Anda di halaman 1dari 11

Asal-usul kehidupan : Biogenesis versus Abiogenesis (1) Share 

ke 
Sampai sekarang belum ada seorangpun yang berhasil memecahkan masalah bagaimana asal kehidupan di
bumi ini. Banyak teori atau faham yang diajukan, tapi sampai sekarang belum memberikan jawaban yang memuaskan.
Usaha manusia untuk mengetahui bagaimana dan darimana asal kehidupan sudah dimulai sejak jaman Yunani kuno,
tetapi kebanyakan hanya berupa mitos.

Beberapa teori yang pernah diajukan untuk menjawab permasalahan tersebut diantaranya adalah:

1. Teori Kreasi Khas (Special Creation) : menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh suatu zat supranatural
2. Teori Mantap : menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal-usul (keadaan mantap)
3. Teori Kosmozoan : menyatakan bahwa kehidupan berasal dari spora kehidupan yang datangnya dari luar
angkasa
4. Teori Generatio Spontanea : menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta secara mendadak (spontan).
5. Teori Abiogenesis : menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. (Teori ini sering rancu
dengan Generatio Spontanea, sehingga sering dikatakan bahwa menurut teori Abiogenesis makhluk hidup
berasal dari benda tak hidup yang terjadi secara spontan. Sebenarnya ini dua teori yang berbeda)
6. Teori Biogenesis : menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya
7. Teori Naturalistik/Evolusi Organik/Neoabiogenesis/Oportunistik : menyatakan bahwa kehidupan tercipta melalui
proses evolusi kimia dan evolusi biologiberdasarkan pada konsep biologi modern.

http://biologimediacentre.com/asal-usul-kehidupan

asal usul makhluk hidup berdasarkan sains


Teori  asal usul kehidupan manusia dari segi sains biologi dibagi menjadi  4 macam :

1.       Teori abiogenesis

2.       Teori  biogenesis

3.       Teori evolusi kimia

4.       Teori evolusi biologi

1.    Teori abiogenesis

Menurut istilah abiogenesis dibagi menjadi 3 sub kata “a” yang artinya tidak, ‘’bio’’ yang artinya hidup,
‘’genesis’’ yang artinya pembentukan. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori abiogenesis
adalah kehidupan asal mula makhluk hidup adalah dari BENDA MATI dan terjadi begitu saja / secara
spontan yang disebut dengan generation spontanea.

Tokoh Pendukung Abiogenesis :

          I.        Aristoteles (384 SM)

Aristoteles (bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah


seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung.[] Ia menulis tentang
berbagai subyek yang berbeda,
termasuk fisika, metafisika, puisi, logika,retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi.[1] Bers
ama dengan Socratesdan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling
berpengaruh di pemikiran Barat (http://id.wikipedia.org)

Ia mengungkapkan 2 teori yang didapat dari penelitiannya yaitu

a.  Cacing berasal dari tanah

b.  Belatung berasal dari daging busuk

2.       Antonie van leuwenhoek (abad 17)

Antonie Philips van Leeuwenhoek (lahir di Delft, Belanda, 24 Oktober 1632 – meninggal


diDelft, Belanda, 30 Agustus 1723 pada umur 90 tahun) adalah ilmuwan Belanda yang berasal
dari Delft (http://id.wikipedia.org).

Ia mengungkapkan bahwa ia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk


mengamati benda-benda yang aneh yang amat kecil pada setetes air hujan, rendaman jemari, feses,
gigi, atau bahkan kuman yang berasal dari udara dan makanan basi.

2.    Teori  biogenesis

Teori biogenesis adalah kebalikan dari teori abiogenesis. Menurut istilah biogenesis dibagi menjadi 2
sub kata  ‘’bio’’ yang artinya hidup, ‘’genesis’’ yang artinya pembentukan. Jadi dapt simpulkan bahwa
teori biogenesis itu Kehidupan berawal dari makhluk hidup sebelumnya.

Teori Abiogenesis dibantahkan oleh :

a.       Fransisco Redi

b.      Lazzaro Spallanzani dan

c.       Luis Pasteur

a.         Fransisco Redi

Francesco Redi adalah seorang dokter, ahli bedah, dan ilmuwan yang terkenal dengan


eksperimennya yang menentang teori generasi spontan (Spontaneous Generation). Sebagai
seorang dokter dan ahli bedah, dia melayani bangsawan Tuscany seperti Ferdinand II dan Casimo
III.  Redi juga dikenal sebagai seorang penulis soneta, salah satu karyanya yang terkenal
berjudul Bacco in Toscano (1685) (http://id.wikipedia.org).

