Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NURWAHYUNI

NIM : 14820119035
MATA KULIAH : MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI
PRODI : FARMASI
SEMESTER : ( EMPAT )

Pengertian Teori Biogenesis


Teori mengenai asal usul makhluk hidup yang berasal dari makhluk hidup juga, disebut
sebagai teori biogenesis. Banyak yang beranggapan bahwa teori biogenesis ini, dicetuskan
oleh Louis Pasteur. Beliau berpendapat bahwa benda hidup hanya dapat dihasilkan dari
benda hidup yang lain, dengan reproduksi (contohnya lalat bertelur, telur tersebut akan
menetas menjadi lalat-lalat). Jadi, kehidupan tidak dihasilkan dari sebuah benda mati. 

Selain Louis Pasteur, ada beberapa tokoh terkenal lainnya yang juga mengemukakan
pendapat mereka mengenai teori asal usul kehidupan ini. Siapa saja mereka?

Francesco Redi (1688)

Dalam sebuah usaha untuk bisa mempertahankan pendapatnya bahwa makhluk hidup tidak
berasal dari benda mati melainkan berasal dari makhluk hidup juga,  beliau melakukan
sebuah percobaan dengan menggunakan sepotong daging yang dimasukkan dalam 3 buah
labu.

 1) Labu yang pertama diisi sepotong daging, dan kemudian labu ditutup dengan rapat.
 2) Labu kedua juga diisi sepotong daging, kemudian labu ditutup dengan kain kasa.
 3) Labu ketiga juga diisi sepotong daging, namun akan dibiarkan terbuka.

Hasil dari percobaan tersebut menghasilkan sebuah pernyataan dari Redi, bahwa jika lalat
dicegah untuk tidak meletakkan telurnya pada daging, maka makhluk hidup (belatung) tidak
akan muncul dari daging tersebut. Jadi menurut Redi makhluk hidup berasal dari telur.

Lazzaro Spallanzani (1750)

Lazzaro Spallanzani melakukan sebuah percobaan yang lebih baik dari usah percobaan
Francesco Redi. Ia menggunakan 3 buah tabung yang masing-masing diisi dengan air kaldu
yang kemudian akan diperlakukan seperti:

 1) tabung pertama tanpa dipanasi, ditutup rapat;


 2) tabung kedua dipanaskan sampai mendidih, dibiarkan terbuka;
 3) tabung ketiga dipanaskan sampai mendidih, dan ditutup rapat.

Melalui percobaan ini Spallanzani menyatakan, apabila kaldu didihkan dan kemudian ditutup
rapat, tidak akan terjadi pembusukan sehingga tidak akan dijumpai makhluk hidup.

Louis Pasteur (1862)

Hasil eksperimen yang telah dilakukan oleh Redi dan Spallanzani masih dirasa tidak cukup
oleh banyak orang. Masih ada hal yang kurang yang bisa menjadi faktor tambahan untuk
memantapkan teori ini. Banyak yang berpendapat bahwa untuk dapat timbul sebuah
kehidupan secara spontan dari sebuah benda tak hidup, diperlukan adanya gaya hidup. 

Oleh karena itu, Louis Pasteur berusaha memperbaiki percobaan Spallanzani dengan
menggunakan labu yang mempunyai tutup berbentuk leher angsa (mirip dengan huruf S).
Dengan labu yang memiliki tutup menyerupai huruf S ini, maka kaldu yang ada dalam labu
masih bisa berhubungan dengan udara luar, tetapi makhluk hidup dari luar tidak dapat masuk
ke dalam labu. Berhubungan dengan udara luar ini lah yang dianggap bisa mewakili gaya
hidup.

Sama seperti percobaan sebelumnya, labu akan diisi oleh air kaldu, dan kemudian dipanaskan
sampai mendidih. Setelah itu, labu ditutup, dengan tutup pipa berbentuk huruf S. Setelah
diamati beberapa hari ternyata kaldu yang terdapat dalam labu percobaan tidak menunjukkan
adanya perubahan apapun.

Louis Pasteur akhirnya mengambil kesimpulan bahwa adanya kehidupan berasal dari
kehidupan lain, yang menghasilkan teori”

 1) Omne vivum ex ovo: Semua makhluk hidup berasal dari telur


 2) Omne ovum ex vivo: Semua telur berasal dari makhluk hidup
 3) Omne vivum ex vivo: Semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

