ada oksigen
untuk mikroorganisme hidup).

Ilustrasi oleh Megan Whitaker

Setelah dipanaskan dan didiamkan beberapa hari, ternyata air kaldu yang ditempatkan di
labu berleher panjang tetap jernih. Tetapi, di bagian ujung lehernya muncul banyak debu dan
kotoran. Sementara pada wadah yang terbuka, mengandung mikroorganisme. Eksperimen ini
pun mematahkan teori abiogenesis dan menghasilkan teori baru dengan 3 isi sebagai berikut:
a) Omne vivum ex ovo: Semua makhluk hidup berasal dari telur
b) Omne ovum ex vivo: Semua telur berasal dari makhluk hidup
c) Omne vivum ex vivo: Semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

3. TEORI COSMOZOIC / KOSMOZOAN

Teori Cosmozoic atau teori Kosmozoan menyatakan bahwa asal mula makhluk hidup
bumi berasal dari ”spora kehidupan” yang berasal dari luar angkasa. Keadaan planet di luar
angkasa diliputi kondisi kekeringan, suhu yang sangat dingin serta adanya radiasi yang
mematikan sehingga tidak memungkinkan kehidupan dapat bertahan. Pada akhirnya spora
kehidupan itu sampai ke bumi. Teori ini tidak dapat diterima oleh banyak ilmuwan.

Senyawa fosfor dan asam amino terdapat di beberapa meteor

4. TEORI PENCIPTAAN (SPECIAL CREATION)

Teori ini berpandangan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan seperti apa adanya.
Paham ini hanya membicarakan perkembangan materi sampai terbentuknya organisme tanpa
menyinggung asal usul materi kehidupan. Penciptaan setiap jenis makhluk hidup terjadi secara
terpisah. Teori ini tidak berdasarkan suatu eksperimen.

5. TEORI EVOLUSI BIOKIMIA


Teori ini mencoba menggali informasi asal usul makhluk hidup dari sisi biokimia.
Menurut Oparin dalam bukunya yang berjudul The Origin of Life (1936) menyatakan bahwa asal
mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi beserta atmosfernya.
Alexander Oparin adalah ahli evolusi molekular berkebangsaan Rusia. Lebih lanjut, Oparin
menjelaskan bahwa pada mulanya atmosfer bumi purba terdiri atas metana (CH 4), amonia (NH3),
uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Oleh karena adanya pemanasan dan energi alam, berupa
sinar kosmis dan halilintar, gas-gas tersebut mengalami perubahan menjadi molekul organik
sederhana, sejenis substansi asam amino.
Selama berjuta-juta tahun, senyawa organik itu terakumulasi di cekungan perairan
membentuk primordial soup, seperti semacam campuran materi-materi di lautan panas. Tahap
selanjutnya, primordial soup ini membentuk monomer. Monomer bergabung membentuk
polimer. Polimer membentuk agregasi berupa protobion. Protobion adalah bentuk awal sel hidup
yang belum mampu bereproduksi, tetapi mampu memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya.
Di samping itu, protobion juga telah memperlihatkan sifat yang berhubungan dengan makhluk
hidup, seperti dapat melakukan metabolisme, kemampuan menerima rangsang, dan bereplikasi
sendiri. Terbentuknya polimer dari monomer-monomer telah dibuktikan oleh Sydney W. Fox.
Dalam percobaannya, Fox memanaskan 18–20 macam asam amino pada titik leburnya dan
didapatkan protein. Pendapat Alexander Oparin mendapat dukungan dari ahli kimia Amerika
Serikat, bernama Harold Urey. Urey menyatakan bahwa atmosfer bumi purba terdiri atas gas-gas
metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Dengan adanya energi alam
(berupa halilintar dan sinar kosmis), campuran gas-gas tersebut membentuk asam amino. Pada
tahun 1953, seorang mahasiswa Harold Urey, yaitu Stanley Miller (USA) mencoba melakukan
eksperimen untuk membuktikan kebenaran teori yang dikemukakan Urey. Percobaannya itu juga
dikenal dengan eksperimen Miller-Urey.
Sumber: Biology, Mader S.S - Eksperimen Miller-Urey