Redi melakukan percobaan menggunakan 3 setoples,

         Toples 1 Diisi sekerat daging, dibiarkan terbuka

         Toples 2 Diisi sekerat daging, ditutup rapat


         Toples 3 Diisi seikat daging, ditutup kain kasa

Hasilnya :

      Toples 1 Daging membusuk ditemukan banyak larva lalat (belatung)

  Toples 2 Daging tidak membusuk, tidak ditemukan belatung

  Toples 3 Daging membusuk, tidak ditemukan belatung

Jadi dari percobaan diatas redi dapat mengambil kesimpulan bahwa

  Larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk II dan III bukan terbentuk dari daging yang
membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat hinggap di daging.

  Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples III yang tertutup kain kasa penutupnya
ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya lebih relatif sedikit

b.         Lazzaro Spallanzani

Lazzaro Spallanzani (lahir 10 Januari 1729 – meninggal 12 Februari 1799pada umur 70 tahun)


adalah seorang imam, ahli fisiologi, dan ilmuwan asal Italia. Dia lahir dari pasangan Gianniccolò,
seorang pengacara, dan Lucia Ziglia. Pada tahun 1753, Spallanzani mendapatkan gelar doktor di
bidangfilosofi dan lima tahun kemudian ditahbiskan menjadi imam. Saat menjadi imam,
penelitiannya tentang fenomena alam tetap berjalan dan didanai olehGereja. generasi spontan
mikroorganisme kaldu pembusukan ada tahun 1755, Spallanzani menjadi
pengajar logika, metafisik, dan bahasa Yunani di Perguruan Tinggi Regio, Lombardy. Laporan
terakhir yang ditulis oleh Spallanzani muncul pada tahun 1978 mengenai pengamatan tanaman
yang disimpan dalam air dan sinar matahari memberikan oksigen dan menyerapkarbon dioksida.
Spallanzani meninggal akibat koma uremik pada 12 Februari 1799 (http://id.wikipedia.org).
Setelah fransesco redi melakukan percobaan, lazzaro spallanzani pun melakukan percobaan yaitu
dengan 2 stoples

         Stoples 1 Diisi air kaldu hasil pendidihan, dibiarkan terbuka

         Stoples 2 Diisi air pendidihan, dittup rapat dan diolesi parafin selagi masih panas

Hasilnya :

         Stoples 1 Air kaldu menjadi keruh, bau, dan mengandung banyak mikroba

         Air kaldu tetap jernih, tidak timbul bau, tidak mengandung mikroba

Dari percobaan nya spallazani mngambil kesimpulan bahwa


Mikroba yang ada di dalam kaldu bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapiberasal dari
kehidupan di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara
kedalam air kaldu.

c.     Luis Pasteur

Louis Pasteur (lahir di Dole, Jura, Franche-Comté, Perancis, 27 Desember 1822 – meninggal di


Marnes-la-Coquette, Hauts-de-Seine, Perancis, 28 September 1895 pada umur 72 tahun)
adalah ilmuwan kelahiran Perancis. Sebagai ilmuwan, ia berhasil menemukan cara
mencegah pembusukan makanan hingga beberapa waktu lamanya dengan proses pemanasan yang
biasa disebut pasteurisasi. Louis Pasteur memulai kariernya sebagai ahli fisika di sebuah sekolah
lanjutan atas. Pada usia 26 tahun ia sudah menjadi profesor di Universitas Strasbourg, kemudian ia
pindah ke Universitas Lille dan di sana pada tahun 1856 ia melakukan penemuan yang berarti sangat
besar bagi bidang kedokteran (http://id.wikipedia.org).

Louis merupakan penyempurna dari teori biogenesis yang dilakukan oleh fransesco redid an
spallazani. Ia menumbangkan teori abiogenesis dengan percobaan leher angsanya.

Percobaannya menggunkan 2 pipa yaitu pipa lurus dan pipa leher angsa.

         Pipa 1 labu diisi air kaldu, lalu didihkan dengan maksud agar organisme didalam lebih steril. Debu
masuk kdalam labu terinfeksi oleh mikro organisme.

         Pipa 2 labu diisi air kaldu, labu didihkan dengan maksud agar organisme didalam lebih steril. Debu dan
partikel di udara tertahan di lebu leher angsa.

Ini dapat kita lihat dalam gambar percobaan Louis Pasteur

Dari percobaannya Louis Pasteur mengambil kesimpulan bahwa


mikroorganisme yang ada dalam air kaldu bukan berasal dari air kaldu itu sendiri, melainkan dari
mikroorganisme yang ada di udara.

3.       Teori evolusi kimia

Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti
Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi
akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Dia atmosfer juga terbentuk senaywa-senyawa
sederhana yang mengandung unsure-unsur tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metan
(CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan
dilapisan atas atmosfer. Ketuika suhu atmosfer turun sekitar 100oC terjadilah hujan air mendidih.
Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan semacam ini pasti bumi saat itu belum
dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena
teredianya zat (materi) dan energi yang berlimpah.