Pengertian Teori Abiogenesis


Abiogenesis (a = tidak, bios = hidup, genesis = kejadian, asal). Secara jelasnya teori
ini mengandung dua pengertian, yaitu secara objek dan proses. Dari segi objek dalam teori ini
mengandung pengertian bahwa makhluk hidup berasal dari benda yang tak hidup. Sedangkan
dari prosesnya mengandung pengertian bahwa makhuk hidup terjadi dengan sendirinya
(secara begitu saja) dari makhluk tak hidup, yang selanjutnya dikenal dengan sebutan
Generatio Spontanea (generatio=kehidupan, spontanea=spontan) (Susilowarno, 2013).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa teori Abiogenesis adalah pendapat
yang mempunyai argumen dan data tersendiri terkait awal munculnya makhluk hidup yang
berasal dari makhluk tak hidup.
Asal-usul Lahirnya Teori Abiogenesis dan Perkembangannya
Berdasarkan atas uraian pengertian di atas, sebenarnya asal-usul lahirnya teori ini
karena adanya suatu pandangan terkait hasil penglihatan langsung (observasi) fenomena alam
sehingga disebutkan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tak hidup.
Menurut perkembangannya, teori ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (384-
322 SM) seorang filsuf Yunani yang berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara
tiba-tiba, contohnya cacing yang keluar dari tanah maka cacing tersebut berasal dari tanah
(Ferdinand, 2007).
Ilmuwan lain yang mendukung teori ini adalah Antonie Van Leuwenhoek,
Anaxamander (611-547 SM), Robert Hook (1635-1703) John Needham (abad 17) dan Jean
Bastiste van Helmont, seorang ahli fisika yang berkebangsaan Belgia.
Dalam percobaan para ilmuwan, Leuwenhoek berkesimpulan bahwa makhluk hidup
berasal dari rendaman air jerami. Anaxamaander berpendapat bahwa makhluk hidup berasal
dari lumpur, Hook berpendapat bahwa zat hidup pertama kali diduga ada hubungan dengan
sel gabus (Hermanto, 2012).
Selain itu, percobaan ilmuwan lain adalah dengan merebus sebentar air kaldu yang
berasal dari sepotong daging, Needham berkesimpulan bahwa air kaldu menjadi keruh karena
terdapat mikroorganisme sehingga mikroorganisme tersebut berasal dari air kaldu (Ferdinand,
2007).
Berbeda halnya dengan Van Helmont yang berpendapat bahwa tikus berasal dari biji
gandum dan keringat manusia. Hal tersebut didasarkan pada hasil pengamatannya, baju kotor
bekas keringat disimpan pada tempat penyimpanan gandum akan menjadi tikus setelah 20
hari. Tikus terbentuk dari fermentasi gandum dan keringat manusia yang merupakan daya
hidupnya. Percobaan lain Van Helmont adalah dengan tumbuhan willownya. Dari
pecobaanya itu, ia berkesimpulan bahwa tanah dapat menjadi benda hidup, yaitu substansi
tubuh tanaman (Karmana, 2007).
Teori Abiogenesis yang diyakini oleh beberapa ilmuwan ini bertahan cukup lama
yaitu dari masa Yunani kuno (sebelum Masehi) hingga pertengahan abad 17, pemikiran-
pemikiran para ilmuwan pun lahir karena memang hal-hal tersebut terjadi di lingkungan
sekitarnya dan diyakini secara empiris setelah melalui percobaan.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak semua orang pada
zaman itu membenarkan paham dan meyakini teori Abiogenesis, maka banyak ilmuwan yang
gencar melakukanneksperimen-eksperimen. Untuk membuktikan bahwa makhluk hidup yang
begitu kompleks tidak berasal dari makhluk tak hidup. Hingga pada akhirnya teori
Abiogenesis tumbang oleh para ilmuwan yang mendukung teori Biogenesis yang menyatakan
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnnya. Teori Abiogenesis berkembang
menjadi teori Biogenesis yang lebih bisa dipertanggungjawabkan.
Teori Biogenesis didukung oleh tiga tokoh terkenal yaitu Francesco Redi (Italia,
1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-
1895).
Percobaan yang dilakukan Redi yaitu dengan menggunakan daging yang disimpan
dalam stoples yang diberi perlakuan berbada (ditutup rapat, ditutup kain kasa, dan dibiarkan
terbuka) menghasilkan suatu simpulan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam stoples
yang diberi perlakuan ditutup kain kasa dan dibiarkan terbuka berasal dari telur lalat yang
ditinggalkan pada daging busuk tersebut ketika lalat hinggap sedangkan pada stoples yang
ditutup rapat tidak ada belatung dan daging tidak membusuk.
Kelemahan percobaan ini adalah Redi tidak melakukan sterilisasi daging terlebih
dahulu sehingga dalam jangka waktu lama daging yang berada pada stoples yang ditutup juga
membusuk.
Percobaan Redi, diperbaiki oleh Spallanzani yang mennggunakan bahan air kaldu
rebusan daging. Pada percobaannya, Spallanzani membuktikan bahwa mikroba yang ada di
dalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan
di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara ke
dalam air kaldu tersebut karena pada labu yang ditutup rapat dibuktikan tidak mengalami
perubahan apapun.
Kelemahan percobaan Spallanzani ini adalah apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih
lama, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta
baunya tidak enak (busuk). Selain itu, percobaan Spallanzani ini juga menimbulkan
pernyataan keberatan dari pendukung paham Abiogenesis karena menurut mereka untuk
terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh
udara tersebut terjadilah generation spontanea.
Berselang kurang lebih satu abad, percobaan Spallanzani disempurnakan oleh Louis
Pasteur sekaligus menumbangkan paham Abiogenesis. Percobaan Pasteur membuktikan
bahwa dengan menggunakan labu leher angsa, air kaldu yang telah dipanaskan kemudian
didinginkan setelah beberapa hari air kaldu tersebut tetap jernih dan tidak mengandung
mikroorganisme. Namun setelah labu tersebut dimiringkan hingga air kaldu di dalamnya
mengalir ke permukaan pipa dan terkontaminasi dengan udara, setelah diamati selama
beberapa hari, air kaldu tersebut menjadi banyak mengandung mikroorganisme. Pasteur
menyebutkan bahwa air yang menguap dan mengembun didalam pipah leher angsa pada labu
yang digunakan dapat menghambat masuknya mikkroorganisme dari udara luar.
Dari percobaan-percobaan yang telah dilakukan maka teori baru yaitu teori
Biogenesis menyatakan bahwa:
1. omne vivum ex ovo yaitu setiap makkhluk hidup berasal dari telur;
2. omne ovum ex vivo yaitu setiap telur berasal dari makhluk hidup; dan
3. omne vivum ex vivo yaitu setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Meskipun teori Abiogenesis telah tumbang oleh teori Biogenesis, namun paham Abiogenesis
tetap sangat berarti dan perlu mendapat apresiasi. Sebagai pelopor, pencetus ide/pemikiran,
dan paham yang mendorong munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih empiris, logis
dan dapat dipertanggungjawabkan
TAKSONOMI.
Pengertian virologi
Virologi ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus.[1]
Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua kelompok ini
saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi.