Alat percobaan Miller-Urey Terdiri atas bagian yang berupa sebuah tabung tertutup yang
dihubungkan dengan 2 ruangan. Ruangan atas berisi beberapa gas yang menggambarkan keadaan
atmosfer bumi purba. Selanjutnya pada tempat ini diberi percikan listrik yang menggambarkan
halilintar. Kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas, menyebabkan terbentuknya tetesan-
tetesan air dan berakhir pada ruangan pemanas kedua yang menggambarkan lautan. Beberapa
molekul kompleks yang terbentuk di ruangan atmosfer, dilarutkan dalam tetesan-tetesan air ini
dan dibawa ke ruangan lautan tempat sampel yang terbentuk diambil untuk dianalisis.

a. Teori Evolusi Kimia menurut Harold Urey (1893)


Urey menyatakan zat-zat organik terbentuk dari zat-zat anorganik. Menurut Urey, zat-zat
anorganik yang ada di atmosfer berupa gas karbondioksida, metana, amonia, hidrogen, dan uap
air. Semua zat ini bereaksi membentuk zat organik karena energi petir. Menurut Urey, proses
terbentuknya makhluk hidup dapat dijelaskan dengan 4 tahap, yaitu:
 Tahap 1: Molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air tersedia sangat banyak di
atmosfer bumi.
 Tahap 2: Energi yang diperoleh dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis
menyebabkan zat-zat bereaksi membentuk molekul-molekul zat yang lebih besar.
 Tahap 3: Terbentuk zat hidup yang paling sederhana yang memiliki susunan kimia, seperti
susunan kimia pada virus.
 Tahap 4: Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan tahun menjadi
organisme (makhluk hidup) yang lebih kompleks.

b. Teori kimia menurut Stanley Miller
Miller adalah murid Harold Urey yang berhasil membuat model alat yang digunakan
untuk membuktikan hipotesis Urey. Miller memasukkan uap air, metana, amonia, gas hidrogen,
dan
karbondioksida ke dalam tabung percobaan. Tabung tersebut kemudian dipanasi. Untuk
mengganti energi listrik halilintar ke dalam perangkat alat tersebut dilewatkan lecutan listrik
bertegangan tinggi sekitar 75.000 volt. Hal ini dimaksudkan untuk meniru kondisi permukaan
bumi pada waktu terjadi pembentukan zat organik secara spontan. Dengan adanya energi listrik,
terjadilah reaksi-reaksi yang membentuk zat baru. Zat-zat yang terbentuk didinginkan dan
ditampung. Hasil reaksi kemudian dianalisis. Ternyata, di dalamnya terbentuk zat organik
sederhana, seperti asam amino, gula sederhana seperti ribosa dan adenin. Dengan demikian,
Miller dapat membuktikan bahwa zat organik dapat terbentuk dari zat anorganik secara spontan.
Miller menggunakan campuran gas yang diasumsikan terdapat di atmosfir bumi purba,
yaitu amonia, metana, hidrogen, dan uap air dalam percobaannya. Oleh karena dalam kondisi
alamiah gas-gas itu tidak mungkin bereaksi, Miller memberi stimulus energi listrik tegangan
tinggi, sebagai pengganti energi alam (halilintar dan sinar kosmis). Miller mendidihkan
campuran gas tersebut pada suhu 100 derajat C selama seminggu. Pada akhir percobaan, Miller
menganalisis senyawa-senyawa kimia yang terbentuk di dasar gelas percobaan dan menemukan
3 jenis dari 20 jenis asam amino.
Keberhasilan percobaan Miller ini memunculkan hipotesis lanjutan tentang asal usul kehidupan.
Para evolusionis menyatakan bahwa asam-asam amino kemudian bergabung dalam urutan yang
tepat secara kebetulan untuk membentuk protein. Sebagian protein-protein yang terbentuk secara
kebetulan ini menempatkan diri mereka pada struktur seperti membran sel yang diikuti
pembentukan sel primitif. Sel-sel ini kemudian bergabung membentuk organisme hidup. Mereka
menyebutnya sebagai evolusi biologi.