Tokoh – tokoh dalam Teori evolusi kimia :

1.       Harold Urey (1893)

2.       Stanley Miller

1.       Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893)

Harold Clayton Urey (lahir 29 April 1893 – meninggal 5 Januari 1981 pada umur 87 tahun) adalah


seorang kimiawan Amerika Serikat yang mempelajari isotop. Urey mendapatkan Penghargaan Nobel
bidang kimia pada tahun 1934. Urey juga mengemukakan teori evolusi planet(http://id.wikipedia.org).

Menurut urey makhluk hidu terbentuk dari beberapa kondisi diantaranya

         Tersedianya molekul metana, amonia, uap air  dan hidrogen yang banyak di atmosfer

         Adanya bantuan energi yang timbul dari energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis  yang
menyebabkan zat tersebut bereaksi membentuk molekkul yang lebih besar

         Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana dan susunan kimianya dapat disamakan dengan virus

         Dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat hidup yang terbentuk tadi berkembang menjadi
sejenis organisme (makhluk hidup yang lebih komplek)

2.       Eksperimen Stanley miller

Miller adalah murid dari Harold urey. Ia menguji hipotesis Harold urey. ia tertarik untuk mlakukan
percobaan tentang asal usul kehidupan makhluk hidup.

Jika Harold urey melakukan percobaanya dengan halilintar asli, berbeda dengan Stanley miler,
ia  Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar (semasa purba), Miller mengaliri perangkat alat
tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. adanya aliran listrik bertegangan tinggi tersebut
menyebabkan gas-gas dalam alat miller bereaksi membentuk suatu zat baru. Kedalam perangkat
juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi dapat mengembun.

Eksperimen Miller dapat memberiakn petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem
kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat
terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan secara
luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia alam
yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui terbentuknya senyawa organik
secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba dengan energi listrik
halilintar. Selanjutnay semua senyawa tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks
dan terkurung dilautan. Akhirnay membentuk senyawa yang merupakan komponen sel.

4.    Teori biologi 

       Teori evolusi biologi  Alexander Ivanovich Oparin   mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia


terjadi sebelum di bumi terdapat kehidupan. Seperti sebelumnya, zat anorganik berupa air,
metana, karbon dioksida, dan amonia terkandung dalam atmosfer bumi. Zat anorganik tersebut
membentuk zat-zat organik akibat adanya radiasi dari energi listrik yang berasal dari petir.

Awal mula evolusi biologi terbentuk dari,

         Terbentuknya Makhluk Hidup Prokariotik

         Terbentuknya Organisme Fotoautotrof

         Bangkitnya Organisme Eukariotik

http://blogaldes.blogspot.com
Asal-usul kehidupan

Teori Abiogenesis

Teori yang dikemukakan Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari
benda tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea). Misalnya cacing
dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh banyak orang selama
beberapa abad.

Aristoteles (384-322 SM), adalah seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Sebenarnya dia mengetahui
bahwa telur-telur ikan yang menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut
merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang
berasal dari Lumpur.

Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja secara spontan. Itu sebabnya, teori
abiogenesis ini disebut juga generation spontanea. Bila pengertian abiogenesis dan generation spontanea digabung,
maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak hidup yang terjadinya
secara spontan (sebenarnya ini adalah dua teori yang berbeda, tetapi orang sudah kadung salah kaprah).

Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (ratusan tahun sebelum Masehi) hingga
pertengahan abad ke-17, dimana Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan
untuk mengamati makhluk-makhluk aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para
pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat
mereka tentang abiogenesis. Hasil pengamatan Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi judul “Living
in a drop of water“. Tokoh lain pendukung teori ini adalah John Needham.

Teori Biogenesis

Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal pendukung teori ini adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan
Louis Pasteur.

1. Francesco Redi
 

Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis.
Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam
labu dan diberi perlakuan tertentu.

 Labu I    :  diisi daging segar dan dibiarkan terbuka


 Labu II   :  diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
 Labu III  :  diisi daging segar dan ditutup rapat

Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai berikut:

 Labu I    :  dagingnya busuk, banyak terdapat belatung


 Labu II   :  dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
 Labu III  :  dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung

Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak terdapat
belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Sayangnya, meskipun tertutup
rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak
melakukan sterilisasi daging pada disain percobaannya.

2. Lazzaro Spallanzani

Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan
bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
 Labu I   : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
 Labu II  : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin, kemudian
dipanaskan

Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian hasilnya
sebagai berikut.

 Labu I   : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)
 Labu II  : tetap jernih, tidak mengandung mikroba

Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari
mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain
Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya hidup (elan
vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk hidup
(mikroba).

3. Louise Pasteur
Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu
yang  disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher
angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan beberapa hari kemudian diamati.
Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak ditemukan mikroba.

Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara,
tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur, mikroorganisme yang
tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk
pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir
melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya
kaldu.

Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar. Muncullah
ungkapan :

“ omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo”

yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup.

Anda mungkin juga menyukai