Virologi memiliki posisi strategis dalam kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat
bagi industri farmasi dan pestisida. Virologi juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran,
kedokteran hewan, peternakan, perikanan dan pertanian karena kerugian yang ditimbulkan
virus dapat bernilai besar secara ekonomi.

Pengertian bakteriologi
Bakteriologi merupakan cabang ilmu mikrobiologi yang mempelajari tentang bakteri,
termasuk mempelajari morfologi, ekologi, genetika dan biokimia dari bakteri dan berbagai
aspek lain yang berhubungan dengan bakteri. Bakteriologi juga mempelajari mengenai
identifikasi, klasifikasi, dan juga karakterisasi dari spesies bakteri.

Pengertian mikologi
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fungi (jamur) atau
sering disebut juga cendawan.

Kajian dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi
jamur, budidaya jamur. Mikologi sangat besar pengaruhnya terhadap fitopatologi karena
banyak penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur; sehingga pernah fitopatologi disebut
sebagai mikologi terapan.

Pengertian vikologi
Fikologi (Yunani: φύκος, phykos, "ganggang"; dan -λογία, -logia) atau algologi (Latin: alga,
"ganggang"), adalah subdisiplin botani yang mempelajari alga atau ganggang. Fikologi juga
mempelajari beberapa organisme prokariotik yang dikenal sebagai Cyanobacteria.

Pengertian protozologi
Protozoologi merupakan cabang biologi (dan mikrobiologi) yang mengkhususkan diri dalam
mempelajari kehidupan dan klasifikasi protozoa. Secara klasik, objek pengkajiannya adalah
empat kelompok besar protozoa: Amoeboidea, Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa. Sekarang
diketahui bahwa keempat kelompok ini tidak banyak memiliki kemiripan secara genetik dan
sering kali dibahas secara terpisah.
HABITAT
Mikrobiologi air
mikrobiologi air mengacu pada studi tentang mikroorganisme yang hidup di air, atau
yang dapat diangkat dari satu habitat yang lain dengan air

Mikrobiologi udara
Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup dan tumbuh
terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme-organisme
yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel debu. Jumlah
dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara akan bervariasi sesuai dengan lokasi,
kondisi cuaca dan jumlah orang yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/biogenesis-teori-asal-usul-kehidupan-4560/

https://id.wikipedia.org/wiki/Virologi

https://id.wikipedia.org/wiki/Bakteriologi

https://id.wikipedia.org/wiki/Mikologi

https://id.wikipedia.org/wiki/Fikologi

https://id.wikipedia.org/wiki/Protozoologi

Ferdinand P., Fiktor. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Visindo Media Pesada

Hermanto, Bambang. 2012. Metode The King Biologi Ala Tentor. Jakarta: Wahyumedia

Karmana, Oman. 2007.Cerdas Belajar Biologi. Bandung: Grafindo Saputro, Adi. 2010. Beberapa Teori
Ilmiah tentang Asal Usul kehidupan di Bumi.

[Online]. Tersedia di: http://www.astronomi.us/2010/12/beberapa-teori-ilmiah-tentang-asal-usul-


kehidupan-di-bumi.html. Diakses 27 September 2014 Susilowarno, Gunawan, dkk. 2013. Biologi
SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Grasindo

Anda mungkin juga menyukai