6. EVOLUSI BIOLOGI

Teori biologi merupakan teori evolusi kimia, yang berpendapat bahwa bumi ini pada
awalnya sangat panas sekali, kemudian suatu ketika bumi mengalami proses pendinginan. Dari
proses-proses tersebut maka dapat dihasilkan bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang berat akan
menyusun bumi sedangkan bahan yang ringan akan menyusun atmosfer.nnya ini asam amino
tersebut belum menunjukkan gejala hidup.
Oparin dan Haldane serta teori Urey menyebutkan bahwa zat organik (asam amino) yang
merupakan bahan dasar penyusun makhluk hidup, pada mulanya terakumulasi di lautan.
Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa dalam sel-sel tubuh makhluk hidup mengandung garam
(NaCl). Hal ini mendasari kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari laut.
Evolusi Biologi
Evolusi biologi dimulai pada saat pembentukan sel. Asam amino yang terbentuk dari
evolusi kimia akan bergabung membentuk makromolekul. Hal ini dibuktikan pada penelitian
Sidney W. Fox. Larutan yang mengandung monomer-monomer organik diteteskan ke pasir, batu,
atau tanah yang panas sehingga mengalami polimerisasi. Hasil polimerisasi ini dinamakan
proteinoid. Apabila proteinoid dicampur dengan air dingin terbentuklah kumpulan proteinoid
yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer. Mikrosfer memiliki beberapa sifat hidup
yang mempunyai membran selektif permeabel namun belum dapat dikatakan hidup. Kumpulan
proteinoid - Proteinoid merupakan polipeptida yang secara spontan berpolimerisasi dari
penguapan kumpulan asam amino. Proteinoid dibentuk oleh aktivitas vulkanik yang tinggi.

Sumber : Biology, Campbell

Oparin menggunakan istilah koaservat untuk mikrosfer. Koaservat merupakan tetesan


koloid yang terbentuk saat larutan protein, asam nukleat, dan polisakarida dikocok. Substansi
dalam koaservat dapat membentuk enzim yang berperan dalam pengambilan bahan dari
lingkungan sebagai bahan pembentuk tubuh. Adanya deretan molekul-molekul lipid dan protein
yang membatasi koaservat dengan lingkungan luar sekitarnya, telah dianggap sebagai selaput sel
primitif. Selaput sel primitif ini menyebabkan stabilitas koaservat akan tetap terjaga. Selaput sel
primitif ini diperkirakan berperan dalam pengaturan pertukaran substansi antara koaservat dan
lingkungan sekitarnya. Koaservat dengan selaput lipid protein mungkin merupakan tipe sel
primitif yang disebut protosel. Protosel kemudian akan membentuk sel awal yang merupakan
permulaan dari organisme uniselular. Oleh karena keadaan atmosfer saat itu tidak mengandung
O2, organisme awal tersebut diperkirakan bersifat prokariotik, anaerob, dan heterotrof.
Bagaimana protosel dapat berkembang menjadi organisme uniselular, bahkan menjadi makhluk
hidup multiselular seperti saat ini?
Perkembangan protosel menjadi organisme uniselular maupun multiselular tidak terlepas
dari sistem genetik pada protosel itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu, seorang ahli biokimia
dari
Havard yaitu Walter Gilbert pada tahun 1986 mengajukan hipotesis dunia RNA. Menurut
hipotesis itu, miliaran tahun yang lalu sebuah molekul RNA yang dapat mereplikasi terbentuk
secara kebetulan. Melalui pengaktifan oleh lingkungan, RNA ini dapat memproduksi protein.
Selanjutnya, diperlukan molekul kedua untuk menyimpan informasi tersebut, maka dengan suatu
cara tertentu terbentuklah DNA. Perhatikan gambar sistem genetik yang pertama agar Anda lebih
jelas.

Sistem genetic
Sistem genetik yang pertama
a. Gen pertama terbentuk dari polimerisasi secara spontan beberapa nukleotida.
b. RNA sederhana mengalami replikasi, tanpa keberadaan protein katalitik atau enzim.
c. RNA yang terdiri atas intron dan ekson mensintesis polipeptida (protein) dengan cara
melepaskan intron-intron.
d. Enzim reverse transkriptase merupakan enzim pertama dalam sistem ini yang
memungkinkan terbentuknya DNA.
e. Sel awal yang terdiri atas DNA, masih merupakan hubungan antara intron dan ekson.
Catatan:
1. Intron dan ekson biasanya merupakan kelipatan kode triplet.
2. Intron adalah penyusun RNA yang tidak dapat diekspresikan, sedangkan ekson merupakan
penyusun RNA yang dapat diekspresikan.
Segera setelah protosel memperoleh gen yang mampu mereplikasi menyebabkan protosel
mampu bereproduksi, dan dimulailah proses evolusi biologi. Sejarah kehidupan pun telah
dimulai. Selanjutnya organisme-organisme mengalami proses evolusi menurut jalur kehidupan
yang berbeda-beda.

RANGKUMAN
Beberapa ahli sudah mengeluarkan berbagai pendapat mengenai asal mula kehidupan
yang ada di bumi. Beberapa teori yang diajukan untuk memecahkan misteri bagaimana asal
mula kehidupan tersebut antara lain:
1. Teori Abiogenesis: Teori ini menekankan bahwa kehidupan berasal dari materi yang tidak
hidup atau benda mati, dan pembentukannya terjadi begitu saja/secara spontan. Salah satu
pencetus teori Abiogenesis yang paling terkenal adalah Aristoteles (384-322 SM) dan
Antonie van Leeuwnhoek (1632-1723).
2. Teori Biogenesis: Teori biogenesis adalah teori asal usul kehidupan yang menyatakan
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lain. Untuk mematahkan teori
abiogenesis, beberapa ilmuan kemudian melakukan percobaan secara ilmiah. Adapun para
ilmuwan yang mengemukakan teori Biogenesis ini antara lain Francesco Redi, Lazzaro
Spallanzani, dan Louis Pasteur.
3. Teori Cosmozoic / Kosmozoan: Teori Cosmozoic atau teori Kosmozoan menyatakan bahwa
asal mula makhluk hidup bumi berasal dari ”spora kehidupan” yang berasal dari luar
angkasa.
4. Teori Penciptaan: Teori ini berpandangan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan
seperti apa adanya. Teori ini tidak berdasarkan eksperimen.
5. Teori Evolusi Biokimia: Teori ini mencoba menggali informasi asal usul makhluk hidup
dari sisi biokimia.
6. Evolusi Biologi : Teori biologi merupakan teori evolusi kimia, yang berpendapat bahwa
bumi ini pada awalnya sangat panas sekali, kemudian suatu ketika bumi mengalami proses
pendinginan. Dari proses-proses tersebut maka dapat dihasilkan bahan-bahan kimia. Bahan-
bahan yang berat akan menyusun bumi sedangkan bahan yang ringan akan menyusun
atmosfer.nnya ini asam amino tersebut belum menunjukkan gejala hidup.

REFERENSI
1. Campbell, N.A. & J.B. Reece. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan:
Damaring Tyas Wulandari. Jakarta:Erlangga.
2. Campbell, N.A. & J. B. Reece. (2010). 3. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3 Terjemahan:
Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga

LATIHAN
1. Teori abiogenesis tumbang karena hasil percobaan dari ....
a. Harold Urey
b. Lazzaro Spallanzanic
c. Antonie van Leuwenhoek
d. Francesco Redi.
e. Louis Pasteur
2. Berikut ini tokoh yang merupakan penganut abiogeneisis adalah ....
a. Antonie dan Leuwenhoek
b. Harold Ureyc. Louis Pasteur
d. Lazzaro Spallanzanie. Francesco Redi
3. lmuwan yang berpendapat bahwa kehidupan yang ada di bumi berasal dari gas-gas yang ada
di atmosfer bumi dan membentuk sup purba yaitu ....
a. Carolus Linnaeus
b. Lamarck
c. Alfred Russeld.
d. Oparin
e. Charles Darwin
4. Kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya merupakan teori ....
a. abiogenesis
b. biogenesis
c. evolusi kimia
d. ,Darwin
e. Aristoteles
5. lmuwan yang menggunakan labu leher angsa dalam membuktikan teori biogenesis adalah
....
a. Louis Pasteur
b. Lazzaro Spallanzani
c. Aristoteles
d. Charles ,arwin
e. Francesco !edi
6. lmuwan yang membuktikan teori evolusi kimia yaitu ....
a. Lynn argulis
b. Francesco redi
c. Stanley Miller
d. Louis Pasteur
e. $. S. Haldane

7. Coba jelaskan diantara beberapa percobaan diatas, mana yang termasuk teori abiogenesis
1, biogenesis dan abiogenesis 2?
8. Mengapa teori asal usul makhluk hidup dari percobaan F. Redi, L. Spallanzani dan L.
Pasteur dimasukkan dalam teori biogenesis? Jelaskan!
9. Teori evolusi biologi apakah termasuk teori abiogenesis atau biogenesis? Jelaskan
percobaan saudara!
10. Teori evolusi biologi apakah termasuk teori abiogenesis atau biogenesis? Jelaskan
percobaan saudara!

Anda mungkin juga menyukai